Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR

PROBABILITAS
Sebelum mempelajari konsep dasar probabilitas, maka harus
mempelajari terlebih dahulu analisis kombinatorial yang banyak
digunakan dalam konsep dasar probabilitas yaitu analisis bilangan
faktorial, permutasi dan kombinasi.

Bilangan Faktorial
Bila n bilangan bulat positif, maka bilangan faktorial ditulis dengan
n! yang didefinisikan sebagai:
𝑛! = 𝑛 𝑛 − 1 𝑛 − 2 … 3.2.1
0! = 1
1! = 1
Contoh 1: Tentukan hasil pembagian bilangan faktorial berikut:
7!
1. 5!
17!
2. 15!
Permutasi
Sebuah himpunan {a,b,c} yang mempunyai tiga anggota yaitu a, b
dan c. Banyaknya anggota himpunan tersebut n = 3 maka kita dapat
mengambil seluruhnya atau sebagian dari anggota himpunan
tersebut.
Misalnya kita mengambil seluruhnya r = 3 atu mengambil dua r = 2
atau ambil satu r =1 atau tidak diambil r = 0.
Dari anggota-anggota yang diambil kemudian dibuat suati susunan
atau rangkaian dengan memberi arti pada urutan letak anggota
pada susunan tersebut. Dengan demikian, kita peroleh jenis-jenis
susunan yang ditentukan oleh urutan letak anggota himpunan
tersebut pada setiap susunan.
Bila diambil 1 anggota, r = 1, tentu susunannya ada tiga yaitu
a b c
Bila diambil 2 anggota, r = 2, kita peroleh susunan yaitu,
ab ac bc
ba ca cb
Terdapat 6 susunan
Bila diambil 3 anggota r = 3, kita peroleh susunan yaitu,
abc bac cab
acb bca cba
Terdapat 6 susunan
Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu
himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian anggota dan
memberi arti pada urutan anggota dari masing-masing susunan
tersebut disebut permutasi.
Rumus permutasi:
𝑛!
𝑛 𝑃𝑟 =
𝑛−𝑟 !

Cara lain yang dipakai menuliskan nPr adalah P(n,r).

Contoh 2
1. Tentukan hasil permutasi:
a. Bila n = 4 dan r = 2
b. Bila n = 5 dan r = 3
c. 7P7
2. Bila suatu himpunan terdiri atas n anggota dan diambil sebanyak
n, semua dipermutasikan, maka tentukan banyaknya susunan yang
diperoleh.
Beberapa Jenis permutasi
Permutasi melingkar (keliling)
Permutasi yang dibuat dengan menyusun suatu anggota-anggota
suatu himpunan secara melingkar. Banyaknya permutasi dari n
anggota yang disusun secara melingkar sebagai berikut.

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑡𝑎𝑠𝑖 = (𝑛 − 1)!

Permutasi dari sebagian anggota yang sama jenisnya


Bila kita mempunyai himpunan yang terdiri atas n anggota, maka
ada kemungkinan sebagian dari anggotanya mempunyai jenis yang
sama. Katakanlah jenis 1 terdiri atas n1 yang sama, jenis 2 terdiri
atas n2 yang sama,… jenis k terdiri atas nk yang sama, maka
banyaknya permutasi yang dapat dibuat adalah
𝑛 𝑛!
𝑛1 , 𝑛2 , … 𝑛𝑘 =
𝑛1 !𝑛2 !…𝑛𝑘 !
Contoh 3
1. Berapa banyak susunan yang dapat dibuat dari kalimat “AKU
SUKA KAMU”?

Kombinasi
Susunan-susunan yang dibentuk dari anggota-anggota suatu
himpunan dengan mengambil seluruh atau sebagian dari anggota
himpunan itu tanpa memberi arti pada urutan anggota dari masing-
masing susunan tersebut.
Bila himpunan itu terdiri dari n anggota dan diambil sebanyak r, di
mana r ≤ n, banyaknya kombinasi adalah
𝑛 𝑛!
𝑛 𝐶𝑟 = 𝑟 =
𝑟! 𝑛 − 𝑟 !

