Anda di halaman 1dari 14

ВАB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Annelida berasal dari bahasa latin (kata Annulus yang berarti cincin dan
Oidos yang berarti bentuk) karena bentuk spesies Annelida seperti sejumlah
besar cincin kecil yang diuntai. Ciri khas Annelida adalah tubuh terbagi
menjadi ruas-ruas yang sama sepanjang sumbu anterior posterior. Istilah lain
untuk ruas tubuh yang sama ialah metamera, somite atau segment. Bagian
tubuh paling luar anterior disebut prostomium bukan suatu ruas. Demikian
pula bagian di ujung posterior disebut pigidium yang terdapat anus.
Segmentasi pada Annelida tidak hanya membagi otot dinding tubuh saja,
melainkan juga menyekat rongga tubuh atau coelom dengan sekatan yang
disebut septum, jamak septa. Tiap septum terdiri atas dua lapis peritoneum,
masing-masing berasal dari ruas di muka dan di belakang. Sistem respirasi
terdapat pada epidermis. Annelida memiliki prostomium dan sistem sirkulasi,
saluran pencernaan lengkap lebih kurang lurus, memanjang dari mulut di
anterior, usus dan anus diposterior. Ekskresi dan reproduksi yang bersifat
metamerik. Organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi yang merupakan
saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh) dan nefrotor(pori tubuh
tempat kotoran keluar). Setiap segmen memiliki organ ekskresinya masing-
masing (Levine, 1995).

Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem
pertahanan mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat
menghadapi invasi mikroorganisme pathogen di lingkungan mereka.
Penelitian yang telah berlangsung selama 50 tahun menunjukkan bahwa
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme. Telah
ditemukan bahwa cairan selom cacing mengandung protein 40 protein
(Khoeruddin, 2000).
Kunci determinasi adalah suatu kunci yang digunakan untuk mengidentifikasi
makhluk hidup berupa keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup. Identifikasi
merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi mencakup dua
kegiatan, yaitu klasifikasi dan tata nama. Salah satu kunci identifikasi ada
yang disusun dengan menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling
berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternatif (dua
ciri yang saling berlawanan) sehingga disebut kunci dikotomis (Easton, 1976).

Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi dilakukannya


praktikumini adalah untuk mengenal karakteristik filum Annelida dan belajar
untuk mengidentifikasi menggunakan kunci determinasi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal karakteristik anggota filum
Annelida khususnya anggota kelas Olygochaeta yang penting dalam proses
identifikasi serta belajar mengidentifikasi menggunakan kunci determinasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Annelida dalam bahasa latinyaitu annulus (cincin) atau cacing gelang adalah


kelompok cacing dengan tubuh bersegmen. Berbeda dengan pltyhelminthes
dan nematyhelminthes.Annelida merupakan hewan triploblastik yang sudah
memiliki rongga tubuh sejati atau hewan selomata. Namun Annelida merupakan
hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana. Filum Annelida terdiri dari
cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan buku-buku badan ini
memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan
(segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk
mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar 12,000 jenis
di laut, air tawar, dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas (Alvyanto, 2010).

Sebagian besar Annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit


(merugikan karena menempel pada inangnya) dengan menempel pada vertebrata,
termasuk manusia. Habitat Annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan
tawar, dan juga ada yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat yang
lembab (George, 2006).

Cacing merupakan hewan yang memiliki ruas tubuh. Bagian ujung anterior cacing
tanah memiliki tonjolan yang disebut prostomium dan setelah itu terdapat mulut.
Pada ruas ke 31 atau ke 32 hingga ruas ke 37 mengalami pembesaran menjadi
seperti bentuk sadel yang disebut Clitellum yang digunakan untuk reproduksi.
Pada bagian masing-masing kecuali pada ruas yang pertama dan ruas yang
terakhir memiliki empat pasang bulu sikat yang terbentuk dari bahan kitin yang
disebut setae. Setae adalah bagian tubuh cacing yang dapat bergerak karena
adanya otot retractor dan protaktor. Setae dapat tumbuh lagi jika hilang atau
putus. Setae yang terdapat di ruas ke 36 mengalami modifikasi untuk proses
reproduksi. Cacing memiliki tubuh yang terbungkus oleh kutikula yang transparan
dengan tujuan untuk melindungi tubuh dari gangguan fisik atau kimia. Secara
fisiologi, kutikula cacing tanah memiliki kantung-kantung kelenjar yang dapat
mengeluarkan cairan sehingga tubuh akan kelihatan mengkilat (Slamet, 2008).

