Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

BAB 1 PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI

BAB 2 KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Aldhira Bagas Bramantyo F3318005

Aldifa Fitria Salsabella F3318006

Aliffa Sekar Novantika F3318008

Anita Widya Ningrum F3318015

Aprilia Putri Damayanti F3318016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


2019

BAB 1

PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI

A. PASAR GLOBAL

1. LAPORAN KEUANGAN DAN PELAPORAN KEUANGAN


Karakteristik penting dalam akuntansi

1. Identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan


2. Entitas ekonomi
3. Pihak yang berkepentingan.
Akuntansi Keuangan (Finansial Accounting) adalah proses yang
memuncak dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan untuk
digunakan oleh pihak internal dan eksternal.

Para pengguna laporan keuangan mencakup


a. Investor
b. Kreditor
c. Manajer
d. Serikat pekerja
e. Badan pemerintahan.
Akuntansi Manajerial (Managerial Accounting) adalah proses
mengidentifikasi, mengukur, menganalisis dan mengomunikasikan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk
merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi operasi perusahaan.
Laporan keuangan merupakan media untuk menyampaikan data
berupa informasi keuangan kepada pihak luar.

Laporan keuangan yang paing sering disajikan adalah


1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi Komprehensif
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas.
Dalam melaporkan informasi keuangan selain menggunakan laporan
keuangan juga bisa menggunakan pelaporan keuangan (Finansial
Reporting)

2. AKUNTANSI DAN ALOKASI MODAL


Dalam dunia akuntansi, sumber daya sangat penting untuk mengatur
dan mengalokasikan perusahaan dan sistem didalamnya dalam hal
akuntansi agar dapat berjalan secara efisien. Akuntan harus mengukur
kinerja dengan akurat dan wajar secara teratur, sehingga manajer dan
perusahaan yang tepat mampu menarik modal investasi.
3. STANDAR BERKUALITAS TINGGI

Untuk memfasilitasi alokasi modal yang efisien, investor


membutuhkan informasi yang relevan dan penyajian yang tulus dan
jujur (faithful representation) dari informasi tersebut yang
memungkinkan mereka membuat perbandingan lintas negara.
Berikut adalah elemen-elemen untuk mencapai standar akuntansi
internasional berkulitas tinggi :

1. Standar akuntansi yang berkualitas tinggi ditetapkan oleh satu


badan penyusun standar
2. Konsisten dalam penerapan dan interpretasi
3. Pengungkapan umum
4. Standar dan praktik pengauditan berkualitas tinggi
5. Pendekatan umum
6. Pendidikan dan pelatihan bagi pelaku pasar
7. Sistem penyampaian umum
8. Pendekatan umum atas tata kelola perusahaan
B. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Tujuan laporan keuangan yaitu untuk memberikan informasi


pelaporan keuangan kepada berbagai pengguna atau dengan kata lain
tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang paling
berguna pada tingkat biaya yang paling rendah

1. LAPORAN KEUANGAN UNTUK TUJUAN UMUM


Laporan keuangan untuk tujuan umum memberikan informasi
pelaporan keuangan kepada berbagai pengguna. Laporan keuangan
untuk tujuan umum menyediakan informasi paling berguna pada
tingkat biaya yang paling rendah

2. PENYEDIA MODAL (INVESTOR)


Berperan sebagai pemberian titik fokus terhadap pelaporan keuangan
untuk tujuan umum dimana investor merupakan tokoh utama dalam
hal laporan dan pelaporan akuntansi keuangan

3. PERSPEKTIF ENTITAS
Perspektif entias diadopsi sebagai bagian dari tujuan pelaporan
keuangan untuk tujuan umum. Dalam perspektif ini perusahaan
dipandang sebagai suatu entitas yang terpisah dan berbeda dari
pemiliknya.

4. KEGUNAAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Investor tertarik dalam pelaporan keuangan karena pelaporan tersebut
memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
(disebut sebagai pendekatan kegunaan pengambilan keputusan).
Investor dalam pengambilan keputusan tertarik menilai (!)
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas masuk neto (2)
kemampuan manajemen untuk melindungi dan meningkatkan
investasi penyedia modal.
C. ORGANISASI PENYUSUNAN STANDAR

Selama bertahun-tahun, banyak negara telah mengandalkan


organisasi penyusun standar mereka sendiri. Standar yang
dikeluarkan oleh organisasi ini terkadang berbasis prinsip, berbasis
aturan, berorientasi pajak, ata berbasis bisnis. Dengan kata lain,
mereka sering berbeda dalam konsep dan tujuan. Mulai tahun 2000,
dua badan utama penyusun standar telah muncul sebagai badan utama
penyusun standar di dunia.

Salah satu organisasi yang berbasis di London, Inggris Raya, disebut


IASB (International Accounting Standards Board). IASB
menerbitkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS), yang
digunakan sebagian besar bursa asing. Oraganisasi penyusunan
standar lainnya adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB),
yang berbasis di Amerika Serikat. Beberapa catatan bahwa standar
FASB lebih komprehensif dan terperinci, sedangkan standar IASB
lebih konseptual dan kurang berbasis aturan. Namun, dewan percaya
bahwa seperangkat standar akuntansi global yang berkualitas tinggi
diperlukan untuk meningkatkan komparabilitas.

1. INTERNATIONAL ORGANIZATION OF SECURITIES


COMMISION (IOSCO)

International Organization of Securities Commision (IOSCO) tidak


menetapkan standar akuntansi. Organisasi ini didedikasihkan untuk
memastikan bahwa pasar global dapat beroprasi secara efisien dan
efektif. Lembaga anggota (seperti dari Perancis, Jerman, Selandia
Baru, dan SEC AS) telah memutuskan untuk:

 Bekerja sama untuk mempromosikan standar peraturan


yang tinggi untuk mengelola pasar yang adil, efisien, dan
andal.
 Pertukaran informasi tentang pengalaman mereka masing
masing dalam rangka mendorong pengembangan pasar
domestik.
 Menyatukan upaya mereka untuk menetapkan standar dan
pengawasan yang efektif atas transaksi efek internasional.
 Memberikan bantuan timbal balik untuk mempromosikan
integritas pasar dengan penerapan standar secara ketat
serta penegakan hukum secara efektif dari setiap
pelanggaran.

2. INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS BOARD


(IASB)
IASB adalah unit operasi utama dalam empat struktur penyusunan
standar internasional. Misinya adalah untuk mengembangkan, dalam
kepentingan umum, seperangkat standar IFRS yang berkualitas tinggi
dan dapat dipahami untuk laporan keuangan tujuan umum. IASB juga
bergatung pada keahlian dari berbagai kelompok gugus tugas yang
dibentuk untuk berbagai proyek dan pada SAC (Standards Advisory
Council). SAC berkonsultasi dengan IASB mengenai kebijakan
utama dan maslah teknis dan juga membantu memilih anggota satuan
tugas.

3. PROSES PENYUSUNAN
Dalam menyusun standar akuntansi keuangan, IASB telah memiliki
proses penyusunan yang menyeluruh, terbuka, dan transparan. Proses
penyusunan IASB memiliki unsur berikur:

 Dewan penyusun standar independen yang diawasi oleh badan


trustee yang beragam secara geografis dan profesional
 Proses menyeluruh dan sistematis untuk mengembangkan standar
 Keterlibatan dengan investor, regulator, pemimpin bisnis, dan
profesi akuntansi global
 Upaya kolaborasi dengan masyarakat penyusun standar
Karakteristik Dewan:

 Keanggotaan
 Otonomi
 Tidak berpihak
 Pemungutan Suara

4. JENIS PERNYATAAN

IASB Mengeluarkan 3 jenis pernyataan utama:

1. Standar Pelaporan Keuangan Internasional


Standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh IASB disebut
sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional. IASB telah
mengeluarkan sembilan standar sampai dengan saat ini, yang
meliputi subyek sebagai kombinasi bisnis dan pembayaran
berbasis saham.
2. Kerangka Dasar Pelaporan Keuangan
Karangka dasar pelaporan keuangan ini menetapkan tujuan dan
konsep fundamental yang digunakan ole Dewan dalam
mengembangkan standa pelaporan keuangan masa depan. Maksud
dari dokumen ini adalah untk membentuk seperangkat kohesif
dari konsep yang saling terkait dan akan berfungsi sebagai alat
untuk memecahakan masalah yang ada dan yang akan muncul
secara konsisten.
3. Interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional
Interpertasi dianggap otoritatif da harus diikuti. Interpertasi
meliputi:
 Masalah pelaporan keuangan yang baru diidentifikasi tidak secara
khusus diatur dalam IFRS,
 Masalah diman interpertasi yang tidak memuaskan atau
bertentangan telah dikembangkan, atau tampaknya mungkin
berkembang, dengan tidak ada panduan otoritas.
5. HIERARKI IFRS
Setiap perusahaan yang menunjukan bahwa penyusunan laporan
keuangannya sesuai dengan IFRS harus menggunakan seluruh standar
dan interpertasi. Berikut hierarki yang digunakan untuk menentukan
persyaratan pengakuan, penilaian, dann pengungkapan apa yang
harus digunakan. Perusahaan pertama-tama melihat pada:

 Standar Pelaporan Keuangan Internasional


 Standar Akuntansi Internasional
 Interpertasi berasal dari Komite Interpertasi Pelaporan Keuangan
Internasional.
Dengan tidak adanya standar atau interpertasi, berikut sumber-sumber
yang digunakan sesuai dengan urutan :

 Persyaratan dan pedoman dalam standar dan ineterpertasi yang


berurusan dengan masalah yang sama dan terkait
 Kerangka dasar pelaporan keuangan
 Pernyataan terbaru dari badan penyusunan standar lain yang
menggunakan kerangka konseptual yang sama untuk
mengembangkan standar akuntansi, literator akuntansi lainnya,
dan praktik industri yang berlaku, sepanjang hal itu tidak
bertentangan dengan hal lain.

D. TANTANGAN PELAPORAN KEUANGAN

Banyak manfaat yang diperoleh dari pelaporan keuangan. Salah satu


alasan untuk keberhasilan ini adalah bahwa laporan keuangan dan
pengungkapannya dapat mencakup dan mengatur informasi keuangan
yang berguna dan dapat diandalkan. Namun, masih banyak yang
perlu dilakukan.

1. IFRS DALAM LINGKUNGAN POLITIK


Kelompok pengguna terdiri dari orang yang paling berkepentingan
atau yang terkena dampak dari aturan akuntansi. Bagi mereka yang
berada dlingkungan pelaporan keuangan pasti ada peristiwa ekonomi
yang ingin dicatat. Maka dari itu, mereka tau bagaimana cara yang
efektif untuk memepengaruhi IFRS. Para pengguna akan
berpartisipasi dalam perumusan aturan atau mencoba untuk
mempengaruhi perumus standar tersebut.

2. KESENJANGAN EKSPEKTASI
Kesenjangan Ekspektasi adalah sesuatu yang menurut masyarakat
harus dilakukan oleh akuntan dan sesuatu yang menurut akuntan itu
sendiri mereka lakukan. Sebagai meningkatkan kepercayaan investor
maka perusahaan harus pengendalian internal. Dimana pengendalian
itu sendiri adalah sistem pengawasan dan keseimbangan yang
dirancang untuk mencegah dan mendetektsi adanya kecurangan.
3. MASALAH PELAPORAN KEUANGAN YANG SIGNIFIKAN

Saat model pelaporan telah bekerja dengan baikk dalam menangkap


dan mengorganisasi informasi keuangan yang berguna dan dapat
diandalkan, masih banyak hal yang perlu dilakukan. Misalnya, jika
kita berpindah ke tahun 2020 dan melihat kembali laporan keuangan
hari ini, kita mungkin membaca hal-hal berikut.

 Pengukuran nonkeuangan. Laporan keuangan tidak


mampu menyediakan beberapa pengukuran kinerja utama
yang banyak digunakan oleh manajemen.
 Informasi berwawasan ke depan. Laporan keuangan tidak
mampu memberikan informasi berwawasan yang
dibutuhkan oleh investor dan kreditor saat ini serta
investor dan kreditor potensial.
 Aset lunak. Laporan keuangan difokuskan pada aset keras
tetapi tidak mampu memberikan banyak informasi
tentang aset lunak perusahaan.
 Ketepatan waktu. Perusahaan hanya menyiapkan laporan
keuangan triwulanan dan menyedikan laporan keuangan
auditan setiap tahunnya.
4. ETIKA DALAM LINGKUNGAN AKUNTANSI KEUANGAN
Dalam akuntansi, kita sering menghadapi dilema etika. Beberapa
dilema yang mudah diselesaikan dan ada juga yang sulit dan
membutuhka solusi di beberapa alternatif yang ada. Keputusan
menajdi sulit karena tidak ada sistem etika yang komprahesif untuk
memberikan panduan. Semuanya dapat di selesaikan dengan etika
yang baik dan benar berdasarkan IFRS.
5. KONVERGENSI INTERNASIONAL
Seperti yang dibahas dalam pembuka, konvergensi satu set
keuangan berkualitast inggi standar pelaporan adalah
kemungkinan nyata. Berikut adalah beberapacontoh bagaimana
konvergensi terjadi:

a. China sedang mereformasi sist em pelaporan


keuangannya melalui sebuah pendekatan yang disebut
continuous proses konvergensi. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan perbedaan antara standar-standarnya dan IFRS.
b. Jepang sekarang mengizinkan penggunaan IFRS untuk
perusahaan domestik. Jumlah perusahaan Pe miliha n
unt uk menggunakan I FRS diperk irakan akan meningkat
secara substansial dalam waktu dekat.
c. IASB dan FASB (Amer ika Serikat ) telah menghabiskan
12 tahun terakhir bekerja untuk menyat ukan standar
mereka. Kedua Dewan t ersebut baru saja mengeluarkan
standar baru mengenai pendapatan pengakuan dan akan
segera menyusul dengan standar substansial lainnya
untuk instrumen keuangan dan akuntansi sewa. Selain itu,
regulator A.S. dan Eropa telah sepakat untuk saling mengenal
standar u nt uk d a ft a r d i be r ba g a i bu r s a e fe k d u nia .
Ak iba t n ya , r e ko ns i l ia s i ma ha l p e r s y a r a t a n t e l a h
d ie li m in a s i d a n mu d a h- mu d a ha n a k a n me ng ha s i lk a n
komparabilitas yang lebih besar dan transparansi. Karena
masalah akuntansi internasional begitu penting, kita berikan
di setiap bab dalam buku ini Global Accounting Insights, yang
menyoroti standar non-IFRS, kebanyakan dari AmerikaSerikat.
Fitur ini akan membantu memahami perubahan yang terjadi di
area pelaporan keuangan saat kita bergerak ke satu set standar
akuntansi global.
BAB 2

KERANGKA KONSEPTUL PELAPORAN KEUANGAN

A. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka Konseptual adalah sistem konsep yang koheran yang


mengalir dari tujuan. Tujuannya untuk mengidentifikasi tujuan
pelaporan keuangan. Konsep lainnya memberikan panduan untuk :

a. Mengidentifikasi batasan pelaporan keuangan


b. Memilih transaksi, peristiwa lain, dan kondisi yang akan disajikan
c. Bagaimana peristiwa diakui dan diukur
d. Bagaimana peristiwa harus dirangkum dan dilaporkan

1. KEBUTUHAN KERANGKA KONSEPTUAL


a. Agar menjadi berguna, pembuatan aturan harus dibangun dan
berkaitan dengan konsep-konsep yang dibangun.
b. Sebagai hasil dari kerangla konseptual yang dikembangkan
dengan baik,profesi harus mampu lebih cepat memecahkan
masalah praktis baru dan sedang berkembang dengan
mengacu pada kerangka teori dasar yang ada.

2. PENGEMBANGAN KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual IASB dijelaskan dalam dokumen Kerangka


Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Kerangka
konseptual FASB dikembangkan dalam serangkaian pernyataan
konsep, yang umumnya disebut sebagai Kerangka Konseptual.

3. TINJAUAN KERANGKA KONSEPTUAL

Tingkat pertama mengidentifikasikan tujuan pelaporan keuangan.


Tingkat kedua memberikan karakteristik kualitatif. Tingkat ketiga
mengidentifikasi pengakuan, pengukuran, dan konsep pengungkapan.
B. TINGKAT PERTAMA : TUJUAN DASAR

Pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk


memberikan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang
berguna untuk investor ekuitas saat ini dan potensial, pemberi
pinjaman, dan kreditor lain untuk membuat keputusan dalam
kapasitas mereka sebagai penyedia modal.

C. TINGKAT KEDUA : KONSEP DASAR


1. KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI

IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif informasi akuntansi


yang dibedakan menjadi informasi yang lebih baik dari informasi
yang kurang bermutu untuk tujuan pengambilan keputusan. IASB
juga mengidentifikasikan kendala tertentu (biaya dan materialitas)
sebagai bagian dari kerangka konseptual.

2. KUALITAS DASAR-RELEVANSI

Relevansi adalah satu dari dua kualitas dasar yang membua informasi
akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Relevansi dan
komponen terkait dengan tujuan dasar ditunjukkan sebagai berikut:

a. Relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat


perbedaan dalam keputusan
b. Memiliki nilai prediktif, informasi memiliki nilai sebagai
masukan untuk proses prediksi yang digunakan oleh investir
untuk membentuk harapan mereka sendiri tentang masa
depan
c. Memiliki nilai konfirmasi, informasi yang relevan yang
membantu oengguna untuk menginformasi atau memperbaiki
harapan sebelumnya.
d. Materialitas, adalah aspek relevansi dari perusahaan
tertentu.perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor
kuantitatif dan kualitatif dalam menentukan apakah suatu pos
itu material.
3. KUALITAS DASAR- PENYAJIAN JUJUR
Komponen yang terkait dengan kualitas dasar-penyajian jujur :
Penyajian jujur (faithful representation), berarti angka-angka dan
penjelasan sesuai dengan apa yang terjadi.
a) Kelengkapan (completeness), berarti bahwa tersedianya
semua informasi yang diperlukan untuk penyajian jujur.
b) Netralitas (Neutrality), berarti bahwa perusahaan tidak
dapat memilih informasi untuk mendukung sekelompok
pihak yang berkepentingan atas pihak yang lain.
c) Bebas dari kesalahan (free from error), bagian dari
informasi ini akan menjadi penyajian dari bagian
keuangan yang lebih akurat (tulus atau jujur).

4. PENINGKATAN KUALITAS
a) Dapat dibandingkan atau komparabilitas
(comparability), memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan yang nyata
dalam peristiwa ekonomi atau perusahaan. Dalam
komparabilitas terdapat konsistensi, yaitu ada pada saat
perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama
untuk peristiwa yang serupa.
b) Dapat diverifikasi (verifiability). Terjadi pada saat
pegukur independen, menggunakan metode yang sama,
mendapatkan hasil yang sama. Dapat diverefikasi dapat
terjadi dalam situasi berikut:
 Verifikasi langsung : verifikasi jumlah aset
dilakukan dengan hanya menghitung persediaan.
 Verifikasi tidak langsung: verifikasi terjadi
dengan memeriksa input (kuantitas dan biaya) dan
menghitung kembali output ( nilai persediaan
akhir) menggunakan konvensi atau metodologi
akuntansi yang sama.
c) Tepat Waktu (timeliness). Berarti memiliki informasi
yang tersedia bagi pengambil keputusan sebelum
informasi tersebut kehilangan kemampuannya untuk
mempengaruhi keputusan.
d) Dapat Dipahami (understandability). Artinya kualitas
informasi yang memungkinkan pengguna cukup
terinformasi melihat signifikan hubungan antara pengguna
dan pengambilan keputusan.

5. UNSUR DASAR
IASB mengklsifikasikan unsur dasar menjadi 2 kelompok yang
berbeda.
 kelompok 1 : aset, liabilitas, dan ekuitas. Menggambarkan
jumlah sumber daya dan klaim ke sumber daya pada momen
waktu.
Kelompok 2 : transaksi, peristiwa, dan keadaan yang
mempengaruhi keadaan perusahaan selama periode waktu.

D. TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN, PENGUKURAN,


DAN KONSEP PENGUNGKAPAN
1. ASUMSI DASAR

Asumsi dasar adalah asumsi yang mendasari struktur akuntansi


keuangan

2. ASUMSI ENTITAS EKONOMI

Asumsi entitas ekonomi adalah kegiatan ekonomi dapat


diidentifikasi dngan unit akuntabilitas tertentu.

3. ASUMSI KELANGSUNGAN USAHA

Asumsi kelangsungan usaha adalah asumsi yang diterapkan pada


sebagian besar situasi bisnis. Asumsi ini tidak dilaksanakan hanya
jika likuidasi akan segera terjadi.

4. ASUMSI UNIT MONETER

Asumsi unit moneter adalah asumsi yang bahwa uang adalah


penyebut utama dari aktivitas ekonomi dan memberikan dasar
yang tepat untuk pengukuran dan analisis akuntansi. Artinya, unit
moneter merupakan cara yang paling efektif mengungkapkan
perubahan pihak yang berkepentingan dalam modal dan
pertukaran barang dan jasa.

5. ASUMSI PERIODISITAS

Asumsi yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat mebagi


kegiatan ekonomi ke dalam beberapa periode waktu artifisial.

6. AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

Artinya bahwa transaksi yang mengubah laporan keuangan


perusahaan dicatat pada periode dimana peristiwa itu terjadi.
Perusahaan juga mengakui beban pada saat terjadinya (prinsip
pengakuan beban), bukan pada saat bayar.

7. PRINSIP DASAR AKUNTANSI


1) Prinsip pengukuran
Dibedakan menjadi 2 , yaitu prinsip biaya perolehan dan
prinsip nilai wajar.
Prinsip biaya perolehan, IFRS mengharuskan
perusahaan untuk mencatat dan melaporkan aset dan
liabilitas atas dasar harga akuisisi, prinsip ini disebut juga
prinsip biaya historis. Biaya ini memiliki keunggulan
yang lebih penting dibanding lainnya. Biaya historis
dianggap sebagai penyajian jujur dari jumlah yang
dibayarkan untuk item tertentu.
2) Prinsip nilai wajar
IASB telah mengambil langkah memberikan pilihan bagi
perusahaan untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar
pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinip
nilai wajar di definisikan sebagai jumlah diamana aset
dapat dipertukarkan, liabilitas dapat diselesaikan, atau
instrumen ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan,
antara pihak yang memiliki cukup pengetahuan dalam
transaksi wajar.
3) Prinsip pengakuan pendapatan
Menunjukkan bahwa pendapatan diakui jika besar
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan akan
diperoleh oleh perusahaan dan pengukuran yang dapat
diandalkan dari jumlah pendapatan yang dimungkinkan.
o Selama produksi : perusahaan dapat mengakui
pendapatan sebelum menyelesaikan pekerjaan
dalam kontrak konstruksi jangka panjang tertentu
o Akhir produksi ; perusahaan dapat mengakui
pendapatan setelah penyelesaian siklus produksi
tetapi sebelum penjualan terjai.
o Setelah penerimaan kas : dasar lain untuk
pengakuan pendapatan
4) Prinsip pengakuan beban
Pengakuan ini terkait dengan perubahan neto dalam aset
dan perolehan pendapatan. Didalam perusahaan
mengenakan beberapa biaya,
Baiaya produk : bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
dibebankan ke produk.
Biaya periode : gaji pegawai dan biaya administrasi
lainnya dibebankan ke periode yang bersangkutan.
5) Prinsip pengungkapan penuh
Adalah penentuan informasi apa yang dilaporkan,
perusahaan mengikuti praktik umum dan memberikan
informasi yang cukup penting untuk mempengaruni
penilaian dan keputusan pengguna yang diinformasikan.
Trade off: perncian yang cukup untuk mengungkapkan
hal-hal yang membuat perbedaan bagi pengguna
Ringkasan yang cukup : untuk membuat informasi dapat
dipahami, dengan mempertimbangkan biaya untuk
menyiapkan laporan tersebut.

8. KENDALA
Dalam menyediakan informasi yang mengandung
karakteristik kualitatif agar membuatnya menjadi berguna,
dua kendala yang harus diperhatikan dan diperhitungkan
adalah sebagai berikut :
a. Hubungan Biaya-Manfaat

Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap


manfaat yang bisa diperoleh dari pemakai informasinya.
Dalam rangkan menjustifikasi penerbitan suatu standar
pengukuran atau pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa
didapat dari standar harus melampaui biaya yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan tersebut. Analisis biaya-manfaat
sangat sulit untuk dilakukan. Alasannya karena biaya dan
manfaatnya merupakan estimasi yang tidak nyata dan dapat
diukur. Manfaat yang diperoleh pembuat laporan keuangan
mencakup pengendalian manajemen dan akses terhadap
modal yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah.
Pemakai laporan keuangan memperoleh informasi yang lebih
baik dalam hal alokasi sumber daya, penilaian pajak, dan
regulasi tarif pajak. Namun mandaat secara umum lebih sulit
dikuantifikasi dibandingkan biaya.

b. Materialitas

Kendala atau tantangan yang dihadapi yang berkaitan dengan


materialitas berhubungan dengan pengaruh suatu item tertentu
terhadap keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah
penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Jadi, suatu item
harus membuat pembeda satu dengan yang lainnya, atau, jika
tidak, tidak perlu diungkapkan. Apabila jumlah yang terlibat
signifikan ketika dibandingkan dengan pendapatan serta
beban lainnya, aktiva dan kewajiban, atau laba bersih entitas,
maka standar yang logis dan dapat diterima harus diikuti. Jika
jumlahnya sangat kecil sehingga tidak signifikan ketika
dibandingkan dengan item-item lain, maka aplikasi standar
tertentu dapat dipandang tidak penting.
Materialitas juga merupakan factor yang penting dalam
banyak keputusan akuntansi internal. Jumlah klasifikasi yang
dibutuhkan dalam buku besar pembantu beban dan tingkat
keakuratan dalam mengalokasikan biaya ke departemen
perusahaan, adalah contoh penilaian yang akhirnya harus
diputuskan. Hanya dengan menerapkan penilaian yang baik
dan keahlian professional jawaban yang tepat dan rasional
dapat ditemukan, yang merupakan kendala materialitas yang
pantas diterapkan.

c. Praktek Industri

Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan kadang-


kadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. Dalam
industri utilitas publik, asset tidak lancer dilaporkan terlebih
dahulu dalam neraca untuk menunjukkan karakteristik industri
utilitas yang padat modal. Industri tersebut harus menerapkan
prosedur yang sesuai agar apabila terjadi pelanggaran dapat
dijelaskan berdasarkan prosedur yang dipakai.

d. Konservatisme

Konservatisme menyatakan jika terdapat keraguan, maka


ambilah solusi dan risiko yang kecil kemungkinannya
menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan
laba. Konservatisme apabila diaplikasikan secara tepat, akan
menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi
sesulit apapun.

Anda mungkin juga menyukai