11190930000018
4A APSI
TP1-1
BAB I
KONTEKS METODE ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Pendahuluan
Dalam membangun sebuah sistem, langkah awal yang harus dilakukan adalah menganalisa serta
melakukan perancangan sistem yang ingin dibuat. Analisa sistem merupakan manganalisa sistem
yang ada yaitu mempelajari dan mengetahui apa yang akan dikerjakan sistem yang ada serta
identifikasi kebutuhan, alat yang digunakan.[CITATION Mah11 \l 1057 ]
Sistem Informasi
Sistem Informasi dalam organisasi mencatat/merekam dalam file yang permanen serta
mengelola data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk guna mendukung
sebuah organisasi dan karyawan, pelanggan, pemasok barang, dan rekannya.
Stakeholder adalah orang yang memiliki kepentingan tertentu pada suatu kegiatan bisnis. Di
dalam suatu pengembangan sistem informasi, Stakeholder pada pengembangan sistem informasi
terdiri dari :
Pengguna sistem internal (Internal System User), adalah karyawan bisnis. Contohnya :
-Pekerja administrasi dan layanan, yang mengerjakan pemrosesan transaksis sehari-hari,
misalnya meproses pesanan, faktur pembayaran, dan sejenisnya.
-Staf teknis dan profesional, terdiri dari spesialis bisnis dan industri yang mengerjakan
pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan spesialisasi yang tinggi. Contoh: Pengacara,
akuntan, insinyur, analis pasar dan ahli iklan.
-Manajer, adalah para pembuat keputusan. SI untuk manajer cenderung fokus secara
keseluruhan pada akses informasi.
-Supervisor, cenderung fokus pada pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sehari-
hari.
-Manajer menegah lebih peduli pada masalah operasional dan pembuatan keputusan
taktis (jangka pendek).
-Manajer eksekutif, lebih peduli pada perencanaan dan pembuatan keputusan strategis.
Pengguna Sistem Eksternal (Eksternal System User), adalah pengguna yang merupakan
konsumen. Contohnya
-Pelanggan, yaitu organisasi atau individu yang membeli produk atau layanan kita
-Pemasok, yaitu organisasi tempat perusahaan kita membeli persedian dan barang mentah.
-Rekan kerja, organisasi tempat perusahaan kita membeli layanan atau berpartner.
Desainer Sistem (System Designer)
Desainer sistem merupakan spesialis teknik yang menerjemahkan persyaratan bisnis
pengguna sistem dan pembatasan solusi teknik. Desainer sistem bertugas mendesain
database, input, output, screen, jaringan, dan perangkat lunak komputer yang akan
memenuhi persyaratan pengguna sistem.
Sistem analis berperan sebagai Problem-Solver, dimana masalah dapat diartikan sebagai
sesuatu yang harus dikoreksi, kesempatan untuk meningkatkan/memperbaiki situasi atau
petunjuk untuk mengubah sesuatu baik ada keluhan maupun tidak ada keluhan
E-Commerce dan E-Business dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik yang
berbeda. diantaranya adalah :
-Business to Business (B2B)
-Business to consumer (B2C)
-Perdagangan Kolaboratif : Consumen to Consumen (C2C), Consumen to Business (C2B).
-Perdagangan Intrabisnis
-Pemerintah ke warga
Dalam kondisi ini sebuah unit atau lembaga pemerintah menyediakan layanan ke para
masyarakat melalui teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat
melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan
(G2B).
Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian membawa pasar internasional baru dan juga luas, serta membawa
pesaing internasional baru. Hal ini berdampak terhadap sistem informasi.
Dampaknya :
-Memerlukan dukungan dari beberapa bahasa, nilai tukar mata uang, dan budaya bisnis
-Memerlukan konsolidasi data internasional
-Permintaan untuk orang yang terlibat untuk dapat berkomunikasi secara lisan dan tertulis
dengan manajemen dan pengguna yang berbicara dengan bahasa yang berbeda
Teknologi Objek
Merupakan teknologi software yang mendefinisikan sebuah sistem dalam hal objek yang
memperkuat data dan perilaku.