Kombinasi ditulis juga dengan cara C(n,r) atau Cn,r


Contoh 4
1. Tentukan kombinasi dari:
a. 6C2
b. 6C4
c. 10C2
2. Bila dari {a, b, c, d} diambil 3 objek, maka tentukan banyaknya
permutasi dan kombinasi yang diperoleh.
3. Terdapat 4 orang bernama A, B, C dan D. Bila dipilih 2 orang ada
berapa banyak pilihan yang diperoleh?
4. Bila dalam suatu kelompok terdapat 4 kimiawan dan 3 fisikawan,
buatlah panitia 3 orang yang terdiri atas 2 kimiawan dan 1
fisikawan.
KONSEP DASAR PROBABILITAS
Derajat/tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil
percobaan statistik disebut probabilitas atau peluang. Suatu
probabilitas dilambangkan dengan P.
Perumusan Probabilitas
Apabila kejadian dilambangkan dengan E, maka kita dapat
merumuskan probabilitas kejadian P(E). Perumusan probabilitas
dilakukan dengan dua cara yaitu cara klasik dan cara frekuensi
relatif.
Perumusan Klasik
Bila kejadian E terjadi dalam m cara dari seluruh n kemungkinan,
maka probabilitas kejadian E atau P(E) dirumuskan
𝑚
𝑃 𝐸 =
𝑛
Contoh 5
Hitunglah probabilitas memperoleh kartu hati bila sebuah kartu
diambil secara acak dari seperangkat kartu brigde yang lengkap.

Perumusan dengan frekuensi relatif


Jika kejadian E terjadi sebanyak f kali dari keseluruhan
pengamatan sebanyak n, di mana n mendekati tak berhingga (n →
∞) maka probabilitas kejadian E dirumuskan sebagai:
𝑓
𝑃 𝐸 = lim
𝑛→∞ 𝑛

Konsep probabilitas modern dikembangkan dengan menggunakan


pendekatan aksiomatis yaitu suatu kebenaran yang diterima secara
apa adanya tanpa memerlukan bukti matematis, di mana konsep
probabilitas tidak didefinisikan seperti konsep titik dan konsep
garis dalam ilmu geometri.
Contoh 6
Pada suatu percobaan statistik, yaitu pelemparan sebuah dadu yang
diulang sebanyak n = 1000 kali, frekuensi munculnya muka dadu
X seperti pada tabel berikut.

Muka dadu (X) 1 2 3 4 5 6


Frekuensi (f) 164 165 169 169 166 167

Bila E menyatakan kejadian munculnya muka-muka dadu tersebut,


tentukan E = {1}, {2}, {3}, {4}, {5} atau {6} sehingga probabilitas
kejadian E untuk masing-masing kemungkinan munculnya muka
dadu tersebut.
RUANG SAMPEL DAN KEJADIAN
Kumpulan (himpunan) dari semua hasil yang mungkin muncul atau
terjadi pada suatu percobaan statistik disebut ruang sampel yang
dilambangkan dengan himpunan S, sedangkan anggota-anggota
dari S disebut titik sampel.
Kumpulan (himpunan) dari hasil yang muncul atau terjadi pada
suatu percobaan statistik disebut kejadian atau peristiwa yang
dilambangkan dengan himpunan A. Begitu juga anggota-anggota
dari A disebut titik sampel.
Bila kejadian A terjadi dalam m cara pada ruang smpel S yang
terjadi dalam n cara, maka probabilitas kejadian A adalah
𝑛(𝐴) 𝑚
𝑃 𝐴 = =
𝑛(𝑆) 𝑛

di mana n(A) banyaknya anggota A dan n(S) banyaknya anggota S


Contoh 7
Pada pelemparan dua buah dadu.
a. Tentukan ruang sampel S!
b. Bila A menyatakan kejadian munculnya dua dadu dengan muka
sama, tentukan P(A)!
c. Bila B menyatakan kejadian munculnya jumlah muka dua dadu
kurang dari 5, tentukan P(B)!

