Anda di halaman 1dari 51

Analysis of

CHAPTER 4

Investment
Activities I:
Investment Assets
Prepared by : Yopie Chandra SE,,M.Akt
Table of Contents

Introduction to
Current Assets
01
04 Fixed Assets and
Natural Resources
Inventory 02
05 Intangible Assets
Introduction to 03
Long Term Assets
01. Introduction to
Current Assets
ASSETS

Current Assets Non Current Assets


Aset/Sumber Daya yang Aset/Sumber Daya yang
diharapkan dapat dijual, diharapkan menghasilkan
dikumpulkan, atau manfaat yang melampaui
digunakan dalam satu satu tahun
tahun
OPERATING
CYLCE
Seluruh aktivitas yang berkaitan dengan operasi
perusahaan yang dilakukan untuk meningkatkan
pendapatan perusahaan
Cash and Cash Equivalents
Cash Cash Equivalent
Salah satu harta perusahaan yang sifatnya Investasi jangka pendek dengan risiko
paling likuid atau paling mudah untuk perubahan nilai tidak signifikan yang
diubah menjadi bentuk lain. sifatnya sangat likuid

1. Cash on Hand 1. Mudah dikonversi ke jumlah uang


2. Cash on Bank tunai/kas
2. Dekat dengan tanggal jatuh tempo
dan tidak sensitif terhadap suku
bunga
Analysis of Cash and Cash Equivalents
Likuiditas mengacu pada seberapa cepat perusahaan dapat membeli atau menjual suatu
aset/mengubahnya menjadi uang tunai, tanpa mempengaruhi harganya.

Likuiditas juga berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajibannya saat jatuh tempo

Dalam menentukan jumlah Asset Likuit yang tersedia, perusahaan perlu


mempertimbangkan:

1. Perusahaan berisiko mengalami penurunan likuiditas jika nilai pasar dari investasi
jangka pendek menurun.
2. Kas dan setara kas terkadang diperlukan untuk disimpan sebagai saldo kompensasi
untuk mendukung pengaturan pinjaman yang ada atau sebagai jaminan untuk hutang.
RECEIVABLES

Accounts Receivable Notes Receivable


Mengacu pada janji lisan Mengacu pada janji
utang yang jatuh tempo tertulis formal dari hutang
dari pelanggan yang jatuh tempo dari
orang lain
Valuation of Receivables
Piutang dilaporkan sebesar nilai realisasi bersihnya (NRV) — jumlah total piutang dikurangi
penyisihan piutang tak tertagih

Manajemen memperkirakan penyisihan piutang tak tertagih (Allowance for Doubtful


Account) berdasarkan:

❏ Pengalaman
❏ Kondisi pelanggan
❏ Ekspektasi ekonomi dan industri
❏ Kebijakan penagihan
Analyzing Receivables
1. Collection Risk
a. Memebandingkan presentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing
dengan perusahaan yang sedang dianalisis
b. Memeriksa konsentrasi pelanggan
c. Menyelidiki pola umur piutang
d. Menentukan porsi piutang yang merupakan pembaharuan dari piutang
sebelumnya
e. Menganalisis kecukupan penyisihan untuk diskon, retur, dan kredit lainnya
2. Authenticity of Receivables
a. Tinjau kebijakan kredit untuk perubahan
b. Tinjau kebijakan pengembalian untuk perubahan
c. Tinjau setiap kontinjensi pada piutang
Securitization of
Receivables
Securitization (or factoring) : Ketika
perusahaan (klien) menjual
seluruh/sebagian dari piutangnya kepada
pihak ketiga

Berdasarkan Penanggungan Resiko:

1. Recourse Factoring (risiko tagihan


tetap pada pihak klien)
2. Without Recourse Factoring (risiko
tagihan diambil alih perusahaan
factoring)
Balance Sheet Effects of Securitization
Prepaid Expenses
Pembayaran di muka untuk jasa
atau barang yang belum diterima.

Contoh pembayaran di muka


untuk sewa, asuransi, utilitas, dan
pajak properti.
Inventories

02.
Inventory Accounting and Valuation
Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual sebagai
bagian dari operasi bisnis normal perusahaan.

