KERANGKA KONSEPTUAL
AKUNTANSI PEMERINTAH
TUJUAN PENGAJARAN:
Memahami tentang Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di Pemerintah
Memahami dan mengetahui Standar Akuntansi Pemerintah
Memahami Kerangka Konseptual dalam Akuntansi pemerintah
P raktik akuntansi harus dilaksanakan mengacu pada Prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum (PABU). Berlaku Umum mempunyai makna bahwa laporan keuangan suatu
perusahaan bisa dimengerti oleh siapa pun dengan latar belakang apa pun. Dalam hal ini,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 paragraf 9 dan 10 menyatakan
bahwa laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar akuntansi tetap bisa memenuhi
kebutuhan semua pengguna yang meliputi investor sekarang dan investor potensial,
karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor lainnya, pemerintah serta lembaga-
lembaga lainnya, dan masyarakat. Jika tidak ada PABU, maka sebuah entitas akuntansi
harus membuat laporan keuangan dalam banyak
format karenanya banyaknya pihak yang berkepentingan.
Meski demikian, berhubung investor merupakan penanam modal yang secara
relatif mempunyai risiko yang lebih banyak, maka laporan keuangan entitas akuntansi,
khususnya perusahaan, berdasarkan standar akuntansi keuangan akan mengandung
lebih banyak informasi untuk kepentingan investor. Selain itu, aturan-aturan yang
dibuat lebih banyak dimaksudkan agar laporan keuangan memberikan informasi yang
memenuhi kepentingan investor.
24 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
butir (2) yang menerbitkannya tidak pernah dinyatakan keberatan daribadan
pengatur standar dari IAI, tetapi belum pernah secara terbuka dikomentari
oleh publik.
Praktik atau pernyataan resmi yang secara luas diakui sebagai berlaku umum
karena mencerminkan paktik yang lazim dalam industri tertentu, atau
penerapan dalam keadaan khusus dari pernyataan yang diakui sebagai
berlaku umum, atau penerapan standar akuntansi internasional atau standar
akuntansi yang berlaku umum di wilayah lain yang menghasilkan penyajian
subtansi transaksi secara lebih baik.
Praktik akuntansi yang sangat dinamis sering kali akan menemui kondisi dan/
atau situasi yang belum diatur dalam PABU. Dalam situasi baru, sudah pasti tidak ada
prinsip-prinsip yang berlaku umum. Jika entitas-entitas yang berbeda menerapkan
kebijakan yang berbeda-beda, maka tidak terdapat mekanisme untuk menilai prinsip
mana yang berlaku umum. (pada praktinya, bukanlah suatu hal yang tidak mungkin
bahwa semuanya akan dianggap sebagai prinsip-prinsip yang berlaku umum). Di sisi
lain, sebuah rekomendasi dari badan yang menetapkan standar secara otomatis akan
dianggap menjadi berlaku umum tanpa melihat praktik-praktik lainnya, tidak peduli
seberapa tidak populernya rekomendasi yang diberikan tersebut.
26 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Komite SAP merupakan sebuah cerita panjang seiring dengan perjalanan
reformasi keuangan di Indonesia. Kebutuhan standar dan pembentukan komite
penyusutannya mulai muncul ketika desakan untuk penerapan IPSAS semakin kuat.
Diawali dengan pembentukan kompertemen Akuntan Sektor Publik di IAI pada
tanggal 8 Mei 2000 yang salah satu programnya adalah penyusunan standar akuntansi
keuangan untuk berbagai unit kerja pemerintahan. Keprihatinan akan situasi proses
pelaporan keuangan sektor publik dijadikan satu-satunya alasan bagi peluncuran
program pengembangan standar akuntansi.
Dari proses tersebut dihasilkan Exposure Draft Standar Akuntansi Sektor publik
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik- IAI. Ada enam
Exposure Draft yang dikeluarkan :
Penyajian laporan keuangan.
Laporan arus kas
Koreksi surplus defisit, kesalahan fundamental, dan perubahan kebijakan
akuntansi.
Dampak perubahan nilai tukar mata uang luar negeri.
Kos pinjaman.
Laporan keuangan konsolidasi dan entitas kendalian.
Publikasi tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk segera bergerak
mengeluarkan SAP. Sampai kemudian, sebelum UU tentang Keuangan Negara ditetapkan,
Menteri Keuangan RI telah menetapkan keputusan Menteri Keuangan Nomer
308/KMK.012/2012 Tanggal 13 Juni 2002 tentang komite Standar Akuntansi Pemerintah
Pusat dan Daerah (KSAP), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
keputusan Menteri Keuangan Nomor 379/KMK.012/2004 Tanggal 6 Agustus 2004.
Komite ini bekerja dengan melibatkan banyak unsur yang secara formal dinyatakan terdiri
atas unsur Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, dan unsur IAI.
Selanjutnya, dengan dikeluarkannya UU Nomor 1 Tahun 2004, penetapan Komite
SAP dilakukan dengan keputusan presiden (keppres) dan telah diterbitkan keputusan
presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2004 tentang komite Standar Akuntansi
Pemerntah pada tanggal 5 Oktober 2004, yang telah diubah dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2005 Tanggal 5 januari 2005.
KSAP bertugas mempersiapkan penyusutan konsepRancangan Peraturan Pemerintah
tentang SAP sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang wajib diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan / atau pemda.
KSAP terdiri atas komite Konsultatif dan Komite Kerja. Komite Konsultatif
bertugas memberi Konsultasi dan / atau pendapat dalam rangka perumusan konsep
Rancangan peraturan pemerintah tentang SAP. Komite kerja bertugas mempersiapkan,
28 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Pembentukan kelompok kerja
Riset terbatas oleh Kelompok Kerja.
Draf awal dari Kelompok Kerja.