SIFAT-SIFAT PROBABILITAS KEJADIAN A


Sifat dari P(A)
Sifat 1 : 0 < P(A) < 1, Jika anggota A < anggota S
Sifat 2 : P(A) = 0, Jika A = ∅
Sifat 3 : P(A) =1, Jika A = S
Jika P(A) = 0 dikatakan kejadian yang mustahil terjadi, P(A) = 1
dikatakan kejadian yang pasti terjadi.
PERUMUSAN PROBABILITAS KEJADIAN MAJEMUK
A ∪ B DAN A ∩ B
Bila A dan B kejadian sembarang pada ruang sampel S, maka
gabungan kejadian A dan B ditulis A ∪ B adalah kumpulan semua
titik sampel yang ada pada A atau B atau pada kedua-duanya.
Kejadian A ∪ B disebut kejadian majemuk. Demikian halnya,
kejadian A ∩ B, yaitu kumpulan titik sampel yang ada pada A dan B
juga disebut kejadian majemuk.

P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)

P(A∪B∪C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A∩B) – P(B∩C) – P(A∩C) +


P(A∩B∩C)
Contoh 8
Jika diambil satu kartu secara acak dari satu set kartu bridge yang
lengkap. Bila A =kejadian terpilihnya kartu as dan B = kejadian
terpilihnya kartu wajik, tentukan P(A∪B)!

DUA KEJADIAN SALING LEPAS


Bila A dan B dua kejadian sembarang pada S dan berlaku A∩B = ∅
maka A dan B dikatakan dua kejadian saling lepas atau saling
bertentangan atau saling terpisah (mutually exclusive).
Dua kejadian A dan B saling lepas artinya kejadian A dan B tidak
mungkin terjadi secara bersamaan.

P(A∪B) = P(A) + P(B)

P(A∪B∪C) = P(A) + P(B) + P(C)


Contoh 9
Pada pelemparan dua buah dadu, tentukanlah probabilitas
munculnya muka dua dadu dengan jumlah 7 atau 11!

DUA KEJADIAN SALING KOMPLEMENTER


Kejadian A’ adalah kumpulan titik sampel – titik sampel yang
merupakan titik sampel S tetapi bukan merupakan titik sampel A.
Komplemen A ditulis Ac atau A’, bila A dan A’ dua kejadian dalam S
yang saling komplementer, maka berlaku rumus probabilitas
berikut,
P(A’) = 1 – P(A)

Contoh 10
Pada pelemparan dua dadu, jika A adalah kejadian munculnya muka
dadu sama, hitunglah probabilitas munculnya muka dua dadu yang
tidak sama!
DUA KEJADIAN SALING BEBAS
Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S dikatakan saling
bebas jika kejadian A tidak mempengaruhi kejadian B dan
sebaliknya kejadian B tidak mempengaruhi kejadian A. Jika A dan
B merupakan dua kejadian saling bebas, maka berlaku rumus

P(A∩B) = P(A). P(B)


Sebaliknya bila berlaku rumus itu, maka dikatakan A dan B dua
kejadian saling bebas.
Jika A, B dan C adalah tiga kejadian saling bebas, maka berlaku
rumus probabilitas kejadian bebas
P(A∩B∩C) = P(A) . P(B) . P(C)
Contoh 11
Pada pelemparan dua uang logam, apakah kejadian munculnya
muka dari uang logam pertama dan kedua saling bebas?
PROBABILITAS BERSYARAT
Dalam probabilitas, suatu kejadian A terjadi dengan syarat kejadian
B lebih dahulu terjadi atau dikatakan kejadian A bersyarat B yang
ditulis A/B.
Probabilitas terjadinya kejadian A bila kejadian B telah terjadi
disebut probabilitas bersyarat yang ditulis P(A/B) dan dirumuskan
sebagai:

