Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

KEPEMIMPINAN DALAM KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu:
????
Anggota Kelompok:
1.
2.
3.
4.

Nala Lutfiana
Rina Isnawati
YolAnda Shipuri
Khaerul Rizal

(201410180311000)
(201410180311000)
(201410180311000)
(201410180311084)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Malang, 20 April 2016

Kelompok 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1

Latar Belakang............................................................................. 1

1.2

Rumusan Masalah.........................................................................2

1.3

Tujuan Penulisan...........................................................................2

BAB II..................................................................................................... 3
PEMBAHASAN........................................................................................ 3
2.1

Definisi Kepemimpinan..................................................................3

2.2

Sifat-Sifat Pemimpin......................................................................4

2.3

Gaya Kepemimpinan.....................................................................5

2.4

Etika Kepemimpinan.....................................................................5

2.5

Ciri-Ciri Ideal Seorang Pemimpin....................................................6

2.6

Gaya Pemimpin Memberikan Perintah..............................................8

2.7
Keterampilan Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin Dalam Dunia
Wirausaha............................................................................................. 9
2.8

Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan.....................................10

2.9

Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan Dalam Berwirausaha................10

BAB III.................................................................................................. 12
PENUTUP.............................................................................................. 12
3.1

Kesimpulan................................................................................ 12

3.2

Saran........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan, bagi seorang kewirausahaan, adalah modal yang sama
pentingnya dengan kepercayaan dan kreativitas. Kreativitas yang tinggi membuat
Anda inovatif dan adaptif, kaya dengan pembaharuan dan tidak mudah dihambat oleh
kejadian-kejadian dari luar. Kepemimpinan menggabungkan kreativitas dan
kepercayaan menjadi sebuah usaha yang efektif, yang berpengaruh luas dan hidup.
Sebelum usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan yang kuat hanya akan
menjadi usaha kecil yang stagnan (tidak berkembang). Anda hanya mampu
memimpin sedikit orang dari usaha kecil dan tidak ada pertumbuhan usaha. Tanpa
kepemimpinan, tidak ada orang hebat yang bekerja pada Anda. Karyawan Anda tidak
betah bekerja sama dengan Anda, dan pengetahuan atau pengalaman yang
sudah Anda tanam, hilang bersama kepindahan mereka. Tanpa kepemimpinan, tidak
ada visi besar yang dapat dibangun menjadi sebuah usaha besar. Hanya orang-orang
yang tak bisa ke mana-mana yang bertahan bekerja pada Anda.
Sebaliknya, kepemimpinanlah yang akan membentuk usaha Anda menjadi besar
dan banyak orang yang mau bekerja dengan Anda. Kepemimpinan dibentuk bertahap,
sejalan dengan tumbuhnya usaha. Dari kombinasi pengetahuan, pengalaman,
keterampilan, cara mengarahkan, dan penerimaan.
Sebagaimana yang telah termaktub dalam Surat Al-Baqarah ayat 30, yang artinya:
Ingatlah ketika Tuhan-Mu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah (pemimpin) di muka Bumi. Mereka berkata:
Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah/pemimpin) di Bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Tuhan berfirman:
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (Q.S. Al-Baqarah:30)
Allah SWT. telah menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia untuk
menjadikannya pemimpin di Bumi. Dan itu artinya setiap manusia yang terlahir di
Bumi ialah pemimpin. Membahas mengenai tugas kita sebagai pemimpin di Bumi,
tidak dapat terlepas dari bahasan mengenai kepemimpinan. Maka dari itu, kita perlu
mengupas dan mengetahui hal-hal seputar kepemimpinan, tentunya agar kita semakin
memahami serta dapat menjalankan dengan baik tugas dan peranan kita di bumi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang digunakan sebagai pembatasan masalah dalam
makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa definisi kepemimpinan?


Apa saja sifat-sifat pemimpin yang harus dimiliki?
Gaya kepemimpinan?
Etika kepemimpinan?
Ciri-ciri ideal dari seorang pemimpin?
Gaya kepemimpinan memberikan perintah?
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam dunia
kewirausahaan?
8. Bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan?
9. Bagaimana kriteria keberhasilan kepemimpinan dalam kewirausahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar para mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian kepemimpinan
menurut berbagai sumber atau ahli
2. Memberikan informasi tentang bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik
3. Memberikan informasi mengenai gaya-gaya kepemimpinan, dst.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kepemimpinan
Dalam lingkungan bisnis ada keterkaitan antara pengaruh kepemimpinan dengan
kinerja yang akan diperlihatkan khususnya oleh bawahannya serta kepemimpinan pun
tidak terlepas dari yang namanya kekuasaan. Adapun landasan teori tentang
kepemimpinan menurut para ahli :
1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons,
1957, 7).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok
yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46)
4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah
kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Dari pengertian-pengertian di atas Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi


perilaku orang-orang lain agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang
kepemimpinan, yaitu mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam
organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau
berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa
kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin
sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati,
tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan,
dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin, seorang


pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin juga seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Meskipun banyak di antara
pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah,
namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada
pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu
kepemimpinan yang melayani.
Kepemimpinan juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses
perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan
bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang
perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi
hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk
bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai
memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong
perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin
sejati.
2.2 Sifat-Sifat Pemimpin
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan
dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas atau mutu perilakunya, yang
dipakai sebagai kriteria untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang
sistematis tersebut membuahkan teori yang disebut sebagai The tritist Theory of
leadership (Teori sifat atau kesifatan dari kepemimpinan).
George R. Terry dalam bukunya principal of management 1964 menuliskan
sepuluh sifat yang unggul yaitu:
1. Kekuatan
2. Stabilitas emosi
3. Pengetahuan tentang relasi insani
4. Kejujuran
5. Objektif
6. Dorongan pribadi
7. Ketrampilan berkomunikasi
8. Kemampuan mengajar
9. Ketrampilan sosial
10. Kecakapan manajerial.

Jadi, dengan demikian diharapkan seorang pemimpin itu harus berbudi luhur
dan memiliki sifat-sifat utama, sehingga dia bisa membawa anak buahnya pada
keselamatan dan kesejahteraan.
2.3 Gaya Kepemimpinan
Ada beberapa gaya kepemimpinan yang biasanya diterapkan yaitu:
1. Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan
digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri,
dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja
yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas
ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya
memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan
pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
2. Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
3.

Demokrasi

Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan


pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang
demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja
dan dapat mengarahkan diri sendiri.
4. Kendali Bebas

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi


bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan
tanggung jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam
menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
2.4

Etika Kepemimpinan

Etika pemimpin adalah mengungkapkan simpati, rasa hormat, dan kepedulian


kepada karyawan, customer, dan stick holder yang ada di ruang lingkup kerja
perusahaan. Etika pemimpin harus menjangkau batas-batas psikologi positif melalui
rasa sayang, kepedulian, perhatian, rasa hormat, dan tanggung jawab.

Pemimpin yang bekerja dengan etika akan memiliki komitmen dan tanggung
jawab kepada orang lain, dan akan ikut mendorong terciptanya kinerja terbaik buat
perusahaan dan karyawan.
Sikap dan perilaku pemimpin yang fleksibel dalam junjungan moralitas dan etika
kerja yang baik, akan menciptakan karakteristik kepemimpinan yang efektif dan
dinamis.
Kepemimpinan yang beretika akan menciptakan budaya kerja dalam
keharmonisan bersama sikap dan kebiasaan-kebiasaan positif yang efektif buat sukses
perusahaan.
Etika pemimpin haruslah terfokus kepada cara kerja yang efektif dan produktif dalam
menghasilkan kualitas kerja terbaik. Komitmen dan tanggung jawab haruslah menjadi
ujung tombak dalam setiap gerak dan langkah kepemimpinan yang baik.
Etika pemimpin bukanlah sebuah kata statis yang mati, tapi merupakan sebuah
kata yang berkembang bersama perubahan. Sebuah kata yang terbentuk dari
kebiasaan-kebiasaan positif untuk menciptakan kinerja terbaik buat perusahaan,
customer, karyawan, dan stick holder.
Etika pemimpin berarti membangun tanggung jawab untuk menciptakan relasi
yang nyaman dan terpercaya di antara perusahaan, customer, pemimpin, karyawan,
dan stick holder
2.5 Ciri-Ciri Ideal Seorang Pemimpin
Karakter dan kepribadian seorang pemimpin sangat mempengaruhi bagaimana
pengaruh dan kinerja yang diharapkan agar bisa menunjang untuk membawa
bawahannya menuju visi dan misi yang dituju.
Ada beberapa ciri-ciri kepemimpinan yang ideal antara lain:
1. Pengetahuan umum yang luas Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam
hierarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir
dan bertindak sebagai seorang generalis
2. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang
a. Mampu merubah wawasan yang tadinya sempit dan spesialistik menjadi
wawasan yang luas dan generalistis
b. Sikap mental dan perilaku yang tadinya berorientasi kepada hal- hal yang
teknis operasional menjadi sikap dan perilaku yang berorientasi kepada halhal yang sifatnya strategik
c. Persepsi peranan yang semula mungkin bersifat mekanistik berubah menjadi
persepsi yang didasarkan pada pentingnya human skill.