Analisis berorientasikan objek dan desain, yaitu kumpulan alat dan teknik untuk melakukan
pengembangan sistem yang memanfaatkan teknologi objek untuk membangun sistem dan
software
Agile Pembangunan, yaitu strategi pengembangan sistem dimana pengembang sistem diberikan
keleluasaan untuk memilih berbagai alat dan teknik yang akan digunakan untuk menyelesaikan
tugas-tugas.
Kolaborasi Teknologi
Merupakan mereka yang meningkatkan komunikasi interpersonal dan kerja sama tim. Contohnya
surel, pesan singkat, groupware, dan alur kerja.
Aplikasi Perusahaan
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem informasi terintegrasi yang dapat
mengakomodasikan kebutuhan – kebutuhan sistem informasi secara spesifik untuk
departemen-departemen yang berbeda pada suatu perusahaan.[ CITATION Wib05 \l 1057 ]
Atau dapat dikatakan bahwa Enterprise Resource Planning merupakan suatu konsep
untuk membuat perencanaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan yang meliputi
dana, SDM, material, mesin dan kapasitas.
Supply Chain Management (SCM) adalah seperangkat pendekatan untuk mengefisienkan
integrasi supplier, manufaktur, gudang dan penyimpanan, sehingga barang diproduksi
dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat, untuk
meminimasi biaya dan memberikan kepuasan layanan terhadap konsumen.[ CITATION
Wid12 \l 1057 ]
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
1) Intial
Tingkat Ini kadang disebut juga anarki atau kekacauan. Pada tingkat ini,
proyek pengembangan sistem tidak mengikuti proses yang konsisten.
Setiap tim pengembangan menggunakan alat dan metode sendiri. Sukses
atau gagal biasanya merupakan fungsi dari keterampilan dan pengalaman
tim. Prosesnya tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diulang.
2) Repeatable
ada tingkat ini, proses dan praktik manajemen proyek ditetapkan untuk
melacak biaya proyek, jadwal, dan fungsionalitas. Fokusnya adalah pada
manajemen proyek. Proses pengembangan sistem selalu diikuti, tetapi
mungkin berbeda dari proyek ke proyek. Keberhasilan atau kegagalan
masih merupakan fungsi dari keterampilan dan pengalaman tim proyek.
Namun, upaya bersama dilakukan untuk mengulangi keberhasilan proyek
sebelumnya. Praktek manajemen proyek yang efektif meletakkan dasar
untuk proses standar di tingkat berikutnya.
3) Defined
Pada level ini, proses pengembangan sistem standar (kadang-kadang
disebut metodologi) dibeli atau dikembangkan. Semua proyek
menggunakan versi khusus dari proses ini untuk mengembangkan dan
memelihara sistem informasi dan perangkat lunak. Sebagai hasil dari
menggunakan proses standar untuk semua proyek, setiap proyek
menghasilkan dokumentasi dan hasil yang konsisten dan berkualitas
tinggi. Prosesnya stabil, dapat diprediksi, dan dapat diulang.
4) Managed
Pada level ini, tujuan terukur untuk kualitas dan produktivitas ditetapkan.
Ukuran terperinci dari proses pengembangan sistem standar dan kualitas
produk dikumpulkan dan disimpan secara rutin dalam database. Ada data
upaya. Dengan demikian, manajemen berusaha untuk menjadi lebih
proaktif daripada reaktif terhadap masalah pengembangan sistem (seperti
pembengkakan biaya, cakupan creep, penundaan jadwal, dll.). Bahkan
ketika sebuah proyek menghadapi masalah atau masalah yang tidak
terduga, proses tersebut dapat disesuaikan berdasarkan dampak yang dapat
diprediksi dan terukur. untuk meningkatkan manajemen proyek individu
berdasarkan ini dikumpulkan
5) Optimalisasi
ada level ini, proses pengembangan sistem terstandarisasi dimonitor secara
kontinu dan ditingkatkan berdasarkan pengukuran dan analisis data yang
ditetapkan pada Level 4. Ini dapat mencakup perubahan teknologi dan
praktik terbaik yang digunakan untuk melakukan aktivitas yang diperlukan
dalam proses pengembangan sistem standar , serta menyesuaikan proses
itu sendiri. Pelajaran yang dipelajari dibagikan di seluruh organisasi,
dengan penekanan khusus pada menghilangkan ketidakefisienan dalam
proses pengembangan sistem sambil mempertahankan kualitas.