𝑃 𝐴∩𝐵
𝑃 𝐴/𝐵 = , 𝑃 𝐵 >0
𝑃(𝐵)
Contoh 12
Misalkan diberikan populasi sarjana di suatu kota dibagi menjadi
menurut jenis kelamin dan status pekerjaan sebagai berikut:
Bekerja Menganggur Jumlah
Laki-laki 460 40 500
Perampuan 140 260 400
Jumlah 600 300 900

Misalkan diambil seorang dari mereka untuk ditugaskan melakukan


promosi barang di suatu kota tersebut. Bila ternyata yang terpilih
adalah dalam status tetap bekerja, berapakah probabilitasnya bahwa
dia:
a. laki- laki b. wanita
Probabilitas Bersyarat untuk Dua Kejadian Saling Bebas
Bila A dan B dua kejadian dalam ruang sampel S yang saling
bebas, dengan P(A) ≠ 0 dan P(B) ≠ 0, maka berlaku

𝑃 𝐴/𝐵 = 𝑃 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑃 𝐵/𝐴 = 𝑃(𝐵)

𝑃 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝑃 𝐴/𝐵 . 𝑃(𝐵)

𝑃 𝐴 ∩ 𝐵 ∩ 𝐶 = 𝑃 𝐴/𝐵 ∩ 𝐶 . 𝑃 𝐵/𝐶 . 𝑃 𝐶

Contoh 13
Misalkan kita mengambil tiga kartu, diambil tiga kali, pada
sekelompok kartu bridge yang lengkap. Setiap kali mengambil
mengambil, kartu yang terpilih tidak dikembalikan pada kelompok
kartu itu. Ini dikatakan pengambilan kartu tanpa pengembalian.
Tentukan probabilitas untuk memperoleh tiga kartu as.
PROBABILITAS KEJADIAN MARGINAL DAN RUMUS BAYES
Misalkan A1, A2 dan A3 adalah tiga kejadian saling lepas dalam ruang
sampel S dan B adalah kejadian sembarang lainnya dalam S.
𝐵 = 𝐵 ∩ 𝐴1 ∪ 𝐵 ∩ 𝐴2 ∪ 𝐵 ∩ 𝐴3
Rumus probabilitas marjinal kejadian B.
𝑃 𝐵 = 𝑃 𝐵/𝐴1 . 𝑃(𝐴) + 𝑃 𝐵/𝐴2 𝑃 𝐴2 + 𝑃 𝐵/𝐴3 𝑃 𝐴3
3

𝑃 𝐵 = ෍ 𝑃 𝐵/𝐴𝑖 𝑃 𝐴𝑖
𝑖=1

Penentuan probabilitas kejadian bersyarat untuk kejadian marjinal


𝑃 𝐵 ∩ 𝐴1 𝑃 𝐵/𝐴1 𝑃 𝐴1
𝑃 𝐴1 /𝐵 = =
𝑃(𝐵) σ 𝑃 𝐵/𝐴𝑖 𝑃 𝐴𝑖
𝑃 𝐵 ∩ 𝐴2 𝑃 𝐵/𝐴2 𝑃 𝐴2
𝑃 𝐴2 /𝐵 = =
𝑃(𝐵) σ 𝑃 𝐵/𝐴𝑖 𝑃 𝐴𝑖
𝑃 𝐵 ∩ 𝐴3 𝑃 𝐵/𝐴3 𝑃 𝐴3
𝑃 𝐴3 /𝐵 = =
𝑃(𝐵) σ 𝑃 𝐵/𝐴𝑖 𝑃 𝐴𝑖
Secara umum bila A1, A2, A3, …, An kejadian saling lepas dalam
ruang sampel S dan B kejadian lain yang sembarang dalam S, maka
probabilitas kejadian bersyarat Ai/B dirumuskan dalam Rumus
Bayes sebagai berikut.
𝑃 𝐵 ∩ 𝐴𝑖 𝑃 𝐵/𝐴𝑖 𝑃 𝐴𝑖
𝑃 𝐴𝑖 /𝐵 = = 𝑛
𝑃(𝐵) σ𝑖=1 𝑃 𝐵/𝐴𝑖 𝑃 𝐴𝑖