3. Sifat inkuisitif (Rasa ingin tahu)


a. Tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang telah dimiliki
b. Kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
4. Kemampuan analitik Efektivitas kepemimpinan seseorang tidak lagi terletak
pada kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis
operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan
kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan
berorientasi pada pemecahan masalah. Ketiga cara berpikir demikian
memerlukan kemampuan analitik yang tinggi.
5. Daya ingat yang kuat Seorang pemimpin tidaklah mesti seorang yang Jenius,
tetapi kemampuan intelektualnya seperti daya ingat kognitif dan
penalarannya haruslah berada diatas rata-rata dari orang-orang yang
dipimpinnya. Salah satu bentuk kemampuan intelektual tersebut adalah daya
ingat yang kuat. Salah satu manifestasi daya ingat yang kuat itu adalah
kemampuan mengangkat kembali informasi yang tersimpan di bawah sadar
ke permukaan untuk kemudian digunakan untuk suatu kepentingan tertentu.
6. Kapasitas integratif Suatu organisasi modern yang kompleks hanya akan
mencapai tujuannya dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas
yang tinggi apabila organisasi tersebut dikelola dengan pendekatan
kesisteman. Mengelola suatu organisasi dengan pendekatan kesisteman pada
dasarnya berarti bahwa satuan-satuan kerja dalam organisasi merupakan sub
sistem dari satu totalitas meskipun tiap-tiap satuan kerja mempunyai fungsi,
tanggung jawab dan kegiatan yang bersifat khas. Ke semuanya harus
merupakan bagian dari fungsi, tanggung jawab dan kegiatan organisasi
sebagai keseluruhan dalam rangka pengembangan misinya. Guna menjamin
bergeraknya organisasi sebagai suatu totalitas-lah peranan pemimpin selaku
integrator menjadi sangat penting, karena hanya seorang pemimpin yang
mempunyai pandangan holistik mengenai organisasi, sedangkan para
pelaksana kegiatan operasional akan memiliki pandangan yang parsial dan
bahkan mungkin sangat bersifat mikro.
7. Keterampilan berkomunikasi secara efektif Dalam kehidupan organisasional
terdapat empat jenis fungsi komunikasi, yaitu: fungsi motivasi, fungsi
ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
8. Keterampilan mendidik Disenangi atau tidak, setiap pejabat pemimpin adalah
seorang pendidik. Mendidik di sini diartikan secara luas, tidak terbatas pada
cara-cara mendidik yang ditempuh secara formal. Kalau seorang pimpinan
menunjukkan sikap dan perilaku yang pantas ditiru oleh orang lain atau
mampu memberikan nasehat kepada bawahannya untuk memecahkan
berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik sebagai individu maupun

sebagai anggota kelompok tertentu dalam organisasi, maka ia pun telah


menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
9. Rasionalitas (kemampuan berpikir dan bertindak secara rasional) Hanya
bertindak setelah dipikirkan secara matang dampak dari tindakan yang akan
dilakukannya.
10. Objektivitas Hal ini lebih menekankan pada pentingnya sikap adil dalam hal
perlakuan dan penghargaan (meritokrasi), serta memosisikan diri pada area
abu-abu ketika mengadili atau menyelesaikan sengketa antar anggota. Selain
itu juga dapat berupa penilaian terhadap situasi dan kondisi sesuai dengan apa
adanya, tanpa unsur pribadi atau memihak.
2.6 Gaya Pemimpin Memberikan Perintah
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang.
Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang
mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini
dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi
lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah
1. Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau
apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa
yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya
terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan
kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan,
pemimpin memberikan aturan aturan dan proses yang detil kepada
bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah
dikerjakan.
2. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan
tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya
yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam
menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada
mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun
hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

3. Supporting

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya


bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan
arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan
dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah
mengenal teknik teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan
yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk
berbincang bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan
keputusan kerja, serta mendengarkan saran saran mereka mengenai peningkatan
kinerja.
4. Delegating

Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang


dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik
apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga
kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan
dan inisiatifnya sendiri

2.7 Keterampilan Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pemimpin


Dalam Dunia Wirausaha
1. Keterampilan konseptual
Conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup
kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan
memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan,
menganalisa dan menginterpretasikan yang diterima dari bermacam-macam
sumber.