Singkatnya, organisasi telah melembagakan perbaikan proses
pengembangan sistem berkelanjutan.[ CITATION Jef07 \l 1057 ]
Terdapat dua peristiwa utama yang memicu perubahan dari satu tahap ke tahap
lainnya. Yaitu :
Ketika suatu sistem berputar dari pengembangan ke operasi dan pemeliharaan,
maka konversi harus dilakukan
Ketika pada titik waktu ternteu, saat keusangan terjadi dan sistem berputar dari
operasi dan pemeliharaan ke pembangunan kembali
3.4 Prinsip-prinsip Pengembangan Sistem
1. Melibatkan pengguna sistem
Analis, perancang, dan pembangun bertanggung jawab atas pengembangan
sistem, tetapi mereka harus melibatkan pemilik dan pengguna mereka, menuntut
partisipasi mereka, dan mencari persetujuan dari semua pemangku kepentingan
mengenai keputusan yang mungkin mempengaruhi mereka.
2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah
a. Pelajari dan pahami konteks masalahnya
b. Tentukan persyaratan yang harus dipenuhi dengan solusi apapun
c. Identifikasi kandidat solusi yang memenuhi persyaratan dan pilih solusi
terbaik
d. Merancang dan/atau mengimplementasikan solusi yang dipilih
e. Amati dan evaluasi dampak dari solusi dan perbaiki solusi yang sesuai
3. Menetapkan fase dan kegiatan
Fase-fase tersebut adalah :
1) definisi ruang lingkup
2) analisis masalah
3) analisis persyaratan
4) desain logis
5) analisis keputusan
6) desain dan integrasi fisik
7) konstruksi dan pengujian
8) instalasi dan pengiriman
Fase-fase ini tidak sepenuhnya berurutan. Fase cenderung saling tumpang tindih.
Selain itu, fase-fase tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus proyek
tertentu (misalnya, Tenggat waktu, kompleksitas, strategi, sumber daya).
mungkin.
5. Agile
Metode agile adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang
didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan sistem
jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang
terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Langkah-langkah yang
digunakan dalam metode agile yaitu perencanaan, implementasi,
pengujian (test), dokumentasi, deployment dan pemeliharaan[ CITATION
Mus14 \l 1057 ]
(gambar Metode Agile)
STUDI KASUS
Masalah
Anda bekerja di perusahaan GigaBit Solution sebagai seoarng sistem analis.
PerusahaanAnda kedatangan Bp Teddy dari Perpustakaan Daerah Semarang. Pak
Teddy menceritakan bahwa selama ini, Perpustakaan yang dikelolanya belum
memanfaatkan IT. Jumlah koleksi bukunya semakin bertambah banyak dan
jumlah pengunjung juga terus bertambah. Para pengunjung mengeluahkan rendahnya
kualitas pelayanan mulai dari proses pendaftaran, proses peminjaman buku,
pengembalian sampai perhitungan denda. Karena belum memanfaatkan IT, maka
pencarian katalog buku sulit dilakukan. Rendahnya kualitas pelayananpada
perpustakaan tersebut juga berdampak pada pengembalian buku yang tidak tepat
waktu oleh pengunjung.
Lakukan analisis PIECES berdasarkan issue diatas!
