11190930000018
4A APSI - TP 1 Resume Teori dan Contoh Penerapan (Bagian 2)
5. Analisa Sistem
5.1. Pendahuluan
Analisis Sistem merupakan teknik pemecahan masalah yang menguraikan sistem
menjadi bagian-bagian komponennya untuk tujuan mempelajari seberapa baik bagian-
bagian komponen bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.
Analisis sistem juga memiliki pengertian teknik pemecahan masalah yang terurai
sistem ke dalam komponen buah untuk tujuan mempelajari seberapa baik bagian-bagian
komponen bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.
Orang yang melakukan perbaikan atau perancangan suatu sistem disebut dengan
sistem analis. Sistem analis dalah Analis sistem adalah spesialis yang mempelajari
masalah dan kebutuhan sebuah organisasi untuk menentukan bagaimana orang, data,
proses dan teknologi informasi dapat mencapai kemajuan terbaik untuk bisnis. Sistem
analis juga yang bertanggung jawab dalam proses analisa ataupun perancangan dalam
sebuah sistem informasi
Sistem analis harus mempunyai keahlian berkomunikasi dengan pihak-pihak lain
seperti pengguna komputer, manajemen, teknisi, bagian administrasi, programmer,
penyedia hardware dan software dan database administrator.
Berikut ini adalah langkah yang dilakukan dalam menganalisis sebuah sistem :
3. Problem Statement
a. Penyampaian informasi antar anggota atau internal belum berjalan dengan
lancar.
b. Penyampaian informasi dengan pihak luar atau eksternal belum berjalan
dengan lancar
c. Pegelolaan sebuah dokumen atau arsip belum dapat berjalan dengan baik.
Daftar Pustaka
Blog Seputar APSI (ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI). (2018, April 10).
Diambil kembali dari analisiperancangsisteminformasi.blogspot.com:
http://analisiperancangsisteminformasi.blogspot.com/
Dewi, R. K. (2015, Maret 30). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi. Diambil kembali
dari thykadewi22.blogspot.com: http://thykadewi22.blogspot.com/2015/03/analisis-dan-
perancangan-sistem.html
Priyanto, R. A. (2015, November 11). Logical Design Data Warehouse. Diambil kembali dari
rizqianangp.blogspot.com: http://rizqianangp.blogspot.com/2015/11/logical-design-data-
warehouse-rizqi.html
Vhyo17. (2010, Mei 3). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Diambil kembali dari
vhyo17.blogspot.com: http://vhyo17.blogspot.com/2010/05/analisis-dan-perancangan-
sistem.html
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
BAB VI Fact Finding Untuk Menemukan Kebutuhan
(Gambar. Teknik-teknik
fact- finding)
Background Reading
jika ada seorang yang baru ingin mempelajari sebuah sistem maka salah satu cara
yang disarankan adalah Background Reading dengan membaca laporan
perusahaan, strukur organisasi, manual kebijakan, rincian pekerjaan, dan
dokumentasi yang ada.
Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan penganalisis
sistem mempelajari sikap-sikap, keyakinan, karakteristik, dan perilaku beberapa
orang utamadalam organisasi yang bisa berpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, penganalisis
berupaya mengukur apa yang ditemukandalam wawancara. Selain itu, kuesioner
juga bisa digunakan digunakan untuk menentukanseberapa luas atau terbatasnya
sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara.
Prototyping
merupakan metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan
dengan cepat dan pertahap, sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.
Prototype juga merupakan teknik pengumpulan data yang sangat berguna dalam
melengkapi siklus hidup pembangunan sistem tradisional
(Gambar Langkah-
langkah Prototyping)
Document Sampling
merupakan segala kegiatan yang melingkupi investigasi, wawancara, dan
observasi dalam metode pengumpulan data merupakan keputusan-keputusan
penting karena berkaitan dengan apa yang diamati dan siapa yang ditanya atau
diobservasi. Penganalisis sistem membuat berbagai keputusan ini berdasarkan
suatu pendekatan unsur yang terstruktur yang dinamakan document sampling.
Interview
merupakan suatu percakapan yang dibuat secara langsung dengan tujuan tertentu
berdasarkan format tanya jawab. Dalam hal ini penganalis sistem harus
mendapatkan orang yang ingin diwawancarai, serta perasaannya tentang kondisis
sistem yang ada saat itu, tujuan-tujuan pribadi dan organisasional, serta prosedur-
prosedur informal
Observation
merupakan cara dalam fact-finding dengan memperhatikan bagaimana cara orang
melakukan pekerjaan mereka. Dalam observasi ini, seorang analis juga dapat
mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna untuk melakukan
dan memudahkan pekerjaannya
Dalam hal ini, strategi tersebut tidaklah mutlak, meskipun strategi pencarian fakta
harus dikembangkan untuk setiap fase pengembangan sistem yang terkait, setiap
proyek adalah unik. Terkadang observasi dan kuesioner mungkin tidak sesuai.
