Anda di halaman 1dari 85

Dewi Syifa Andini

11190930000018
4A APSI
TP1-1

BAB I
KONTEKS METODE ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

 Pendahuluan
Dalam membangun sebuah sistem, langkah awal yang harus dilakukan adalah menganalisa serta
melakukan perancangan sistem yang ingin dibuat. Analisa sistem merupakan manganalisa sistem
yang ada yaitu mempelajari dan mengetahui apa yang akan dikerjakan sistem yang ada serta
identifikasi kebutuhan, alat yang digunakan.[CITATION Mah11 \l 1057 ]

 Kerangka Kerja Untuk Analisis dan Desain Sistem


Produk analisis dan desain sistem adalah sistem informasi. Secara visual produk tersebut
digambarkan pada kerangka visual.

Terdapat beberapa istilah dalam kerangka analisis dan desain sistem :

Sistem Informasi
Sistem Informasi dalam organisasi mencatat/merekam dalam file yang permanen serta
mengelola data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk guna mendukung
sebuah organisasi dan karyawan, pelanggan, pemasok barang, dan rekannya.

Teknologi Informasi/ Information Technology (IT)


Merupakan istilah yang menggambarkan perpaduan teknologi komputer (perangkat keras
dan perangkat lunak), dengan teknologi komunikasi (jaringan, data, gambar, dan suara)

Sistem Pemrosesan Transaksi/ Transaction processing system (TCP)


Sistem ini memproses bisnis dengan meng-capture serta memproses data transaksi bisnis

Sistem Informasi Manajemen/ Management Information system (MIS)


Merupakan sebuah sistem informasi yang menggunakan data transaksi untuk menghasilkan
data yang diperlukan para manajer untuk menjalankan bisnis

Sistem Pendukung Keputusan/ Decision support system (DSS)


Merupakan sebuah sistem informasi yang membantu untuk mengidentifikasi kesempatan
pembuatan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu dalam hal pembuatan
keputusan
Sistem Informasi Eksekutif/ Executive information system (EIS)
Merupakan sebuah sistem informasi yang mendukung perencanaan dan penilaian
kebutuhan manager eksekutif.

Sistem Komunikasi dan Kolaborasi/ Communication and collaboration system


Merupakan sebuah sistem informasi yang memungkinkan komunikasi antara pekerja, rekan
kerja, pelanggan menjadi lebih efektif dan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
hal kolaborasi.

Sistem Otomatisasi Kantor/ office automation system


Merupakan sebuah sistem informasi yang mendukung aktivitas bisnis kantor secara luas,
serta menyediakan aliran kerja yang diperbaiki diantara para pekerja.

Sistem Pakar/ Expert System


Merupakan sebuah sistem informasi yang meng-capture keahlian pekerja dan
mensimulasikan keahlian tersebut untuk kepentingan orang yang bukan ahli.

 Stakeholder Pengembangan Sistem


Stakeholder adalah individu, kelompok organisasi baik laki-laki atau perempuan yang memiliki
kepentingan, terlibat atau dipengaruhi (positive atau negative) oleh suatu kegiatan program
pembangunan. [CITATION Per15 \l 1057 ]

Stakeholder adalah orang yang memiliki kepentingan tertentu pada suatu kegiatan bisnis. Di
dalam suatu pengembangan sistem informasi, Stakeholder pada pengembangan sistem informasi
terdiri dari :

Pemilik Sistem (Sistem Owner)


Merupakan sponsor SI dan penasehat(advokat) eksekutif, biasanya bertanggung jawab atas
pendanaan proyek pengembangan, pengoperasian dan perawatan SI. Yang tergolong
kedalam pemilik sistem biasanya berasal dari kalangan manajemen perusahaan. [ CITATION
Lay10 \l 1057 ]
Pemilik sistem biasanya berasal dari tingkat manajemen
Untuk sistem dengan ukuran menengah ke atas, pemilik sistem biasanya merupakan tingkat
manajer menengah atau eksekutif
Untuk sistem yang kecil, pemilik sistem bisa manajer menengah atau supervisor
Pemilik sistem biasanya tertarik pada keuntungan bersih
Berapa biaya yang harus dikeluarkan, dan berapa nilai keuntungan sistem terhadap bisnis

Pengguna Sistem (System User)


Pengguna sistem Adalah “pelanggan” yang akan menggunakan atau terpengaruh SI pada
basis reguler – mengcapture, menvalidasikan, memasukkan, menanggapi, menyimpan, dan
bertukar data dan informasi.
Pengguna sistem terbagi menjadi 2, yaitu :

Pengguna sistem internal (Internal System User), adalah karyawan bisnis. Contohnya :
-Pekerja administrasi dan layanan, yang mengerjakan pemrosesan transaksis sehari-hari,
misalnya meproses pesanan, faktur pembayaran, dan sejenisnya.
-Staf teknis dan profesional, terdiri dari spesialis bisnis dan industri yang mengerjakan
pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan spesialisasi yang tinggi. Contoh: Pengacara,
akuntan, insinyur, analis pasar dan ahli iklan.
-Manajer, adalah para pembuat keputusan. SI untuk manajer cenderung fokus secara
keseluruhan pada akses informasi.
-Supervisor, cenderung fokus pada pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sehari-
hari.
-Manajer menegah lebih peduli pada masalah operasional dan pembuatan keputusan
taktis (jangka pendek).
-Manajer eksekutif, lebih peduli pada perencanaan dan pembuatan keputusan strategis.

Pengguna Sistem Eksternal (Eksternal System User), adalah pengguna yang merupakan
konsumen. Contohnya
-Pelanggan, yaitu organisasi atau individu yang membeli produk atau layanan kita
-Pemasok, yaitu organisasi tempat perusahaan kita membeli persedian dan barang mentah.
-Rekan kerja, organisasi tempat perusahaan kita membeli layanan atau berpartner.
Desainer Sistem (System Designer)
Desainer sistem merupakan spesialis teknik yang menerjemahkan persyaratan bisnis
pengguna sistem dan pembatasan solusi teknik. Desainer sistem bertugas mendesain
database, input, output, screen, jaringan, dan perangkat lunak komputer yang akan
memenuhi persyaratan pengguna sistem.

Desainer sistem Cenderung fokus pada keahlian teknik khusus. Misalnya :


 Administrator database (database Administrator), yaitu spesialis dalam teknologi
database yang digunakan untuk mendesain dan mengkoordinasikan perubahan ke
database perusahaan.
 Arsitek jaringan (network architect), yaitu spesialis dalam teknologi database yang
digunakan untuk mendesain dan mengkoordinasikan perubahaan ke database
perusahaan.
 Arsitek web (web architect), yaitu spesialis yang mendesain situs web yang kompleks
untuk organisasi, termasuk situs web public untuk internet, situs web internal untuk
organisasi (disebut intranet), dan situs web pribadi antarbisnis (disebut extranet)
 Artis grafik (graphic artist), yaitu realtif baru dalam campuran pekerja TI saat ini,
spesialis dalam teknologi grafis dan metode yang digunakan untuk mendesain dan
membangun antarmuka yang kuat serta mudah digunakan ke sistem, termasuk
anatarmuka untuk PC, web, komputer genggam, dan smartphone.
 Ahli keamanan (security expert), yaitu spesialisasi dalam teknologi dan metode yang
digunakan untuk memastikan keamanan data dan jaringan.
 Spesialis teknologi (technologi spesialis), yaitu ahli dalam penerapan teknologi spesifik
atau tipe perangkat keras yang spesifik.

Pembangun Sistem (System Builder)


Pembangun sistem adalah Adalah spesialis teknis yang membangun sistem informasi dan
komponen yang didasarkan pada spesifikasi desain yang dihasilkan oleh desainer sistem.
Contoh :
 Programmer Aplikasi, yaitu spesialis yang mengkonversi persyaratan bisnis dan
persyaratan masalah dan prosedur ke dalam bahasa komputer. Mengembangkan dan
menguji program untu menangkap dan menyimpan data serta mencari dan
mendapatkan kembali data untuk aplikasi komputer.
 Programmer Sistem, yaitu spesialis yang mengembangkan, menguji dan
mengimplementasikan perangkat lunak tingkat sistem informasi, utilitas, dan layanan.
Mereka juga mengembangkan “komponen” perangkat lunak yang dapat digunakan lagi
(reusable) untuk digunakan oleh programmer aplikasi.
 Programmer database, yaitu spesialis dalam bahasa dan teknologi database yang
membangun, memodifikasi, dan menguji struktur database serta program yang
menggunakan dan memelihara database tersebut.
 Administrator jaringan, yaitu spesialis yang mendesaain, menginstall, troubleshoot, dan
mengoptimalkan jaringan.
 Webmaster, yaitu spesialis yang mengkodekan dan mememlihara server web.
 Software integrator, yaitu spesialis yang mengitegrasikan paket perangkat lunak
dengan perangkat keras, jaringan, dan paket perangkat lunak lainnya.
Analis Sistem(System Analyst)
Analis sistem adalah spesialis yang mempelajari masalah dan kebutuhan sebuah organisasi
untuk menentukan bagaimana orang, data, proses dan teknologi informasi dapat mencapai
kemajuan terbaik untuk bisnis.

Sistem analis berperan sebagai Problem-Solver, dimana masalah dapat diartikan sebagai
sesuatu yang harus dikoreksi, kesempatan untuk meningkatkan/memperbaiki situasi atau
petunjuk untuk mengubah sesuatu baik ada keluhan maupun tidak ada keluhan

Keterampilan yang dibutuhkan oleh Analis, diantaranya adalah pengetahuan tentang


teknologi informasi , memiliki pengalaman dan keahlian tentang pemrograman komputer,
memiliki pengetahuan umum tentang bisnis, memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalah, memiliki kemampuan komunikasi dan keterampilan hubungan interpersonal yang
baik, memiliki kemampuan fleksibilitas dan adaptasi, serta memiliki karakter dan etika
yang baik

Jasa Eksternal Provider (ESP)


Yaitu analis sistem, perancang sistem, atau sistem pembangun yang mejual keahlian dan
pengalaman untuk bisnis dan membantu mereka melakukan pembelian bisnis,
mengembangkan dan mengintegrasikan sistem informasi.
Manajer Proyek
profesional yang berpengalaman yang menerima tanggung jawab untuk perencanaan,
monitoring, dan pengendalian proyek sehubungan dengan jadwal, anggaran, kiriman,
kepuasan pelanggan, standar teknis, dan kualitas sistem

(Perspektif Stakeholder pada Sistem Informasi)


 Penggerak Bisnis untuk Sistem Informasi Hari Ini
Penggerak bisnis merupakan alat/sarana yang digunakan baik itu dari media sosial, media
cetak, maupun media elektronik yang digunakan untuk menjalankan suatu bisnis. dan
Penggerak Bisnis Sistem Informasi (SI) memiliki beberapa Kategori Penggeran Bisnis
diantaranya : E-COMMERCE, E-BUSINESS, E-GOVERNMENT , Manajemen Proses Bisnis
(BPM), Globalisasi Perekonomian, Keamanan dan Privasi, Kolaborasi dan Kemitraan,
Pengetahuan Asset Management, Proses Bisnis Redesign, Peningkatan terus menerus dan
Manajemen Kualitas Total(Continuous Improvement dan Total Quality Management)

Penggerak Bisnis (E-COMMERCE, E-BUSINESS, dan E-GOVERNMENT) :


Electronic Commerce (e-commerce) merupakan proses pembelian, penjualan atau pertukaran
produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer.
Electronic Business merupakan penggunaan internet untuk melakukan dan mendukung
kegiatan bisnis sehari-hari.

E-Commerce dan E-Business dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik yang
berbeda. diantaranya adalah :
-Business to Business (B2B)
-Business to consumer (B2C)
-Perdagangan Kolaboratif : Consumen to Consumen (C2C), Consumen to Business (C2B).
-Perdagangan Intrabisnis
-Pemerintah ke warga
Dalam kondisi ini sebuah unit atau lembaga pemerintah menyediakan layanan ke para
masyarakat melalui teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat
melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan
(G2B).

e-government dapat dibagi menjadi 3 kategori :


 Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen),Lembaga pemerintah makin banyak yang
menggunakan internet untuk menyediakan layanan padawarga.
 Pemerintah ke Perusahaan (Goverment to Business), Pemerintahmenggunakan internet untuk
menjual dan membeli dari perusahaan.
 Pemerintah ke Pemerintah (Goverment to Government). Meliputi e-Commerce
intrapemerintah (transaksi antar pemerintah yang berbeda). Serta berbagai layanan antar
lembaga pemerintah yang berbeda.
 Perdagangan Mobile, ini terjadi saat  telepon selluler digunakan untuk mengakses internet
dan berbelanja, maka hal ini disebut m-commerce.
Dampaknya untuk Sistem Informasi :
Kebanyakan sistem informasi baru sedang dirancang untuk Internet (atau intranet) arsitektur
Karena satu-satunya perangkat lunak sisi klien adalah web browser, pilihan sistem operasi
klien menjadi kurang penting
Manajemen Proses Bisnis
Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah solusi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mengelola proses bisnis yang mereka miliki Dengan BPM perusahaan dapat dengan mudah
memodelkan dan mengubah proses bisnis sesuai kebutuhan agar dapat dioptimisasi, yang pada
akhirnya akan mengurangi ongkos produksi, meningkatkan efisiensi karyawan, meningkatkan
kepuasan pelanggan, memperbaiki hubungan dengan partner bisnis, dan pada akhirnya adalah
meningkatkan keuntungan perusahaan.

Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian membawa pasar internasional baru dan juga luas, serta membawa
pesaing internasional baru. Hal ini berdampak terhadap sistem informasi.
Dampaknya :
-Memerlukan dukungan dari beberapa bahasa, nilai tukar mata uang, dan budaya bisnis
-Memerlukan konsolidasi data internasional
-Permintaan untuk orang yang terlibat untuk dapat berkomunikasi secara lisan dan tertulis
dengan manajemen dan pengguna yang berbicara dengan bahasa yang berbeda

Keamanan dan Privasi


Keamanan yaitu bagaimana bisnis akan terus aman dari pelanggaran keamanan, serangan teroris,
atau bencana serta bagaimana aset digital bisnis tersebut dapat terlindungi dari ancaman luar.
-Privasi, yaitu bisa berupa tuntutan konsumen untuk privasi dalam transaksi e-commerce, dan
juga persyaratan pemerintah
Dampaknya terhadap Sistem Informasi adalah butuh menggabungkan kontrol keamanan dan
privasi

Kolaborasi dan Kemitraan


Organisasi berusaha untuk memecah dinding yang memisahkan departemen organisasi dan
fungsi. Organisasi berkolaborasi dengan mitra bisnis di luar dan bahkan dengan pesaing.

Pengetahuan Asset Management


Data, merupakan fakta mentah tentang orang, tempat, peristiwa, dan hal-hal yang penting dalam
suatu organisasi.
Informasi merupakan data yang telah diproses atau ditata ulang menjadi bentuk yang lebih
berarti bagi seseorang. (Pengurangan Ketidakpastian)
Pengetahuan - data dan informasi yang lebih lanjut disempurnakan berdasarkan fakta-fakta,
kebenaran, keyakinan, penilaian, pengalaman, dan keahlian dari penerima.

Peningkatan terus menerus dan Manajemen Kualitas Total(Continuous Improvement dan


Total Quality Management)
Proses Bisnis adalah pekerjaan, prosedur, dan aturan yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas-tugas bisnis, terlepas dari teknologi informasi yang digunakan untuk mengotomatisasi atau
mendukung mereka
Perbaikan proses yang berkesinambungan/ Continuous process improvement (CPI), yaitu
pemantauan terus menerus dari proses bisnis untuk mengadakan perbaikan kecil tapi terukur
dalam pengurangan biaya dan nilai tambah
Manajemen kualitas total/ Total quality management (TQM), yaitu sebuah pendekatan
komprehensif untuk memfasilitasi peningkatan kualitas dan manajemen dalam bisnis.

Proses Bisnis Redesign


Merupakan studi, analisis, dan mendesain ulang proses bisnis mendasar untuk mengurangi biaya
dan / atau meningkatkan nilai tambah bagi bisnis.

 Teknologi Pendukung Untuk Sistem Informasi

Jaringan dan Internet


Jaringan mencakup sistem mainframe time-sharing, server jaringan, dan berbagai desktop,
laptop, dan komputer klien genggam. Teknologi jaringan yang paling luas didasarkan pada
Internet diantaranya adalah Xhtml&XML, bahasa scripting, bahasa pemrograman web tertentu,
intranet, extranet, portal, dan layanan web.

Mobile and Wireless Technologies


Berikut adalah beberapa teknologi mobile dan nirkabel :
-PDA
-Ponsel pintar
-Bluetooth
-Jaringan nirkabel
Dampak terhadap sistem informasi
Konektivitas nirkabel harus diasumsikan
Keterbatasan perangkat mobile dan ukuran layar yang harus diakomodasi

Teknologi Objek
Merupakan teknologi software yang mendefinisikan sebuah sistem dalam hal objek yang
memperkuat data dan perilaku.
Analisis berorientasikan objek dan desain, yaitu kumpulan alat dan teknik untuk melakukan
pengembangan sistem yang memanfaatkan teknologi objek untuk membangun sistem dan
software
Agile Pembangunan, yaitu strategi pengembangan sistem dimana pengembang sistem diberikan
keleluasaan untuk memilih berbagai alat dan teknik yang akan digunakan untuk menyelesaikan
tugas-tugas.

