Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TELAAH MATEMATIKA SMA

PELUANG

Disusun Oleh:

Kelompok 11

Nurul Azizah (105361105018)


Patry Juni Astuti (105361102618)
Matematika 18 B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Peluang” pada mata kuliah Telaah Matematika SMA.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.

Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Peluang ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 8 Juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1

BAB 2 Pembahasan

A. Peluang................................................................................................. 2
B. Permutasi.............................................................................................. 5
C. Kombinasi............................................................................................. 7
D. Contoh Soal.......................................................................................... 8

BAB 3 Penutup

A. Kesimpulan........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari
permainan sebuah dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari
permukaan dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan
sejenis ini berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak
pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berpergian kita sering
mempertanyakan apakah terjadi hujan hari ini. Dalam berdagang kita selalu berfikir
tentang kemungkinan untuk mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi
yang berkaitan dengan peluang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peluang?
2. Apa yang dimaksud dengan permutasi?
3. Apa yang dimaksud dengan kombinasi?
4. Bagaimana contoh soal dari peluang, permutasi, kombinasi dan distribusi
peluang?

C. Tujuan
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai peluang, permutasi, dan kombinasi.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Peluang
Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah
cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian
akan berlaku atau telah terjadi. Probabilitas juga dapat diartikan sebagai angka yang
menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian.

 Ruang Sample dan Peristiwa atau Kejadian

Misalkan kita melemparkan dua dadu bersama sama. Kemudian dadu


pertama mata dadu yang keluar yakni mata dadu satu dan enam. Ruang sampel
adalah seluruh jumlah kemungkinan yang dapat muncul dalam pelemparan dadu
tersebut. Yaitu sebanyak 36 kemungkinan. Sedangkan yang dinamakan kejadian
adalah keluarnya mata dadu saat pelemparan tersebut. Dalam kasus ini, yang
disebut kejadian addalah mata dadu satu dan enam.

 Komplemen (AC atau A’)

Misalkan kita memiliki ruang sampel berupa  S = {buku, pensil,


handphone, laptop, penggaris, penghapus}. Kemudian kita memiliki himpunan A
yang merupakan himpunan barang-barang elektronik yaitu A = {handphone,
laptop}. Maka yang dinamakan komplemen himpunan A (AC) adalah {buku,
pensil, penggaris, penghapus}.

Dapat disimpulkan bahwa komplemen A (AC) adalah himpunan atau barang


barang yang tidak termasuk dalam himpunan A.

 Irisan (∩) dan Gabungan(∪)

A ∪ B=1,2,3,4,6,7
A ∩ B=1,3
A ∩ B∩ C=1
A ∪ B ∪C=1,2,3,4,5,6,7
( A ∪ B ) ∩C=1,3,4
K ( A ∪ B ) ∩C ' =2,6,7

S= ( A ) + ( B )−( A ∩ B ) → untuk dua lingkaran

S= ( A ) + ( B )+ (C )− ( A ∩ B ) −( A ∩ C )− ( B ∩C )+ ( A ∩ B ∩C )+( K )

2
Berlaku:

- A ∩∅=∅ ∅ ' =S
'
- A ∪ ∅= A ( A' ) = A
- A ∩ A' =∅ ( A ∩ B )' = A' ∩ B'
- A ∪ A ' =S ( A ∪ B )' =A ' ∪B '
- S' =∅
 Peluang Suatu Kejadian

Jika ruang sampel S mempunyai anggota yang berhingga banyaknya dan


setiap titik sampel mempunyai kesempatan untuk muncul yang sama, dan A suatu
kejadian munculnya percobaan tersebut, maka peluang kejadian A dinyatakan
n(A)
dengan : P ( A )=
n( S )

Dimana: P(A) = Peluang Kejadian A


n(A) = jumlah kejadian A
n(S) = jumlah semesta atau ruang sampel

 Komplemen Suatu Kejadian


P(AC) = 1 – P(A)

 Frekuensi Harapan
Fh(A) = n.P(A)

 Peluang Kejadian yang Saling Lepas


Dua kejadian disebut saling lepas jika irisan dari dua kejadian itu
merupakan himpunan kosong. Himpunan A dan B dikatakan dua kejadian yang
saling lepas, sebab A ∩ B=∅.
Berdasarkan Teori himpunan, P ( A ∪ B ) =P ( A )+ P ( B )−P ( A ∩B ). Karena
P ( A ∩ B )=0 maka P ( A ∪B )=P ( A ) + P ( B ) .

