Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Disusun oleh :
1. Ari Ira Safitri
2. M. Indra Jayadi
3. Rodinda Prasetiani

:
:
:

B.231.11.0479
B.231.11.0130
B.231.11.0483

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI S1 AKUNTANSI
ANGKATAN 2012

BAB I
PENDAHULUAN
Standard Akuntansi Keuangan Untuk ETAP
Pada tanggal 19 Mei 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengesahkan
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
SAK ETAP ini nampak seide dengan International Financial Reporting Standard for
Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Meskipun memiliki judul yang berbeda,
namun baik SAK ETAP maupun IFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan bagi entitas tanpa
akuntabilitas publik, hanya saja istilah yang digunakan sebagai judul pada IFRS adalah small and
medium-sized entities (SMEs).
Jadi, apabila kita membandingkan judul pada IFRS for SMEs dan SAK ETAP, maka istilah
entitas tanpa akuntabilitas publik sama pengertiannya dengan small and medium-sized entities. .
Apabila SAK ETAP telah disahkan pada bulan Mei 2009, IFRS for SMEs sendiri baru disahkan
pada bulan Juli 2009.
Kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas
publik (ETAP) yaitu:
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan; dan Suatu entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan
pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan
efek di pasar modal.
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat,bank,entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa
dana dan bank investasi.
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) bagi pengguna eksternal.
Contoh :
Pengguna eksternal adalah:
a. Pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha
b. Kreditur
c. Lembaga pemeringkat kredit.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan dapat menggunakan SAK ETAP
jika otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
Akan tetapi, bila suatu entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan menyusun
laporan keuangannya sesuai IFRS for SMEs, maka laporan keuangan yang disusun tersebut tidak
boleh menyatakan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan IFRS for SMEs,
meskipun terdapat undang-undang atau regulasi yang mengizinkan penggunaan IFRS for SMEs
bagi entitas yang memiliki akuntabilitas yang signifikan.

Situs IAI dengan judul Peluncuran Standar Akuntansi Syariah dan Standar Akuntansi
ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang dipublikasikan pada tanggal 15 Juli 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akan meluncurkan standar akuntansi syarih dalam tiga bahasa
serta standar akuntansi ETAP (SAK ETAP) di dalam acara Seminar Nasional Akuntansi Tiga
pilar Standar Akuntansi Indonesia yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan
Akuntan Indonesia di kota Malang pada tanggal 17-18 Juli 2009.
Standar Akuntansi untuk Entitas tanpa akuntabilitas publik akan membantu perusahaan
kecil menengah dalam menyediakan pelaporan keuangan yang tetap relevan dan andal dengan
tanpa terjebak dalam kerumitan standar berbasis IFRS yang akan kita adopsi di dalam Standar
Akuntansi PSAK kita. Proses harmonisasi IFRS dan PSAK kita harapkan akan selesai pada
tahun 2012 demikian ungkap ketua DSAK, M. Jusuf Wibisana. SAK ETAP ini akan khusus
digunakan untuk perusahaan tanpa akuntanbilitas publik yang signifikan. Perusahaan yang
terdaftar di dalam bursa efek dan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan tetap harus
menggunakan PSAK kita yang umum. SAK ETAP ini akan mulai diberlakukan pada tahun 2011
namun penerapan lebih awal di 2010 diperbolehkan Ujar ketua DPN IAI, Ahmadi Hadibroto.
Standar akuntansi syarih akan diluncurkan dalam tiga bahasa yakni bahasa Indonesia,
Inggris dan bahasa Arab. Standar ini diharapkan dapat mendukung industri keuangan syarih
yang semakin berkembang di Indonesia. Dengan diluncurkannya dua standar tersebut, maka
standar akuntansi di Indonesia menjadi lengkap dengan tiga pilar standar akuntansi yakni SAK
(Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum), SAK ETAP dan SAK Syarih.
Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara
di dunia dalam komunitas tunggal yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Akuntansi
adalah media komunikasi, oleh karena itu sering disebut sebagai Bahasanya Dunia Usaha
(Business Language). Dewasa ini peran akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakin besar dalam membantu melancaarkan
tugas manajemen untuk melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan. Karena
perkembangan bidang perekonomian tersebutlah yang menyebabkan peran akuntansi semakin
meningkat, dan penigkatan bidang-bidang tersebut menuntut adanya akuntansi yang
dapat memberikan informasi keuangan yang di butuhkan dalam pengambilan keputusan.