Kolaborasi Teknologi
Merupakan mereka yang meningkatkan komunikasi interpersonal dan kerja sama tim. Contohnya
surel, pesan singkat, groupware, dan alur kerja.
Aplikasi Perusahaan
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem informasi terintegrasi yang dapat
mengakomodasikan kebutuhan – kebutuhan sistem informasi secara spesifik untuk
departemen-departemen yang berbeda pada suatu perusahaan.[ CITATION Wib05 \l 1057 ]
Atau dapat dikatakan bahwa Enterprise Resource Planning merupakan suatu konsep
untuk membuat perencanaan dan pengelolaan sumber daya perusahaan yang meliputi
dana, SDM, material, mesin dan kapasitas.
Supply Chain Management (SCM) adalah seperangkat pendekatan untuk mengefisienkan
integrasi supplier, manufaktur, gudang dan penyimpanan, sehingga barang diproduksi
dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat, untuk
meminimasi biaya dan memberikan kepuasan layanan terhadap konsumen.[ CITATION
Wid12 \l 1057 ]

Costumer Relationship Management Menurut Newell yang dikutip oleh [ CITATION


Ima11 \l 1057 ], Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah modifikasi
dan pembelajaran perilaku konsumen setiap waktu dari setiap interaksi, perlakuan
terhadap pelanggan dan membangun kekuatan antara konsumen dan perusahaan.
Enterprise Application Integration atau disebut EAI, adalah proses mengintegrasikan/
menghubungkan aplikasi dalam satu organisasi bersama dalam rangka untuk
menyederhanakan dan mengotomasi proses bisnis seluas mungkin, sementara pada saat
yang sama menghindari keharusan membuat perubahan besar terhadap aplikasi yang
ada[ CITATION Wil02 \l 1057 ]

Daftar Pustaka

Imasari, K., & Nursalim, K. K. (2011, Desember). PENGARUH CUSTOMER RELATIONSHIP


MANAGEMENT TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT BCA Tbk. Fokus
Ekonomi (FE), X, 183-192.
Layoung. (2010, Oktober 14). Stakeholders dalam IS Framework. Dipetik Maret 2020, dari
layong.blog.binusian: http://layong.blog.binusian.org/2010/10/14/stakeholders-dalam-is-
framework/
Mahdiana, D. (2011, September). ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI
PENGADAAN BARANG DENGAN METODOLOGI BERORIENTASI OBYEK: STUDI
KASUS PT. LIGA INDONESIA. TELEMATIKA MKOM, III, 37.
Mahfud, M. A., Haryono, B. S., & Anggraeni, N. L. (2015). Peran Koordinasi Stakeholder
Dalam Pengembangan Kawasan Minipolitan di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Jurnal
Administrasi Publik (JAP), III, 2070-2076.
Ruh, W. A., Maginnis, F. X., & Brown, W. J. (2002). Enterprise Application Integration: A
Wiley Tech Brief. John Wiley & Sons .
Wibisono, S. (2005, September). Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi
Terintegrasi. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, X, 150-159.
Widyarto, A. (2012, Desember). PERAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM
SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI PERUSAHAAN. BENEFIT Jurnal Manajemen dan
Bisnis, XVI, 91-98.
BAB II PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI


2.1 Pendahuluan
Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda dan menyatakan perspektif itu
dalam bahasa yang berbeda. Pengguna sistem berbicara tentang formulir manual dan
bagaimana mereka diarahkan. Mereka berbicara tentang kebijakan dan prosedur serta
laporan yang mereka butuhkan. Ketika dia bertemu dengan manajer, dia mendengar
mereka berbicara tentang rencana strategis dan bagaimana sistem dapat memberikan
organisasi keunggulan kompetitif.[ CITATION Jef07 \l 1057 ]
2.2 Produk Sistem Informasi
Produk sistem informasi yang menggunakan komputer biasa disebut dengan
Computer Based Information System (CBIS). Dalam praktiknya, istilah sistem
informasi lebih sering dipakai tanpa embel-embel berbasis komputer walaupun dalam
kenyataannya komputer merupakan bagian yang penting.

2.2.1 Federasi Sistem Informasi

Sebagian besar bisnis memiliki sistem informasi Front Office yang


mendukung fungsi bisnis. Dan memiliki sistem informasi Back Office yang
mendukung operasi bisnis internal serta berinteraksi dengan pemasok.
1) Front Office
Front Office atau yang juga biasa disebut Front Line mengacu kepada
departemen pada sebuah perusahaan, yang memiliki kontak langsung
dengan klien, atau menjangkau pelanggan seperti tim layanan pemasaran,
penjualan, manajemen pelanggan, dan layanan klien.[ CITATION Kho18 \l
1057 ]
2) Back Office
Back Office mengacu pada semua bagian departemen sistem informasi
dimana pengguna akhir tidak memiliki akses. Oleh karena itu istilah ini
mencakup semua proses internal dalam perusahaan (produksi, logistik,
pergudangan, penjualan, akutansi, manajemen sumber daya manusia, dll)

2.2.2 Aplikasi Sistem Informasi

(gambar aplikasi sistem informasi)

1) Sistem Pemrosesan Transaksi/ Transaction Processing System (TPS)


Sistem ini memproses bisnis dengan meng-capture serta memproses data
transaksi bisnis
2) Sistem Informasi Manajemen/ Management Information system (MIS)

Merupakan sebuah sistem informasi yang menggunakan data transaksi


untuk menghasilkan data yang diperlukan para manajer untuk
menjalankan bisnis. MIS adalah kumpulan dari manusia dan sumber-
sumber daya di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab
mengumpulkan dan mengolah data.
Tujuan MIS adalah bertanggung jawab atas ketersediaan dan
keberlangsungan dari setiap informasi, analisis, dan sistem untuk semua
level manajemen, untuk bisnis tertentu dalam suatu perusahaan.
3) Sistem Pendukung Keputusan/ Decision support system (DSS)

Merupakan sebuah sistem informasi yang membantu untuk


mengidentifikasi kesempatan pembuatan keputusan atau menyediakan
informasi untuk membantu dalam hal pembuatan keputusan. Atau DSS
merupakan suatu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara
khusus untuk membantu manajemen dalam proses pengambilan
keputusan.[ CITATION Sya10 \l 1057 ]
Terdiri dari : bahasa query/ SQL, kemampuan analisis secara statistik,
preadsheet, dan grafik-grafik.
4) Sistem Informasi Eksekutif/ Executive information system (EIS)
Merupakan sebuah sistem informasi yang mendukung perencanaan
dan penilaian kebutuhan manager eksekutif. Sistem Informasi Eksekutif/
Executif Information System (EIS) juga didefinisikan sebagai suatu sistem
informasi berbasis komputer yang dirancang untuk menyediakan eksekutif
dengan informasi internal dan eksternal yang mudah diakses dan relevan
dengan kegiatan-kegiatan manajemen mereka.[ CITATION Mar06 \l 1057 ]
5) Sistem Pakar/ Expert System
Merupakan sebuah sistem informasi yang meng-capture keahlian
pekerja dan mensimulasikan keahlian tersebut untuk kepentingan orang
yang bukan ahli. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang
menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam
memecahkan masalalah. [ CITATION Apr08 \l 1057 ]
Sistem pakar mempunyai manfaat menyediakan pakar setiap waktu dan
setiap saat, mampu bekerja secara otomatis, tugas-tugas rutin yang tidak
bisa dikerjakan oleh pakar kini bisa dikerjakan, lebih cepat, murah, efisien,
dan handal dalam mengatasi masalah.
6) Sistem Komunikasi dan Kolaborasi/ Communication and collaboration
system
Merupakan sebuah sistem informasi yang memungkinkan komunikasi
antara pekerja, rekan kerja, pelanggan menjadi lebih efektif dan untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam hal kolaborasi

7) Sistem Otomatisasi Kantor/ Office Automation System


Merupakan sebuah sistem informasi yang mendukung aktivitas bisnis
kantor secara luas, serta menyediakan aliran kerja yang diperbaiki diantara
para pekerja.

2.3 Kerangka Kerja Untuk Arsitektur Sistem Informasi


Arsitektur informasi berfungsi sebagai kerangka kerja tingkat tinggi untuk
memahami pandangan yang berbeda dari blok-blok pembangunan dasar dari sebuah
sistem informasi.
Stakeholder yang berbeda memiliki perspektif atau pandangan yang berbeda
tentang suatu sistem. Pemilik sistem dan pengguna sistem cenderung berfokus pada
tiga tujuan bisnis umum dari setiap sistem informasi. [ CITATION Jef07 \l 1057 ]
Tujuan-tujuan ini biasanya ditetapkan sebagai tanggapanterhadap satu atau lebih
driver bisnis. Perspektif yang berorientasi pada tujuan dari sistem informasi meliputi.
 Tujuan untuk meningkatkan pengetahuan bisnis. Pengetahuan yang dimaksud
adalah produk informasi dan data
 Tujuan untuk meningkatkan proses dan layanan bisnis
 Tujuan untuk meningkatkan komunikasi bisnis dan kolaborasi orang.
Peran perancang dan pembangun sistem lebih teknis. Dengan demikian fokus
mereka cenderung lebih ditempatkan pada teknologi yang dapat digunakan oleh
sistem informasi guna mencapai tujuan bisnis. Perspektif perancang sistem dan
pembangun sistem informasi cenderung lebih fokus pada [ CITATION Jef07 \l 1057 ]:

 Teknologi basis data yang mendukung akumulasi bisnis dan


penggunaanpengetahuan bisnis
 Teknologi software yang mengotomatisasi dan mendukung proses dan
layanan bisnis
 Teknologi antarmuka yang mendukung komunikasi dan kolaborasi bisnis

2.3.1 Fokus Sistem Informasi


(gambar perspektif dan fokus sistem informasi)

o Pengetahuan (Knowledge) yaitu bahan baku yang digunakan untuk membuat


informasi yang berguna.
o Proses (Processes) yaitu kegiatan (termasuk manajemen) yang melaksanakan
misi bisnis.
o Komunikasi (Communication) yaitu bagaimana sistem antarmuka dengan
pengguna dan sistem informasi lainnya.
Dari gambar diatas dapat dilihat dibagian bawah kolom knowledge bahwa
tujuannya adalah menangkap dan menyimpan data bisnis menggunakan
Database Technologies. Teknologi basis data seperti (Accsess, SQL Server,
DB2, atau Oracle) akan digunakan untuk mengatur dan menyimpan data
untuk semua sistem informasi[ CITATION Jef07 \l 1057 ].

2.3.2 Knowledge Building Block


Meningkatkan pengetahuan bisnis adalah tujuan mendasar dari suatu
sistem informasi. Pengetahuan bisnis itu sendiri berasal dari informasi dan
data. Melalui tahapan pemrosesan, data disempurnakan untuk menghasilkan
sebuah informasi yang dapat menghasilkan pengetahuan. pengetahuan tentang
apa yang bisa memungkinkan perusahaan untuk mencapai visi dan misinya.
Bisa dilihat juga bahwa masing-masing stakeholder memiliki perspektif yang
berbeda[ CITATION Jef07 \l 1057 ].
(gambar perspektif pengetahuan bisnis sistem informasi)

System Owners’ View of Knowledge


 Pemilik sistem rata-rata tidak tertarik pada data mentah. Pemilik
sistem akan lebih tertarik pada informasi yang menambah
pengetahuan bisnis baru.
 Pengetahuan dan informasi bisnis yang membantu manajer membuat
keputusan cerdas yang mendukung misi, tujuan, sasaran, dan
keunggulan kompetitif organisasi.
 Pengetahuan bisnis pada awalnya dapat berupa daftar sederhana dan
aturan bisnis. Contoh nya, pelanggan, produk, peralatan, bangunan,
pesanan, dan pembayaran.
 Pemilik sistem menentukan visi dan harapan proyek dalam hal
wawasan mereka tentang masalah, peluang, dan kendala terkait
dengan entitas dan aturan bisnis.

System Users’ View of Knowledge


 Pengguna sistem informasi memiliki pengetahuan tentang data yang
menggambarkan bisnis. sebagai pekerja informasi, menangkap,
menyimpan, memproses, mengedit, dan menggunakan data itu setiap
hari.
 Mereka cenderung untuk fokus pada masalah bisnis karena mereka
berubungan dengan data
 Melihat data sebagai sesuatu yang tertulis pada form, tersimpan di
kabinet file, tertulis dalam buku dan sheet atau tersimpan dalam
komputer
System Designers’ View of Knowledge
Perspektif pengetahuan perancang sistem berbeda secara signifikan dari
perspektif pemilik sistem dan pengguna sistem.
 perancang sistem lebih mementingkan teknologi basis data yang akan
digunakan oleh sistem informasi untuk mendukung kebutuhan data
bisnis ke dalam perancangan basis data yang akan disediakan melalui
sistem informasi
 perancang sistem lebih memperhatikan struktur data, skema database,
bidang, indeks, dan kendala dari sistem manajemen database tertentu
(DBMS)
System Builders’ View of Knowledge
 di kolom pengetahuan, pembangun sistem paling dekat dengan
teknologi sistem manajemen basis data aktual. Mereka harus
merepresentasikan data dalam bahasa yang sangat tepat dan tidak
membuat masalah

2.3.3 Process Building Blocks


Meningkatkan proses bisnis dan layanan adalah tujuan mendasar lain dari
sistem informasi. Proses mewakili pekerjaan dalam suatu sistem. Orang dapat
melakukan beberapa proses, sementara komputer dan mesin melakukan yang
lain.
Blok bangunan proses sistem informasi diilustrasikan dalam gambar
dibawah ini. Perhatikan di bagian bawah kolom proses bahwa teknologi
perangkat lunak akan digunakan untuk mengotomatiskan proses yang dipilih.
Bisa dilihat juga bahwa masing-masing stakeholder memiliki perspektif yang
berbeda
(gambar perspektif proses bisnis sistem informasi)

System Owners’ View of Processes


 Pemilik sistem umumnya tertarik pada gambaran besar
 Mereka cenderung tidak terlalu fokus pada alur kerja dan prosedur
seperti pada fungsi bisnis tingkat tinggi
 Melihat fungsi bisnis, yaitu sekelompok proses terkait yang
mendukung bisnis. Fungsi dapat didekomposisikan menjadi subfungsi
lain dan akhirnya ke dalam proses yang melakukan tugas-tugas
tertentu
 Sistem informasi lintas fungsional yaitu sistem yang mendukung
proses bisnis yang relevan dari beberapa fungsi bisnis tanpa
memperhatikan batas-batas organisasi tradisional seperti divisi,
departemen, pusat dan kantor.

System Users’ View of Processes


 Berhubungan dengan pekerjaan yang harus dilakukan utuk
memberikan tanggapan yang tepat untuk acara-acara bisnis
 Proses bisnis, yaitu aktivitas yang merespon pada acara-acara bisnis
 Proses kebutuhan, yaitu harapan pengguna dari pemrosesan kebutuhan
untuk proses bisnis dan sistem informasi tersebut
 Kebijakan, yaitu seperangkat peraturan yang mengendalikan proses
bisnis
 Prosedur, yaitu seperangkat langkah-langkah instruksi dan logika
untuk mencapai proses bisnis
 Aliran kerja, yaitu aliran transaksi melalui proses bisnis untuk
memastikan pemeriksaan yang sesuai dan persetujuan
diimplementasikan

System Designers’ View of Processes


 Berhubungan dengan proses tertentu untuk mengotomatisasi dan
bagaimana caranya mengoptimalkan mereka
 Terkendala oleh keterbatasan teknologi pengembangan aplikasi yang
digunakan
 Spesifikasi perangkat lunak, yaitu desain teknik dari proses bisnis
untuk automastisasi atau didukung oleh program kompute untuk
ditulis oleh pengembang sistem

System Designers’ View of Processes


 Berhubungan dengan logika pemrograman yang
mengimplementasikan proses otomatis
 Program aplikasi, yaitu bahasa, dapat dibaca oleh mesin representasi
dari apa proses perangkat lunak yang seharusnya dilakukan, atau
bagaimana proses perangkat lunak yang seharusnya untuk
menyelesaikan tugasnya
 Prototyping, yaitu teknik untuk pembangunan cepat sebuah fungsi,
tetapi modelnya tidak lengkap dari sistem informasi dengan
menggunakan alat pengembangan aplikasi yang cepat

2.3.4 Communications Building Blocks


Tujuan umum sebagian besar organisasi adalah untuk meningkatkan
komunikasi bisnis dan kolaborasi antara karyawan dan konstituen lainnya.
peningkatan komunikasi dalam sistem informasi biasanya diarahkan ke dua
tujuan antarmuka kritis untuk sistem informasi, yaitu :
 sistem informasi harus menyediakan antarmuka komunikasi yang
efektif dan efisien kepada pengguna sistem. antarmuka ini harus
mempromosikan kerja tim dan koordinasi kegiatan
 sistem informasi harus berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
sistem informasi lain, baik dengan orang-orang dalam bisnis maupun
dengan sistem informasi bisnis lainnya
Blok bangunan komunikasi sistem informasi diilustrasikan dalam gambar
dibawah ini. Perhatikan di bagian bawah kolom komunikasi bahwa ia
menggunakan teknologi antarmuka untuk mengimplementasikan antarmuka
komunikasi. dan sekali lagi, ketika Anda melihat ke bawah kolom
komunikasi, masing-masing pemangku kepentingan memiliki pandangan
yang berbeda tentang sistem.

(gambar perspektif komunikasi bisnis sistem informasi)


System Owners’ View of Communication
 siapa yang harus berkomunikasi dengan sistem?
 Dimana unit-unit bisnis, karyawan, pelanggan dan rekan berada?
 Sistem informasi lain aoa yang akan berhubungan dengan sistem?

System Users’ View of Communication


 Berhubungan dengan masukan dan keluaran suatu sistem informasi.
Input dan output akan mewakili bagaimana sistem yang diusulkan
akan berinteraksi dengan pengguna, karyawan, unit bisnis, pelanggan,
dan bisnis lainnya
 Pengguna sistem semakin menuntut agar aplikasi sistem informasi
yang dibuat khusus mereka memiliki tampilan dan rasa yang sama
seperti alat PC favorit mereka seperti pengolah kata atau spredsheet.
System Designer’ View of Communication
 Berhubungan dengan desain teknik dari kedua pengguna dan
komunikasi interface antar sistem
 Spesifikasi antarmuka, yaitu desain teknik yang mendokumentasikan
bagaimana pengguna sistem berinteraksi dengan sistem dan
bagaimana sistem berinteraksi dengan antar sistem
 User dialouge, yaitu spesifikasi bagaimana pengguna bergerak dari
window ke window atau dari halaman ke halaman, berinteraksi
degngan program aplikasi untuk menampilkan pekerjaan yang
optimal.

