Pengertian Masalah Penugasan
Manajemen produksi sering menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan alokasi optimal dari berbagai sumber daya yang
produktif, terutama tenaga kerja atau personalia, yang mempunyai tingkat
efisiensi berbeda-beda untuk pekerjaan yang berbeda pula. Masalah ini
disebut Masalah Penugasan (Assigment Problem), yang merupakan suatu
kasus khusus dari masalah linear programming pada umumnya
Kasus-kasus yang dapat diselesaikan dengan metode
penugasan adalah:
1. Penugasan beberapa karyawan untuk menyelesaikan
beberapa pekerjaan
2. Beberapa mesin untuk menyelesaikan beberapa
pekerjaan.
Masalah Penugasan
Adapun 2 masalah penugasan yang biasa terjadi, yaitu:
Biaya Minimum
a) Jika jumlah kolom = Jumlah baris
b) Jika jumlah kolom ≠ Jumlah Baris
Jumlah kolom > Jumlah Baris, maka disebut Dummy Row
Jumlah Kolom < Jumlah Baris, maka disebut Dummy Coloumn
Contoh soal :
Bagian produksi perusahaan mempunyai 3 (tiga) jenis pekerjaan yang berbeda
untuk diselesaikan oleh 3 (tiga) karyawan. Ketiga karyawan tersebut mempunyai tingkat
keterampilan, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan dan latihan yang bebeda pula.
Karena sifat pekerjaan dan kemampuan karyawan yang berbeda, maka biaya penyelesaian
pekrjaan berbeda-beda.
Matriks Biaya (dalam ribuan Rupiah)
KARYAWAN PEKERJAAN
D1 D2 D3
A1 20 27 30
A2 10 18 16
A3 14 16 12
Langkah-Langkahya
A.Tuliskan yang ada kedalam matriks
B. Merubah matriks biaya menjadi matriks kesempatan (peluang)
C. Tes Optimalisasi
Apabila belum optimal, maka memilih elemen yang nilainya terkecil
dari matrik pengurangan tadi yang tidak di lalui oleh garis vertical
maupun horizontal (Merevisi total opportunity cost matrix)
Jawaban :
Dari soal matriks diatas yang pertama, kita akan melakukan dalam hal merubah matriks
biaya menjadi matriks kesempatan (peluang ) , dengan cara biaya terkecil pada setiap baris
(pada masing-masing baris) digunakan sebagai biaya pengurang pada masing-masing baris
tersebut. Dan hasil dari pengurangan tersebut dimasukan kedalam matriks yang disebut
Reduce Cost Matriks.
Matriks Biaya (dalam ribuan Rupiah)
Diketahui : PEKERJAAN
KARYAWAN
Biaya terkecil pada masing-masing baris : D1 D2 D3
A1 20 27 30
A1 = 20
A2 10 18 16
A2 = 10 A3 14 16 12
A3 = 12
Maka :
A1 = 20-20 = 0 A2 = 10-10 = 0 A3 = 14-12 = 2
= 27-20 = 7 = 18-10 = 8 = 16-12 = 4
= 30-20 = 10 = 16-10 = 6 = 12-12 = 0
Biaya terkecil adalah 4
Maka :
D2 = 7 -4 = 3
= 8-4 = 4
= 4-4 = 0
PEKERJAAN
KARYAWAN
D1 D2 D3
A1 0 3 10
A2 0 4 6
A3 2 0 0
Langkah selanjutnya :
Skedul penugasan optimal hanya dapat tercapai bila ada 3 (tiga) “independent zeros” dalam matriks, artinya tidak ada
dua bilangan nol yang berbeda dalam baris atau kolom yang sama tanpa memperhatikan jumlah nol dalam total
opportunity cost matriks. Dengan kata lain, setiap karyawan harus di tugaskan hanya untuk satu pekerjaan total
opportunity cost nol, atau setiap pekerjaan harus diselesaikan hanya oleh satu karyawan. Pedoman praktis untuk
melakukan tes optimalisasi adalah denagn menarik sejumlah minimum garis horizontal? vertikal untuk meliput
seluruh bilangan bernilai nol dalam total opportunity cost matriks. Bila jumlah garis sama dengan jumlah baris atau
kolom, penugasan optimal telah tercapai. Bila tidak sama maka matriks harus di revisi.
Dengan cara :
Pilih elemen terkecil yang belum terliput garis untuk mengurangi seluruh elemen yang
belum terliput garis untuk mengurangi seluruh elemen yang belum terliput garis. Dan
tambahkan jumlah yang sama pada elemen yang mempunyai garis yang saling bersilangan.