Persamaan persediaan berguna dalam memahami aliran


persediaan. Persamaan untuk perusahaan dagang, yaitu:

Beginning inventories + Net purchases - COGS = Ending inventories


Inventory Cost Flows

01 02 03
FIFO LIFO Average Cost
(First-In, First-Out) (Last-In, First-Out)
1. FIFO (First-In, First-Out)
Metode ini mengasumsikan bahwa unit pertama yang dibeli
adalah unit pertama yang terjual.
02. LIFO (Last-In, First-Out)
Metode ini mengasumsikan bahwa unit terakhir yang dibeli
adalah unit pertama yang terjual.
03. Average Cost
Metode ini mengasumsikan bahwa unit dijual tanpa memperhatikan
urutan pembeliannya dan menghitung harga pokok penjualan dan
persediaan akhir sebagai rata-rata tertimbang sederhana.

*Total harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dibagi dengan jumlah
unit yang tersedia untuk dijual {($20.000 + $36.000)/(40+60) = $560}
Analyzing Inventories
Efek Biaya Persediaan pada Profitabilitas.

Untuk meringkas, hasil keuangan menggunakan masing-masing dari tiga metode


alternatif adalah sebagai berikut:
Efek Biaya Persediaan pada Neraca
Dalam periode kenaikan harga, LIFO melaporkan
persediaan akhir dengan harga yang bisa jauh lebih
rendah.

Akibatnya, neraca untuk perusahaan LIFO tidak secara


akurat mewakili investasi saat ini yang dimiliki
perusahaan dalam persediaannya. John Deere,
misalnya, baru-baru ini melaporkan persediaan di
bawah LIFO senilai hampir $2 miliar. Seandainya
persediaan ini dinilai berdasarkan FIFO, jumlah yang
dilaporkan akan menjadi $ 3 miliar, meningkat 50%.
Lebih dari $1 miliar modal yang diinvestasikan
dihilangkan dari neraca
Efek Biaya Persediaan pada Arus Kas
Peningkatan laba kotor juga menghasilkan
pendapatan sebelum pajak yang lebih tinggi dan,
akibatnya, kewajiban pajak yang lebih tinggi.

Dalam periode kenaikan harga (inflasi), perusahaan


dapat terjebak dalam tekanan arus kas karena
mereka membayar pajak yang lebih tinggi dan
harus mengganti persediaan yang dijual dengan
biaya penggantian yang lebih tinggi dari pada biaya
pembelian awal.
Analytical Restatement of LIFO to FIF0
Analytical Restatement of LIFO to FIF0
Analytical Restatement of FIFO to
LIFO.
Keuntungan FIFO termasuk holding gain on beginning inventory,
keuntungan ini sebagai beginning inventory (BIFIFO)

COGSLIFO = COGSFIFO + (BIFIFO x r)

Bagaimana cara memperkirakan r?


Inventory Costing for Manufacturing
Companies and the Effect of Production
Increases
01 02 03
Raw materials Labor Overhead

Overhead seringkali merupakan komponen terbesar dari biaya produk dan paling sulit
diukur pada tingkat produk.
Juga perlu memahami pengaruh tingkat produksi pada profitabilitas. Overhead
dialokasikan ke semua unit yang diproduksi.
Lower of Cost or Market
The lower-of-cost-or-market menyiratkan bahwa jika persediaan menurun dalam nilai pasar
di bawah biayanya, Penurunan nilai ini secara efektif dibebankan pada pendapatan pada
periode terjadinya kerugian.
market value ( nilai pasar) tidak boleh lebih tinggi dari nilai realizable value atau kurang dari
net realizable value dikurangi dengan normal profit margin.