Solusi :
1. Buatlah struktur organisasi di Instansi setempat. Sebagai seorang sistem analis,
Kita harus pahamhal-hal yang berhubungan dengan struktur organisasi, visi, misi,
dan aturan birokrasi di Instansitersebut. Apabila sebelumnya kita belum paham,
jangan malu untuk bertanya langsung
2. Buatlah workflow (alur kerja) di Instansi setempat. Hati-hati, potensi kegagalan
proyek cukup besar disebabkan karena adanya kesalahpahaman terhadap
alur kerja. Tahap ini mengukur kemampuan kita seberapa jauh kita
memahami lingkungan kerja di Instansi setempat
3. Lakukan analisis kelemahan menggunakan PIECES per bagian
origanisasi atau departemen.Apabila kebetulan di Instansi tersebut belum
menggunakan S.I maka yang di analisis adalah potensi kelemahan saat
bekerja secara manual/konvensional. Sedangkan apabila (sebelumnya) diInstansi
tersebut sudah menggunakan S.I., lakukan analisis terhadap kelemahan
sistem yang digunakaan saat itu. Jangan lupa, berikan peluang solusinya setiap
kali menemukan issue/masalah
4. Segala sesuatu yang kita temukan di bagian peluang solusi, dapat diturunkan (di
eksplorasi lebih jauh) menjadi kebutuhan fungsional dan non-fungsional
untuk sistem yang akan dibangun.Kebutuhan fungsional misalnya fitur-
fitur yang bisa dimunculkan pada sistem (yang baru). Kebutuhan non-
fungsional merupakan catatan-catatan yang bisa disampaikan secara
langsungkepada pihak Instansi, untuk memperbaiki kinerjanya atau membuat
kebijakan baru
Daftar Pustaka
Marifati, I. S. (2016). Sistem Informasi Manajemen.
Muslim, M. A., & Retno, N. A. (2014, Mei). Implementasi Cloud Computing Menggunakan
Metode Pengembangan Sistem Agile. Scientific Journal of Informatics, I.
Pradipta, A. A., Prasetyo, Y. A., & Ambarsari, N. (2015). PENGEMBANGAN WEB E-
COMMERCE BONJANA SARI MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE. Tugas
Akhir, 1024.
Reffo. (2011, Mei 12). Apa itu CMM (Capability Maturity Model). Retrieved Maret 30, 2020,
from https://meeinstan.wordpress.com/:
https://meeinstan.wordpress.com/2011/05/12/apa-itu-cmm-capability-maturity-model/
Susanto, R., & Andriana, A. D. (n.d.). Perbandingan Model Waterfall dan Prototyping Untuk
Pengembangan Sistem Informasi. UNIKOM.
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Dewi Syifa Andini
11190930000018
4A SI – APSI (TP1-2)
Semua fungsi diatas tergantung pada komunikasi interpersonal yang sedang berlangsung antara
manajer proyek, tim, dan manajer lainnya.
Kotak mewakili tugas proyek (isi kotak dapat disesuaikan untuk menunjukkan berbagai
atribut proyek seperti jadwal, waktu mulai, dan selesai). Sedangkan barus menunjukkan
bahwa satu tugas tergantung pada awal atau penyelesaian tugas lain.
Manajemen Harapan
Manajemen Ekspektasi Manajer proyek yang berpengalaman sering mengeluh bahwa mengelola
ekspektasi pemilik dan pengguna sistem terhadap suatu proyek lebih sulit daripada mengelola
biaya, jadwal, orang, atau kualitas. Pada bagian ini kami memperkenalkan alat sederhana yang
kami sebut matriks manajemen harapan yang dapat membantu manajer proyek menangani
masalah ini.
Matriks manajemen harapan adalah alat yang digunakan untuk memahami dinamika dan dampak
dari perubahan parameter proyek.
(gambar matriks manajemen harapan)
Daftar Pustaka
Safarwadi, N. S. (2016, Mei 28). definisi Pert, cmp & Gantt Chart. Retrieved from
nursidiqsafarwadi.blogspot.com: http://nursidiqsafarwadi.blogspot.com/2016/05/definisi-pert-
cmp-gantt-chart.html
Surya. (2015, Januari 18). Manajemen proyek sistem informasi. Retrieved from
suryadnapoleon.wordpress.com: https://suryadnapoleon.wordpress.com/2015/01/18/manajemen-
proyek-sistem-informasi/
Triadi, R., Diansyah, R., & Dafid. (2014). Sistem Informasi Manajemen Proyek Berbasis Web
Pada PT.Pandan Agung Palembang. eprints.