BAB II
PERMASALAHAN
Berangkat dari berkembangnya tuntutan dan kesadaran tanggung jawab sosial
perusahaan, pro dan kontra terhadap konsep akuntansi sosial dan pengembangan akuntansi sosial
di Indonesia, makalah ini akan membahas secara teoritis tentang akuntansi sosial dan
penerapannya di Indonesia. Pembahasan akan dilakukan dengan menguraikan fenomena
permasalahan sosial yang terjadi pada entitas bisnis di Indonesia untuk menjawab permasalahan:
Kenapa perusahaan yang belum go public memakai IFRS? Padahal perusahaan tidak dituntut
memakai IFRS, Apa keuntungan memakai IFRS bagi prusahaan yang belum go public?.

BAB III
4

PEMBAHASAN

Akuntansi keuangan
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan
laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta
pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan
akuntansi (Aktiva = Kewajiban + Modal). Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah
pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan
berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan
biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer
sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari
akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturanaturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk
kepentingan eksternal. Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan
dapat berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang
sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-prinsi
Akuntansi Indonesia tahun 1984.
Standar Akuntansi terbagi menjadi dua, yaitu Konseptual Frame Work dan
Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan. Dan Perkembangan Standar Akuntansi itu sendiri
mempunyai dua sistem, yaitu IFRS ( International Financial Reporting Standart ) dan ETAP
( Entitas Tanpa Akuntabilitas Public ).
Manfaat Standar Akuntansi

Untuk keseragaman laporan keuangan

Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga


meminimalkan bias dari penyusun

Memudahkan auditor

Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk


membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.

Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan
kepada masing-masing pengguna

Regulasi mengharuskan perusahaan dengan kriteria tertentu menyusun laporan keuangan


berdasarkan standar: UU PT, UU Pasar Modal.\

menginterpretasikan

dan

1. Konseptual Framework
Suatu sistem yang koheren tentang tujuan dan konsep dasar yg sailing berkait, yan
g diharapkan dapatmenghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberi pedoman
tentang jenis, fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan. (sumber : FASB
1978).
Konseptual framework dalam akuntansi adalah sebuah konstitusi, suatu sistem koheren
dari tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat mengarah pada standar yang konsisten
dan menentukan sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporankeuangan.
Tujuannya adalah merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Memberikan pedoman dalam penyelesaian perselisihan yang timbul selama proses
penetapan standar dengan cara mempersempit pertanyaan menjadi apakah standar spesifik
tertentu telah sesuai dengan kerangka konseptualnya IAI pada bulan September 1984
memutuskan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC sebagai dasar
penyusunan dan penyajian informasi keuangan di Indonesia. Untuk memahami conceptual
framework kita harus memahami tahapan-tahapan yang ada sebagai satu kesatuan yang dapat
dilihat pada gambar 1 dibawah ini. Dari gambar terlihat ada 3 tingkatan, dimana masing-masing
tingkatan memiliki peranannya masing-masing. Pada level pertama yaitu objectives,
mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari akuntansi serta merupakan bangunan inti dari kerangka
kerja konseptual. Sedangkan pada level kedua disajikan dengan qualitative characteristic dan
elements of financial statements merupakan penghubung antarale vel pertama denganle vel
ketiga, dimana padalevel ketiga berisikan measurement and recognition concepts yang nantinya
akan digunakan dalam menetapkan dan mengaplikasikan standar-standar akuntansi. Dimana di
level tiga ini meliputi Assumption, Principle, dan juga Constraint.
2. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan
keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun
1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984. SAK di Indonesia merupakan
terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS,IFRS,ETAP,GAAP. Selain itu ada
juga PSAK syariah dan juga SAP.
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan untuk
memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta memudahkan pembaca
laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan saat ini berdasarkan IFRS.
6

Kenapa perusahaan yang belum go public memakai IFRS? Padahal


perusahaan tidak dituntut memakai IFRS, Apa keuntungan memakai IFRS
bagi prusahaan yang belum go public?.