Alat pencernaan pada cacing tanah terdiri atas rongga mulut pada ruas 1-3,
pharynx pada ruas ke 4-6, esophagus pada ruas 6-14, crop, ventrculus pada ruas
ke 17-18, Intestinum terletak pada ruas ke 19, dan berakhir di anus. Bentuk usus
adalah saluran yang berbentuk silindris. Sekitar saluran pencernaan pada bagian
dorsal yakni antara pembuluh darah memiliki sel-sel Chloracogen yang
membantu proses penghancuran makanan dan membantu ekskresi (Rusyan,
2011).

Sistem saraf terdiri dari sentral yang terdiri dari dua bagian, pada bagian dorsal
disebut otak atau ganglion  supra pharyngeal. Ganglion tersebut dihubungkan
oleh sepasang alat penghubung dengan sepasang ganglion sub-pharyngeal yang
posisinya terletak di bawah pharynx dan terdapat saraf afferent dan efferent.
Disamping itu juga terdapat alat perasa yang peka terhapap sinar dan rangsang
lainSistem sirkulasi pada cacing tanah terdiri atas 5 pasang jantung pembuluh
atau jantung semu. Lima pembuluh darah sejajar dengan panjang tubuh. Pada
setiap segmen tubuh terdapat sepasang pembuluh penghubung, pembuluh darah
dorsal (punggung), pembuluh ventral (perut), serta anyaman pembuluh kapiler.
Jantung pembuluh yang berukuran besar yaitu pembuluh dorsal dan ventral yang
mampu berkontraksi (Purnomo, 2009).

Alat reproduksi terdiri atas jantan dan betina pada seekor cacing (hermaprodit).
Namun pembuahan sendiri tidak mungkin terjadi pembuahan yang terjadi selalu
bersilang. Saat dua cacing melakukan kopulasi, dua cacing akan bersatu  dengan
membuat serbuk coccon yang berupa zat perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar
pada daerah clitellum. Reproduksi Annelida dilakukan secara seksual. Annelida
jantan memiliki ovarium. Kedua organ ini biasa terdapat pada satu hewan yang
hermaprodit atau terdapat pada individu yang berbeda (Kimball, 1983).
Sistem sirkulasi pada cacing tanah terdiri atas 5 pasang jantung pembuluh atau
jantung semu. Lima pembuluh darah sejajar dengan panjang tubuh. Pada setiap
segmen tubuh terdapat sepasang pembuluh penghubung, pembuluh darah dorsal
(punggung), pembuluh ventral (perut), serta anyaman pembuluh kapiler. Jantung
pembuluh yang berukuran besar yaitu pembuluh dorsal dan ventral yang mampu
berkontraksi (Purnomo, 2009).

Sistem ekskresi atau exretorium cacing tanah berupa nephridia (hephridios =


ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang hephridia, kecuali 3 sigmen
yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada. Tiap nephridia terdiri atas
suatu bangunan berbentuk corong dan bersilia yang disebut nephrostoma, saluran
atau pipa yang berkelok-kelok. Jika silia itu bergetar, mereka menimbulkan aliran
cairan tubuh yang mengandung sisa-sisa metabolisme dari coelom masuk ke
dalam saluran ekskresi. Kemudian cairan ini keluar dari tubuh cacing melalui
nephridioporus yaitu sebuah lubang kecil yang merupakan muara keluar dari
saluran ekskresi dan terletak pada permukaan ventral tubung cacing. Di antara
nephrostoma dan saluran ekskresi terdapat sekat yang disebut septum
intersegmentale (Kastawi, 2001).