Cost dihitung menggunakan salah satu metode penetapan biaya persediaan yang
diterima—misalnya, FIFO, LIFO, atau biaya rata-rata.
Introduction to

03.
Long Term Assets
Capitalization, Allocation, and Impairment

01 02 03
Capitalization Allocation Impairment

Proses penangguhan proses pengeluaran biaya proses penurunan book


biaya yang terjadi (aset) yang ditangguhkan value aset ketika arus kas
pada periode saat ini, secara berkala ke satu yang diharapkan tidak lagi
atau lebih periode manfaat cukup untuk memulihkan
yang diharapkan di masa aset tersebut
depan
Capitalization, Allocation, and Impairment

★ Capitalization: . Aset jangka panjang diciptakan melalui proses kapitalisasi


★ Allocation: Alokasi biaya disebut penyusutan bila diterapkan pada tangible
fixed assets, amortisasi bila diterapkan pada tangible fixed assets, dan
depletion bila diterapkan pada natural resources.
★ Impairment: Ketika arus kas yang diharapkan (tidak didiskonto) lebih kecil dari
nilai tercatat aset (biaya dikurangi akumulasi penyusutan), aset dianggap
impaired dan diturunkan ke nilai pasar wajarnya (jumlah diskonto arus kas
yang diharapkan).
Capitalization Vs
Expense
Kapitalisasi : Biaya yang diakui atau dicatat
sebagai asset tetap. Contoh : Building
capitalization dan Interest Capitalization

Expense : Biaya yang diakui atau dicatat


sebagai beban. Contoh : Repair and
maintanance expense dan Interest expense
Pengaruh Kapitalisasi terhadap Revenue

- Pertama, kapitalisasi akan menunda


pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
- Kedua, kapitalisasi menghasilkan rangkaian
pendapatan yang lebih halus

Pengaruh Kapitalisasi terhadap


Return on Investment

Kapitalisasi menurunkan votalitas dalam


rasio pengembalian investasi karena
Kapitalisasi mempengaruhi net income
dan basis investasi
Pengaruh Kapitalisasi terhadap Rasio
Solvabilitas

Apabila perusahaan tidak melakukan kapitalisasi, ,


maka akan berpengaruh kepada Debt to Equity
Ratio (DER). DER adalah rasio yang
membandingkan jumlah hutang dengan ekuitas

Pengaruh Kapitalisasi terhadap Arus


Kas Operasi

Ketika biaya asset diakui sebagai expense, maka


akan dicatat di operating cash outflow, sedangkan
jika asset dikapitalisasi maka biaya akan dilaporkan
dalam investing cash outflow
Fixed Assets and

04.
Natural Resources
Fixed Assets and Natural
Resources
Asset tetap/PPE adalah aset berwujud tidak lancar
yang digunakan dalam proses produksi,
manufaktur, merchandising, atau sebagai alat untuk
menghasilkan pendapatan.

Natural Resources adalah hak perusahaan


untuk mengambil atau mengkonsumsi sumber
daya alam. Contohnya : Hak beli mineral, kayu, gas
alam.
1) Menilai Asset Tetap

Saat perusahaan ingin menilai PPE, prinsip yang


digunakan adalah prinsip biaya historis. Biaya ini
juga termasuk dengan biaya yang diperlukan
sampai asset tersebut dapat digunakan.

2) Menilai Natural Resources

Perusahaan melaporkan sumber daya alam


dengan memasukan biaya historis ditambah
dengan biaya penemuan, biaya eksplorasi, dan
biaya pengembangan
Depresiasi

1. Masa Manfaat
Masa manfaat aset sangat bervariasi. Asumsi tentang
berguna umur aset didasarkan pada kondisi ekonomi,
studi teknik, pengalaman, dan informasi tentang properti
fisik dan produktif aset.

2. Metode Penyusutan

Terdiri dari Metode Garis Lurus, Metode


Akselerasi dan Metode Khusus
01 Metode Garis Lurus

Contoh : Terdapat asset senilai


$110.000, dengan masa manfaat 10
tahun dan nilai sisa $10.000
02 Metode Accelerated

Tampilan 4.3 mengilustrasikan metode penyusutan yang dipercepat yang diterapkan


pada asset biaya $110.000, dengan nilai sisa $10.000 dan masa manfaat 10 tahun.
03 Metode Khusus

Contoh dari metode special adalah metode unit of activity dimana asset
disusutkan berdasarkan aktivitas yang dikerjakannya.

Misalnya perusahaan memiliki mesin yang harganya 50.000.000, masa


manfaat 10.000 jam, maka biaya penyusutan nya bisa bervariasi yaitu
tergantung di periode tersebut mesinnya udah beroperasi selama
berapa jam.

