Hasil fenogram menunjukkan bahwa spesies Phymatosorus scolopendria memiliki
kemiripan karakter paling dekat dengan spesies Christella dentate dengan nilai jarak evolusinya 0,25. Berdasarkan nilai matriks disimilaritas, kedua spesies tersebut memiliki nilai indeks disimilaritas terkecil yaitu sebesar 0,5. Karakter yang membedakan dari dua spesies tersebut adalah habitat, bangun daun, bentuk sorus, dan warna sorus, pada Phymatosorus scolopendria memiliki habitat epifit, bangun daun pinnatifid, bentuk sorus bulat serta warna sorus cokelat muda. Sementara pada spesies Christella dentate berhabitat terrestrial, bangun daun pinnate, bentuk sorus jantung, serta warna sorus hijau dan cokelat. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh spesies Adiantum peruvianum dan spesies Nephrolepis brownii dengan jarak evolusi sebesar 0,25. Berdasarkan nilai matriks disimilaritas, kedua spesies tersebut memiliki nilai indeks disimilaritas terkecil yaitu sebesar 0,5. Perbedaan dari dua spesies tersebut terdapat pada karakter habitat, habitus, pertulangan daun, dan warna sorus, pada spesies Adiantum peruvianum berhabitat terestrial, habitus herba, pertulangan daun reticulate serta sorusnya berwarna cokelat gelap. Sementara pada spesies Nephrolepis brownii berhabitat litofit, habitus terna, pertulangan daun anastomosing serta sorusnya berwarna cokelat. Spesies Pteris vitatta memiliki jarak evolusi terjauh dengan nilai sebesar 0,31. Hasil dari matriks disimilaritas menunjukkan bahwa spesies Nephrolepis brownie dengan spesies Phymatosorus scolopendria memiliki nilai disimilaritas terbesar yaitu 0,875. Tingkat kedekatan dua spesies berdasarkan fungsi proporsi dibentuk berdasar pada sifat yang dimiliki. Semakin rendah nilai indeks disimilaritasnya maka hubungan kekerabatannya semakin dekat.