 Peluang Kejadian Saling Bebas


Jika dua keeping mata uang homogeny dilemparkan bersama-sama, maka
kejadian yang mungkin adalah S = {(G1,G2), (G1,A2), (G2,A1), (A1,A2)}  n(S)
= 4. Pada kejadian yang pertama, muncul G1 dan mata uang kedua muncul G2.
Maka P(G1) =½ dan P(G2) = ½ . kejadian G1 dan G2 adalah dua kejadian yang
saling bebas. Secara umum jika A dan B merupakan dua kejadian yang saling bebas
maka peluang kejadian A dan B adalah: P ( A ∩ B )=P ( A ) x P (B)

3
 Peluang Kejadian Bersyarat
Misalkan ruang contoh berpeluang sama dari percobaan melempar sebuah
dadu bersisi 6, maka S = {1,2,3,4,5,6}. Dan terdapat dua kejadian, yaitu B adalah
kejadian muncul sisi kurang dari 6, maka B = {1,2,3,4,5} dan A adalah kejadian
munculnya sisi genap, maka A = {2,4,6}. Berdasarkan hal ini, maka P(B) = 5/6,
dan p(A) = 3/6 = 1/2.
Jika dua kejadian A dan B dilakukan berurutan, yaitu B terjadi terlebih
dahulu, kemudian menyusul A, maka A = {2,4}. Peluang kejadian A setelah
kejadian B (A given B), atau dituliskan sebagai p(A | B) = 2/5. Dapat dirumuskan
P( A ∩ B)
sebagai berikut: P ( A|B )=
P (B)

 Baye’s Rule

Misalkan kawan Anda bercerita dia bercakap-cakap akrab dengan seseorang


lain di atas kereta api. Tanpa informasi tambahan, peluang dia bercakap-cakap
dengan perempuan adalah 50%. Sekarang misalkan kawan Anda menyebut bahwa
orang lain di atas kereta api itu berambut panjang. Dari keterangan baru ini
tampaknya lebih bolehjadi kawan Anda bercakap-cakap dengan perempuan, karena
orang berambut panjang biasanya wanita. Teorema Bayes dapat digunakan untuk
menghitung besarnya peluang bahwa kawan Anda berbicara dengan seorang
wanita, bila diketahui berapa peluang seorang wanita berambut panjang.

Misalkan: W adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang wanita,


L adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang berambut panjang,
M adalah kejadian percakapan dilakukan dengan seorang pria. Kita dapat berasumsi
bahwa wanita adalah setengah dari populasi. Artinya peluang kawan Anda
berbicara dengan wanita, P(W) = 0,5.

Misalkan juga bahwa diketahui 75 persen wanita berambut panjang. Ini


berarti bila kita mengetahui bahwa seseorang adalah wanita, peluangnya berambut
panjang adalah 0,75. Kita melambangkannya sebagai: P(L|W) = 0,75.

Sebagai keterangan tambahan kita juga mengetahui bahwa peluang seorang


pria berambut panjang adalah 0,3. Dengan kata lain: P(L|M) = 0,3. Di sini kita
mengasumsikan bahwa seseorang itu adalah pria atau wanita, atau P(M) = 1 - P(W)
= 0,5. Dengan kata lain M adalah kejadian komplemen dari W. Tujuan kita adalah
menghitung peluang seseorang itu adalah wanita bila diketahui dia berambut
panjang, atau dalam notasi yang kita gunakan, P(W|L). Menggunakan teorema
Bayes, kita mendapatkan:

4
P ( L|W ) P ( W )
P ( W |L )=
P ( L|W ) P ( W ) + P ( L| M ) P(M )

Secara Umum dapat dituliskan sebagai:

P ( B| A ) P ( A )
P ( A|B )=
P (B)

B. Permutasi

Permutasi adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu grup dengan


memperhatikan urutan. Di dalam permutasi, urutan diperhatikan. Seperti: {1,2,3}
tidak sama dengan {2,3,1} dan {3,1,2}.