Karakteristik IFRS

IFRS menggunakan Principles Base :

Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus
pada spirit penerapan prinsip tersebut.

Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi
akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan
penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai

Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun


kualitatif
Manfaat IFRS

1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan


2. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional
3. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan dalam
ketentuan pelaporan keuangan
4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis
keuangan bagi para analis
5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice

SAK-ETAP
SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP
diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan mulai diterapkan pada 1
Januari 2010. SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan
secara prospektif yang berarti mengakui semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak
mengakui asset dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi
pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga
menerapkan pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.

Manfaat SAK ETAP


Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk
pengembangan usahanya.
Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :
1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana
2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan
3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi di
Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk
PSAK-IFRS
5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada beberapa
hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS
SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar istilah yang mempermudah untuk memahami
SAK ini.
Karakteristik ETAP

ETAP adalah entitas yang:

Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial


statement) bagi pengguna eksternal.

Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Dengan mengadopsi IFRS berarti laporan keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi
yang sama, hal ini akan memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi dengan
cabang cabang perusahaannya yang berada dalam negara yang berbeda, meningkatkan kualitas
pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan. Dengan mengadopsi IFRS juga berarti
meningkatkan kepastian dan konsistensi dalam interpretasi akuntansi, sehingga memudahkan
proses akuisisi dan divestasi. Dengan mengadopsi IFRS kinerja perusahaan dapat
diperbandingkan dengan pesaing lainnya secara global, apalagi dengan semakin meningkatnya
persaingan global saat ini. Akan menjadi suatu kelemahan bagi suatu perusahaan jika tidak dapat
diperbandingkan secara global, yang berarti kurang mampu dalam menarik modal dan
menghasilkan keuntungan di masa depan.
Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi internasional untuk memudahkan
perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian,
untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan
pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun sifatnya
baru harmonisasi, dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar internasional
tersebut. Adopsi standar akuntansi internasional tersebut terutama untuk perusahaan publik. Hal
ini dikarenakan perusahaan publik merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan
hanya nasional tetapi juga secara internasional. Jika ada perusahaan dari luar negeri ingin
menjual saham di Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar
akuntansi yang dipergunakan dalam menyusun laporan.
Sebuah perusahaan ketika akan beralih ke IFRS terlebih dahulu akan
mempertimbangkan cost and benefit-nya. Perusahaan akan menerapkan IFRS apabila
memperoleh incremental benefit atas penerapan IFRS tersebut. Namun bagi perusahaan
multinasional, wajib menerapkan IFRS dalam laporan keuangannya dikarenakan perusahaan ini
berpatner dengan perusahaan-perusahaan lain secara global. Jika perusahana multinasional tidak
mau mengadopsi IFRS, maka ia akan ditinggalkan oleh patner usahanya yang membutuhkan
laporan keuangan yang berstandar internasional.
Selain itu keuntungan negara Indonesia mengadopsi IFRS adalah membuka peluang
kerjasama Internasional, mendukung pertumbuhan ekonomi dengan lebih banyak lagi masuknya
investor-investor asing dan semakin besarnya peluang/lapangan kerja. Menurut kami, akuntansi
9

adalah sumber dari segala informasi yang ada di sebuah perusahaan. Setiap Keputusan yang
diambil adalah tindak lanjut dari akhir siklus akuntansi yakni laporan keuangan. Laporan
Keuangan hendaknya dapat memberikan informasi yang pasti, tepat, dan mudah dimengerti bagi
orang yang berhak terutama para investor/pemilik saham/dewan direksi. Untuk itu, IFRS harus
diterapkan. Oleh karena itu, dengan adanya akuntansi internasional kita ambil dari sisi positifnya
ketimbang negatifnya.

BAB VI
KESIMPULAN
Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik
bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan
akan item item pengungkapan akan semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin
tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan
perusahaan, laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan
akurat, dan laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi
yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan.

10

11

Anda mungkin juga menyukai