System Builders’ View of Communication


 Berhubungan dengan konstruksi, instalasi, pengetesan, dan
implementasi dari pengguna dan solusi antarmuka sistem ke
sistem
 Middleware, yaitu pemanfaatan suatu perangkat lunak yang
memungkinkan perangkat lunak dan perangkat lunak sistem yang
memanfaatkan teknologi yang berbeda untuk beroperasi

2.4 Teknologi Jaringan Telekomunikasi dan Bangunan Sistem Informasi


Kerangka kerja untuk arsitektur sistem informasi pada awalnya terinspirasi oleh
karya John Zachman. "Kerangka Kerja untuk Arsitektur Sistem Informasi" Zachman
mencapai pengakuan dan penggunaan internasional. Kerangka kerja Zachman adalah
sebuah matriks (mirip dengan peta bab pada awal bab ini). Baris sesuai dengan apa
yang Zachman sebut sebagai orang yang berbeda yang terlibat dalam pengembangan
dan penggunaan sistem. Kolom sesuai dengan fokus pada berbagai aspek sistem
informasi. Arsitektur Zachman mencakup kolom terpisah yang menyamakan dengan
apa yang diperoleh. Kerangka kerja tersebut dikenal sebagai Network Technologies.
Tidak diragukan lagi, sistem informasi saat ini dibangun di atas jaringan.
[ CITATION Jef07 \l 1057 ]
Gambar diatas menunjukkan kerangka kerja sistem informasi tingkat tinggi
modern yang menunjukkan pelapisan kontemporer dari pengetahuan sistem
Knowledge, Processes, dan blok bangunan komunikasi pada jaringan teknologi.
Sistem informasi yang dirancang terbaik saat ini cenderung memisahkan lapisan-
lapisan ini dan memaksa mereka untuk berkomunikasi di seluruh jaringan.
Pendekatan berjalan bersih ini memungkinkan satu blok bangunan diganti dengan
yang lain sementara berdampak kecil atau tidak sama sekali pada blok bangunan
lainnya. Misalnya, teknologi database, teknologi software, atau teknologi antarmuka
Tidak dapat berubah tanpa memengaruhi blok bangunan lain.

Daftar Pustaka

Mariana, N. (2006, Januari). Pengukur-Pengukur Kesuksesan Sistem Informasi Eksekutif. Jurnal


Teknologi Informasi DINAMIK, XI, 30-37.
Rafsanjani, K. (2018, Februari 6). Front Office dan Back Office. Retrieved Maret 2020, 24, from
id.ccm.net: https://id.ccm.net/contents/10-front-office-dan-back-office
Sulistyohati, A., & Hidayat, T. (2008). Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dengan
Metode Dempster-Shafer. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI
2008) .
Syafrizal, M. (2010, September 3). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION
SUPPORT SYSTEM). Jurnal DASI, XI.
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
BAB III PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

3. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


3.1 Pendahuluan
Pengembangan Sistem Informasi merupakan pengembangan sistem informasi yang
sering disebut sebagai proses pengembangan sistem (System Development).
Pengembangan sistem ialah menyusun suatu sistem yang baru yang akan
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan, atau suatu sistem yang baru
untuk memperbaiki sistem yang ada.
 Alasan Pengembangan Sistem
1) Karena adanya permasalahan-permasalahan yang timbul disistem yang lama.
Misalnya ketidakberesan pada sistem lama, seperti kecurangan-kecurangan
yang di sengaja, kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja, operasi yang tidak
efisien, dan kebijakan manajemen yang tidak ditaati.
2) Pertumbuhan ogranisasi
Pertumbuhan organisasi menyebabkan dibuatnya sistem yang baru, karena
pertumbuhan organisasi berarti semakin luasnya informasi, data yang harus
diolah semakin meningkat. Oleh sebab itu diperlukan nya sistem yang baru

3.2 The Capability Maturity Model


CMM dapat didefinisikan sebagai sebuah penyederhanaan yang representatif yang
digunakan untuk mengukur tingkat kematangan sebuah software development house
dalam menyajikan/membuat/mengembangkan perangkat lunak sebagaimana telah
dijanjikan secara tertulis dalam perjanjian kerjasama. Sehingga bisa dikatakan bahwa
CMM adalah mengukur[ CITATION Ref11 \l 1057 ]
Kerangka CMM untuk sistem dan perangkat lunak dimaksudkan untuk membantu
organisasi meningkatkan kematangan proses pengembangan sistem mereka. CMM
diatur dalam lima tingkat kematangan

1) Intial
Tingkat Ini kadang disebut juga anarki atau kekacauan. Pada tingkat ini,
proyek pengembangan sistem tidak mengikuti proses yang konsisten.
Setiap tim pengembangan menggunakan alat dan metode sendiri. Sukses
atau gagal biasanya merupakan fungsi dari keterampilan dan pengalaman
tim. Prosesnya tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diulang.
2) Repeatable
ada tingkat ini, proses dan praktik manajemen proyek ditetapkan untuk
melacak biaya proyek, jadwal, dan fungsionalitas. Fokusnya adalah pada
manajemen proyek. Proses pengembangan sistem selalu diikuti, tetapi
mungkin berbeda dari proyek ke proyek. Keberhasilan atau kegagalan
masih merupakan fungsi dari keterampilan dan pengalaman tim proyek.
Namun, upaya bersama dilakukan untuk mengulangi keberhasilan proyek
sebelumnya. Praktek manajemen proyek yang efektif meletakkan dasar
untuk proses standar di tingkat berikutnya.
3) Defined
Pada level ini, proses pengembangan sistem standar (kadang-kadang
disebut metodologi) dibeli atau dikembangkan. Semua proyek
menggunakan versi khusus dari proses ini untuk mengembangkan dan
memelihara sistem informasi dan perangkat lunak. Sebagai hasil dari
menggunakan proses standar untuk semua proyek, setiap proyek
menghasilkan dokumentasi dan hasil yang konsisten dan berkualitas
tinggi. Prosesnya stabil, dapat diprediksi, dan dapat diulang.
4) Managed
Pada level ini, tujuan terukur untuk kualitas dan produktivitas ditetapkan.
Ukuran terperinci dari proses pengembangan sistem standar dan kualitas
produk dikumpulkan dan disimpan secara rutin dalam database. Ada data
upaya. Dengan demikian, manajemen berusaha untuk menjadi lebih
proaktif daripada reaktif terhadap masalah pengembangan sistem (seperti
pembengkakan biaya, cakupan creep, penundaan jadwal, dll.). Bahkan
ketika sebuah proyek menghadapi masalah atau masalah yang tidak
terduga, proses tersebut dapat disesuaikan berdasarkan dampak yang dapat
diprediksi dan terukur. untuk meningkatkan manajemen proyek individu
berdasarkan ini dikumpulkan
5) Optimalisasi
ada level ini, proses pengembangan sistem terstandarisasi dimonitor secara
kontinu dan ditingkatkan berdasarkan pengukuran dan analisis data yang
ditetapkan pada Level 4. Ini dapat mencakup perubahan teknologi dan
praktik terbaik yang digunakan untuk melakukan aktivitas yang diperlukan
dalam proses pengembangan sistem standar , serta menyesuaikan proses
itu sendiri. Pelajaran yang dipelajari dibagikan di seluruh organisasi,
dengan penekanan khusus pada menghilangkan ketidakefisienan dalam
proses pengembangan sistem sambil mempertahankan kualitas.
Singkatnya, organisasi telah melembagakan perbaikan proses
pengembangan sistem berkelanjutan.[ CITATION Jef07 \l 1057 ]

3.3 System Life Cycle versus Methodology


Istilah siklus hidup sistem dan metodologi pengembangan sistem sering salah
diartikan. Sebagian besar proses pengembangan sistem berasal dari siklus hidup
sistem alami.
1. System Life Cycle
Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa
perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model
dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi [ CITATION Ran
\l 1057 ]
2. Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (dalil) yang akan
digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Metodologi pengembangan sistem dapat juga diartikan sebagai pendekatan formal
untuk proses pengembangan sistem. Proses standar yang mencakup kegiatan,
metode, praktik terbaik, hasil, dan alat otomatis yang akan digunakan untuk
meningkatkan sistem informasi dan perangkat lunak

Terdapat dua peristiwa utama yang memicu perubahan dari satu tahap ke tahap
lainnya. Yaitu :
 Ketika suatu sistem berputar dari pengembangan ke operasi dan pemeliharaan,
maka konversi harus dilakukan
 Ketika pada titik waktu ternteu, saat keusangan terjadi dan sistem berputar dari
operasi dan pemeliharaan ke pembangunan kembali
3.4 Prinsip-prinsip Pengembangan Sistem
1. Melibatkan pengguna sistem
Analis, perancang, dan pembangun bertanggung jawab atas pengembangan
sistem, tetapi mereka harus melibatkan pemilik dan pengguna mereka, menuntut
partisipasi mereka, dan mencari persetujuan dari semua pemangku kepentingan
mengenai keputusan yang mungkin mempengaruhi mereka.
2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah
a. Pelajari dan pahami konteks masalahnya
b. Tentukan persyaratan yang harus dipenuhi dengan solusi apapun
c. Identifikasi kandidat solusi yang memenuhi persyaratan dan pilih solusi
terbaik
d. Merancang dan/atau mengimplementasikan solusi yang dipilih
e. Amati dan evaluasi dampak dari solusi dan perbaiki solusi yang sesuai
3. Menetapkan fase dan kegiatan
Fase-fase tersebut adalah :
1) definisi ruang lingkup
2) analisis masalah
3) analisis persyaratan
4) desain logis
5) analisis keputusan
6) desain dan integrasi fisik
7) konstruksi dan pengujian
8) instalasi dan pengiriman
Fase-fase ini tidak sepenuhnya berurutan. Fase cenderung saling tumpang tindih.
Selain itu, fase-fase tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus proyek
tertentu (misalnya, Tenggat waktu, kompleksitas, strategi, sumber daya).

(gambar tumpang tindih fase pengembangan sistem dan kegiatan)


4. Mendokumentasikan seluruh pengembangan
Dokumentasi meningkatkan komunikasi dan penerimaan. Dokumentasi
mengungkapkan kekuatan dan kelemahan sistem kepada banyak pemangku
kepentingan. Ini merangsang pengguna dalam meningkatkan dan meyakinkan
manajemen tentang kemajuan.
5. Menetapkan Standar
Ketika teknologi baru muncul, arsitektur TI harus berubah. Tapi perubahan itu
bisa dikelola. Chief technology officer (CTO) dalam suatu organisasi sering kali
ditugasi untuk eksplorasi teknologi dan manajemen arsitektur TI. Mengingat
arsitektur itu, semua proyek sistem informasi dibatasi untuk menerapkan sistem
baru yang sesuai dengan arsitektur (kecuali jika disetujui oleh CTO).
6. Mengelola proses dan proyek
Manajemen proses dan manajemen proyek dipengaruhi oleh kebutuhan untuk
manajemen kualitas. Standar kualitas dibangun dalam proses untuk memastikan
bahwa kegiatan dan hasil dari setiap fase akan berkontribusi pada pengembangan
sistem informasi berkualitas tinggi. Mereka mengurangi kemungkinan masalah
dan persyaratan yang terlewatkan, serta cacat desain dan kesalahan program
(bug). Standar juga membuat organisasi TI lebih gesit. Ketika perubahan
personel terjadi, staf dapat dipindahkan antara proyek dengan jaminan bahwa
setiap proyek mengikuti proses yang dipahami dan diterima.
7. Sistem Informasi keadilan sebagai modal investasi
Dalam mempertimbangkan investasi modal, maka ada dua masalah yang yang
harus diatasi :
1) Untuk masalah apa pun, kemungkinan ada beberapa solusi yang mungkin.
Analis sistem dan pemangku kepentingan lainnya tidak boleh secara membuta
menerima solusi pertama yang disarankan. Analis yang gagal melihat
alternatif mungkin melakukan bisnis yang merugikan
2) Setelah mengidentifikasi solusi alternatif, analis sistem harus mengevaluasi
setiap solusi yang mungkin untuk kelayakan, terutama untuk efektivitas biaya.
Efektivitas biaya diukur dengan menggunakan teknik yang disebut analisis
biaya-manfaat
8. Jangan takut untuk membatalkan atau merevisi ruang lingkup
Proyek harus dievaluasi kembali di setiap pos pemeriksaan untuk menentukan
apakah tetap layak untuk terus menginvestasikan waktu, upaya, dan sumber daya
ke dalam proyek. Di setiap pos pemeriksaan, analis harus mempertimbangkan
opsi-opsi berikut :
1) Membatalkan proyek jika tidak layak lagi
2) Mengevaluasi kembali dan menyesuaikan biaya dan jadwal jika ruang lingkup
proyek akan ditingkatkan
3) Mengurangi ruang lingkup jika anggaran dan jadwal proyek dibekukan dan
tidak cukup untuk mencakup semua tujuan proyek.
9. Memecah dan menaklukan
Pendekatan pembagian dan menaklukkan ini juga melengkapi komunikasi dan
manajemen proyek dengan memungkinkan bagian-bagian berbeda dari sistem
untuk dikomunikasikan kepada para pemilik saham yang berbeda dan paling
tepat. Blok bangunan kerangka kerja sistem informasi memberikan satu dasar
untuk membagi dan menaklukkan pengembangan sistem informasi.
10. Sistem desain untuk pertumbuhan dan perubahan
Setelah sistem diimplementasikan memasuki tahap operasi dan pemeliharaan
siklus hidup. Selama tahap ini analis menghadapi kebutuhan untuk perubahan
yang berkisar dari mengoreksi kesalahan sederhana yang diperlukan untuk
mendesain ulang sistem untuk mengakomodasi perubahan teknologi, untuk
membuat modifikasi untuk mendukung perubahan kebutuhan pengguna.
Perubahan seperti itu mengarahkan analvst dan oroaragumers melakukan ulang
fase-fase sebelumnya yaitu siklus.[ CITATION Jef07 \l 1057 ]

3.5 Proses Pengembangan Sistem


3.5.1 Asal dari Proyek Pengembangan Sistem
1. Masalah (problem)
Situasi yang tidak diinginkan yang mencegah organisasi untuk sepenuhnya
mencapai tujuan, sasaran, dan / atau tujuannya
2. Peluang (Opportunity)
kesempatan untuk meningkatkan organisasi bahkan tanpa adanya masalah
yang diidentifikasi.
3. Arahan (Directive)
Persyaratan baru yang diberlakukan oleh manajemen, pemerintah, atau
pengaruh eksternal
4. Proyek yang direncanakan (planned projects)
- Rencana strategi sistem informasi telah memeriksa bisnis secara
keseluruhan untuk mengidentifikasi proyek pengembangan sistem
yang akan mengembalikan nilai strategis (jangka panjang) terbesar ke
bisnis
- Perancangan ulang proses bisnis telah menganalisis secara menyeluruh
serangkaian proses bisnis untuk menghilangkan redundansi dan
birokrasi dan untuk meningkatkan efisiensi dan nilai tambah. Bukan
saatnya untuk mendesain ulang sistem informasi pendukung untuk
proses-proses bisnis yang dirancang ulang.
5. Proyek yang tidak direncanakan
- Dipicu oleh masalah, peluang, atau arahan khusus yang terjadi dalam
menjalankan bisnis
- Badan administrasi pemilik sistem dan eksekutif teknologi informasi
yang memprioritaskan dan menyetujui proyek pengembangan sistem
kandidat.
- Repositori proposal proyek yang tidak dapat didanai atau dikelola
karena lebih prioritas daripada yang telah disetujui untuk
pengembangan sistem.[ CITATION Jef07 \l 1057 ]
(gambar fase projek klasik)
Pada Gambar di atas kita dapat melihat bahwa fase definisi ruang lingkup
dipicu oleh beberapa kombinasi dari Problems, Opportunities, Drectives,
Constrants dan Vision. Ada beberapa hasil atau hasil dari definisi ruang
lingkup. Salah satu hasil yang penting adalah Problem statement.
Gambaran singkat dari masalah, peluang, dan / atau arahan yang memicu
proyek. Kerangka kerja PIECES memberikan garis besar yang sangat baik
untuk pernyataan masalah. Tujuannya di sini bukan untuk memecahkan
masalah, peluang, dan arahan tetapi hanya untuk membuat katalog dan
mengelompokkannya. Kami juga harus mengidentifikasi segala kendala yang
dapat memengaruhi proyek yang diusulkan. Contoh kendala termasuk batas
anggaran, tenggat waktu, sumber daya manusia yang tersedia atau tidak
tersedia, kebijakan bisnis atau peraturan pemerintah, dan standar teknologi.
Akhirnya, pemilik sistem harus diminta untuk setidaknya memiliki visi
tingkat tinggi untuk perbaikan sistem yang mereka cari.