 Menghitung Permutasi yang mungkin dengan metode kotak kosong.

Untuk membuat permutasi dari pqrs, kita dapat mengandaikan bahwa ada 4


kotak kosong yang harus diisi dengan empat abjad tersebut. Bila tiap kotak itu tidak
boleh diisi dengan abjad yang sama, maka tiap kotak yang akan diisi selanjutnya
berkurang satu abjad. Seperti ini ilustrasinya:

1. [ ],[ ], [],[ ]

Kotak pertama [ a ], dapat diisi dengan 4 abjad diatas. Pilihannya p , q , r , s .

2. [ p ] , [],[ ],[ ]

Karna tidak boleh ada abjad yang sama, maka kotak kedua [ b ] hanya dapat diisi
dengan 3 abjad yang tersisa. Jika kita memilih p, maka pilihan tersisa adalah q, r,
dan s.

3. [ p ] , [ q ] ,[ ],[ ]

Sama seperti langkah nomor 2, jadi kotak ketiga hanya dapat diisi dengan 2 abjad.
Jika kita memilih q, maka abjad yang tersisa hanya r dan s.

4. [ p ] , [ q ] , [ r ] , []

Sama seperti langkah nomor 3, jadi kotak keempat hanya dapat diisi dengan 1 abjad
tersisa yaitu s.

5. [ ],[], [],[ ]→banyak pilihan tiap kotak=[ 4 ] , [ 3 ] , [ 2 ] , [ 1 ]

Setelah memperoleh kemungkinan - kemungkinan tersebut, jumlah permutasinya


adalah 4x3x2x1 = 24 buah. Dapat disimpulkan bahwa di setiap langkah, kita
memiliki sejumlah pilihan yang semakin berkurang. Maka jika digeneralisasikan,

5
banyaknya permutasi dari n unsur adalah sebanyak n ! dimana n adalah jumlah
kotak.

Bila tiap kotak itu boleh diisi dengan abjad yang sama, maka tiap kotak
akan memiliki 4 abjad yang dapat diisikan kedalam kotak tersebut. Sehingga
permutasinya adalah 4x4x4x4 = 256 susunan. Dapat dirumuskan menjadi n k. di
mana k adalah banyaknya kotak dan n adalah jumlah objek yang dapat diisikan
kedalam kotak..

 Permutasi-k dari n benda

Terkadang kita hanya ingin menyusun ulang sejumlah elemen saja, tidak
semuanya. Permutasi ini disebut permutasi-k dari n benda. Pada contoh untai abcd,
maka permutasi-2 dari abcd (yang semuanya ada 4 unsur) adalah sebanyak 12.
Yaitu ab, ac, ad, ba, bc, bd, ca, cb, cd, da, db, dc.

n n!
Dapat dirumuskan menjadi pk = dimana n = banyaknya objek yang
( n−k ) !
dapat disusun. Dan k adalah banyaknya kotak atau susunan yang diinginkan.

 Permutasi Siklis
ae
ghfb
cd

Permutasi siklis menganggap elemen disusun secara melingkar seperti


gambar diatas. Cara membaca untai abcdefgh dalam susunan melingkar tersebut
bermacam-macam, maka setiap macam cara kita anggap identik satu sama lain.
Permutasi siklis dapat dihitung dengan menganggap bahwa satu elemen harus
ditulis sebagai awal untai.

Dengan menganggap panjang untai (atau banyaknya elemen) adalah n, dan


karena elemen awal tidak boleh diubah-ubah posisinya, maka banyaknya elemen
yang dapat berubah-ubah posisinya adalah n-1. Dengan demikian kita cukup
mempermutasikan elemen yang dapat berubah-ubah posisi saja, yaitu
sebanyak ( n−1 ) !.

 Permutasi beberapa object yang berbeda

6
Andaikan kita memiliki huruf p, q, dan r yang akan dihitung permutasinya,
maka huruf tersebut dapat membentuk 6 permutasi yaitu pqr, prq, qpr, qrp, rpq, rqp.

Jika p dan q diubah menjadi x, maka akan permutasinya menjadi xxr, xrx, xxr, xrx,
rxx, rxx dan jumlah permutasinya menjadi 3.