Tetapi idenya harus selalu mengumpulkan fakta sebanyak mungkin sebelum
menggunakan wawancara
Daftar Pustaka
Dengen, N., & Hatta, H. R. (2009, Febuary). Perancangan Sistem Informasi Terpadu Pemerintah
Daerah Kabupaten Paser. Jurnal Informatika Mulawarman, IV, 47.
Supriyadi, D. (2017). Teknik Penemuan Fakta dan Penemuan Persyaratan Sistem. Diambil
kembali dari docplayer.info: https://docplayer.info/31847049-Teknik-penemuan-fakta-
dan-penemuan-persyaratan-sistem-didi-supriyadi-pertemuan-ke-6-sim-s1-informatika-
st3-telkom-purwokerto.html
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
BAB VII Use Case Modelling
Use case modelling merupakan proses pemodelan fungsi sistem dalam hal acara bisnis,
siapa mencetuskan event, dan bagaimana sistem merespon peristiwa tersebut.
Pemodelan use-case berakar pada pemodelan berorientasi objek.
Mendapatkan popularitas di lingkungan pengembangan non-objek karena
kegunaannya dalam berkomunikasi dengan pengguna.
Alat pemodelan tradisional.
Pemodelan Usecase telah terbukti menjadi bantuan yang berharga dalam memenuhi
tantangan menentukan apa yang harus dilakukan sistem dari perspektif pengguna dan
pemangku kepentingan. Sekarang dikenal secara luas sebagai praktik terbaik untuk
mendokumentasikan dan memahami persyaratan fungsional sistem informasi.
Menggunakan pemodelan use case memfasilitasi dan mendorong keterlibatan pengguna,
yang merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan utama untuk memastikan
keberhasilan proyek.
Gambar tersebut menunjukkan setiap fungsi sistem, atau acara bisnis (di elips), dan
aktor, atau pengguna sistem yang berinteraksi dengan fungsi-fungsi itu. Seperti yang
terlihat pada Gambar contoh use case diatas, aktor dapat ditempatkan di kedua sisi
himpunan angka usecase dan dapat berinteraksi dengan satu atau lebih kasus
penggunaan. Diagram use-case sangat sederhana. Tetapi ia memulai proses penting
yang disebut dekomposisi fungsional, yaitu tindakan memecah sistem menjadi
beberapa subkomponennya. Dimungkinkan untuk memahami keseluruhan sistem
sekaligus, tetapi dimungkinkan untuk memahami dan menentukan setiap bagian dari
sistem.
Use Case
Use cases menggambarkan fungsi sistem dari perspektif pengguna eksternal
dan dalam anner dan terminologi yang mereka pahami. Untuk mencapai hal
ini secara akurat dan tuntas, diperlukan tingkat keterlibatan pengguna yang
tinggi dan pakar subjek yang memiliki pengetahuan tentang proses atau
peristiwa bisnis. Casing penggunaan diwakili secara grafis oleh elips
horisontal dengan nama use case muncul di atas, di bawah, atau di dalam
elips. Sebuah use case mewakili satu tujuan sistem dan menggambarkan
serangkaian kegiatan dan interaksi pengguna dalam mencoba mencapai
tujuan.
Actor
Use case di prakarsai atau dipicu oleh pengguna eksternal yang disebut aktor.
Seorang aktor memulai aktivitas sistem, dan kasus penggunaan untuk tujuan
menyelesaikan beberapa tugas bisnis yang menghasilkan sesuatu yang
bernilai terukur.
Contoh seorang mahasiswa yang mendaftar untuk kursus semester musim
gugur. Aktornya adalah siswa, dan use case nya adalah akan Mendaftar di
Kursus.
Faktanya, seorang aktor tidak harus manusia. Ini dapat berupa organisasi,
sistem informasi lain, perangkat eksternal seperti sensor panas, atau bahkan
konsep waktu (yang akan dibahas sedikit kemudian). Aktor diwakili secara
grafis sebagai figur tongkat yang dilabeli dengan nama peran yang dimainkan
aktor[ CITATION Jef07 \l 1057 ].
Terdapat 4 jenis aktor, yaitu :
1. Pelaku bisnis utama, yaitu pemangku kepentingan yang terutama
mendapat manfaat dari pelaksanaan use case dengan menerima sesuatu
yang nilainya terukur atau teramati.