(gambar Tampilan Blok Bangunan Pengembangan Sistem)

3.5.2 Macam-macam Metode Pengembangan Sistem


1. Model-Driven Development Stratefy
Yaitu, strategi pengembangan sistem yang menekankan gambar model
sistem untuk membantu memvisualisasikan dan menganalisis masalah,
mendefinisikan kebutuhan bisnis, dan sistem informasi desain.
 pemodelan proses - teknik proses yang berpusat dipopulerkan oleh
analisis dan desain metodologi terstruktur yang digunakan model
persyaratan proses bisnis untuk mendapatkan desain perangkat lunak
yang efektif untuk sistem.
 pemodelan data - teknik data-berpusat digunakan untuk kebutuhan data
model bisnis dan sistem database desain yang memenuhi persyaratan
tersebut.
 pemodelan objek- teknik yang upaya untuk menggabungkan data dan
kekhawatiran proses dalam konstruksi tunggal yang disebut objek. model
objek adalah diagram yang mendokumentasikan sistem dalam hal objek
dan interaksi mereka

(Gambar Model-Driven Strategi Pembangunan)


2. Rapid Application Development Strategy
Yaitu, strategi pengembangan sistem yang menekankan kecepatan
pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif di cepat,
berulang, dan konstruksi tambahan dari serangkaian berfungsi prototipe
dari sistem yang akhirnya berkembang menjadi sistem final.
 prototipe - skala kecil, perwakilan, atau model kerja kebutuhan
pengguna atau desain diusulkan untuk sebuah sistem informasi.
 kotak waktu - pengenaan periode nonextendable waktu, biasanya 60-
90 hari, dimana yang pertama (atau berikutnya) versi sistem harus
disampaikan ke dalam operasi.
(gambar RAD)
3. Waterfall
Sering juga disebut model Sequential Linier. Metode pengembangan
sistem yang paling tua dan paling sederhana. Cocok untuk
pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-
ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak
secara sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean,
pengujian dan tahap pendukung
Tahap-Tahap Metode WATERFALL:
 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
 Desain
 Pembuatan Kode Program
 Pengujian
 Pendukung atau Pemeliharaan

(gambar Metode Waterfall)


4. Prototype
Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat
lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah
perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja
dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual
dilakukan[ CITATION Afg15 \l 1057 ]
a. Reusable prototype: Prototype yang akan ditransformasikan menjadI
produk final.
b. Throwaway prototype: Prototype yang akan dibuang begitu selesai
menjalankan maksudnya.
c. Input/output prototype: Prototype yang terbatas pada antar muka
pengguna (user interface).
d. Processing prototype: Prototype yang meliputi perawatan file dasar
dan proses-proses transaksi.
e. System prototype: Prototype yang berupa model lengkap dari
perangkat lunak.
Tahap-tahap dalam prototyping boleh dikata merupakan tahap-tahap
yang dipercepat. Strategi utama dalam prototyping adalah kerjakan yang
mudah terlebih dahulu dan sampaikan hasil kepada pengguna sesegera

mungkin.
5. Agile
Metode agile adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang
didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan sistem
jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari pengembang
terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Langkah-langkah yang
digunakan dalam metode agile yaitu perencanaan, implementasi,
pengujian (test), dokumentasi, deployment dan pemeliharaan[ CITATION
Mus14 \l 1057 ]
(gambar Metode Agile)

3.6 PIECES : Masalah dan Solusi (STUDI KASUS)


Ada banyak potensi masalah sistem. Namun James Wetherbe mengembangkan
kerangka kerja yang berguna untuk mengklasifikasikan masalah. Kerangka kerja itu
disebut PIECES, yaitu[ CITATION Jef07 \l 1057 ] :
P Kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja (Performance)
I Kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan informasi (Information) dan
data
E kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan ekonomi (economics),
mengendalikan biaya, atau meningkatkan laba
C kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan kontrol (control) atau
keamanan
E kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan efisiensi (efficiency) orang dan
proses
S kebutuhan untuk memperbaiki atau meningkatkan layanan (service) kepada
pelanggan, pemasok, mitra, karyawan, dll.

STUDI KASUS
Masalah
Anda bekerja di perusahaan GigaBit Solution sebagai seoarng sistem analis.
PerusahaanAnda kedatangan Bp Teddy dari Perpustakaan Daerah Semarang. Pak
Teddy menceritakan bahwa selama ini, Perpustakaan yang dikelolanya belum
memanfaatkan IT. Jumlah koleksi bukunya semakin bertambah banyak dan
jumlah pengunjung juga terus bertambah. Para pengunjung mengeluahkan rendahnya
kualitas pelayanan mulai dari proses pendaftaran, proses peminjaman buku,
pengembalian sampai perhitungan denda. Karena belum memanfaatkan IT, maka
pencarian katalog buku sulit dilakukan. Rendahnya kualitas pelayananpada
perpustakaan tersebut juga berdampak pada pengembalian buku yang tidak tepat
waktu oleh pengunjung.
Lakukan analisis PIECES berdasarkan issue diatas!
Solusi :
1. Buatlah struktur organisasi di Instansi setempat. Sebagai seorang sistem analis,
Kita harus pahamhal-hal yang berhubungan dengan struktur organisasi, visi, misi,
dan aturan birokrasi di Instansitersebut. Apabila sebelumnya kita belum paham,
jangan malu untuk bertanya langsung
2. Buatlah workflow (alur kerja) di Instansi setempat. Hati-hati, potensi kegagalan
proyek cukup besar disebabkan karena adanya kesalahpahaman terhadap
alur kerja. Tahap ini mengukur kemampuan kita seberapa jauh kita
memahami lingkungan kerja di Instansi setempat
3. Lakukan analisis kelemahan menggunakan PIECES per bagian
origanisasi atau departemen.Apabila kebetulan di Instansi tersebut belum
menggunakan S.I maka yang di analisis adalah potensi kelemahan saat
bekerja secara manual/konvensional. Sedangkan apabila (sebelumnya) diInstansi
tersebut sudah menggunakan S.I., lakukan analisis terhadap kelemahan
sistem yang digunakaan saat itu. Jangan lupa, berikan peluang solusinya setiap
kali menemukan issue/masalah
4. Segala sesuatu yang kita temukan di bagian peluang solusi, dapat diturunkan (di
eksplorasi lebih jauh) menjadi kebutuhan fungsional dan non-fungsional
untuk sistem yang akan dibangun.Kebutuhan fungsional misalnya fitur-
fitur yang bisa dimunculkan pada sistem (yang baru). Kebutuhan non-
fungsional merupakan catatan-catatan yang bisa disampaikan secara
langsungkepada pihak Instansi, untuk memperbaiki kinerjanya atau membuat
kebijakan baru

Tugas dan peran


1. Kepala Perpustakaan : Bertanggung jawab penuh terhadap pertumbuhan
Perpustakaan
2. Bagian Sirkulasi : Bertanggung jawab terhadap aktifitas peminjaman dan
pengembalian
3. Bagian Entri Buku : Bertugas memasukkan katalog buku baru
4. Bagian Pengadaan : Bertugas mengusulkan dan menambah koleksi buku
terbaru
5. Bagian Administrasi : Bertugas terhadap aktifitas-aktifitas administratif
6. Bagian Event : Bertanggung jawab mengelola acara-acara rutin maupun acara
penting lainnya
Workflow
Analisis PIECES
3.7 Automated Tools
Di masa lalu yang tidak terlalu jauh, alat utama analis sistem adalah kertas, pensil,
dan templat bagan alur. Saat ini, seluruh rangkaian alat otomatis telah
dikembangkan, dipasarkan, dan dipasang untuk membantu pengembang sistem.
Sementara metodologi pengembangan sistem tidak selalu membutuhkan alat
otomatis, sebagian besar metodologi mendapat manfaat dari teknologi tersebut.
Beberapa manfaat yang paling sering dikutip termasuk:
 Peningkatan produktivitas - melalui otomatisasi tugas
 Peningkatan kualitas - karena alat otomatis memeriksa kelengkapan,
konsistensi, dan kontradiksi
 Dokumentasi yang lebih baik dan lebih konsisten - karena alat membuatnya
lebih mudah untuk membuat dan menyusun dokumentasi konsisten,
berkualitas tinggi.
 Mengurangi pemeliharaan seumur hidup - karena peningkatan kualitas sistem
yang disebutkan di atas dikombinasikan dengan dokumentasi yang lebih baik
 Metodologi yang benar-benar bekerja melalui penegakan aturan dan keahlian
yang tertanam.
Saat ini terdapat 3 kelas alat otomatis untuk pengembang :
1) Rekayasa Sistem Bantuan Komputer (CASE)

(gambar Rekayasa Sistem Bantuan Komputer (CASE))


Computer-aided systems engineering (CASE) - penggunaan alat perangkat
lunak otomatis yang mendukung gambar dan analisis model sistem dan
spesifikasi terkait. Beberapa alat CASE juga menyediakan kemampuan
pembuatan prototipe dan kode.
- Gudang CASE - basis data pengembang sistem tempat pengembang
dapat menyimpan model sistem, deskripsi dan spesifikasi terperinci,
dan produk pengembangan sistem lainnya. Sinonim meliputi kamus
dan ensiklopedia.
- Forward engineering - kemampuan alat KASUS yang dapat
menghasilkan perangkat lunak awal atau kode basis data langsung dari
sistem.
- Reverse engineering - kemampuan CASE tool yang dapat
menghasilkan model sistem awal dari perangkat lunak atau kode basis
data.
2) Application Development Environments/ Lingkungan Pengembangan
Aplikasi
Lingkungan pengembangan aplikasi (ADE) - alat pengembangan perangkat
lunak terintegrasi yang menyediakan semua fasilitas yang diperlukan untuk
mengembangkan perangkat lunak aplikasi baru dengan kecepatan dan kualitas
maksimum. Sinonim yang umum adalah lingkungan pengembangan
terintegrasi (IDE)
Fasilitas ADE dapat meliputi:
• Programming languages or interpreters
• Interface construction tools
• Middleware
• Testing tools
• Version control tools
• Help authoring tools
• Repository links
3) Process and Project Managers
 Aplikasi manajer proses (Process manager application) - alat otomatis
yang membantu mendokumentasikan dan mengelola metodologi dan
rute, hasil-hasilnya, dan standar manajemen kualitas. Sinonim yang
muncul adalah methodware
 Aplikasi manajer proyek (Project manager application) - alat otomatis
untuk membantu merencanakan kegiatan pengembangan sistem (lebih
disukai menggunakan metodologi yang disetujui), memperkirakan dan
menetapkan sumber daya (termasuk orang dan biaya), menjadwalkan
kegiatan dan sumber daya, memantau kemajuan sesuai jadwal dan
anggaran, mengontrol dan memodifikasi jadwal dan sumber daya , dan
melaporkan kemajuan proyek.

Daftar Pustaka
Marifati, I. S. (2016). Sistem Informasi Manajemen.
Muslim, M. A., & Retno, N. A. (2014, Mei). Implementasi Cloud Computing Menggunakan
Metode Pengembangan Sistem Agile. Scientific Journal of Informatics, I.
Pradipta, A. A., Prasetyo, Y. A., & Ambarsari, N. (2015). PENGEMBANGAN WEB E-
COMMERCE BONJANA SARI MENGGUNAKAN METODE PROTOTYPE. Tugas
Akhir, 1024.
Reffo. (2011, Mei 12). Apa itu CMM (Capability Maturity Model). Retrieved Maret 30, 2020,
from https://meeinstan.wordpress.com/:
https://meeinstan.wordpress.com/2011/05/12/apa-itu-cmm-capability-maturity-model/
Susanto, R., & Andriana, A. D. (n.d.). Perbandingan Model Waterfall dan Prototyping Untuk
Pengembangan Sistem Informasi. UNIKOM.
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Dewi Syifa Andini
11190930000018
4A SI – APSI (TP1-2)

BAB IV MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

4. MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI


4.1 Definisi Manajemen Proyek
4.1.1 Definisi Proyek
Adalah suatu rangkaian urutan [sementara] kegiatan, kompleks, dan terhubung yang
memiliki tujuan dan yang harus diselesaikan dengan waktu tertentu, sesuai anggaran, dan
sesuai dengan spesifikasi[ CITATION Jef07 \l 1057 ]
4.1.2 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu proses merencanakan, mengorganisaikan, dan mengontrol
sumber daya perusahaan dengan sasaran jangja pendek untuk mencapai goal dan objective
dan spesifik[ CITATION Ren14 \l 1057 ]
Manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu
proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak
pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek.
[ CITATION Sur15 \l 1057 ]
4.1.3 Manajemen Proses
Manajemen proses adalah aktivitas mendokumentasikan, mengelola, dan terus
meningkatkan proses pengembangan sistem[ CITATION Jef07 \l 1057 ]

4.2 Fungsi Manajemen Proyek


Manajemen Proyek memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Scoping, yaitu mendefinisikan batas-batas proyek. Seorang manajer proyek harus
menetapkan harapan dan kendala proyek untuk merencanakan kegiatan, memperkirakan biaya,
dan mengelola harapan
2. Planning, yaitu perencanaan mengidentifikasi tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek. Ini didasarkan pada pemahaman manajer tentang ruang lingkup proyek dan metodologi
yang digunakan untuk mencapai tujuan
3. Estimating, yaitu setiap tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek harus
diperkirakan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan, berapa banyak orang yang akan dibutuhkan,
Keterampilan apa yang akan dibutuhkan, Tugas apa yang harus diselesaikan sebelum tugas lain
dimulai, Bisakah beberapa tugas tumpang tindih, Berapa biayanya, Itu semua adalah masalah
estimasi.
4. Scheduling, Mengingat rencana proyek, manajer proyek bertanggung jawab untuk
menjadwalkan semua kegiatan proyek. Jadwal proyek harus dikembangkan dengan pemahaman
tentang tugas yang diperlukan, durasi tugas, dan prasyarat tugas.
5. Organizing, yaitu manajer proyek harus memastikan bahwa anggota tim proyek memahami
peran dan tanggung jawab masing-masing serta hubungan pelaporan mereka dengan manajer
proyek.
6. Directing, yaitu setelah proyek dimulai, manajer proyek harus mengarahkan kegiatan tim.
Setiap manajer proyek harus menunjukkan keterampilan manajemen orang untuk
mengoordinasikan, mendelegasikan, memotivasi, memberi nasihat, menilai, dan menghargai
anggota tim.
7. Controlling, yaitu mengendalikan proyek. Beberapa rencana akan dieksekusi tanpa masalah
dan penundaan. Manajer proyek harus memantau dan melaporkan kemajuan terhadap tujuan,
jadwal, dan biaya dan membuat penyesuaian yang sesuai ketika diperlukan.
8. Closing, yaitu penutup. Manajer proyek yang baik selalu menilai keberhasilan dan
kegagalan pada akhir suatu proyek. Mereka belajar dari kesalahan mereka dan merencanakan
peningkatan berkelanjutan dari proses pengembangan sistem.

Semua fungsi diatas tergantung pada komunikasi interpersonal yang sedang berlangsung antara
manajer proyek, tim, dan manajer lainnya.

4.3 Alat dan Teknik Manajemen Proyek


PERT dan Gantt Chart merupakan alat dan teknik yang mendukung manajer proyek.
4.3.1 PERT
PERT merupakan singkatan dari Project Evaluation and Review Technique, yang
dikembangkan pada tahun 1950-an untuk merencanakan dan mengendalikan proyek-proyek
pengembangan senjata besar untuk Angkatan Laut A.S. bagan PERT adalah model jaringan
grafis yang menggambarkan tugas-tigas proyek dan hubungan antara tugas-tugas tersebut.
[ CITATION Jef07 \l 1057 ]
PERT dikembangkan untuk memperjelas saling ketergantungan antara tugas-tugas sebelum
tugas itu dijadwalkan. Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana
waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu
proyek.[ CITATION Nur16 \l 1057 ]
(gambar bagan PERT)

Kotak mewakili tugas proyek (isi kotak dapat disesuaikan untuk menunjukkan berbagai
atribut proyek seperti jadwal, waktu mulai, dan selesai). Sedangkan barus menunjukkan
bahwa satu tugas tergantung pada awal atau penyelesaian tugas lain.

4.3.2 Gantt Chart


Gantt chart, pertama kali disusun oleh Henry L Gantt pada tahun 1917, adalah penjadwalan
proyek dan alat evaluasi kemajuan yang paling umum digunakan. Gantt chart adalah bagan
horizontal sederhana yang menggambarkan tugas proyek terhadap kalender. Setiap bilah
mewakili tugas proyek bernama. Tugas-tugas terdaftar secara vertikal di kolom sebelah kiri.
Sumbu horizontal adalah garis waktu kalender.[ CITATION Wil03 \l 1057 ]
(gambar Gantt Chart- tingkat fase)

Gantt chart menawarkan keuntungan dengan menunjukkan dengan jelas tugas-tugas


orerlapping, yaitu tugas-tugas yang dapat dilakukan pada saat yang sama. Bilah dapat
diarsir untuk menunjukkan dengan jelas persentase penyelesaian dan kemajuan proyek.
Gambar tersebut menunjukkan fase mana yang lebih cepat dan lebih lambat dari jadwal.
Popularitas grafik Gantt berasal dari kesederhanaannya - grafik itu mudah dipelajari, dibaca,
dipersiapkan, dan digunakan.

4.4 Siklus Hidup Manajemen Proyek

(gambar siklus hidup manajemen proyek)

Kegiatan 1 –Negosiasi Ruang Lingkup


Mempertimbangkan prasyarat yang paling penting untuk manajemen proyek yang efektif terjadi
di awal. Semua pihak membantu menyetujui ruang lingkup proyek sebelum upaya dilakukan
untuk mengidentifikasi dan menentukan tugas atau untuk menetapkan sumber daya (orang) yang
mereka ambil. Secara bersamaan negosiasi ruang lingkup proyek merupakan kegiatan penting
dalam siklus hidup manajemen proyek. Apa itu scope? Yaitu Lingkup. Mendefinisikan batas-
batas proyek yang merupakan bagian dari bisnis yang dia pelajari, dianalisis, dirancang secara
konstitusional, tanpa pelebaran, dan pada akhirnya ditingkatkan. Lingkup juga mendefinisikan
aspek-aspek sistem yang dianggap di luar proyek. Selain itu, ada lima pertanyaan dasar yang
mempengaruhi negosiasi lingkup proyek, yaitu :
 Produk
 Kualitas
 waktu
 biaya
 Sumber daya
Faktor negosiasi diatas adalah kegiatan memberi dan menerima yang mencakup banyak iterasi.
Ini juga melibatkan Hasil Kerja.
Hasil kerja/ laporan kerja adalah deskripsi narasi dari pekerjaan yang harus dilakukan sebagai
bagian dari proyek. Sinonim umum meliputi pernyataan lingkup, Definisi proyek, Ulasan
Proyek, dan Dokumen pemahaman.

(gambar An Outline for a Statement of Work)

Kegiatan 2 –Mengidentifikasi Tugas


Mengingat ruang lingkup proyek, kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi tugas-tugas
proyek. Tugas mengidentifikasi pekerjaan yang harus dikerjakan. Biasanya pekerjaan ini
didefinisikan secara top-down, secara garis besar. besar dan kompleks untuk perencanaan dan
penjadwalan suatu proyek. Kita perlu memecahnya menjadi kegiatan dan tugas sampai setiap
tugas mewakili jumlah pekerjaan yang dapat direncanakan, dijadwalkan dan ditugaskan.
Beberapa ahli menganjurkan tugas penguraian hingga tugas-tugas menyajikan kembali sejumlah
pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam dua minggu atau kurang.
Pada akhirnya, manajer proyek akan menentukan tingkat detail dalam garis besar; Howe
menyarankan kegiatan dan tugas. Kegiatan dan tugas ini tidak harus diukir di atas batu artinya,
sebagian besar metodologi memungkinkan untuk beberapa penambahan, penghapusan, dan
perubahan kegiatan dan tugas berdasarkan sifat unik dari setiap proyek. Salah satu alat populer
yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kegiatan dan tugas proyek
adalah struktur rincian kerja. Work breakdown structure (WBS) adalah dekomposisi hirarki dari
proyek yang sebagian besar metodologi pengembangan sistem menguraikan fase untuk Anda
masuk ke dalam fase, kegiatan, dan tugas.