Andaikan juga kita memiliki huruf p, q, r, dan s yang akan dihitung


permutasinya. Maka huruf tersebut dapat membentuk 24 permutasi. Jika p dan q =
x dan r dan s = y, maka akan memiliki 4 permutasi yaitu xxyy, xyxy, yxxy, yyxx,
xyyx, dan yxyx

Oleh karena itu, jika ketika memiliki 3 objek dan objek tersebut memiliki
4 4!
dua objek yang serupa, maka rumus permutasinya yaitu: P2,2=
2 ! .2!

n!
Pnk k =
1 2… k r
k1 ! k2 ! … kr !

C. Kombinasi
Kombinasi adalah menggabungkan beberapa objek dari suatu grup tanpa
memperhatikan urutan. Missal {1,2,3} adalah samadengan {2,3,1) atau {3,1,2}.

n
Kombinasi dapat dituliskan dengan notasi C k atau ( nk)
1. Kombinasi Tanpa Pengulangan

n! Pk
C nk = = n
k ! ( n−k ) ! k !

2. Kombinasi Dengan Pengulangan

( n+k −1 ) !
Di mana n adalah jumlah objek yang bisa dipilih dan k adalah
k ! ( n−1 ) !
jumlah yang harus dipilih. Sebagai contoh jika kamu pergi ke sebuah toko donat.
Toko donut itu menyediakan 10 jenis donat berbeda. Kamu ingin membeli tiga
donat. Maka kombinasi yang dihasilkan adalah (10+3-1)!/3!(10-1)! = 220
kombinasi.

3. Segitiga Pascal

1 0
1 1 1
1 2 1 2

7
1 3 3 1 3
1 4 6 4 1 4
1 5 10 10 5 1 5
… … … … … … … n
↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ ↓

1 1 2 3 4 5 k

D. Contoh Soal
1. Peluang Suatu Kejadian
Sebuah mata uang logam dilempar satu kali. Berapa peluang munculnya
“Angka”?
Jawab:
Ruang sampel S = {A, G} maka n(S) = 2.
Kejadian A = {A}, maka n(A) = 1
n(A) 1
Jadi, P(A) = =
n ( S) 2

2. Komplemen Suatu Kejadian


Misalkan dilakukan pengundian dua uang logam Rp 100,00 sekaligus, berapa
peluang tidak diperolehnya “Angka 100” ?
Jawab:
S = {GG, GA, AG, AA} n(S) = 4
M = kejadian munculnya “angka 100” = {GA, AG, AA}  n(M) = 3
n( M ) 3
P ( M )= =
n (S ) 4
M’ = kejadian munculnya bukan “angka100”
3 1
P ( M ' ) =1−P ( M )=1− =
4 4
3. Frekuensi Harapan
Berapakah frekuensi harapan muncul mata kurang dari 5 dalam pelantunan dadu
mata enam sebanyak 36 kali ?
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}  n(S) = 6

8
A = {1, 2, 3, 4}  n(A) = 4
n(A) 4 2
P ( A )= = =
n( S ) 6 3
Jadi Fh(A) = P(A) x n
2
= x 36=24 kali
3

4. Peluang Kejadian Saling Lepas


Dua dadu mata enam dilempar bersama-sama. Berapa peluang muncul dua mata
dadu yang jumlahnya 3 atau 10 ?
Jawab:
2 dadu dilempar n(S) = 36
A = jumlah mata dadu 3 = {(1,2),(2,1)}  n(A) = 2
B = jumlah mata dadu 10 = {(4,6),(5,5),(6,4)}  n(B) = 3
A ∩ B=∅
2 3 5
P ( A ∪ B ) =P ( A )+ P ( B )= + =
36 36 36

5. Peluang Kejadian Saling Bebas


Dari setumpuk kartu bridge, diambil satu kartu secara berturut-turut sebanyak
dua kali. Tentukan peluang bahwa yang terambil pertama As dan yang terambil
berikutnya King !
Jawab:
n(S) = 52
n ( As) 4
n ( A s )=4 → P ( A s )= =
n (S ) 52
n( K ) 4
n ( K )=4 → P ( K ) = =
n ( S ) 51
4 4 16 4
jadi , P ( A s ∩ K ) =P ( A s ) xP ( K )= x = =
52 51 2652 663
6. Peluang Kejadian Bersyarat