Pembahasan darf awal oleh Komite Kerja.
Pengembalian keputusan oleh Komite Kerja.
Pelaporan kepada komite pengarah dan persetujuan atas Draf Publikasian.
Peluncuran Draf Publikasian.
Dengar pendapat publik dan dengar pendapat terbatas.
Pembahasan tanggapan dan masukan atas Draf Publikasian dari dengar
pendapat.
Permintaan pertimbangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pembahasan tanggapan BPK
Finalisasi Standar.
Pemberlakuan Standar.
Sosialisasi awal Standar.
D. Kerangka Konseptual
30 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan anat pemerintah
secara substansial, terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem
pemerintahaan Republik Indonesia, yaitu pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, dan pemkab/pemkot. Pemerintah yang lebih luas cakupannya
memberi arahan kepada pemerintahan yang cakupannya lebih sempit.
Adanya pemerintah yang menghasilkan pendapatan pajak atau bukan
pajak yang lebih besar mengakibatkan diselenggarakannya sistem bagi
hasil, alokasi sana umum, hibah, atau subsidi antarentitas pemerintahan.
Adaya pengaruh proses politik
Adalah satu tujuan utama pemerintah adalah meningkatkan
kesejahteraan seluruh rakyat. Sehubungan dengan hal tersebut,
pemerintah berupaya mewujudkan keseimbangan fiskal dengan
mempertahankan kemampuang keuangan negara yang besumber dari
pendapatan pajak dan sumber-sumber lainnya guna memenuhi keinginan
masyarakat. Salah satu ciri yang penting dalam mewujudkan
keseimbangan tersebut adalah berlangsungnya proses politik untuk
menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada di masyarakat.
Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah
Walaupun dalam keadaan tertentu pemerintah memungut secara
langsung atas pelayanan yang diberikan, pada dasarnya sebagian besar
pendapatan pemerintah bersumber dari pungutan pajak dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah pajak yang dipungut
tidak berhubungan langsung dengan pelayanan yang diberikan
pemerintah kepada wajib pajak. Pajak yang dipungut dan pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah mengandung sifat-sifat tertentu yang
wajib dipertimbangkan dalam mengembangkan laporan keuangan, antara
lain sebagai berikut:
Pembayaran pajak bukan merupakan sumber pendapatan yang sifatnya
suka rela.
Jumlah pajak yang dibayar ditentukan oleh basis pengenaan pajak
sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, seperti
penghasilan yang diperoleh, kekayaan yang dimiliki, aktivitas
bernilai tambah ekonomis, atau nilai kenikmatan yang diperoleh.
Efisiensi pelayanan yang diberikan pemerintah dibandingkan dengan
pungutan yang digunakan untuk pelayanan dimaksud sering sukar
diukur sehubungan dengan monopoli pelayanan oleh pemerintah.
Dengan dibukanya kesempatan kepada pihak lain untuk
menyelenggarakan pelayanan yang biasanya dilakukan pemerintah,
32 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
tidak menghasilkan pendapatan secara langsung bagi pemerintah, bahkan
menimbulkan komitmen pemerintah untuk memeliharanya di masa
mendatang.
Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana untuk Tujuan Pengendalian
Akuntansi Dana (Fund Accounting) adalah sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan yang lazim diterapkan di lingkungan pemerintah
yang memisahkan kelompok dana menurut tujuannya, sehingga masing-
masing merupakan entitas akuntansi yang mampu menunjukkan
keseimbangan antara belanja dan pendapatan atau transfer yang diterima.
Akuntansi dana dapat diterapkan untuk tujuan pengendalian masing-
masing kelompok dana selain kelompok dana umum (the general fund)
sehingga perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pelaporan
keuangan pemerintah.
ENTITAS Pelaporan dan pengguna laporan keuangan
Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang
bertujuan umum, yang terdiri atas:
Pemerintah pusat;
Pemerintah daerah;
Masing-masing kementerian negara/lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi
lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi
dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan,
pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi,
tugas dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang
terpisah dari entitas pelaporan lainnya.
Laporan keuangan pemerintah disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi dari
semua kelompok pengguna. Beberapa kelompok utama pengguna laporan
keuangan pemerintah, namun tidak terbatas pada:
Masyarakat;
Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman; dan
Pemerintah.
34 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Tujuan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat
keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya keuangan;
Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai;
Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan
pajak dan pinjaman;
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas
pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan
informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya
keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/ kurang pelaksanaan
anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/ defisit-Laporan Operasional
(LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.
36 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar
memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Karakteristik yang merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah relevan,
andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di
dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi
masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat
dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan:
Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
Memiliki manfaat prediktif (predictive value).
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang
akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
dalam pengambilan keputusan.
Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang
termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar
kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
38 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Laporan Realisasi Anggaran, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban,
dan ekuitas dalam neraca
EntitaspelaporanyangmenyajikanLaporanKinerjaKeuanganmenyeleggarakan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya
basis akrual, baik dalam pengakuan aset, belanja, dan pembiayaan, maupun
dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun, penyajian
Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasrkan basis kas.
Nilai Historis (Historical Cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada
saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan
datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena
lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis,
dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.
Realisasi (Realization)
Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah
diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan
digunakan untuk membayarutang dan belanja dalam periode tersebut.
Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Substance Over Form)
Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas
ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi
atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka
hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
Prinsip Periodisitas (Periodicity)
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan
posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang
digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan, dan
semesteran juga dianjurkan.
Prinsip Konsistensi (Consistency)
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal).
40 AKUNTANSI PEMERINTAHAN
lain di samping mereka yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan
informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang
dipikul oleh suatu entitas pelaporan.
Keseimbangan Antar karakteristik Kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan
dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar
karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan
keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif
tersebut merupakan masalah pertimbangan profesional.