(struktur rincian kerja grafis)


Kami mungkin ingin memasukkan tugas khusus WBS yang disebut tonggak, Ini adalah peristiwa
yang menandakan pencapaian atau penyelesaian kiriman utama selama proyek. Dalam proyek
sistem informasi, contoh tonggak sejarah mungkin adalah penyelesaian semua tugas yang terkait
dengan menghasilkan proyek besar. Mungkin berguna untuk membedakan tonggak dari tugas-
tugas lain dalam WBS dengan menggunakan format khusus seperti miring.

Kegiatan 3 -Memperkirakan durasi tugas


Mengingat struktur rincian kerja dengan tingkat detail yang sesuai, manajer proyek harus
memperkirakan durasi untuk setiap tugas. Durasi tugas apa pun adalah variabel acak yang
tunduk pada faktor-faktor seperti ukuran tim, jumlah pengguna, ketersediaan pengguna, bakat
pengguna, kompleksitas sistem bisnis, arsitektur teknologi informasi, pengalaman personel tim,
waktu yang diberikan kepada proyek dan pengalaman dengan proyek lain.
Sebagian besar metodologi pengembangan sistem tidak hanya menentukan tugas tetapi juga
memberikan perkiraan garis waktu untuk durasi tugas. Manajer proyek harus menyesuaikan
baseline ini menjadi perkiraan yang masuk akal untuk setiap proyek yang unik..
Struktur rincian kerja kemudian terdiri dari tugas ringkasan dan tugas primitif. Tugas ringkasan
adalah tugas yang terdiri dari tugas lain (seperti fase dan aktivitas). Tugas utama adalah tugas
yang tidak terdiri dari tugas lain. Ini adalah tugas primitif di mana manajer proyek harus
memperkirakan durasi. (Seperti kebanyakan perangkat lunak manajemen proyek, Microsoft
Project akan secara otomatis menghitung selisih semua tugas ringkasan berdasarkan perkiraan
durasi tugas primitif komponennya)
Ada banyak teknik untuk memperkirakan durasi tugas. Misalnya adalah teknik klasik berikut :
1) Memperkirakan jumlah waktu minimum yang diperlukan untuk melakukan tugas
2) Memperkirakan jumlah waktu maksimum yang diperlukan untuk melakukan tugas
3) memperkirakan durasi yang diharapkan (Expect Duration (ED)) yang akan dibutuhkan
untuk melakukan tugas
4) menghitung durasi yang paling mungkin (D)

( 1 ×OD )+ ( 4 × ED ) +(1× PD)


D=
6
Kegiatan 4 -Tentukan dependensi antar tugas
Ada empat jenis dependensi intertask :
 Finish-to-start (FS) -Selesainya satu tugas memicu dimulainya tugas lain
 Start-to-start (SS) -dimulainya satu tugas memicu dimulainya tugas lain
 Finish-to-finish (FF) -dua tugas harus diselesaikan secara bersamaan
 Start-to-finish (SF) -awal dari satu tugas menandakan selesai dari tugas lain
Ketergantungan interask dapat ditetapkan dan digambarkan dalam grafik Gantt dan PERT.

(MEMASUKKAN DEPENDENSI INTERASK DALAM PROYEK MICROSOFT)


Terdapat dua pendekatan untuk penjadwalan, yaitu :
1. Penjadwalan ke depan (maju ) menetapkan tanggal mulai proyek dan kemudian jadwal ke
depan dari tanggal tersebut. Berdasarkan durasi tugas yang direncanakan yang direncanakan,
saling ketergantungannya, dan alokasi sumber daya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu, tanggal
penyelesaian proyek yang diproyeksikan dihitung.
2. Penjadwalan terbalik menetapkan tenggat waktu proyek dan kemudian menjadwalkan
mundur dari tanggal itu. Tugas interdependensi durasi mereka, dan sumber daya harus
dipertimbangkan untuk memastikan bahwa proyek dapat diselesaikan pada batas waktu

Kegiatan 5 –Menetapkan Sumber Daya


Sumber daya termasuk kategori berikut :
 Orang, mencakup semua pemilik sistem, pengguna, analis, perancang, pembangun, agen
eksternal, dan bantuan klerikal yang akan terlibat dalam proyek dengan cara apa pun.
 Layanan, termasuk layanan seperti review kualitas yang mungkin dibebankan pada basis per
digunakan
 Fasilitas dan peralatan, mencakup segala sesuatu dari pensil, kertas, notebook untuk
cartridge toner, dan sebagainya.
 Uang, termasuk terjemahan semua yang di atas ke dalam dolar yang dianggarkan

(gambar mendefinisikan sumber daya proyek)

(Gambar Menetapkan Sumber Daya Proyek)


Kegiatan 6 –Mengarahkan upaya tim
Semua kegiatan manajemen proyek sebelumnya mengarah ke rencana induk untuk proyek
tersebut. Sekarang saatnya untuk melaksanakan rencana itu. Ada beberapa dimensi untuk
mengarahkan upaya tim.

Terdapat 10 Petunjuk untuk Kepemimpinan Proyek :


• Jadilah Konsisten.
• Menyediakan dukungan.
• Jangan membuat janji yang tidak bisa Anda penuhi
• Pujilah di Umum; Mengkritik Swasta.
• Waspada titik bahaya moral
• Menetapkan tenggat waktu yang realistis.
• Menetapkan target yang dapat dilihat.
• Jelaskan dan Tunjukkan, daripada melakukan.
• Jangan Bergantung Hanya pada [Laporan Status].
• Mendorong semangat tim yang baik.
Kegiatan 7 -Memantau dan mengontrol kemajuan
Saat melaksanakan proyek, manajer proyek harus mengendalikan proyek, yaitu, memantau
kemajuannya terhadap ruang lingkup, jadwal, dan anggaran. Manajer harus melaporkan
kemajuan dan, jika perlu, menyesuaikan ruang lingkup, jadwal, dan sumber daya.
 Pelaporan Kemajuan
Laporan kemajuan proyek dapat berupa verbal atau tertulis. Saat melaksanakan proyek, manajer
proyek harus mengendalikan proyek, yaitu, memantau kemajuannya terhadap ruang lingkup,
jadwal, dan anggaran. Manajer harus melaporkan kemajuan dan, jika perlu, menyesuaikan ruang
lingkup, jadwal, dan sumber daya.
 Perubahan Manajemen
Perubahan lingkup yang tak terhindarkan mengharuskan kami memiliki strategi dan proses
formal untuk menghadapi perubahan dan dampaknya terhadap jadwal dan anggaran.
Manajemen perubahan dimaksudkan untuk melindungi manajer proyek dan tim agar tidak
dimintai pertanggungjawaban atas jadwal dan pembengkakan anggaran yang didorong oleh
perubahan dalam ruang lingkup. Perubahan dapat berupa hasil dari berbagai peristiwa dan
faktor, termasuk :
- Kelalaian dalam mendefinisikan lingkup awal
- Sebuah kesalahpahaman dari lingkup awal
- Sebuah acara eksternal seperti peraturan pemerintah yang menciptakan persyaratan baru
- perubahan organisasi
- Ketersediaan teknologi yang lebih baik
- Pergeseran dalam teknologi direncanakan bahwa kekuatan perubahan yang tak terduga dan
signifikan terhadap organisasi bisnis, budaya, dan / atau proses
- Keinginan manajemen untuk memiliki sistem yang lebih dari awalnya diminta atau setuju
untuk
- Mengurangi pendanaan untuk proyek atau pengenaan batas waktu sebelumnya.

 Manajemen Harapan
Manajemen Ekspektasi Manajer proyek yang berpengalaman sering mengeluh bahwa mengelola
ekspektasi pemilik dan pengguna sistem terhadap suatu proyek lebih sulit daripada mengelola
biaya, jadwal, orang, atau kualitas. Pada bagian ini kami memperkenalkan alat sederhana yang
kami sebut matriks manajemen harapan yang dapat membantu manajer proyek menangani
masalah ini.
Matriks manajemen harapan adalah alat yang digunakan untuk memahami dinamika dan dampak
dari perubahan parameter proyek.
(gambar matriks manajemen harapan)

(gambar manajemen lunar proyek)

(gambar harapan awal untuk proyek)

(gambar menyesuaikan harapan)


(gambar menyesuaikan harapan)

 Jadwal Penyesuaian analisis jalur


- Menggunakan intertask dependensi, menentukan setiap jalan mungkin melalui proyek.
- Untuk setiap jalur, jumlah durasi dari semua tugas di jalan.
- Jalan dengan total durasi terpanjang adalah jalur kritis.
o Itu jalur kritis untuk sebuah proyek adalah urutan tugas-tugas tergantung yang memiliki
jumlah terbesar dari paling durasi kemungkinan. Jalur kritis menentukan tanggal penyelesaian
paling awal proyek.
o Itu waktu luang tersedia untuk setiap tugas noncritical adalah jumlah delay yang dapat
ditoleransi antara waktu mulai dan penyelesaian waktu tugas tanpa menyebabkan keterlambatan
dalam tanggal penyelesaian keseluruhan proyek.

Daftar Pustaka

Safarwadi, N. S. (2016, Mei 28). definisi Pert, cmp & Gantt Chart. Retrieved from
nursidiqsafarwadi.blogspot.com: http://nursidiqsafarwadi.blogspot.com/2016/05/definisi-pert-
cmp-gantt-chart.html
Surya. (2015, Januari 18). Manajemen proyek sistem informasi. Retrieved from
suryadnapoleon.wordpress.com: https://suryadnapoleon.wordpress.com/2015/01/18/manajemen-
proyek-sistem-informasi/
Triadi, R., Diansyah, R., & Dafid. (2014). Sistem Informasi Manajemen Proyek Berbasis Web
Pada PT.Pandan Agung Palembang. eprints.
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Wilson, J. M. (2003, September 1). Gantt charts: A centenary appreciation. European Journal of
Operational Research, 149, 430-437.

BAB V Analisa Sistem


5. Analisa Sistem
5.1. Pendahuluan
Analisis Sistem merupakan teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem
menjadi bagian-bagian komponennya untuk tujuan mempelajari seberapa baik bagian-
bagian komponen bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.
Analisis sistem juga memiliki pengertian teknik pemecahan masalah yang terurai
sistem ke dalam komponen buah untuk tujuan mempelajari seberapa baik bagian-bagian
komponen bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.
Orang yang melakukan perbaikan atau perancangan suatu sistem disebut dengan
sistem analis. Sistem analis dalah Analis sistem adalah spesialis yang mempelajari
masalah dan kebutuhan sebuah organisasi untuk menentukan bagaimana orang, data,
proses dan teknologi informasi dapat mencapai kemajuan terbaik untuk bisnis. Sistem
analis juga yang bertanggung jawab dalam proses analisa ataupun perancangan dalam
sebuah sistem informasi
Sistem analis harus mempunyai keahlian berkomunikasi dengan pihak-pihak lain
seperti pengguna komputer, manajemen, teknisi, bagian administrasi, programmer,
penyedia hardware dan software dan database administrator.
Tugas utama dari menganalisis sistem adalah sebagai berikut :
a) Menentukan ruang lingkup sistem
b) Mengumpulkan fakta
c) Menganalisis fakta
d) Mengkomunikasikan temuan-temuan tersebut melalui laporan analisis sistem
(gambar konteks analisis sistem)

5.2. Konsep Analisis Sistem


Analis sistem merupakan teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem
menjadi bagian-bagian komponennya untuk tujuan mempelajari seberapa baik bagian-
bagian komponen bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka[ CITATION
Jef07 \l 1057 ]. Defenisi ini menunjukkan sebuah pendekatan sistematis dan metodik
untuk melakukan analisis, dan mungkin perbaikan terhadap hal-hal yang sifatnya
spesifik yang diakibatkan oleh proses bisnis.
Berikut ini adalah langkah yang dilakukan dalam menganalisis sebuah sistem :
1. Identify (mengidentifikasi masalah)
Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam
menganalisis sistem. Masalah yang diidentifikasi ini merupakan masalah yang
menyebabkan tujuan dari sistem tidak tercapai. Oleh karena itu identifikasi masalah
sangat penting dilakukan terlebih dahulu sebelum masalah yang lain terjadi.
Tugas yang harus dilakukan oleh analis sistem pada tahap ini adalah :
a) Mengidentifikasi penyebab masalah
b) Mengidentifikasi keputusan
c) Mengidentifikasi personil-personil kunci
2. Understand (Memahami Kerja Sistem)
Langkah ini merupakan langkah untuk memahami dan memperlajari dengan rinci
bagaimana sebuah sistem beroperasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dari penelitian. Apabila di tahap perencanaan sudah pernah
diadakan penelitian, maka sifatnya masih penelitian pendahuluan (preliminary
survey). Sedangkan pada tahap analisis sistem, penelitiannya bersifat penelitian
terinci (detailed survey).
Analisis sistem ini penting dilakukan untuk mempelajari bagaiana sistem operasi
menganalisis permasalahan kelemahan dan kebutuhan pemakai sistem untuk dapat
memberikan rekomendasi pemecahannya. Data perlu dikumplkan dengan
menggunakan tenik pengupulan data seperti wawancara, oberservasi, daftar
pertanyaan dan pengambilan sampel
Tugas yang perlu dilakukan oleh analis sistem pada langkah ini adalah :
a. Menentukan jenis penelitian
b. Merencanakan jadual penelitian
c. Mengatur jadual wawancara
d. Mengatur jadual observasi
e. Mengatur jadual pengambilan sampel
f. Membuat penugasan penelitian
g. Membuat agenda wawancara
h. Mengumpulkan hasil penelitian
3. Analyze System (Menganalisis Sistem)
Langkah ini dilakukan berdasarkan pda data yang telah didapatkan dari hasil
penelitian
yang telah dilakukan, seperti :
a. Menganalisis kelemahan sistem
b. Menganalisis Kebutuhan Informasi Pemakai / Manajemen
4. Report (Membuat Laporan Hasil Analisis)
Pada langkah ini laporan dari hasil analisis diserahkan kepada Panitia Pengarah
(Steering Committee) yang nantinya akan diteruskan ke manajemen. Kemudian
panitia pengarah dengan manajemen mempelajari temuan dan analisis yang
dilakukan analis sistem.
Tujuan utama dari penyerahan laporan ini kepada manajemen adalah :
a. Analisis telah selesai dilakukan
b. Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan
dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen
c. Meminta pendapat dan saran dari pihak manajemen
d. Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan
selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke tahap disain sistem atau menghentikan
proyek bila dipandang tidak layak lagi)

5.3 Scope Definition


Scope adalah batas-batas suatu proyek bidang-bidang bisnis yang dapat (atau
mungkin tidak) ditangani oleh suatu proyek[ CITATION Jef07 \l 1057 ]. Scope Definition
merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk membuat deskripsi secara detail dari
proyek dan produk. Selama perencanaan berlangsung project scope mendefinisikan dan
mendeskripsikan proyek dengan spesifikasi yang detail melebihi informasi yang telah
digunakan dari proyek tersebut.
Salah satu tugas paling penting dari fase scope definition adalah menetapkan garis
dasar awal dari masalah, peluang, dan / atau arahan yang memicu proyek. Berikut ini
adalah fase-fase yang terjadi pada scope definition :
1) Mengidentifikasi masalah dan peluang dasar
Yaitu penjelasan mengenai masalah awal, yang terdiri dari masalah, peluang,
dan arahan yang diidentifikasi yang nantinya pernyataan tersebut di simpan
dalam repositori untuk digunakan dalam proyek.
2) Menegosiasikan ruang lingkup baseline
Yaitu mendefinisikan batas proyek-aspek-aspek bisnis yang akan dan akan
dimasukkan dalam proyek.Lingkup dapat berubah selama proyek, namun,
rencana proyek awal harus menetapkan ruang lingkup awal atau dasar.
Seorang analis sistem senior atau manajer proyek biasanya memimpin tugas
ini.
3) Menilai kelayakan proyek baselin
Yaitu, tahap menilai segala aspek kelayakan untuk projek
4) Menyusun jadwal dan anggaran dasar
Jika proyek dianggap layak untuk dilanjutkan, maka yang berikutnya adalah
merencanakan proyek secara mendalam. Rencana proyek awal harus terdiri
dari setidaknya :
 Rencana induk awal yang mencakup jadwal dan penugasan sumber
daya untuk seluruh proyek. Rencana ini akan diperbaharui pada akhir
setiap fase proyek
 Rencana dan jadwal terperinci untuk menyelesaikan fase proyek
berikutnya
5) Mengomunikasikan rencana proyek
Membuka jalur komunikasi adalah hal yang penting untuk penyelidikan awal.
Untuk alasan ini, kami menganjurkan "praktik terbaik" melakukan acara
kickoff proyek dan membuat intranet project web site. Pertemuan awal
proyek terbuka untuk seluruh komunitas bisnis, bukan hanya unit bisnis yang
terpengaruh dan tim proyek. Situs web proyek intranct membentuk portal
komunitas untuk semua berita dan dokumentasi yang tidak sensitif yang
berkaitan dengan proyek.