9
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning. Akan diambil sebuah bola
secara acak berturut-turut sebanyak dua kali tanpa pengembalian . Tentukan
peluang terambilnya keduanya bola merah!
Jawab:
Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah A,
maka:
n(A) 5
P ( A )= =
N (S ) 8
Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah B,
maka:
n ( B| A ) 4
P ( B| A )= =
N ( S) 7
5 4 5
P ( A ∩ B )=P ( A ) × B ( B| A ) = × =
8 7 14
7. Permutasi beberapa object yang berbeda
Dalam sebuah sesi latihan sepak bola, pelatih membutuhkan 10 pemain. Dari 10
pemain, pelatih menginginkan 1 pemain pemula, 2 mahasiswa, 4 junior, dan 3
senior dalam timnya. Berapa banyak cara yang dapat dilakukan pelatih untuk
menyusun timnya?
Jawab:
10 !
P10
1,2,4,3 = =12.600
1 ! .2 ! 3! 4 !

8. Kombinasi Tanpa Pengulangan


Suatu ketika, dedi melakukan pemilihan 3 orang untuk mewakili kelompak 23
yang terdiri dari 5 orang (misalnya Dedi, Eka, Feri, Gani dan Hari) untuk
melakukan presentasi. Berapakah cara yang dapat dilakukan oleh Dedi?
Jawab:
n! 5!
C nk = = =10
k ! ( n−k ) 3! ( 5−3 ) !

Dari soal dapat kita ketahui bahwa


1  0
1 1  1 n = 5, dan k = 3.
1 2 1  2
1 3 3 1  3 Jadi dengan menggunakan segita pascal
1 4 6 4 1  4 ini kita mendapatkan bahwa terdapat 10
1 5 10 10 5 1  5 cara yang dapat dilakukan oleh Dedi.
… … … … … … … n 10

0 1 2 3 4 5 k
9. Distribusi Binomial
Misalkan sebuah perusahaan asuransi mempunyai 3 calon pelanggan, dan
pimpinan perusahaan yakin bahwa peluang dapat menjual produknya adalah 0,1.
Berapa probabilita bahwa 1 pelanggan akan membeli produknya?
Jawab :
Pada kasus ini, p = 0,1 n = 3 x = 1
3! 3−1
3!
P ( x=1 )= 0.11 (1−0.1 ) = 0.11 0.9 2=0.243
1! ( 3−1 ) ! 1! ( 2! )
Nilai Harapan: E(x) = m = np = 3.(0,1) = 0,3
Varian: Var(x) = s2 = np(1 - p) = 3(0,1)(0,9) = 0,27
Simpangan Baku: s = 0,52
10. Distribusi Multinomial
Pada suatu pemeriksaan hasil pembuatan pipa pada sebuah pabrik
memperlihatkan bahwa 85% produknya baik, 10% produknya tidak baik tapi
bisa diperbaiki dan 5% produknya rusak. Jika diambil sampel berukuran 20,
berapa peluang akan terdapat 18 yang baik dan 2 yang tidak baik tapi bisa
diperbaiki.
Jawab :
x1 = 18 = banyaknya produk baik
x2 = 2 = banyaknya produk tidak baik tapi bisa diperbaiki
x3 = 0 = banyaknya produk rusak
p1 = 0,85
p2 = 0,1
p3 = 0,05
20 !
P ( 18,2,0 )= 0,85 18 0,12 0.050=0.102
( 18! 2 ! 1 ! )
Jadi peluang terambil 18 produk baik dan 2 produk tidak baik tapi bisa
diperbaiki adalah 0,102
11. Distribusi Poisson
Di RS Mercy, rata-rata pasien mendatangi UGD pada akhir minggu adalah 3
pasien per jam. Berapa peluang ada 4 pasien mendatangi UGD pada akhir
minggu?

