Oleh :
Nama : Eka Nofianti
NIM : B1A018094
Rombongan : 7
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Vivi
A. Latar Belakang
Ada beberapa ragam teknik pengambilan diantaranya metode probability dan non
probability. Namun disamping hal tersebut, peneliti lebih suka menggunakan sampel non-
probabilitas karena lebih akurat serta mendapat kepercayaan kerjasama dari
koresponden. Metode probability terdapat berbagai macam cara diantaranya sampling
acak sederhana, sampling acak sistematis, sampling stratifikasi, sampling rumpun,
sampling bertahap, dan probabilitas proporsional ukuran sampling. Sedangkan metode
non probability terdiri dari sampling kuota, sampling kebetulan, sampling purposive,
sampling sukarela, dan sampling snowball(Etikan, 2017)
Teknik koleksi specimen dibedakan menjadi dua yaitu koleksi basah dan koleksi
kering. Koleksi kering dilakukan untuk hewan seperti kelas mamalia, amphibi, dan aves,
sedangkan koleksi basah digunakan untuk kelas reptile dan pisces. Diungkapkan adalah
komposisi untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengangkut populasi asam nukleat dari
spesimen biologis, dan sampell klinis, forensik, atau lingkungan (Gerald. W, 2016).
Pengaetan hewan dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Pengawetan tulang (rangka)
Pengawetan preparat tuling dilakukan dengan terlebih dahulu membedah dan
menguliti spesimen hingga bersih dari kulitnya. Kemudian dilakukan perebusan
selama 40 menit hingga 2 jam agar memudaahkan pemisahan otot dari rangka,
lalu didinginkan secara alami. Selanjutnya dibersihkan sampai tinggal tulangnya
dan direndam daldam larutan pemutih. (Yayuk et all, 2010)
Holotype adalah spesimen atau ilustrasi yang dibuat oleh autornya dan dinyatakan
sebagai type untuk nama yang baru, syntype adalah sejumlah spesimen yang menjadi
dasar dari deskripsi asli, neotype adalah specimen yang di pilih untuk menjadi type
tatanama, kalau holotype hilang atau rusak, syntype adalah specimen yang digunakan
untuk menggantikan holotype, kalau holotype hilang atau rusak (Yayuk et all, 2010)
III. METODOLOGI
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah botol kaca, spuit, kotak
fiksasi, jarring serangga, killing bottle, kapas, kardus, kertas kalkir, pinset, office pin atau
jarum styrofoam, alat bed, alat penyimpan specimen, baki preparat, kompor, sikat gigi, alat
tulis dan kamera
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alcohol 70%, tisu,
chloroform, formalin, alcohol, silica gel, tepung maizena, boraks, kapas atau dakron, mata
palsu, kawat, lem, sabun cair, pemutih / Natrium Hipoklorit (NaOCl 10%) , dan specimen
yang digunakan.
B. Metode
Metode yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain :
1. Praktikan mempelajari beberapa teknik pengambilan sampel hewan.
2. Praktikan mempelajari tentang proses preparasi koleksi hewan di lapangan atau
laboratorium (pembiusan, pembunuhan, fiksasi, pengawetan).
3. Praktikan mempelajari tentang proses manajemen koleksi specimen hewan.
4. Praktikan melengkapi laporan sementara.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N., Sudarmin & Widianti, T., 2015. Efektivitas Penggunaan Herbarium dan
Insektarium Pada Tema Klasifikasi Mahluk Hidup Sebagai Suplemen Media
Pembelajaran IPA Terpadu kelas VII MTs. Unnes Science Education Journal, 4
(2) pp.494-501
Altman, J., 2015. Studi Observasi Perilaku: Metode Pengambilan Sampel. Jurnal
Statistika. 49 (4-5). 227- 266
Etikan, I., Bala K., 2017.Sampling and Sampling Methods. Biometrics & Biostatistic
International Journal. 5(6) 00149
Gerald, W,. Fischer., 2016. Biological Specimen Collection/ Transport Composition and
Methods. US Journal of Zoologi. 9(4) 144-189
Suhardjono, Y.R., 1999. Buku Pegangan Pengelolaan Koleksi Spesimen Zoologi. Bogor :
LIPI Press
Wicaksono, A., 2016. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Sebagai Sumber Copy
Cataloging. Khazanah Al Hikmah Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi dan
Kearsipan. 4(2) , 140-151
Yayuk, S., Hartini, U., & Sartiamai, E., 2010. Koleksi, Preservasi. Identifikasi, Kurasi,
dan Manajemen Data. Bandung : Angkasa Pura