Cacing tanah memiliki peran penting dalam kesuburan tanah, cacing ini dapat
menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah.
Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi
baik. Keberadaan cacing tanah sangat bermanfaat antara lain meningkatkan
infiltrasi, memampatkan agregasi tanah, mengangkut bahan organik ke bagian
tanah yang lebih dalam meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan
tanaman (Kimball, 1983).

Cacing dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah. Aktivitas cacing yang
memakan dan mengeluarkannya dalam bentuk cast sangat bermanfaat bagi sifat
fisik maupun sifat kimia tanah. Cacing tanah mampu mempengaruhi struktur
tanah melalui pencernaan, pemilihan partikel berukuran kecil dan membentuk
struktur yang lebih spesifik, sehingga cacing tanah disebut sebagai biopabrik.
Cacing tanah juga dapat mempengaruhi laju dekomposisi bahan organik,
sehingga dapat meningkatkan kadar unsur hara dalam tanah. Pengaruh tersebut
tergantung pada jenis cacing, jenis tanah dan kualitas bahan organik. Selain itu,
cacing tanah juga dapat berperan dalam memperbaiki tata ruang tanah,
memperbaiki pori tanah, memperbaiki infiltrasi tanah, sebagai pengurai seresah
agen bioturbasi atau agen yang membantu pembalikan tanah untuk distribusi
bahan organik, sehingga bahan organik merata didalam tanah (Rusyam, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 25 November 2019. Pukul
10.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Biosistematika
Hewan dan Evolusi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop stereo,
pentul, pinset, pisau dan papan bedah.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah cacing tanah
(Polypheretima sp.).

3.3 Prosedur kerja


Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian dilakukan
pembedahan pada cacing tanah. Setelah itu dilakukan pengamatan morfologi
dan anatomi cacing tanah menggunakan mikroskop dan digambarkan bagian-
bagiannya. Setelah itu dibuat klasifikasinya berdasarkan kunci determinasi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah:
No Literatur Gambar Keterangan
1. Morfologi 1. Prostomium
(mulut)
2. Peristomium
(bibir)
3. Spermatechaea
(tempat
penyimpanan
sperma)
4. Female pore
(lubang
kelamin betina)
5. Male pore
(lubang
kelamin jantan)
6. Clitellum
(bagian
penebalan)
7. Annus
8. Segmen

2. Anatomi  Prostomium
(mulut)
 Ganglia (otak)
 Pharynx
(Faring)
 Gland blood
(Kelenjar darah)
 Septa (Ruas-ruas
segmen)
 Esophagus
(Kerongkongan
 Spermatheca
(Tempat
penyimpanan
sperma)
 Gizzard
(Lambung)
 Cor (Jantung)
 Intestine (Usus)
 Clitellum
(Penebalan pada
cacing)
 Prostat gland
(Kelenjar
prostat)
 Intestine
caecum (Usus
halus)
 Lymph glands
(Kelenjar
bening)
3. Tipe prostomium  Prostomium
(Prolobous)

4. Female pore  Female pore


(Alat kelamin
Betina)
 Male pores
(Alat kelamin
jantan)

Male pore
2.1 Pembahasan
Pheretima sp. adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok
Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya dalam
filum Annelida. Cacing tanah jenis Pheretima sp. segmennya mencapai 95-
150 segmen. Clitellumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk
gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang
termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing
kalung (Khoeruddin, 2000).