11
Jawab :
λ = 3 pasien perjam, x = 4
34 e−3
P ( 4 )= =0.168
4!
Jadi peluang ada 4 pasien mendatangi UGD pada akhir minggu adalah
0,1680
12. Distribusi Hypergeometrik
Sebuah anggota komite terdiri dari 5 orang, 3 wanita dan 2 laki-laki. Jika dari
komite itu dipilih 2 orang untuk mewakili dalam sebuah pertemuan, maka
peluang yang terpilih 1 wanita dan 1 laki-laki adalah :
N=5n=2
r = jumlah wanita = 3
N – r = jumlah laki-laki = 5 – 3 = 2
x = jumlah wanita yang terpilih = 1
n – x = jumlah laki-laki yang terpilih = 2 – 1 = 1
3 5−3 3! 2!
P ( 1 )=
( )(
1 2−1 ) =
( 1 ! 2 ! 1 ! 1! )
)( =0,6
5 5!
( 2) ( 2!3!)
Jadi peluang terpilih 1 wanita dan 1 laki-laki adalah 0,6

12
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara


untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan
berlaku atau telah terjadi. Probabilitas juga dapat diartikan sebagai angka yang
menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Ruang sampel adalah seluruh
jumlah kemungkinan yang dapat muncul dalam suatu experiment. Kejadian merupakan
bagian dari ruang sampel. Komplemen adalah suatu himpunan yang merupakan lawan
dari himpunan yang dimaksud.

Rumus – rumus dalam materi peluang adalah

n(A)
- Peluang kejadian A dinyatakan dengan : P ( A )= .
n( S )
- Komplemen dari kejadian A yaitu P(AC) = 1 – P(A).
- Frekuensi harapan dari kejadian A adalah Fh(A) = n.P(A).
- Peluang Kejadian yang Saling Lepas adalah P ( A ∪ B ) =P ( A )+ P ( B ) .
- Peluang Kejadian Saling Bebas adalah P ( A ∩ B )=P ( A ) x P ( B ).
P( A ∩ B)
- Peluang kejadian bersyarat adalah P ( A|B )= .
P (B )
P ( L|W ) P (W ) P ( B| A ) P ( A )
- Bayes’ rule: P ( W |L )= atau P ( A|B )=
P ( L|W ) P ( W ) + P ( L| M ) P ( M ) P (B )
n n!
- Permutasi: pk =
( n−k ) !
- Permutasi Siklis: ( n−1 ) !.
n n!
- Permutasi beberapa object yang berbeda: Pk k = 1
k1 ! k2! … kr !
2… k r

n n! P kn
- Kombinasi Tanpa Pengulangan: C = k =
k ! ( n−k ) k !
( n+k −1 ) !
- Kombinasi Dengan Pengulangan:
k ! ( n−1 ) !
- Distribusi Binomial:
n!
Fungsi peluang binomial : P ( x ) = p x ( 1−p )n−x
x ! ( n−x ) !

13
Nilai Harapan / rata-rata : E ( x )=μ=np
Varian: Var ( x ) =σ 2=np (1− p )
Simpangan baku: σ =√ σ 2= √ np ( 1− p )
- Fungsi distribusi Multinomial:

n!
p ( x 1 , x 2 , … , x k )= (x )
1 ! . x 2 ! … .. x k !
x x x
p1 . p 2 … . pk
1 2 k

- Distribusi Poisson
μ x e−μ
Fungsi peluang poisson: p ( x ) =
x!
Dimana x = banyaknya kejadian pada interval waktu tertentu

μ = rata-rata banyaknya kejadian pada interval waktu

e = 2,71828

Nilai harapan / rata-rata: E ( x )=∑ xp ( x )=μ
x=0
2
Varian: σ =μ
- Fungsi Peluang hipergeometrik:

r N−r
p ( x) =
( x )( n−x )

( Nn )
Dimana: x = banyaknya sukses dalam n kali kejadian

N = banyaknya elemen populasi

n = banyaknya kejadian

r = banyaknya sukses dalam populasi


2
−1 x−μ
- Persamaan Distribusi Normal adalah f ( x )= 1 e 2( )
σ

σ √2 π

Dimana: μ= rata-rata

σ = simpangan baku

π = 3,14159

e = 2.71828

14
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Peluang_(matematika)
http://www.slideshare.net/cvrhmat/distribusi-peluang
https://www.scribd.com/upload
document?archive_doc=178684830&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action
%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A
%22web%22%7D

15

Anda mungkin juga menyukai