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Wilson, J. M. (2003, September 1). Gantt charts: A centenary appreciation. European Journal of
Operational Research, 149, 430-437.
(Gambar. Teknik-teknik
fact- finding)
Background Reading
jika ada seorang yang baru ingin mempelajari sebuah sistem maka salah satu cara
yang disarankan adalah Background Reading dengan membaca laporan
perusahaan, strukur organisasi, manual kebijakan, rincian pekerjaan, dan
dokumentasi yang ada.
Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan penganalisis
sistem mempelajari sikap-sikap, keyakinan, karakteristik, dan perilaku beberapa
orang utamadalam organisasi yang bisa berpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, penganalisis
berupaya mengukur apa yang ditemukandalam wawancara. Selain itu, kuesioner
juga bisa digunakan digunakan untuk menentukanseberapa luas atau terbatasnya
sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara.
Prototyping
merupakan metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan
dengan cepat dan pertahap, sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.
Prototype juga merupakan teknik pengumpulan data yang sangat berguna dalam
melengkapi siklus hidup pembangunan sistem tradisional
(Gambar Langkah-
langkah Prototyping)
Document Sampling
merupakan segala kegiatan yang melingkupi investigasi, wawancara, dan
observasi dalam metode pengumpulan data merupakan keputusan-keputusan
penting karena berkaitan dengan apa yang diamati dan siapa yang ditanya atau
diobservasi. Penganalisis sistem membuat berbagai keputusan ini berdasarkan
suatu pendekatan unsur yang terstruktur yang dinamakan document sampling.
Interview
merupakan suatu percakapan yang dibuat secara langsung dengan tujuan tertentu
berdasarkan format tanya jawab. Dalam hal ini penganalis sistem harus
mendapatkan orang yang ingin diwawancarai, serta perasaannya tentang kondisis
sistem yang ada saat itu, tujuan-tujuan pribadi dan organisasional, serta prosedur-
prosedur informal
Observation
merupakan cara dalam fact-finding dengan memperhatikan bagaimana cara orang
melakukan pekerjaan mereka. Dalam observasi ini, seorang analis juga dapat
mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna untuk melakukan
dan memudahkan pekerjaannya
Dalam hal ini, strategi tersebut tidaklah mutlak, meskipun strategi pencarian fakta
harus dikembangkan untuk setiap fase pengembangan sistem yang terkait, setiap
proyek adalah unik. Terkadang observasi dan kuesioner mungkin tidak sesuai.
Tetapi idenya harus selalu mengumpulkan fakta sebanyak mungkin sebelum
menggunakan wawancara
Daftar Pustaka
Dengen, N., & Hatta, H. R. (2009, Febuary). Perancangan Sistem Informasi Terpadu Pemerintah
Daerah Kabupaten Paser. Jurnal Informatika Mulawarman, IV, 47.
Supriyadi, D. (2017). Teknik Penemuan Fakta dan Penemuan Persyaratan Sistem. Diambil
kembali dari docplayer.info: https://docplayer.info/31847049-Teknik-penemuan-fakta-
dan-penemuan-persyaratan-sistem-didi-supriyadi-pertemuan-ke-6-sim-s1-informatika-
st3-telkom-purwokerto.html
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
BAB VII Use Case Modelling
Use case modelling merupakan proses pemodelan fungsi sistem dalam hal acara bisnis,
siapa mencetuskan event, dan bagaimana sistem merespon peristiwa tersebut.
Pemodelan use-case berakar pada pemodelan berorientasi objek.
Mendapatkan popularitas di lingkungan pengembangan non-objek karena
kegunaannya dalam berkomunikasi dengan pengguna.