Test for Optimal
PEKERJAAN
KARYAWAN
D1 D2 D3
A1 0 3 10
A2 0 4 6
A3 2 0 0
Jika jumlah Kolom = Jumlah Baris
Jika jumlah Kolom ≠ Jumlah Baris
Jumlah Kolom > Jumlah Baris, maka disebut Dummy Row
Jumlah Kolom < Jumlah Baris, maka disebut Dummy Coloumn
Contoh soal :
Masalah penugasan suatu perusahaan yang akan menugasakan 4 (Empat) karyawan yang
berbeda kemampuannya untuk 4 (Emapat) pekerjaan yang berbeda pula. Data terperinci
tentang kontribusi laba masing-masing karyawan dapat dilihat pada table di bawah ini:
Matriks Kontribusi laba (dalam ribuan
rupiah)
KARYAWA PEKERJAAN
N D1 D2 D3 D4
A1 Rp 12,- Rp 14,- Rp 12,- Rp 10,-
A2 16,- 12,- 11,- 17,-
A3 11,- 10,- 9,- 10,-
A4 15,- 17,- 10,- 18,-
Langkah-langkahnya
A.Tuliskan persoalan yang ada dalam matriks
B. Meminimumkan opportunity loss untuk memaksimumkan laba total
C. Tes optimalisasi untuk matriks total opportunity loss
Menjadi :
KARYAWA PEKERJAAN
N D1 D2 D3 D4
A1 2 0 2 4
A2 1 5 6 0
A3 0 1 2 1
A4 3 1 8 0
KARYAWAN
Langkah selanjutnya :
Misalkan sebuah perusahaan memiliki 3 tenaga ahli yang berdomisili di
tiga daerah. Mereka akan dikirim ketiga daerah lain yang membutuhkan
dengan alokasi biaya dalam jutaan. Alokasikan tenaga ahli tersebut
sehingga hanya satu tenaga ahli hanya untuk satu lokasi tujuan dengan
meminimalisasi biaya perjalanan.
Contoh soal :
Min Z = 8 X1 + 5 X2 + 0 X3 + 0 X4
Kendala :
1. 2 X1 + X2 ≥ 15
2. 3 X1 + 2 X2 ≥ 10
3. X1 ≥ 0 dan X2 ≥ 0
1. Jika X1 = 0 dan X2 = 0
Masukkan nilai X1 = 0 dan X2 = 0 pada persamaan 2 X1 + X2 – X3 = 15
Maka tersisa X3 = - 15
Masukkan nilai X1 = 0 dan X2 = 0 pada persamaan 3 X1 + 2 X2 - X4 = 10
Maka tersisa X4 = - 10
Karena terdapat nilai negatif, maka Z tidak dapat dihitung (tidak layak)
2. Jika X1 = 0 dan X3 = 0
Masukkan nilai X1 = 0 dan X3 = 0 pada persamaan 2 X1 + X2 – X3 = 15
Maka tersisa X2 = 15
Masukkan nilai X1 = 0 dan X2 = 0 pada persamaan 3 X1 + 2 X2 - X4 = 10
3 (0) + 2 (15) – X4 = 10à 30 – X4 = 10-à 30 – 10 = X4 à X4 = 20
Masukan nilai X2 dan X4 pada persamaan Z = 8 X1 + 5 X2 + 0 X3 + 0 X4
Z = 8 (0) + 5 (15) + 0 (0) + 0 (20)
Z = 75
3. Jika X1 = 0 dan X4 = 0
Masukkan nilai X1 = 0 dan X4 = 0 pada persamaan 3 X1 + 2 X2 - X4 = 10
Maka tersisa 2 X2 = 10 à X2 = 5
Masukkan nilai X1 = 0 dan X4 = 0 pada persamaan 2 X1 + X2 – X3 = 15
2 (0) + 5 – X3 = 15
5 – 15 = X3 à X3 = 10 (Tidak Feasible)
Karena terdapat nilai negatif, maka Z tidak dapat dihitung (tidak layak)
4. Jika X2 = 0 dan X3 = 0
Masukkan nilai X2 = 0 dan X3 = 0 pada persamaan 2 X1 + X2 – X3 = 15
Maka tersisa 2 X1 = 15 à X1 = 7,5
Masukkan nilai X1 = 0 dan X4 = 0 pada persamaan 3 X1 + 2 X2 - X4 = 10
Maka tersisa 3 (7,5) + 2 (0) – x4 = 10 -à 22,5 – X4 = 10
X4 = 12,5
Masukkan nilai X1 dan X4 dalam persamaan Z = 8 X1 + 5 X2 + 0 X3 + 0 X4
Z = 8 (7,5) + 5 (0) + 0 (0) + 0 (12,5)
Z = 60
6. Jika X3 = 0 dan X 4 = 0
Masukkan nilai X3 = 0 dan X4 = 0 pada persamaan 2 X1 + X2 – X3 = 15
Maka tersisa 2 X1 + X2 = 15 à X2 = 15 – 2 X1
Masukkan nilai X2 pada persamaan 3 X1 + 2 X2 - X4 = 10
3 X1 + 2 (15 – 2 X1) = 10
3 X1 + 30 – 4 X1 = 10 à 3 X1 – 4 X1 = 10 – 30
- X1 = - 20 -à X1 = 20
Masukkan nilai X1 pada persamaan X2 = 15 – 2 X1
X2 = 15 – 2 (- 20)à X2 = - 25
Karena terdapat nilai negatif, maka Z tidak dapat dihitung (tidak layak)
Dari 6 pemecahan dasar diatas, dihasilkan 2 yang layak (feasible) yaitu Z2 dan Z4,
sedangkan yang tidak layak adalah Z1, Z3, Z5 dan Z6.
Diantara 2 pemecahan yang layak (feasible), maka ada satu yang terkecil yaitu Z4 sebesar
60 (Biaya Minimum) dengan jumlah produk A sebesar 7,5 unit , sedangkan produk B tidak
diproduksi dan bahan mentah ke II sisa 12,5 unit.
SEKIAN DAN TERIMAKSIH