(Fase Scope Definition)


Input scope definition meliputi :
1. Scope Management Process
a. Scope Planning
Yaitu Merencanakan verifikasi waktu yang digunakan untuk memulai dan
menyelesaikan proses yang sedang berlangsung. Menjelaskan bagaimana
scope didefinisikan, diuji, dan diawasi serta melihat bagaimana sebuah
Work Breakdown Structute (WBS) tersebut
b. Scope Definition
Yaitu, Mendefinisikan tujuan dari proyek, bagaimana pemanfaatannya,
dan bagaimana benefit/ keuntungan yang didapat dari proyek tersebut.
Serta Menentukan pekerjaan yang dibutuhkan oleh proyek dan hasil utama
yang didapat adalah deliverable definition table dan deliverable structure
chart
c. Scope Verification
Memastikan proyek dapat dijakankan dengan akurat, tepat dan benar.
Scope verification ini melibatkan persetujuan secara formal project scope
yang telah diselesaikan oleh stakeholders.
2. Project Time Management
a. Activity Definition, yaitu mengidentifikasi aktivitas yang harus dilakukan
untuk mendelivered project scope
b. Activity Sequencing, yaitu Menentukan apakah aktivitas dapat
diselesaikan secara berurutan atau paralel.
c. Activity Resource Estimation, yaitu Identifikasi tipe sumber daya
(manusia, teknologi, fasilitas) dan kuantitas sumber daya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan aktivitas proyek
Teknik estimasi pendekatan manajemen proyek tradisional, adalah sebagi
berikut :
a. Guesstimating Estimasi untuk mendapatkan jadwal proyek dan anggaran.
b. Delphi Technique Melakukan perhitungan, membandingkan sampai
estimasi mendekati.
c. Time Boxing Estimasi biaya dengan menyesuaikan waktu deadline.
3. Problem Statement
a. Penyampaian informasi antar anggota atau internal belum berjalan dengan
lancar.
b. Penyampaian informasi dengan pihak luar atau eksternal belum berjalan
dengan lancar
c. Pegelolaan sebuah dokumen atau arsip belum dapat berjalan dengan baik.
4. Initial Scope of Project
Agar dapat mengatasi masalahnya, maka harus memilih solusi agar dapat
mengatasi dan mengsignifikansinya, yaitu :
a. Penyampaian informasi antar anggota perusahaan yang belum berjalan
dengan lancar.
Solusinya : Pengembangan modul repository online dan manajemen news.
b. Penyampaian informasi antara perusahaan dengan pihak luar (eksternal)
belum berjalan dengan lancar.
Solusinya : Pengembangan modul pelayanan respond online, repository
online, dan manajemen news.
c. Pengelolaan dokumen atau arsip belum berjalan dengan baik.
Solusinya : Pengembangan modul repository online.
Maka dapat dikembangkan sistem informasi dan document management system
yang akan mendukung fungsi-fungsi berikut :
a. Repository online. Memungkinkan perusahaan menyimpan dokumen,
menemukan dokumen yang telah tersimpan, serta upload dokumen arsip agar
dapat diakses.
b. Pelayanan Respond Online. Memungkinkan pihak eksternal mengkontak
bidang tertentu secara online, memungkinkan perusahaan untuk memberikan
respon secara online, dan memungkinkan pihak eksternal untuk membaca
respon secara online.
c. Manajemen News. Memungkinkan BEM UI untuk mempublikasikan berita
kepada pihak internal ataupun kepada pihak eksternal.

5.4 Problem Analysis


Problem analysis merupakan kemampuan yang digunakan untuk mengenalkan
elemen-elemen ke dalam situasi permasalahan dan memahami komponen apa saja
secara kritis. Kemampuan ini digunakan untuk mengenal aktivitas kritis yang dilakukan
agar dapat mengurutkan (breakdown) proses proses aktivitas tersebut dalam beberapa
komponen aktivitas. Oleh karena itu, menganalisis suatu situasi atau masalah yang ada
untuk menemukan cara yang terbaik dalam menangani masalah (problem solving).
Tujuan dari fase analisis masalah adalah untuk mempelajari dan memahami
domain masalah dengan cukup baik untuk menganalisis masalah, peluang, dan kendala
secara menyeluruh. Untuk menganalisis masalah ini dapat juga menggunakan kerangka
kerja PIECES.
Tahap analisis masalah biasanya mencakup tugas-tugas berikut :
a. Memahami domain masalah
b. Menganalisis masalah dan peluang
c. Menganalisa proses bisnis
d. Menetapkan tujuan perbaikan sistem
e. Memperbarui atau memperbaiki rencana proyek.
f. Mengkomunikasikan temuan dan rekomendasi.
(Tugas untuk Analisis Masalah Fase Analisis Sistem)

5.5 Requirement Analysis


Tahap requirement analysis adalah tahap interaksi intensif diantara analis sistem
dengan komunitas pemakai sistem (end-user), dimana tim pengembangan sistem
menunjukkan keahliannya untuk mendapatkan tanggapan dan kepercayaan pemakai,
sehingga mendapat partisipasi yang bai[ CITATION Riz17 \l 1057 ].
Requiremrent analysis yaitu mendefinisikan harapan pengguna untuk aplikasi
yang akan dibangun atau dimodifikasi. Requirements Analysis melibatkan semua tugas
yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pemangku kepentingan yang
berbeda. Oleh karena itu Requirements Analysis berarti menganalisis,
mendokumentasikan, memvalidasi, dan mengelola persyaratan perangkat lunak atau
sistem. Persyaratan berkualitas tinggi didokumentasikan, dapat ditindaklanjuti, dapat
diukur, diuji, dapat dilacak, membantu mengidentifikasi peluang bisnis, dan
didefinisikan untuk memfasilitasi desain sistem.
Tahap analisis persyaratan biasanya mencakup tugas-tugas berikut :
a. Identifikasi dan ungkapkan persyaratan sistem
b. Memprioritaskan persyaratan sistem
c. Memperbarui atau memperbaiki rencana proyek
d. Komunikasikan pernyataan persyaratan
(Tugas untuk Tahap Analisis Persyaratan)
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk Analisis Kebutuhan. Dibawah ini adalah
daftar Teknis Analisis Persyaratan, yaitu :
a. Business process modeling notation (BPMN)
Teknik ini mirip dengan membuat diagram alur proses, meskipun BPMN
memiliki simbol dan elemen sendiri. Pemodelan dan notasi proses bisnis
digunakan untuk membuat grafik untuk proses bisnis. Grafik-grafik ini
menyederhanakan pemahaman proses bisnis. BPMN sangat populer sebagai
metodologi peningkatan proses.
b. UML (Unified Modeling Language)
UML terdiri dari serangkaian diagram terintegrasi yang dibuat untuk
menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan artefak
sistem perangkat lunak. UML berguna saat membuat perangkat lunak
berorientasi objek dan bekerja dengan proses pengembangan perangkat lunak.
Dalam UML, notasi grafis digunakan untuk mewakili desain proyek perangkat
lunak. UML juga membantu memvalidasi desain arsitektur perangkat lunak.
c. Flowchart technique
Flowchart technique menggambarkan aliran berurutan dan logika kontrol dari
serangkaian aktivitas yang terkait. Diagram alir berada dalam format yang
berbeda seperti linear, lintas fungsional, dan top-down. Diagram alir dapat
mewakili interaksi sistem, aliran data, dll. Diagram alir mudah dipahami dan
dapat digunakan oleh anggota tim teknis dan non-teknis. Teknik flowchart
membantu dalam menunjukkan atribut kritis dari suatu proses.
d. Data flow diagram
Teknik ini digunakan untuk secara visual mewakili sistem dan proses yang rumit
dan sulit untuk dijelaskan dalam teks. Diagram aliran data mewakili aliran
informasi melalui suatu proses atau sistem. Ini juga mencakup input dan output
data, penyimpanan data, dan berbagai subproses di mana data bergerak. DFD
menjelaskan berbagai entitas dan hubungannya dengan bantuan notasi dan
simbol terstandarisasi. Dengan memvisualisasikan semua elemen sistem, lebih
mudah untuk mengidentifikasi segala kekurangan. Kekurangan ini kemudian
dihilangkan dalam upaya menciptakan solusi yang kuat.
e. Role Activity Diagrams (RAD)
Role Activity Diagrams (RAD) adalah model proses berorientasi peran yang
mewakili diagram peran-aktivitas. Diagram aktivitas peran adalah pandangan
tingkat tinggi yang menangkap dinamika dan struktur peran organisasi. Peran
digunakan untuk mengelompokkan kegiatan bersama menjadi unit tanggung
jawab. Kegiatan adalah bagian dasar dari suatu peran. Suatu kegiatan dapat
dilakukan secara terpisah atau mungkin memerlukan koordinasi dengan kegiatan
lain dalam peran tersebut.
f. Gantt Charts
Gantt chart digunakan dalam perencanaan proyek karena mereka memberikan
representasi visual dari tugas-tugas yang dijadwalkan bersama dengan jadwal.
Grafik Gantt membantu untuk mengetahui apa yang dijadwalkan akan selesai
pada tanggal mana. Tanggal mulai dan berakhirnya semua tugas dalam proyek
dapat dilihat dalam satu tampilan.
g. IDEF (Integrated Definition for Function Modeling)
Definisi teknik terintegrasi untuk pemodelan fungsi (IDEFM) mewakili fungsi
dari suatu proses dan hubungannya dengan sistem anak dan orang tua dengan
bantuan kotak. Ini memberikan cetak biru untuk mendapatkan pemahaman
tentang sistem organisasi.
h. Gap Analysis
Gap Analysis adalah teknik yang membantu untuk menganalisis kesenjangan
dalam kinerja aplikasi perangkat lunak untuk menentukan apakah persyaratan
bisnis dipenuhi atau tidak. Ini juga melibatkan langkah-langkah yang harus
diambil untuk memastikan bahwa semua persyaratan bisnis terpenuhi dengan
sukses. Gap menunjukkan perbedaan antara kondisi sekarang dan status target.
Analisis kesenjangan juga dikenal sebagai analisis kebutuhan, penilaian
kebutuhan atau analisis kesenjangan kebutuhan

5.6 Logical Design


Logical design merupakan perancangan yang dilakukan tanpa ketergantungan
dengan platform atau teknologi yang ada. Perancangan ini biasa dilakukan sebelum
menentukn teknologi apa yang akan digunakan dalam sebuah sistem. Setelah teknlogi
itu diterapkan maka selanjutnya dioalh oleh physical design[ CITATION Riz15 \l 1057 ].
Logical design juga merupakan bagian dari fase desain dalam SDLC dimana
semua fitur-fitur fungsional dari sistem dipilih dari tahapan analisis dideskripsikan
terpisah dari platform komputer yang nanti digunakan. Tujuan dari tahapan ini adalah
mentransformasikan kebutuhan bisnis dari fase requirements analysis kepada system
model yangakan dibangunnantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan
menjawabpertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan teknologi (data, process,interface)
yang menjamin usability,reliability, completeness, performance,dan quality yang akan
dibangun didalamsystem.
Fase desain logis biasanya mencakup tugas-tugas berikut :
a. Persyaratan fungsional struktur
b. Persyaratan fungsional prototipe
c. Validasi persyaratan fungsional
d. Tetapkan kasus uji penerimaan.

(Tugas untuk Fase Desain Logis Analisis Sistem)


5.7 Decision Analysis
Decision Analysis merupakan kegiatan yang sangat penting bagi manusia, khususnya
bagi seorang manajer di sebuah perusahaan. Decision Analysis mempertimbangkan
beberapa kandidat dari perangkatlunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan dipakai
dalam implementasikan sebuah sistem sebagai solusi atas problems dan requirements
yang sudahdidefinisikan padatahapan-tahapan sebelumnya.
Daftar Pustaka
Blog Seputar APSI (ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI). (2018, April 10).
Diambil kembali dari analisiperancangsisteminformasi.blogspot.com:
http://analisiperancangsisteminformasi.blogspot.com/
Amelia, R. N. (2017, September 27). Requirement Analysis (Analisis Kebutuhan). Diambil
kembali dari rizkanuramelia.blogspot.com:
http://rizkanuramelia.blogspot.com/2017/09/requirement-analysis-analisis-
kebutuhan.html
Binadarma. (2017). Analisis Perancangan Sistem Informasi. Diambil kembali dari
eprints.binadarma.ac.id: http://eprints.binadarma.ac.id/684/1/ANALISIS%20PERANC.
%20SISTEM%20INFORM%20materi%209.pdf
Dewi, R. K. (2015, Maret 30). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi. Diambil kembali
dari thykadewi22.blogspot.com: http://thykadewi22.blogspot.com/2015/03/analisis-dan-
perancangan-sistem.html
Priyanto, R. A. (2015, November 11). Logical Design Data Warehouse. Diambil kembali dari
rizqianangp.blogspot.com: http://rizqianangp.blogspot.com/2015/11/logical-design-data-
warehouse-rizqi.html
Vhyo17. (2010, Mei 3). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Diambil kembali dari
vhyo17.blogspot.com: http://vhyo17.blogspot.com/2010/05/analisis-dan-perancangan-
sistem.html
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
BAB VI Fact Finding Untuk Menemukan Kebutuhan

6. Fact Finding Untuk Menemukan Kebutuhan


6.1. Pendahuluan
Dalam mengembangkan sebuah sistem, yang harus dilakukan pertama kali adalah
mengoreksi dan mengidentifikasi, menganalisis, dan memahami apa persyaratan
pengguna atau apa yang pengguna inginkan untuk dilakukan oleh sistem. Proses dan
teknik yang digunakan sistem analis untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
memahami persyaratan sistem disebut sebagai penemuan kebutuhan. Dalam hal ini
penemuan persyaratan itu melibatkan sistem analis yang bekerja dengan pengguna dan
pemilik sistem selama fase pengembangan sistem sebelumnya untuk mendapatkan
pemahaman terperinci mengenai persyaratan bisnis dari sistem informasi.
Untuk mempelajari sistem analis perlu dilakukan pengumpulan fakta-fakta dan
semua informasi yang relevan. Fakta jika dinyatakan dalam bentuk data kuantitatif
disebut sebagai data. Keberhasilan proyek apapun tergantung pada keakuratan data yang
tersedia. Informasi yang akurat dapat dikumpulkan dengan bantuan metode / teknik
tertentu. Metode-metode tertentu untuk mencari informasi dari sistem yang disebut
teknik menemukan fakta (Fact Finding Technique). Teknik menemukan fakta ini terdiri
dari Wawancara, Kuesioner, Rekam View dan Observasi. Fact-Finding merupakan
sebuah proses untuk mengenali dan mendefinisikan masalah yang dihadapi oleh
organisasi sebagai dasar acuan untuk menyusun langkah selanjutnya sebagai masukan
kebijakan bagi pihak manajemen. Hal lazim yang dilakukandalam tahap fact finding
adalah kegiatan research.
Requirements Discover (Penemuan Kebutuhan) adalah teknik yang digunakan
oleh sistem analis untuk mengidentifikasi atau mengekstrak masalah sistem dan
kebutuhan solusi dari pengguna masyarakat. Dalam hal ini harus sesuai dengan System
Requirements atau Kebutuhan Sistem, dimana dalam hal tersebut menentukan apa yang
harus dilakukan sistem informasi atau properti atau kualitas apa yang harus dimiliki
sistem. Kebutuhan sistem yang menentukan apa yang harus dilakukan sistem informasi
sering disebut sebagai kebutuhan fungsional. Kebutuhan sistem yang menentukan
properti atau kualitas yang harus dimiliki sistem sering disebut kebutuhan
nonfungsional.
Tujuan dari penemuan kebutuhan dan manajemen adalah untuk mengidentifikasi
dengan benar pengetahuan, proses, dan kebutuhan kerjasama untuk para pengguna
sistem baru. Kegagalan untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem secara konektif dapat
mengakibatkan satu atau lebih dari yang berikut menurut buku (Jeffrey & Lonnie,
2007) :
 Sistem mungkin lebih mahal dari yang diproyeksikan
 Sistem dapat dikirimkan lebih lambat dari yang dijanjikan
 Sistem mungkin tidak memenuhi harapan pengguna, dan ketidakpuasan itu dapat
menyebabkan mereka tidak menggunakannya
 Sekali dalam produksi, biaya pemeliharaan dan peningkatan sistem mungkin
terlalu tinggi
 Sistem mungkin tidak dapat diandalkan dan rentan terhadap kesalahan dan
downtime
 Reputasi staf IT di tim ternoda karena setiap kegagalan, terlepas dari siapa yang
bersalah, akan dianggap sebagai kesalahan oleh tim

6.2. Proses Penemu Kebutuhan


Proses penemuan kebutuhan terdiri dari kegiatan berikut :
1) Penemuan dan analisis masalah
Persyaratan seorang sistem analis agar berhasil adalah harus memiliki keterampilan
dalam kegiatan analisis masalah. Salah satu kesalahan paling umum yang dibuat
analis sistem ketika mencoba menganalisis masalah adalah mengidentifikasi gejala
sebagai masalah. Akibatnya, mereka dapat merancang dan mengimplementasikan
solusi yang kemungkinan besar tidak menyelesaikan masalah nyata atau yang dapat
menyebabkan masalah baru.
Alat populer yang digunakan oleh tim pengembangan untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyelesaikan masalah adalah diagram Ishikawa, diagram ini
merupakan diagram yang berbentuk tulang ikan yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengeksplorasi dan menggambarkan suatu masalah, sebab dan
akibat dari masalah [ CITATION Sup17 \l 1057 ]

(Gambar Diagram Tulang Ikan Ishikawa)


2) Persyaratan Penemuan
Setelah dilakukan pemahaman masalah, maka analis sistem dapat mulai
mendefinisikan persyaratan. Agar analis sistem saat ini berhasil dalam
mendefinisikan persyaratan sistem, mereka harus terampil dalam metode yang
efektif untuk mengumpulkan informasi dan fakta. Pencarian fakta (Fact Finding)
adalah teknik yang digunakan di seluruh siklus pengembangan, tetapi sangat penting
dalam fase analisis persyaratan.
Setelah pencarian fakta telah selesai, alat-alat seperti kasus penggunaan, model data,
model proses, dan model objek akan digunakan untuk mendokumentasikan fakta,
dan kesimpulan akan diambil dari fakta.
Fact finding adalah proses formal yang menggunakan penelitian, pertemuan,
wawancara, kuesioner, pengambilan sampel, dan teknik lainnya untuk
mengumpulkan informasi tentang masalah, persyaratan, dan preferensi sistem. Ini
juga disebut pengumpulan informasi atau pengumpulan data.

