A. Latar Belakang
Tulang dan sendi membentuk rangka tubuh (skeleton), tetapi tidak dapat
menghasilkan pergerakan. Pergerakan dihasilkan oleh pergantian kontraksi dan
relaksasi otot, dimana terjadi perubahan energi kimia (ATP) menjadi energi
mekanik. Jaringan otot menyusun 40-50% dari berat badan total. Fungsi
jaringan otot secara umum ialah untuk pergerakan, stabilisasi posisi tubuh,
mengatur volume organ dan termogenesis; diperkirakan 85% panas tubuh
dihasilkan oleh kontraksi otot. Sifat jaringan otot ialah eksitabilitas/ iritabilitas,
dapat berkontraksi, dapat diregang tanpa merusak jaringannya pada batas
tertentu, dan elastisitas (Wangko, 2015).
Klasifikasi otot dapat dilakukan atas dasar morfologi atau struktur dan atas
dasar fungsinya. Atas dasar struktur dapat dibedakan menjadi otot polos dan
otot serat lintang. Otot serat lintang dapat dibedakan menjadi otot rangka dan
otot jantung, sedangkan atas dasar fungsinya dapat dibagi menjadi otot sadar
yang berkontraksi di bawah kemauan (termasuk dalam kelompok ini ialah otot
rangka). Otot polos dan otot jantung termasuk dalam kelompok otot tak sadar
(kontraksi tidak di bawah kemauan) (Goenarso & Suripto, 2019). Otot jantung
terbentuk dari serabut-serabut otot yang bersifat khusus dan dilengkapi
jaringan saraf yang secara teratur dan otomatis memberikan rangsangan
berdenyut bagi otot jantung. Denyutan inilah yang menyebabkan jantung
memompa darah yang kaya oksigen dan zat makanan keseluruh tubuh
termasuk arteri coroner, serta memompa darah yang kurang oksigen ke
paru-paru untuk mengambil oksigen (Wahyudi & Hartati, 2017).
Otot rangka dapat memproduksi kekuatan otot yang dikendalikan oleh
perubahan konsentrasi kalsium intraseluler (Ca). Secara umum, ketika Ca2+
naik, otot-otot berkontraksi, dan ketika kalsium berkurang, otot-otot rileks.
Aktivasi normal dari serat otot rangka melibatkan neuron motorik yang
menerima sinyal dari sistem saraf pusat. Sinyal ini menyebabkan depolarisasi
sesuai dengan potensi aksi di tingkat sarcolemma, membran sel serat otot
rangka. Perubahan tegangan menyebabkan Ca2+ dilepaskan dari retikulum
sarkoplasma (SR). Pelepasan Ca2+ ini memungkinkan otot untuk berkontraksi.
Dalam serat otot katak, saluran pelepas Ca2+ terletak di dekat garis Z dari
sarkoma. Sarkomer sendiri terdiri dari banyak myofilaments dan garis Z sesuai
dengan wilayah di mana sarkoma yang berdekatan bersatu (garis gelap tipis bila
dilihat) dengan mikroskop (Liu & Olson, 2015).
B. Tujuan
A. Materi
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah katak sawah
(Fejervarya cancrivora), larutan Ringer, dan larutan asetilkolin 5%.
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah universal kimograf,
pipet tetes, jarum, gunting, hand counter, pinset, alat bedah, kertas millimeter
blok, beaker glass, dan nampan.
B. Cara Kerja
A. Hasil
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 5 10 15 20 25
B. Pembahasan