Contoh 14
Misalkan ada tiga kotak masing-masing berisi 2 bola. Kotak 1 berisi
2 bola merah, kotak 2 berisi 1 bola merah dan 1 bola putih dan kotak
3 berisi 2 bola putih . Dengan mata tertutup anda diminta mengambil
satu kotak secara acak dan kemudian mengambil 1 bola secara acak
dari kotak yang terambil itu. Anda diberitahu bahwa bola yang
terambil ternyata berwarna merah. Berapa peluang bola tersebut
terambil dari kotak 1, kotak 2 dan kotak 3?
Soal
1. Hitunglah
a. 10P3 b. 20P15 c. 30P1
2. Hitunglah
a. 10C3 b. 20C15 c. 25C5
3. Dari kelompok ahli ada 5 orang sarjan ekonomi dan 7 sarjana
hukum. Akan dibuat tim kerja yang terdiri atas 2 sarjana ekonomi
dan 3 sarjana hukum. Berapa banyak cara untuk membuat tim itu,
jika:
a. Tiap orang dapat dipilih dengan bebas.
b. Seorang sarjana hukum harus ikut dalam tim itu.
c. Dua orang sarjana ekonomi tidak boleh ikut dalam tim itu.
4. Lima kartu diambil secara acak dari sekelompok kartu bridge
yang lengkap. Tentukanlah:
a. Probabilitas terambil 4 kartu as.
b. Probabilitas terambil 4 kartu as dan 1 kartu king.
5. Sebuah kotak berisi 8 bola merah, 7 bola putih dan 5 bola biru.
Jika diambil 1 bola secara acak, tentukanlah probabilitas terpilihnya:
a. bola merah b. bola putih c. bola biru
d. tidak merah e. merah atau putih
6. Peluang bahwa seorang pria akan hidup selama 25 tahun adalah
3/5 dan peluang bahwa istrinya akan hidup selama 25 tahun adalah
2/3. Tentukanlah peluang bahwa
a. Keduanya akan hidup selama 25 tahun
b. Hanya pria itu yang hidup selama 25 tahun
c. Hanya istri yang hidup selama 25 tahun
d. Paling sedikit salah satu dari mereka (suami/istri) yang hidup
selama 25 tahun
7. Misalkan terdapat sebuah kotak berisi 20 sekering dan 5
diantaranya rusak. Bila dua sekering diambil secara acak (satu-satu)
tanpa pengembalian, berapa peluang sekering yang terambil
keduanya rusak?
8. Ada 3 kotak, yaitu 1, 2 dan 3 yang masing-masing berisi bola
merah dan putih sebagai berikut.
Kotak 1 Kotak 2 Kotak 3 Jumlah
Bola merah 5 7 8 20
Bola putih 4 3 6 13
Jumlah 9 10 14 33

Mula-mula satu kotak dipilih secara acak, kemudian dari kotak


yang terpilih diambil satu bola juga secara acak. Tiap kotak
mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih.
a. Berapa peluang bahwa bola itu merah?
b. Berapa peluang bahwa bola itu putih?
c. Bola terpilih merah, berapa peluang bahwa bola tersebut dari
kotak 1?
d. Bola terpilih putih, berapa peluang bahwa bola tersebut dari
kotak 2?

Anda mungkin juga menyukai