2. Pelaku sistem primer, yaitu pemangku kepentingan yang secara langsung
berinteraksi dengan sistem untuk memulai atau memicu bisnis acara
sistem. Pelaku sistem primer dapat berinteraksi dengan pelaku bisnis
utama untuk tujuan menggunakan sistem yang sebenarnya. Mereka
memfasilitasi acara melalui penggunaan langsung sistem untuk
kepentingan pelaku bisnis utama
3. Aktor server eksternal, yaitu pemangku kepentingan yang menanggapi
permintaan dari kasus penggunaan (misalnya, biro kredit yang
mengesahkan pengisian dengan kartu kredit)
4. Aktor penerima eksternal, yaitu pemangku kepentingan yang bukan aktor
utama tetapi menerima sesuatu yang bernilai terukur atau dapat diamati.
(output) dari use case (misalnya, gudang yang menerima pesanan
pengepakan untuk mempersiapkan pengiriman setelah pelanggan
melakukan pemesanan)
Relationships
Suatu hubungan digambarkan sebagai garis antara dua simbol pada diagram
use-case. Arti hubungan mungkin berbeda tergantung pada bagaimana garis
digambar dan jenis simbol apa yang dihubungkan. Di bagian berikut ini kami
akan mendefinisikan hubungan berbeda yang ditemukan pada diagram use-
case.
Daftar Pustaka
Jacobson, Boach, I., Rumbaugh, G., & James. (1996). The Unified Modeling Language.
University Video Communications.
Kurniawan, & A, T. (2018). Pemodelan Use Case (UML): Evaluasi Terhadap beberapa
Kesalahan dalam Praktik. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK), 5, 77-
86.
Rambough, Boach, O., Jacobson, O., & OOSE. (1991). Object Modeling Technique.
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). System Analysis & Design Methods. New York:
McGraw-Hill Irwin.
Macam-macam key :
1) Candidate key
Satu dari sekian banyak key yang berlaku sebagai primery key suatu
entitas. Sering disebut dengan candidate identifier.%.
2) Primary key
Candidate key yang paling umum digunakan untuk mengidentifikasi
contoh entitas tunggal.
3) Alternate key
Candidate key yang terpilih menjadi pimery key. Sinonimnya adalah
secondary key.
4) Subseting kriteria
Atribut yang nilai terbatasnya membagi contoh entitas. Sering disebut
inversion entry.
Cardinalitity
Kardinalitas mendefenisikan jumlah kemunculan baik minimum maupun
maksimum satu entitas yang dapat dihubungkan dengan kemunculan tunggal
entitas lainnya.
Degree
Degree hubungan adalah jumblah entitas yang berperan dalam hubungan.
Hubungan juga terdapat dalam contoh yang berbeda dan dalam entitas yang sama
(recursive relationship atau hubungan rekursif). Dan juga terdapat associtive
entity yang artinya sebuah entitas yang mendapatkan primery key dari lebih dari
satu entitas lain (prent).
Foreign key
Hubungan mengimpikasikan bahwa satu entitas dihubungkan dengan
entitas lain. Foreign key adalah pimery key pada entitas yang berikan ke entitas
lain untuk mengidentifikasi contoh hubungan.
Identifing relationship
Hubungan teridentifikasi adalah hubungan dimana entitas induk
menyerahkan primery key nya menjadi bagian entitas primery key anak. Entitas
anak untuk setiap hubungan teridentifikasi sering disebut weak entity karena
identifikasinya tergantung pada keberadaan entitas induk. Untuk entitas asosiatif,
kardinalitas dari anak keinduk dan selalu satu dan hanya satu.
Generalisasi
Generalisasi adalah pendekatan untuk menemukan dan mengekploitasi
kesamaan antara entitas. Generalisasi adalah teknik dimana atribut yang umum
bagi beberap tipe entitas, misalnya sekolah yang umum. Super tipe entitas adalah
entitas yang contohnya menyimpan atribut yang umum bagi satu atau lebih
subtipe entitas dankemudian menambahkan atribut-atribut lain yang unik
kesebuah contoh subtipe tersebut. Analisis persyaratan menghasilkan model data
logika yang dikembangkan kedalam tahapan membuat data konteks untuk
menentukan lingkup proyek. Selanjutnya model data key based akan digambarkan
dan dibuat data model fully atributed. Kemampuan adaptasi dan fleksibilitas
model data lengkap dianalisis melalui proses yang disebut normalisasi
Mulai dari awal penelitian, peneliti selalu ingin berusaha menemukan makna
data yang terkumpul. Oleh sebab itu perlu untuk menemukan tema, pola, persamaan,
hubungan, hipotesis, hal-hal yang sering muncul dan lain-lain. Awalnya kesimpulan
yang diperoleh bersifat kabur, tentatif dan diragukan namun dengan bertambahnya
data baik itu dari hasil observasi maupun wawancara dan dari diperolehnya
keseluruhan data hasil penelitian. Maka kesimpulan-kesimpulan tersebut harus
diklarifikasikan dan diverifikasikan selama berlangsungya penelitian.