Alat pemodelan tradisional.
Pemodelan Usecase telah terbukti menjadi bantuan yang berharga dalam memenuhi
tantangan menentukan apa yang harus dilakukan sistem dari perspektif pengguna dan
pemangku kepentingan. Sekarang dikenal secara luas sebagai praktik terbaik untuk
mendokumentasikan dan memahami persyaratan fungsional sistem informasi.
Menggunakan pemodelan use case memfasilitasi dan mendorong keterlibatan pengguna,
yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan utama untuk memastikan
keberhasilan proyek.
Gambar tersebut menunjukkan setiap fungsi sistem, atau acara bisnis (di elips), dan
aktor, atau pengguna sistem yang berinteraksi dengan fungsi-fungsi itu. Seperti yang
terlihat pada Gambar contoh use case diatas, aktor dapat ditempatkan di kedua sisi
himpunan angka usecase dan dapat berinteraksi dengan satu atau lebih kasus
penggunaan. Diagram use-case sangat sederhana. Tetapi ia memulai proses penting
yang disebut dekomposisi fungsional, yaitu tindakan memecah sistem menjadi
beberapa subkomponennya. Dimungkinkan untuk memahami keseluruhan sistem
sekaligus, tetapi dimungkinkan untuk memahami dan menentukan setiap bagian dari
sistem.
Use Case
Use cases menggambarkan fungsi sistem dari perspektif pengguna eksternal
dan dalam anner dan terminologi yang mereka pahami. Untuk mencapai hal
ini secara akurat dan tuntas, diperlukan tingkat keterlibatan pengguna yang
tinggi dan pakar subjek yang memiliki pengetahuan tentang proses atau
peristiwa bisnis. Casing penggunaan diwakili secara grafis oleh elips
horisontal dengan nama use case muncul di atas, di bawah, atau di dalam
elips. Sebuah use case mewakili satu tujuan sistem dan menggambarkan
serangkaian kegiatan dan interaksi pengguna dalam mencoba mencapai
tujuan.
Actor
Use case di prakarsai atau dipicu oleh pengguna eksternal yang disebut aktor.
Seorang aktor memulai aktivitas sistem, dan kasus penggunaan untuk tujuan
menyelesaikan beberapa tugas bisnis yang menghasilkan sesuatu yang
bernilai terukur.
Contoh seorang mahasiswa yang mendaftar untuk kursus semester musim
gugur. Aktornya adalah siswa, dan use case nya adalah akan Mendaftar di
Kursus.
Faktanya, seorang aktor tidak harus manusia. Ini dapat berupa organisasi,
sistem informasi lain, perangkat eksternal seperti sensor panas, atau bahkan
konsep waktu (yang akan dibahas sedikit kemudian). Aktor diwakili secara
grafis sebagai figur tongkat yang dilabeli dengan nama peran yang dimainkan
aktor[ CITATION Jef07 \l 1057 ].
Terdapat 4 jenis aktor, yaitu :
1. Pelaku bisnis utama, yaitu pemangku kepentingan yang terutama
mendapat manfaat dari pelaksanaan use case dengan menerima sesuatu
yang nilainya terukur atau teramati.
2. Pelaku sistem primer, yaitu pemangku kepentingan yang secara langsung
berinteraksi dengan sistem untuk memulai atau memicu bisnis acara
sistem. Pelaku sistem primer dapat berinteraksi dengan pelaku bisnis
utama untuk tujuan menggunakan sistem yang sebenarnya. Mereka
memfasilitasi acara melalui penggunaan langsung sistem untuk
kepentingan pelaku bisnis utama
3. Aktor server eksternal, yaitu pemangku kepentingan yang menanggapi
permintaan dari kasus penggunaan (misalnya, biro kredit yang
mengesahkan pengisian dengan kartu kredit)
4. Aktor penerima eksternal, yaitu pemangku kepentingan yang bukan aktor
utama tetapi menerima sesuatu yang bernilai terukur atau dapat diamati.