3) Mendokumentasikan dan menganalisis masalah


Dengan menggunakan teknik Fact Finding, lalu sistem analis melakukan
pengumpulan atau mendokumentasikan informasi yang dikumpulkan dengan
terorganisir, dapat dimengerti, dan bermakna. Berikut ini adalah beberapa tahap yang
digunakan, yakni :
 Mendokumentasikan persyaratan/kebutuhan rancangan
Sistem analis mendokumentasikan temuan awal mereka dalam bentuk
draftdengan berbagai alat, mereka menulis use case untuk menggambarkan
fungsi sistem dari perspektif pengguna eksternal dan dengan cara dan
terminologi yang dipahami pengguna. Tabel keputusan digunakan untuk
mendokumentasikan kebijakan bisnis yang kompleks organisasi dan aturan
pengambilan keputusan, dan tabel persyaratan digunakan untuk
mendokumentasikan setiap persyaratan spesifik.
 Menganalisa Persyaratan/ Kebutuhan
kegiatan pencarian fakta menghasilkan kebutuhan yang bertentangan satu
sama lain. Ini karena kebutuhan diminta dari berbagai sumber dan setiap
orang memiliki pendapatnya sendiri dan keinginan untuk fungsi dan fitur
sistem baru. Tujuan dari kegiatan analisis persyaratan adalah untuk
menemukan dan menyelesaikan masalah dengan persyaratan dan mencapai
kesepakatan tentang modifikasi untuk memuaskan para pemangku
kepentingan. Fokus pada tahap ini adalah mencapai kesepakatan tentang
kebutuhan pemangku kepentingan.
 Formalisasi Kebutuhan
Kebutuhan sistem biasanya didokumentasikan dengan cara formal untuk
mengkomunikasikan persyaratan kepada pemangku kepentingan utama
sistem. Dokumen ini berfungsi sebagai kontrak antara pemilik sistem dan tim
pengembangan tentang apa yang akan diberikan dalam hal sistem baru.
Dengan demikian, mungkin harus melalui banyak revisi dan ulasan sebelum
semua orang menyetujui dan mengesahkan isinya.

4) Manajemen Persyaratan Kebutuhan


Merupakan proses mengelola perubahan pada persyaratan. Selama masa proyek,
sangat umum untuk kebutuhan baru muncul dan kebutuhan yang ada untuk berubah
setelah dokumen definisi persyaratan telah disetujui. Untuk membantu meringankan
banyak masalah yang terkait dengan perubahan permintaan, perlu untuk melakukan
manajemen persyaratan. Manajemen persyaratan mencakup kebijakan, prosedur, dan
proses yang mengatur bagaimana perubahan terhadap persyaratan ditangani.

6.3. Teknik Fact Finding


Menurut [ CITATION Sya14 \l 1057 ] teknik fact-finding ada 6 cara yang dilakukan, yaitu :

(Gambar. Teknik-teknik
fact- finding)

 Background Reading
jika ada seorang yang baru ingin mempelajari sebuah sistem maka salah satu cara
yang disarankan adalah Background Reading dengan membaca laporan
perusahaan, strukur organisasi, manual kebijakan, rincian pekerjaan, dan
dokumentasi yang ada.
 Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan penganalisis
sistem mempelajari sikap-sikap, keyakinan, karakteristik, dan perilaku beberapa
orang utamadalam organisasi yang bisa berpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, penganalisis
berupaya mengukur apa yang ditemukandalam wawancara. Selain itu, kuesioner
juga bisa digunakan digunakan untuk menentukanseberapa luas atau terbatasnya
sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara.
 Prototyping
merupakan metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan
dengan cepat dan pertahap, sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.
Prototype juga merupakan teknik pengumpulan data yang sangat berguna dalam
melengkapi siklus hidup pembangunan sistem tradisional

(Gambar Langkah-
langkah Prototyping)

 Document Sampling
merupakan segala kegiatan yang melingkupi investigasi, wawancara, dan
observasi dalam metode pengumpulan data merupakan keputusan-keputusan
penting karena berkaitan dengan apa yang diamati dan siapa yang ditanya atau
diobservasi. Penganalisis sistem membuat berbagai keputusan ini berdasarkan
suatu pendekatan unsur yang terstruktur yang dinamakan document sampling.
 Interview
merupakan suatu percakapan yang dibuat secara langsung dengan tujuan tertentu
berdasarkan format tanya jawab. Dalam hal ini penganalis sistem harus
mendapatkan orang yang ingin diwawancarai, serta perasaannya tentang kondisis
sistem yang ada saat itu, tujuan-tujuan pribadi dan organisasional, serta prosedur-
prosedur informal
 Observation
merupakan cara dalam fact-finding dengan memperhatikan bagaimana cara orang
melakukan pekerjaan mereka. Dalam observasi ini, seorang analis juga dapat
mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna untuk melakukan
dan memudahkan pekerjaannya

6.4. Strategi Fact Finding


Seorang analis membutuhkan metode yang terorganisir untuk mengumpulkan fakta,
analis yang tidak berpengalaman akan sering langsung melakukan wawancara. Dalam
hal ini, hal tersebut bisa dianggap sebagai hal yang buang-buang waktu. Membuang-
buang waktu pengguna akhir adalah membuang-buang uang perusahaan mereka. Untuk
memanfaatkan sebagian besar waktu yang dihabiskan dengan pengguna akhir, analis
tidak boleh langsung melakukan wawancara. Analis pertama-tama harus mengumpulkan
semua fakta yang mereka dapat dengan menggunakan metode lain. Berikut strategi-
strategi dan langkah demi langkah dalam fact finding :
 Belajar dari dokumen, formulir, laporan, dan file yang ada. Analis dapat belajar
banyak tanpa ada kontak orang.
 Jika perlu, perhatikan sistem yang sedang beraksi.
 Mengingat semua fakta yang telah dikumpulkan, rancang dan distribusikan
kuesioner untuk menjernihkan hal-hal yang tidak sepenuhnya dipahami.
 Melakukan wawancara (atau sesi kerja kelompok). Karena sebagian besar fakta
terkait telah dikumpulkan dengan metode kontak rendah, wawancara dapat
digunakan untuk memverifikasi dan mengklarifikasi masalah dan masalah yang
paling sulit. (Atau, pertimbangkan untuk menggunakan teknik JRP untuk
menggantikan wawancara pelengkap).
 (Opsional). Bangun prototipe penemuan untuk persyaratan fungsional apa pun yang
tidak dipahami atau untuk persyaratan yang perlu divalidasi.
 Tindak lanjut Gunakan teknik pencarian fakta yang tepat untuk memverifikasi fakta
(biasanya wawancara atau observasi).

Dalam hal ini, strategi tersebut tidaklah mutlak, meskipun strategi pencarian fakta
harus dikembangkan untuk setiap fase pengembangan sistem yang terkait, setiap
proyek adalah unik. Terkadang observasi dan kuesioner mungkin tidak sesuai.
Tetapi idenya harus selalu mengumpulkan fakta sebanyak mungkin sebelum
menggunakan wawancara
Daftar Pustaka

Dengen, N., & Hatta, H. R. (2009, Febuary). Perancangan Sistem Informasi Terpadu Pemerintah
Daerah Kabupaten Paser. Jurnal Informatika Mulawarman, IV, 47.

Supriyadi, D. (2017). Teknik Penemuan Fakta dan Penemuan Persyaratan Sistem. Diambil
kembali dari docplayer.info: https://docplayer.info/31847049-Teknik-penemuan-fakta-
dan-penemuan-persyaratan-sistem-didi-supriyadi-pertemuan-ke-6-sim-s1-informatika-
st3-telkom-purwokerto.html

Top, S. M. (2014). Metode Fact Finding Requirement. Diambil kembali dari


www.academia.edu:
https://www.academia.edu/7478543/Metode_Fact_Finding_Requirement

Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
BAB VII Use Case Modelling

7. Fact Finding Untuk Menemukan Kebutuhan


7.1. Pendahuluan
Salah satu tantangan utama dalam desain sistem proses adalah kemampuan untuk
memperoleh yang benar dan perlu persyaratan sistem dari para pemangku kepentingan
dan tentukan mereka dengan cara yang dapat dimengerti oleh mereka sehingga mereka
persyaratan dapat diverifikasi dan divalidasi.
 Data dan model proses, prototipe, persyaratan spesifikasi.
 Dipahami oleh desainer tetapi tidak oleh pengguna.
 Mengarah pada cakupan desain, penjadwalan proses, pembengkakan biaya.

(gambar contoh development project track record)

Pengembangan yang berpusat pada pengguna (User Centered Development) merupakan


suatu proses sistem pengembangan berdasarkan pemahaman kebutuhan pemangku
kepentingan dan alasan mengapa sistem seharusnya dikembangkan.

Use case modelling merupakan proses pemodelan fungsi sistem dalam hal acara bisnis,
siapa mencetuskan event, dan bagaimana sistem merespon peristiwa tersebut.
 Pemodelan use-case berakar pada pemodelan berorientasi objek.
 Mendapatkan popularitas di lingkungan pengembangan non-objek karena
kegunaannya dalam berkomunikasi dengan pengguna.
 Alat pemodelan tradisional.

7.2. Pengantar Use Case Modelling


Pemodelan use-case berakar pada pemodelan berorientasi objek, dan lebih banyak
tentang bagaimana menerapkan pemodelan use case dalam analisis berorientasi objek
dan bab desain, tetapi telah mendapatkan popularitas di lingkungan pengembangan non-
objek. emodelan use-case melengkapi analisis sistem tradisional dan alat desain seperti
pemodelan data dan pemodelan proses serta memberikan dasar untuk keputusan
arsitektur dan keputusan desain antarmuka pengguna.
Pemodelan use-case awalnya diciptakan oleh Dr. Ivar Jacobson pada tahun 1986 dan
mendapatkan popularitas setelah ia menerbitkan bukunya, Obfect-Ortented Softuare
Engineer, pada tahun 1992 Dr. Jacobson menggunakan pemodelan use-case sebagai
kerangka kerja untuk metodologi objektifnya, yang ia berhasil digunakan untuk
mengembangkan sistem informasi berorientasi objek.

Pemodelan Usecase telah terbukti menjadi bantuan yang berharga dalam memenuhi
tantangan menentukan apa yang harus dilakukan sistem dari perspektif pengguna dan
pemangku kepentingan. Sekarang dikenal secara luas sebagai praktik terbaik untuk
mendokumentasikan dan memahami persyaratan fungsional sistem informasi.
Menggunakan pemodelan use case memfasilitasi dan mendorong keterlibatan pengguna,
yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan utama untuk memastikan
keberhasilan proyek.

Berikut ini adalah manfaat pemodelan Use Case :


1) Menyediakan alat untuk menangkap persyaratan fungsional
2) Membantu dalam menguraikan ruang lingkup sistem menjadi bagian-bagian yang
lebih mudah dikelola
3) Menyediakan sarana untuk berkomunikasi dengan pengguna dan pemangku
kepentingan lainnya mengenai fungsionalitas sistem. Use case yang ada mudah
dipahami oleh berbagai pemangku kepentingan
4) Menyediakan sarana untuk mengidentifikasi, menyelaraskan, melacak,
mengendalikan, dan mengelola kegiatan pengembangan sistem, khususnya
pengembangan bertahap dan berulang
5) Memberikan bantuan dalam memperkirakan ruang lingkup proyek, upaya, dan
jadwal
6) Memberikan dasar untuk pengujian dalam hal menentukan rencana pengujian dan
kasus uji
7) Menyediakan garis dasar untuk sistem bantuan pengguna dan manual serta bahasa
umum sistem yang merupakan dokumentasi pengembangan
8) Menyediakan alat untuk keterlacakan persyaratan
9) Menyediakan titik awal untuk identifikasi objek atau entitas data
10) Menyediakan spesifikasi fungsional untuk merancang antarmuka pengguna dan
sistem
11) Menyediakan cara mendefinisikan persyaratan akses basis data dalam hal
penambahan, perubahan, penghapusan, dan pembacaan
12) Menyediakan kerangka kerja untuk mengarahkan proyek pengembangan sistem.

7.3. Konsep Sistem Use Case Modeling


Terdapat dua artefak utama yang terlibat saat melakukan pemodelan use-case, yaitu :
1) Diagram Use Case
Yang pertama adalah diagram use-case, yang secara grafis menggambarkan sistem
sebagai kumpulan use case, aktor (pengguna), dan hubungan mereka. Diagram ini
berkomunikasi pada tingkat tinggi ruang lingkup acara bisnis yang harus diproses
oleh sistem.

(Gambar Diagram Use Case)

Gambar tersebut menunjukkan setiap fungsi sistem, atau acara bisnis (di elips), dan
aktor, atau pengguna sistem yang berinteraksi dengan fungsi-fungsi itu. Seperti yang
terlihat pada Gambar contoh use case diatas, aktor dapat ditempatkan di kedua sisi
himpunan angka usecase dan dapat berinteraksi dengan satu atau lebih kasus
penggunaan. Diagram use-case sangat sederhana. Tetapi ia memulai proses penting
yang disebut dekomposisi fungsional, yaitu tindakan memecah sistem menjadi
beberapa subkomponennya. Dimungkinkan untuk memahami keseluruhan sistem
sekaligus, tetapi dimungkinkan untuk memahami dan menentukan setiap bagian dari
sistem.

 Use Case
Use cases menggambarkan fungsi sistem dari perspektif pengguna eksternal
dan dalam anner dan terminologi yang mereka pahami. Untuk mencapai hal
ini secara akurat dan tuntas, diperlukan tingkat keterlibatan pengguna yang
tinggi dan pakar subjek yang memiliki pengetahuan tentang proses atau
peristiwa bisnis. Casing penggunaan diwakili secara grafis oleh elips
horisontal dengan nama use case muncul di atas, di bawah, atau di dalam
elips. Sebuah use case mewakili satu tujuan sistem dan menggambarkan
serangkaian kegiatan dan interaksi pengguna dalam mencoba mencapai
tujuan.
 Actor
Use case di prakarsai atau dipicu oleh pengguna eksternal yang disebut aktor.
Seorang aktor memulai aktivitas sistem, dan kasus penggunaan untuk tujuan
menyelesaikan beberapa tugas bisnis yang menghasilkan sesuatu yang
bernilai terukur.
Contoh seorang mahasiswa yang mendaftar untuk kursus semester musim
gugur. Aktornya adalah siswa, dan use case nya adalah akan Mendaftar di
Kursus.
Faktanya, seorang aktor tidak harus manusia. Ini dapat berupa organisasi,
sistem informasi lain, perangkat eksternal seperti sensor panas, atau bahkan
konsep waktu (yang akan dibahas sedikit kemudian). Aktor diwakili secara
grafis sebagai figur tongkat yang dilabeli dengan nama peran yang dimainkan
aktor[ CITATION Jef07 \l 1057 ].
Terdapat 4 jenis aktor, yaitu :
1. Pelaku bisnis utama, yaitu pemangku kepentingan yang terutama
mendapat manfaat dari pelaksanaan use case dengan menerima sesuatu
yang nilainya terukur atau teramati.
2. Pelaku sistem primer, yaitu pemangku kepentingan yang secara langsung
berinteraksi dengan sistem untuk memulai atau memicu bisnis acara
sistem. Pelaku sistem primer dapat berinteraksi dengan pelaku bisnis
utama untuk tujuan menggunakan sistem yang sebenarnya. Mereka
memfasilitasi acara melalui penggunaan langsung sistem untuk
kepentingan pelaku bisnis utama
3. Aktor server eksternal, yaitu pemangku kepentingan yang menanggapi
permintaan dari kasus penggunaan (misalnya, biro kredit yang
mengesahkan pengisian dengan kartu kredit)
4. Aktor penerima eksternal, yaitu pemangku kepentingan yang bukan aktor
utama tetapi menerima sesuatu yang bernilai terukur atau dapat diamati.
(output) dari use case (misalnya, gudang yang menerima pesanan
pengepakan untuk mempersiapkan pengiriman setelah pelanggan
melakukan pemesanan)
 Relationships
Suatu hubungan digambarkan sebagai garis antara dua simbol pada diagram
use-case. Arti hubungan mungkin berbeda tergantung pada bagaimana garis
digambar dan jenis simbol apa yang dihubungkan. Di bagian berikut ini kami
akan mendefinisikan hubungan berbeda yang ditemukan pada diagram use-
case.

2) Use Case Narrative


Disebut Usecase Narrative, karena mengisi rincian setiap peristiwa bisnis dan
menentukan bagaimana pengguna berinteraksi dengan sistem selama peristiwa itu.

7.4. Kebutuhan Proses Uses Case Modelling


Tujuannya adalah untuk memperoleh dan menganalisis persyaratan yang cukup
informasi untuk menyiapkan model dengan baik seperti :
 Mengkomunikasikan apa yang dibutuhkan dari perspektif pengguna.
 Bebas dari rincian spesifik tentang bagaimana sistem akan dibangun atau
diimplementasikan.
Untuk memperkirakan dan menjadwalkan proyek secara efektif, mungkin perlu
termasuk “asumsi implementasi sistem” pendahuluan (Jacobson, Booch, & Rumbaugh,
1996).
Langkah-langkah nya adalah :
1. Identifikasi pelaku bisnis
Siapa atau apa yang menyediakan sistem, siapa yang menjalankan proses.
2. Identifikasi kasus penggunaan bisnis.
Selama analisis persyaratan, berusaha untuk mengidentifikasi dan hanya
mendokumentasikan yang paling kritis, kompleks, dan kasus penggunaan penting,
sering disebut kasus penggunaan penting.
3. Buat diagram use-case model.
Membuat diagram use case sesuai dengan proses yang ada dalam perusahaan
tersebut dan membuat dengan efektif dengan apa yang diminta
4. Dokumen persyaratan bisnis narasi kasus penggunaan.
Dokumentasikan terlebih dahulu pada level tinggi untuk mendapatkan pemahaman
tentang peristiwa dan besarnya sistem.

Daftar Pustaka

Jacobson, Boach, I., Rumbaugh, G., & James. (1996). The Unified Modeling Language.
University Video Communications.
Kurniawan, & A, T. (2018). Pemodelan Use Case (UML): Evaluasi Terhadap beberapa
Kesalahan dalam Praktik. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 5, 77-
86.

Rambough, Boach, O., Jacobson, O., & OOSE. (1991). Object Modeling Technique.

Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.

BAB VIII Analisa dan Modeling Data


8.1. Pendahuluan
Data merupakan komponen utama dari sistem informasi perusahaan karena semua
informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data. Oleh karena itu sudah
sewajarnya jika pengolahan data dipandang sebagai kebutuhan primer oleh perusahaan.
Pengelolaan data yang buruk dapat mengakibatkan tidak tersedianya data penting yang
digunakan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam pengambilan
keputusan. Untuk mengolah data menjadi bentuk yang lebih bermanfaat dibutuhkan
analisis yang baik dan tajam. Analisis data merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana menggambarkan data, hubungan data, semantik data dan batasan
data yang ada pada suatu sistem informasi. Ada banyak cara dalam menganalisis dan
memodelkan suatu data, salah satunya adalah dengan menggunakan Entity Relationship
Diagram (ERD).

8.2. Apa Itu Data Modelling


Ada beberapa pendapat mengenai definisi data, sebuah sumber menyebutkan
bahwa data adalah fakta-fakta, pemikiran, atau pendapat yang tidak atau belum memiliki
arti kegunaan”. Sedangkan pengertian lain dari data yaitu didefinisikan sebagai
kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan
sebagainya”. Data terbentuk dari karakter yang dapat berupa alfabet, angka, maupun
simbol khusus dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih
lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi
Pemodelan data adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan
menganalisis kebutuhan data yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dalam
lingkup sistem informasi yang sesuai dalam organisasi. Oleh karena itu, proses
pemodelan data melibatkan pemodel data profesional bekerja sama dengan pemangku
kepentingan bisnis, serta pengguna potensial dari sistem informasi.
Macam-macam model data
1) OBDM (Object Based Data Model) = Model Data berbasis Obyek
2) RBDM (Record Based Data Model) = Model data berbasis Record
3) PBDM ( Physical Based Data Model) = Model data berbasis Fisik

8.3. Konsep Sistem Data Modelling


Ada beberapa catatan mengenai pemodelan data. Model yang aktual disebut
dengan entity relationship diagram ERD. Karena model ini menjelaskan data dalam
konteks entitas dan hubungan yang digambarkan oleh data tersebut.
1) Entitas
Entiti atau entitas adalah sesuatu yang diperlukan bisnis untuk menyimpan data.
Entitas digambarkan dengan bentuk persegi.
2) Atribut
Jika entitas digunakan untuk menyimpan data maka kita mengidentifikasi bagian
data spesifik yang ingin kita simpan dari setiap entitas tertentu.kita dapat
menyebut data ini sebagai atribut.
3) Domain
Saat menganalisis sebuah sistem kita mendefenisikan nilai-nilai atribut yang sah
atau yang memiliki sistem bisnis. Nilai untuk atribut didefinisiikan dalam tiga
property yaitu tipe data, domain dan default.
4) Hubungan
Secara konseptual entitas dan atribut tidak terpisah. Hal yang dinyatakan saling
berintekrasi da mempengaruhi untuk saling mendukung tujuan bisnis.
Relationship atau hubungan adalah hubungan bisnis alami yang ada antara satu
atau lebih entitas.

Atribut dan atribut gabungan terdiri dari :


1) Compound attribute
Atribut yang terdiri dari atribut lain. Sinonimnya dalam berbagai bahasa
pemodelan data sangat banyak.
2) Data tipe
Properti sebuah atriut yang mendefenisikan tipe data apa yang dapat disimpan
pada atribut.
3) Domain
Saat menganalisis sebuah sistem kita mendefenisikan nilai-nilai atribut yang sah
atau yang memiliki sistem bisnis. Nilai untuk atribut didefinisikan dalam tiga
property yaitu tipe data, domain dan default.
4) Default falue
Nilai yang akan digunakan jika nilai tersebut tidak ditetapkan oleh pengguna.
5) Key
Atribut atau kelompok atribut yang mengasumsikan nilai unik untuk setiap
contoh entitas atau disebut dengan identifier.
6) Concatenated key
Atribut atau kelompok atribut yang mendefenisikan nilai unik untuk setiap
contoh entitas.

Macam-macam key :
1) Candidate key
Satu dari sekian banyak key yang berlaku sebagai primery key suatu
entitas. Sering disebut dengan candidate identifier.%.
2) Primary key
Candidate key yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi
contoh entitas tunggal.
3) Alternate key
Candidate key yang terpilih menjadi pimery key. Sinonimnya adalah
secondary key.
4) Subseting kriteria
Atribut yang nilai terbatasnya membagi contoh entitas. Sering disebut
inversion entry.
Cardinalitity
Kardinalitas mendefenisikan jumlah kemunculan baik minimum maupun
maksimum satu entitas yang dapat dihubungkan dengan kemunculan tunggal
entitas lainnya.
Degree
Degree hubungan adalah jumblah entitas yang berperan dalam hubungan.
Hubungan juga terdapat dalam contoh yang berbeda dan dalam entitas yang sama
(recursive relationship atau hubungan rekursif). Dan juga terdapat associtive
entity yang artinya sebuah entitas yang mendapatkan primery key dari lebih dari
satu entitas lain (prent).
Foreign key
Hubungan mengimpikasikan bahwa satu entitas dihubungkan dengan
entitas lain. Foreign key adalah pimery key pada entitas yang berikan ke entitas
lain untuk mengidentifikasi contoh hubungan.
Identifing relationship
Hubungan teridentifikasi adalah hubungan dimana entitas induk
menyerahkan primery key nya menjadi bagian entitas primery key anak. Entitas
anak untuk setiap hubungan teridentifikasi sering disebut weak entity karena
identifikasinya tergantung pada keberadaan entitas induk. Untuk entitas asosiatif,
kardinalitas dari anak keinduk dan selalu satu dan hanya satu.
Generalisasi
Generalisasi adalah pendekatan untuk menemukan dan mengekploitasi
kesamaan antara entitas. Generalisasi adalah teknik dimana atribut yang umum
bagi beberap tipe entitas, misalnya sekolah yang umum. Super tipe entitas adalah
entitas yang contohnya menyimpan atribut yang umum bagi satu atau lebih
subtipe entitas dankemudian menambahkan atribut-atribut lain yang unik
kesebuah contoh subtipe tersebut. Analisis persyaratan menghasilkan model data
logika yang dikembangkan kedalam tahapan membuat data konteks untuk
menentukan lingkup proyek. Selanjutnya model data key based akan digambarkan
dan dibuat data model fully atributed. Kemampuan adaptasi dan fleksibilitas
model data lengkap dianalisis melalui proses yang disebut normalisasi

8.4. Bagaimana Konstruksi Data Modelling


Melalui proses Pemodelan Data Logis kemudian pemodelan data dtrategis dimana
banyak organisasi memilih proyek pengembangan IS berdasarkan rencana strategis.
Termasuk visi dan arsitektur untuk sistem informasi
Kemudian mengidentifikasi dan memprioritaskan pengembangan proyek.
Termasuk model data perusahaan sebagai titik awal untuk proyek dan pemodelan data
selama analisis sistem.
Model data untuk sistem informasi tunggal disebut model data aplikasi. Dan
model data konteks hanya mencakup entitas dan hubungan.
Tahapan Pengembangan Model Logis
 Model data konteks
Untuk menetapkan ruang lingkup proyek
 Model data dasar-kunci
Hilangkan hubungan tidak spesifik
Tambahkan entitas asosiatif
Sertakan kunci utama dan alternative
Kardinalitas yang tepat
 Model data yang sepenuhnya dikaitkan
Semua atribut yang tersisa
Kriteria berlangganan
Model data yang dinormalisasi

8.5. Analisa Data Modelling serta Penjelasan ERD dan Normalisasi


8.5.1. Analisa Data Modelling
Terdapat 5 macam model teknik analisis data yaitu:
1) Model Analisis Interaktif Miles & Huberman.
2) Analisis Isi (Content Anlysis).
3) Teknik Analisis Domain (Domain Analysis).
4) Teknik Analisis Taksonomik (Taksonomic Analysis).
5) Teknik Analisis Komparatif Konstan (Constant Comparative Analysis).
Model Analisis Interaktif Miles & Huberman
Model analisis interaktif menurut Miles dan Huberman yaitu dalam penelitian
kualitatif memungkinkan dilakukan analisis data ketika peneliti berada di lapangan
ataupun sesudah kembali dari lapangan baru di adakan analisis. Dalam penelitian ini
analisis data telah dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman, alur analisis mengikuti model analisis
interaktif. Dalam penelitian proses analisis ini dilakukan melalui 4 tahap, berikut ini:
- Pengumpulan Data
Data yang didapat dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dicatat
pada catatan lapangan yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian deskriptif dan bagian
reflektif. Pengertian catatan deskriptif yaitu catatan alami, (merupakan catatan
mengenai apa yang disaksikan, didengar, dilihat dan dialammmi sendiri oleh peneliti
tanpa adanya penafsiran dan pendapat dari peneliti terhadap fenomena yang
dialaminya). Catatan reflektif adalah catatan yang isinya kesan, pendapat, komentar
serta tafsiran peneliti mengenai apa penemuan yang dijumpai. Selain itu merupakan
bahan rencana pengumpulan data untuk tahap selanjutnya.
- Reduksi Data
Selanjutnya sesudah data terkumpul dibuat reduksi data, untuk menentukan
data yang relevan dan mempunyai maka, memfokuskan data yang mengarah pada
pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan
penelitian. Selanjutnya melakukan penyederhanaan serta menyususn secara sistematis
dan menjabarkan hal-hal penting mengenai hasil penemuan dan maknanya. Dalam
proses reduksi data, hanya temuan data atau temuan yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian yang direduksi. Sedangkan untuk data yang tidak ada
kaitannya dengan masalah penelitian dibuang. Atau dengan kata lain reduksi data
dipakai untuk analisis yang mengarahkan, menggolongkan, menajamkan dan
membuang yang tidak penting danmengorganisasikan data. Dengan begitu maka akan
mempermudahkan peneliti untuk menarik sebuah kesimpulan.
- Penyajian Data
Penyajian data bisa berbentuk tulisan, gambar, tabel dan grafik. Tujuan
penyajian data untuk menggabungkan informasi sehingga bisa memberikan gambaran
terhadap keadaan yang terjadi. Dalam hal ini, supaya peneliti tidak mengalami
kesulitan dalam penguasaan informasi secara baik dan menyeluruh dan juga bagian-
bagian tertentu dari hasil peneltian. Maka dari itulah peneliti harus membuat naratif,
grafik atau matrik untuk mempermudah penguasaan data atau informasi tersebut.
Dengan cara seperti itu maka peneliti bisa tetap menguasai data dan tidak tenggelam
dalam kesimpulan informasi yang bisa membosankan. Hal seperti ini dilakukan
karena data yang tersususun kurang baik dapat mempengaruhi peneliti dalam
mengambil kesimpulan yang memihak dan dalam bertindak secara ceroboh, dan tidak
mendasar. Mengenai display data harus dissadari sebagai bagian di dalam analisis
data.
- Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan selama berlangsungnya penelitian, seperti
halnya proses reduksi data, sesudah data telah terkummpul memadai maka akan dapat
diperoleh kesimpulan sementara, dan sesudah data benar-benar lengkap maka dapat
diperoleh kesimpulan akhir.

Mulai dari awal penelitian, peneliti selalu ingin berusaha menemukan makna
data yang terkumpul. Oleh sebab itu perlu untuk menemukan tema, pola, persamaan,
hubungan, hipotesis, hal-hal yang sering muncul dan lain-lain. Awalnya kesimpulan
yang diperoleh bersifat kabur, tentatif dan diragukan namun dengan bertambahnya
data baik itu dari hasil observasi maupun wawancara dan dari diperolehnya
keseluruhan data hasil penelitian. Maka kesimpulan-kesimpulan tersebut harus
diklarifikasikan dan diverifikasikan selama berlangsungya penelitian.
Selanjutnya data-data yang ada disatukan ke dalam unit-unit informasi yang
menjadi rumusan kategori-kategori dengan berpegang pada prinsip holistik dan bisa
ditafsirkan tanpa adanya informasi tambahan. Data tentang informasi yang dirasa
sama disatukan dalam satu kategori, sehingga memberikan kemungkinan munculnya
kategori baru dari kategori yang telah ada.

8.5.2. Entity Relation Diagram (ERD)


Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan model jaringan data
yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data. Diagram
hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan E-R diagram, adalah notasi
grafik dari sebuah model data atau sebuah model jaringan yang menjelaskan
tentang data yang tersimpan (storage data) dalam sistem secara abstrak.
Beberapa elemen yang ada di dalam ERD adalah sebagai berikut:
1) Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun
abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi
nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama,
yaitu orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu di dalamnya).
2) Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Pada
umumnya penghubung (Relationship) diberi nama dengan kata kerja
dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaaan relasinya
(bisa dengan kalimat aktif atau pasif).
3) Atribut Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap
entitas maupun tiap relationship. Maksudnya, atribut adalah sesuatu yang
menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship,
sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari setiap entitas dan
relationship.
4) Kardinalitas (Cardinality) menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat
berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Terdapat tiga macam
kardinalitas relasi, yaitu:
 One to One Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakandengan satu
kejadian pada entitas pertama, hanya memepunyai satu hubungan
dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
 One to Many atau Many to One Tingkat hubungan satu ke banyak adalah
sama dengan banyak ke satu. Tergantung arah mana hubungan
tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat
mempunyai banyak hubungan kejadian pada entitas yang kedua
maupun sebaliknya.
 Many to Many Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap
kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan
kejadian pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas.

8.5.3. Normalisasi
Pengertian normalisasi adalah suatu teknik analisa data yang
mengorganisir data ke dalam suatu kelompok untuk membentuk kesatuan data
yang nonredundant, stabil, fleksibel, dan adaptif beberapa bentuk normalisasi
diantaranya adalah bentuk tidak normal (unnormalize), bentuk normal pertama
(1NF), bentuk normal kedua (2NF), normal ketiga (3NF), dan seterusnya.
Suatu file yang terdiri dari beberapa group elemen yang berulang-ulang
perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file dengan
menghilangkan group elemen yang berulang atau sebuah langkah atau proses
untuk menyederhanakan sebuah relationship antar elemen data didalam tuple
(record) ini disebut dengan normalisasi. Normalisasi juga banyak dilakukan dalam
merubah bentuk database dari suatu struktur pohon atau struktur jaringan menjadi
struktur hubungan.
1) Bentuk Tidak Normal (unnormalize)
Bentuk tidak normal (unnormalized) merupakan kumpulan data yang
direkam tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format tertentu.
Pada bentuk tidak normal terdapat repeating group (Pengulangan Group),
sehingga pada kondisi ini data menjadi permasalahan dalam melakukan
manipulasi data (insert, update, dan delete) atau biasa disebut anomali.
Contoh:
2) Normal Pertama (1 NF)
Dalam relational database tidak diperkenankan adanya repeating group
karena dapat berdampak terjadinya anomali. Oleh karena itu tahap unnormal
akan menghasilkan bentuk normal tahap pertama (1 NF) yang dapat di
definisikan sebagai suatu relasi atau tabel memenuhi normal pertama jika dan
hanya jika setiap setiap atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai tunggal
dalam satu baris (record).
Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang
mempunyai arti ganda dan tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau
atribut bernilai ganda.
Pada data tabel sebelumnya data belum normal sehingga harus diubah
kedalam bentuk normal pertama dengan cara membuat baris berisi kolom
jumlah yang sama dan setiap kolom hanya mengandung satu nilai.
Berikut perubahannya:

Bentuk normalisasi pertama (1 NF) ini mempunyai ciri yaitu setiap data
dibentuk file datar atau rata (flat file), data dibentuk dalam satu record demi satu
record dan nilai-nilai dari field-field berupa nilai yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi.

3) Normal Kedua (2 NF)


Dalam perancangan database relational tidak diperkenankan adalah
partial kepada primary key, karena dapat berdampak terjadinya anomali. Oleh
karena itu tahap normalisasi pertama akan menghasilkan bentuk normal kedua
(2 NF) yang dapat didefinisikan sebagai suatu relasi memenuhi relasi kedua
jika dan hanya jika relasi tersebut memenuhi normal pertama dan setiap atribut
yang bukan kunci (non key) bergantung secara fungsional terhadap kunci
utama (Primary key).
Berikut perubahannya:
Bentuk normal kedua ini mempunyai syarat yaitu bentuk data yang telah
memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah
bergantung secara fungsional pada kunci utama (primary key), sehingga untuk
membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field.

4) Normal Ketiga (3 NF)


Dalam perancangan database relational tidak diperkenankan adanya
transitive dependency karena dapat berdampak terjadinya anomali. Oleh karena
itu harus dilakukan normalisasi tahap ketiga (3 NF) yang didefinisikan sebagai
suatu relasi memenuhi normal ketiga jika dan hanya jika relasi tersebut
memenuhi normal kedua dan setiap atribut bukan kunci (non key) tidak
mempunyai transitive functional dependency kepada kunci utama (primary
key).
Berikut perubahannya:

Bentuk normal ketiga (3 NF) ini relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan
semua atribut bukan kunci utama tidak punya hubungan transitif. Artinya setiap atribut
bukan kunci harus bergantung hanya pada primary key secara keseluruhan, dan bentuk
normalisasi ketiga sudah didapat tabel yang optimal.

Daftar Pustaka

Edi, D., & Betshani, S. (2009). Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual
Data Warehouse. Jurnal Informatika, 5(1), 71-85.
Hasugian, H., & Shidiq, A. N. (2012). Rancang Bangun Sistem Informasi Industri Kreatif
Bidang Penyewaan Sarana Olahraga. Semantik, 2(1).
Muarie, M. S. (2015). Rancang Bangun Sistem Ujian Online pada SMP Negeri 8 Sekayu. Jurnal
TIPS: Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Sekayu, 2(1), 28-40.
Endayan, P. (n.d). Pemodelan dan Analisis Data.
Nadhira, M. (2017). Pemodelan Data.
Metopenkomp. (2017). Model-model Analisis Data.
Setiadi, M.F. (2017). Aturan dan Teknik dalam Melakukan Normalisasi Data.

Anda mungkin juga menyukai