Selanjutnya data-data yang ada disatukan ke dalam unit-unit informasi yang
menjadi rumusan kategori-kategori dengan berpegang pada prinsip holistik dan bisa
ditafsirkan tanpa adanya informasi tambahan. Data tentang informasi yang dirasa
sama disatukan dalam satu kategori, sehingga memberikan kemungkinan munculnya
kategori baru dari kategori yang telah ada.
8.5.3. Normalisasi
Pengertian normalisasi adalah suatu teknik analisa data yang
mengorganisir data ke dalam suatu kelompok untuk membentuk kesatuan data
yang nonredundant, stabil, fleksibel, dan adaptif beberapa bentuk normalisasi
diantaranya adalah bentuk tidak normal (unnormalize), bentuk normal pertama
(1NF), bentuk normal kedua (2NF), normal ketiga (3NF), dan seterusnya.
Suatu file yang terdiri dari beberapa group elemen yang berulang-ulang
perlu diorganisasikan kembali. Proses untuk mengorganisasikan file dengan
menghilangkan group elemen yang berulang atau sebuah langkah atau proses
untuk menyederhanakan sebuah relationship antar elemen data didalam tuple
(record) ini disebut dengan normalisasi. Normalisasi juga banyak dilakukan dalam
merubah bentuk database dari suatu struktur pohon atau struktur jaringan menjadi
struktur hubungan.
1) Bentuk Tidak Normal (unnormalize)
Bentuk tidak normal (unnormalized) merupakan kumpulan data yang
direkam tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format tertentu.
Pada bentuk tidak normal terdapat repeating group (Pengulangan Group),
sehingga pada kondisi ini data menjadi permasalahan dalam melakukan
manipulasi data (insert, update, dan delete) atau biasa disebut anomali.
Contoh:
2) Normal Pertama (1 NF)
Dalam relational database tidak diperkenankan adanya repeating group
karena dapat berdampak terjadinya anomali. Oleh karena itu tahap unnormal
akan menghasilkan bentuk normal tahap pertama (1 NF) yang dapat di
definisikan sebagai suatu relasi atau tabel memenuhi normal pertama jika dan
hanya jika setiap setiap atribut dari relasi tersebut hanya memiliki nilai tunggal
dalam satu baris (record).
Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang
mempunyai arti ganda dan tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau
atribut bernilai ganda.
Pada data tabel sebelumnya data belum normal sehingga harus diubah
kedalam bentuk normal pertama dengan cara membuat baris berisi kolom
jumlah yang sama dan setiap kolom hanya mengandung satu nilai.
Berikut perubahannya:
Bentuk normalisasi pertama (1 NF) ini mempunyai ciri yaitu setiap data
dibentuk file datar atau rata (flat file), data dibentuk dalam satu record demi satu
record dan nilai-nilai dari field-field berupa nilai yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi.
Bentuk normal ketiga (3 NF) ini relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan
semua atribut bukan kunci utama tidak punya hubungan transitif. Artinya setiap atribut
bukan kunci harus bergantung hanya pada primary key secara keseluruhan, dan bentuk
normalisasi ketiga sudah didapat tabel yang optimal.
Daftar Pustaka
Edi, D., & Betshani, S. (2009). Analisis Data dengan Menggunakan ERD dan Model Konseptual
Data Warehouse. Jurnal Informatika, 5(1), 71-85.
Hasugian, H., & Shidiq, A. N. (2012). Rancang Bangun Sistem Informasi Industri Kreatif
Bidang Penyewaan Sarana Olahraga. Semantik, 2(1).
Muarie, M. S. (2015). Rancang Bangun Sistem Ujian Online pada SMP Negeri 8 Sekayu. Jurnal
TIPS: Jurnal Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Sekayu, 2(1), 28-40.
Endayan, P. (n.d). Pemodelan dan Analisis Data.
Nadhira, M. (2017). Pemodelan Data.
Metopenkomp. (2017). Model-model Analisis Data.
Setiadi, M.F. (2017). Aturan dan Teknik dalam Melakukan Normalisasi Data.