(output) dari use case (misalnya, gudang yang menerima pesanan
pengepakan untuk mempersiapkan pengiriman setelah pelanggan
melakukan pemesanan)
Relationships
Suatu hubungan digambarkan sebagai garis antara dua simbol pada diagram
use-case. Arti hubungan mungkin berbeda tergantung pada bagaimana garis
digambar dan jenis simbol apa yang dihubungkan. Di bagian berikut ini kami
akan mendefinisikan hubungan berbeda yang ditemukan pada diagram use-
case.
Daftar Pustaka
Jacobson, Boach, I., Rumbaugh, G., & James. (1996). The Unified Modeling Language.
University Video Communications.
Kurniawan, & A, T. (2018). Pemodelan Use Case (UML): Evaluasi Terhadap beberapa
Kesalahan dalam Praktik. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 5, 77-
86.
Rambough, Boach, O., Jacobson, O., & OOSE. (1991). Object Modeling Technique.
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Macam-macam key :
1) Candidate key
Satu dari sekian banyak key yang berlaku sebagai primery key suatu
entitas. Sering disebut dengan candidate identifier.%.
2) Primary key
Candidate key yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi
contoh entitas tunggal.
3) Alternate key
Candidate key yang terpilih menjadi pimery key. Sinonimnya adalah
secondary key.
4) Subseting kriteria
Atribut yang nilai terbatasnya membagi contoh entitas. Sering disebut
inversion entry.
Cardinalitity
Kardinalitas mendefenisikan jumlah kemunculan baik minimum maupun
maksimum satu entitas yang dapat dihubungkan dengan kemunculan tunggal
entitas lainnya.
Degree
Degree hubungan adalah jumblah entitas yang berperan dalam hubungan.
Hubungan juga terdapat dalam contoh yang berbeda dan dalam entitas yang sama
(recursive relationship atau hubungan rekursif). Dan juga terdapat associtive
entity yang artinya sebuah entitas yang mendapatkan primery key dari lebih dari
satu entitas lain (prent).
Foreign key
Hubungan mengimpikasikan bahwa satu entitas dihubungkan dengan
entitas lain. Foreign key adalah pimery key pada entitas yang berikan ke entitas
lain untuk mengidentifikasi contoh hubungan.
Identifing relationship
Hubungan teridentifikasi adalah hubungan dimana entitas induk
menyerahkan primery key nya menjadi bagian entitas primery key anak. Entitas
anak untuk setiap hubungan teridentifikasi sering disebut weak entity karena
identifikasinya tergantung pada keberadaan entitas induk. Untuk entitas asosiatif,
kardinalitas dari anak keinduk dan selalu satu dan hanya satu.
Generalisasi
Generalisasi adalah pendekatan untuk menemukan dan mengekploitasi
kesamaan antara entitas. Generalisasi adalah teknik dimana atribut yang umum
bagi beberap tipe entitas, misalnya sekolah yang umum. Super tipe entitas adalah
entitas yang contohnya menyimpan atribut yang umum bagi satu atau lebih
subtipe entitas dankemudian menambahkan atribut-atribut lain yang unik
kesebuah contoh subtipe tersebut. Analisis persyaratan menghasilkan model data
logika yang dikembangkan kedalam tahapan membuat data konteks untuk
menentukan lingkup proyek. Selanjutnya model data key based akan digambarkan
dan dibuat data model fully atributed. Kemampuan adaptasi dan fleksibilitas
model data lengkap dianalisis melalui proses yang disebut normalisasi
Mulai dari awal penelitian, peneliti selalu ingin berusaha menemukan makna
data yang terkumpul. Oleh sebab itu perlu untuk menemukan tema, pola, persamaan,
hubungan, hipotesis, hal-hal yang sering muncul dan lain-lain. Awalnya kesimpulan
yang diperoleh bersifat kabur, tentatif dan diragukan namun dengan bertambahnya
data baik itu dari hasil observasi maupun wawancara dan dari diperolehnya
keseluruhan data hasil penelitian. Maka kesimpulan-kesimpulan tersebut harus
diklarifikasikan dan diverifikasikan selama berlangsungya penelitian.