Apabila di tahun-t mesin beroperasi selama 2000 jam maka


menghitungnya adalah : Harga perolehan x (jumlah jam kerja mesin
di tahun-t/masa manfaat jumlah jam mesin)

Jawab : 50.000.000 (2.000 jam/10.000 jam) = Rp 10.000.000


Penipisan/Deplesi
Deplesi ini adalah metode penyusutan karena adanya pengurangan biaya dari
suatu sumber daya alam karena SDA tersebut dikelola menjadi bahan
baku/produk.

Contoh : Sebuah lahan yang akan digunakan untuk tambang ditaksir memiliki
harga sebesar Rp 200.000.000. Menurut hasil observasi pihak perusahaan, lahan
tersebut diperkirakan memiliki kandungan tambang sebesar 100.000 ton. Setelah
dieksploitasi, ternyata nilai taksirannya hanya mencapai Rp.20.000.000. Maka
cara menghitung deplesi per ton adalah sebagai berikut :

Deplesi : (Rp 200.000.000 – Rp 20.000.000) / 100.000 = Rp 1.800/ton

Jika pada eksploitasi lahan pada tahun berikutnya, ternyata lahan menghasilkan
30.000 ton, maka deplesi pada tahun tersebut Rp1.800 x 30.000 =
Rp.54.000.000
Impairment

Impairment =, ketika nilai yang terpulihkan/Recoverable amount suatu aset turun di


bawah nilai tercatat/Carrying Value yang disusutkan di neraca, maka nilai tercatat di
neraca diturunkan ke nilai wajarnya.
Analyzing Plant Asset &
Natural Resources

Penilaian aset pabrik dan sumber daya alam


biasanya menggunakan biaya historis. Sayangnya,
biaya historis tidak terlalu relevan menentukan
kebutuhan masa depan untuk aset operasi. Juga,
tidak terlalu berguna dalam mengukur biaya peluang
atau dalam menilai alternatif penggunaan dana.

Penilaian nilai aset tetap yang dicatat nilai pasar


tidak diizinkan dalam akuntansi. Namun,
konservatismen mengizinkan penghapusan
penghapusan apabila terjadi penurunan nilai
permanen
Analyzing Depreciation and Depletion
Menganalisis depresiasi membutuhkan evaluasi kecukupan.

Untuk itu, pabrik dapat menggunakan ukuran seperti rasio penyusutan terhadap
total aset atau rasio penyusutan terhadap faktor terkait ukuran lainnya.

Beberapa ukuran untuk menganalisis usia aset pabrik meliputi:

● Average total life span = Gross plant and equipment assets/Current year
depreciation expense.
● Average age = Accumulated depreciation/Current year depreciation
expense.
● Average remaining life = Net plant and equipment assets/Current year
depreciation expense
● Average total life span = Average age + Average remaining life
Analyzing Impairments

01 02 03

mengevaluasi mengevaluasi menganalisis pengaruh


kesesuaian jumlah ketepatan waktu penurunan nilai
penurunan nilai penurunan nilai terhadap pendapatan
Intangible
Assets

05.
Intangible Assets

Aset tidak lancar


tanpa wujud fisik.
01 03 Masa manfaat
seringkali sulit
ditentukan.

Sering memberikan hak


atau keistimewaan
02 04 Biasanya diperoleh
untuk penggunaan
eksklusif. operasional.
Selected Categories of Intangible Assets

Goodwill Patents, copyrights, Leases, leaseholds, and


tradenames, and leasehold improvement
trademark

Exploration rights and Special formulas, Licenses, franchises,


natural resource processes, technologies, memberships, and
development cos and design customer list
Accounting for Intangibles

01 02 03
Identifiable Unidentifiable Amortization of
Intangibles Intangibles Intangibles
Analyzing Intangibles
Analis sering memperlakukan aset
tidak berwujud dengan kecurigaan
dan keberisikoan ketika menganalisis
laporan keuangan.

Oleh karena itu, analisis:

● harus siap untuk membentuk


perkiraan sendiri mengenai
penilaian goodwill
● harus waspada terhadap
komposisi, penilaian, dan
disposisi goodwill.
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai