Dalam kontrak penjualan angsuran , seringkali atas jumlah angsuran yang dikenakan bunga. Beberapa
cara yang dapat digunakan untuk menetapkan bunga dalam penjualan angsuran, antara lain :
1. Bunga dihitung atas jumlah angsuran yang terutang, untuk masa antara jatuh tempo angsuran.
Bunga yang dihitung dengan cara ini disebut Bunga Jangka Panjang (Long-end Interest)
2. Bunga dihitung atas jumlah angsuran yang jatuh tempo, untuk masa antara tanggal kontrak
penjualan sampai dengan tanggal jatuh tempo angsuran yang bersangkutan. Bunga yang
dihitung dengan cara ini disebut Bunga Jangka Pendek (Short-end Interest).
3. Bunga dihitung atas jumlah piutang angsuran awal (harga kontrak penjualan angsuran setelah
dikurangi dengan uang muka), untuk masa selama periode penagihan angsuran.
Contoh perhitungan bunga dengan menggunakan ketiga cara tersebut sebagai berikut :
PD Bintang pada tanggal 1 Maret 2001 menjual sebuah TV Sony dengan harga jual angsuran Rp
6.000.000,- Uang muka Rp 1.500.000,- sisanya diangsur dalam 6 kali angsuran bulanan masing- masing
Rp 750.000,- ditambah dengan bunga 12% setahun. Angsuran pertama jatuh tempo pada tanggal 1 April
2001.
1. Bunga dihitung atas jumlah angsuran yang terutang untuk masa antara jatuh tempo angsuran
(Long-end Interest)
Bunga yang diterima penjual pada angsuran pertama dihitung dengan cara :
Jumlah angsuran terutang dalam masa antara 1 Maret sampai dengan 1 April :
Rp 6.000.000 - Rp 1.500.000 = Rp 4.500.000
Bunga 1 bulan @12% setahun : 1% × Rp 4.500.000 = Rp 45.000
Jumlah angsuran terutang dalam masa antara 1 April sampai dengan 1 Mei :
Rp 4.500.000 - Rp 750.000 = Rp 3.750.000
Bunga 1 bulan @12% setahun × Rp 3.750.000 = Rp 37.500
Jumlah bunga yang diterima pada setiap angsuran akan tampak dalam tabel berikut ini :
Jatuh Tempo Bunga yang Angsuran Jatuh Jumlah yang Jumlah Angsuran
Angsuran diterima (Rp) Tempo (Rp) diterima (Rp) Terutang(Rp?
2. Bunga dihitung atas jumlah angsuran yang jatuh tempo (Short-end Interest)
Dengan cara ini, bunga pada saat jatuh tempo angsuran di hitung dari jumlah yang tetap, tetapi untuk
masa yang berbeda. Merujuk kepada soal di atas, masa bunga untuk angsuran ke 1 adalah 1 bulan ( 1
Maret sampai dengan 1 April ), masa bunga untuk angsuran ke 2 adalah 2 bulan ( 1 Maret sampai 1 Mei )
dan seterusnya. Dengan demikian bunga yang diterima di hitung sebagai berikut :
1 × 1% × Rp 750.000 = Rp 7.500
2 × 1% × Rp 750.000 = Rp 15.000
Dengan cara ini bunga yang diterima pada tiap jatuh tempo angsuran akan tampak seperti dalam tabel
di bawah ini :
Jatuh Tempo Angsuran Bunga yang Diterima Angsuran Jatuh Tempo Jumlah yang Diterima
(Rp) (Rp) (Rp)
3. Bunga dihitung atas jumlah piutang angsuran awal, untuk masa selama periode penagihan
angsuran
Dengan cara ini bunga yang diterima pada setiap jatuh tempo angsuran, dihitung dengan membagi
jumlah bunga yang harus diterima selama periode penagihan angsuran dengan banyaknya angsuran.
Berdasarkan data di atas, bunga berkala yang diterima pada setiap jatuh tempo angsuran dihitung
sebagai berikut :
Jumlah bunga yang akan diterima selama periode penagihan angsuran adalah bunga dari jumlah
piutang angsuran awal yaitu Rp 4.500.000 untuk masa 6 bulan ( masa penagihan angsuran )
dengan suku bunga 12% setahun atau sebesar :
Rp 4.500.000 × 6 × 12 = Rp 270.000
12 X 100
Jumlah bunga berkala yang di terima pada tiap jatuh tempo angsuran :
Rp 270.000 / 6 = Rp 45.000