Selanjutnya data-data yang ada disatukan ke dalam unit-unit informasi yang
menjadi rumusan kategori-kategori dengan berpegang pada prinsip holistik dan bisa
ditafsirkan tanpa adanya informasi tambahan. Data tentang informasi yang dirasa
sama disatukan dalam satu kategori, sehingga memberikan kemungkinan munculnya
kategori baru dari kategori yang telah ada.
8.5.3. Normalisasi
Pengertian normalisasi adalah suatu teknik analisa data yang
mengorganisir data ke dalam suatu kelompok untuk membentuk kesatuan data
yang nonredundant, stabil, fleksibel, dan adaptif beberapa bentuk normalisasi
diantaranya adalah bentuk tidak normal (unnormalize), bentuk normal pertama
(1NF), bentuk normal kedua (2NF), normal ketiga (3NF), dan seterusnya.
Suatu file yang terdiri dari beberapa group elemen yang berulang-ulang
perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file dengan
menghilangkan group elemen yang berulang atau sebuah langkah atau proses
untuk menyederhanakan sebuah relationship antar elemen data didalam tuple
(record) ini disebut dengan normalisasi. Normalisasi juga banyak dilakukan dalam
merubah bentuk database dari suatu struktur pohon atau struktur jaringan menjadi
struktur hubungan.
1) Bentuk Tidak Normal (unnormalize)
Bentuk tidak normal (unnormalized) merupakan kumpulan data yang
direkam tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format tertentu.
Pada bentuk tidak normal terdapat repeating group (Pengulangan Group),
sehingga pada kondisi ini data menjadi permasalahan dalam melakukan
manipulasi data (insert, update, dan delete) atau biasa disebut anomali.
Contoh:
2) Normal Pertama (1 NF)
Dalam relational database tidak diperkenankan adanya repeating group
karena dapat berdampak terjadinya anomali. Oleh karena itu tahap unnormal
akan menghasilkan bentuk normal tahap pertama (1 NF) yang dapat di
definisikan sebagai suatu relasi atau tabel memenuhi normal pertama jika dan
hanya jika setiap setiap atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai tunggal
dalam satu baris (record).
Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang
mempunyai arti ganda dan tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau
atribut bernilai ganda.
Pada data tabel sebelumnya data belum normal sehingga harus diubah
kedalam bentuk normal pertama dengan cara membuat baris berisi kolom
jumlah yang sama dan setiap kolom hanya mengandung satu nilai.
Berikut perubahannya:
Bentuk normalisasi pertama (1 NF) ini mempunyai ciri yaitu setiap data
dibentuk file datar atau rata (flat file), data dibentuk dalam satu record demi satu
record dan nilai-nilai dari field-field berupa nilai yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi.
Bentuk normal ketiga (3 NF) ini relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan
semua atribut bukan kunci utama tidak punya hubungan transitif. Artinya setiap atribut
bukan kunci harus bergantung hanya pada primary key secara keseluruhan, dan bentuk
normalisasi ketiga sudah didapat tabel yang optimal.
Daftar Pustaka
Edi, D., & Betshani, S. (2009). Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual
Data Warehouse. Jurnal Informatika, 5(1), 71-85.
Hasugian, H., & Shidiq, A. N. (2012). Rancang Bangun Sistem Informasi Industri Kreatif
Bidang Penyewaan Sarana Olahraga. Semantik, 2(1).
Muarie, M. S. (2015). Rancang Bangun Sistem Ujian Online pada SMP Negeri 8 Sekayu. Jurnal
TIPS: Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Sekayu, 2(1), 28-40.
Endayan, P. (n.d). Pemodelan dan Analisis Data.
Nadhira, M. (2017). Pemodelan Data.
Metopenkomp. (2017). Model-model Analisis Data.
Setiadi, M.F. (2017). Aturan dan Teknik dalam Melakukan Normalisasi Data.