Berikut ini adalah kunci identifikasi cacing tanah masing-masing karakter dari
masing-masing genus.
1. a. Setae banyak di bagian perut, creeping sole present.
Tubuh biasanya rata pada bagian perut…..…..…..….
….Planapheretima
b. Setae tidak ramai di bagian perut. Creeping sole absent.
Tubuh selalu silinder…..…..…..…..…..…..……...…..…..…..…..……2
2. a. Usus kurang usus buntu atau ada gizzard…..…..……….…...…..…..….3
b. Usus dengan adanya gizzard…..…..…..…..…..…..…..…...Pleinogaster
3. a. Terdapat tanda bulan sabit pada lubang jantan…..…..….Metapheretima
b. Tidak terdapat tanda bulan sabit pada lubang jantan…..…..…....….......4
4. a. Cllitellumpanjang lebih dari tiga segmen:
Spermathecal diverticula multilocular…..…..…...…..…..Achopheretima
b. Clitellum di batasi tiga segmen:
Spermathecal diverticula simple…..…..…..…..……..…...Polypheretima

Adapun dari praktikum ini bagian morfologi yang dapat diamati dari
Polypheretima sp. terdiri dari Prostomium (mulut) yang merupakan ujung
anterior atau bagian depan tubuh cacing tanah. Peristomium (bibir) merupakan
segmen pertama cacing tanah yang mengelilingi mulut. Chaeta (rambut), pada
Oligochaeta merupakan cacing yang memiliki sedikit rambut pada segmen
tubuhnya. Clitellum (penebalan) berfungsi untuk mempermudah gerakan
dalam tanah dan bagian yang mengalami pembuahan pada sistem reproduksi.
Bagian anatomi Polypheretima sp. terdiri dari mulut yang berada dibawah
peristomium, faring untuk menarik dan menelan makanan, tembolok sebagai
tempat penyimpanan makanan sementara, esophagus yang menghubungkan
faring dan tembolok, usus sebagai tempat berlangsungnya penyerapan sari-sari
makanan dan memiliki otot membujur serta otot melingkar sebagai alat
pergerakan pada cacing. Pada bagian pembuluh darah terdapat pembuluh
darah ventral dan pembuluh darah dorsal. Spermatheca merupakan tempat
penyimpanan sperma dan tempat pematangan sperma.

Polypheretima sp. memiliki tipe prostomium probolobus yaitu tipe yang


memiliki sekat atau garis. Sedangkan jenis spermatecha tidak dapat diamati
secara jelas disebabkan oleh organnya yang mengkerut sedangkan berdasarkan
literatur, spermatecha terdapat pada segmen 9 dan 10
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah cacing tanah merupakan


kelompok hewan Annelida kelas Oligochaeta dengan ciri tubuh memiliki
cincin annulus. Memiliki tipe prostomium probolobus dan spermatecha yang
berfungsi untuk menghasilkan sperma.

Morfologi dari Polypheretima sp. adalah prostomium(mulut), peristomium


(bibir), female (kelamin betina), male (kelamin jantan), clitellum (penebalan),
chaetae (rambut halus), pygidium (segmen terakhir). Anatomi dari
Polypheretima sp. terdiri dari mulut, ganglia otak, faring, pemompa
pembuluh, kerongkongan, tembolok, tenggorokan, usus, otot membujur, otot
melingkar, epidermis, kutikula, pembuluh dorsal, pembuluh ventral, saluran
nefridium dan annus.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini diharapkan para praktikan
untuk memahami teori dan langkah-langkah dalam mengamati morfologi dan
anatomi cacing tanah demi kelancaran praktikum di laboratorium
.
DAFTAR PUSTAKA

Alvyanto. (2010). Filum Annelida. Sahabat Tiga: Semarang.

Easton. (1976). Identifikasi Hewan. Erlangga: Jakarta.

George, H, F. (2006). Biologi Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.

Khoeruddin, I. (2000). Banyak Yang Tergiur Menjadi Jutawan Cacing. Penebar


Swadaya: Jakarta.

Kimball, J.W. (1983). Biologi Jilid 2. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Kustawi. (2011). Zoologi Invertebrata. Jica-imstep: Jica-imstep.

Levine, N, D. (1995). Protozoologi Vertebrata. Gadjah Mada UniversityPress:


Yogyakarta.

Purnomo. (2009). Biologi. Erlangga: Jakarta.

Rusyan, A. (2011). Zoologi Invertebrata. Alfeta: Bandung.

Slamet, A. (2008). Zoologi Vertebrata. FKIP: Indaralaya.

Anda mungkin juga menyukai