2. Keterampilan kemanusiaan (Human Skills)


Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan
memotivasi orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer
membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan
mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.
3. Keterampilan administratif

Administratif skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan


perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, kepegawaian dan pengawasan.
Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan

prosedur, mengelola dengan anggaran terbatas dan sebagainya. Keterampilan


administratif ini adalah suatu perluasan dari keterampilan konseptual. Manajer
melaksanakan keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan
administratif dan kemanusiaan.
4. Keterampilan teknik

Technical skills adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan,


prosedur-prosedur atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi,
produksi, penjualan atau pemesanan dan sebagainya.
2.8

Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan

Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang


perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan
adalah: Kekuatan dalam diri wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan kekuatan
dalam situasi kepemimpinan. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah
bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi.
Proses pengambilan keputusan diawali dengan identifikasi problem yang
dihadapi dan berakhir dengan evaluasi dari solusi-solusi yang diimplementasi.
Kelima macam langkah dalam pengambilan keputusan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Mengidentifikasi dan merumuskan problem yang dihadapi.


Mengupayakan dan mengevaluasi solusi-solusi yang mungkin dapat diterapkan.
Memilih sebuah pemecahan (solusi) yang tepat.
Menerapkan solusi tersebut.
Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai.
2.9 Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan Dalam Berwirausaha

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktivitas dan


efektivitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktivitas
naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin
yang berhasil. Sedang apabila produktivitasnya menurun dan kepemimpinannya
dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin
yang gagal.

Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:

1. Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu semakin ekonomis dan
efisien.
2. Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari
semua bagian.
3. Target dan sasaran sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
4. Organisasi cepat dan tepat dapat adaptasi terhadap perkembangan dan
perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik
dan ekonomis).
5. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang
human sifatnya, antara lain berupa.
6. Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggung jawab, dan moral yang tinggi
dalam organisasi.
7. Terdapat suasana saling mempercayai, kerja sama kooperatif dan etik kerja
yang tinggi.
8. Komunikasi formal dan informal yang lancar dan akrab.
9. Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
10. Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi.
11. Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kepemimpinan merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar
orang-orang itu mencapai tujuan kelompok.
2. Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang
perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan
adalah : Kekuatan dalam diri wirausahawan, kekuatan pada bawahan, dan
kekuatan dalam situasi kepemimpinan. Keseluruhan butir kepemimpinan
wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim
dan organisasi, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang apabila
produktivitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam
jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.
3. Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktivitas dan
efektivitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila
produktivitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif.
Diharapkan dengan kita mempelajari dan memahami arti kepemimpinan kita bisa
membawa dan mengarahkan diri kita serta orang lain ke arah yang hendak dituju.
Namun tidak terlepas dari itu seorang pemimpin harus selalu menjaga kehormatan
dan kewibawaannya dari sifat-sifat tidak terpuji, karena bila hal itu tidak terlaksana
maka orang lain khususnya bawahan yang Anda bawa akan melihat Anda sebagai
orang yang gagal dan Anda akan kehilangan kewibawaan maka dari itu sifat-sifat
teladan dan terpuji harus selalu ada dan tertanam dalam diri kita.
Mengingat peran dan tugas kita di Bumi sebagai manusia ialah menjadi
pemimpin, maka sudah seharusnya kita memahami dan menjalankan tugas dan
peranan tersebut dengan baik. Setidaknya mulai dari lingkup yang terkecil, yaitu diri
kita sendiri, selanjutnya ialah lingkungan sekitar kita. Berbagai informasi mengenai
kepemimpinan telah kita bahas bersama pada penjelasan-penjelasan sebelumnya. Ada
baiknya, sebagai pemimpin, kita juga mengasah kemampuan diri untuk menjadi
pemimpin yang ideal, yang tentunya dapat menjalankan tugas dengan baik dan tegas,
namun dicintai semua anggota. Ada banyak jenis dan gaya kepemimpinan yang telah
berhasil diklasifikasikan oleh para ahli. Semuanya baik, terserah kita mau
memberlakukan yang mana. Pemilihan jenis dan gaya kepemimpinan cenderung
disesuaikan dengan karakter masing-masing individu. Hal itu guna optimalisasi dan
efektivitas kepemimpinan yang akan dijalankan.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa, sebaiknya kita menanamkan jiwa kepemimpinan terhadap
diri kita sendiri, agar nantinya bisa menjadi pemimpin yang mempunyai jiwa
kepemimpinan dan juga mempunyai jiwa kewirausahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1983,
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana, 2008
http://kepemimpin.blogspot.co.id/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/kepemimpinan-dalamberwirausaha/
http://id.shvoong.com/business-management/management/2134265-keterampilan-manajerial/#ixzz2PrtOIG4n

http://www.scribd.com/doc/50180283/Jiwa-Kepemimpinan.
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana, 2008.
Dr. Suryana, M. Si. Kewirausahaan. Jakarta Salemba Empat, 2011.
Geoffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan: Teori dan Praktik Ed. 5.

Anda mungkin juga menyukai