Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN KAS

1
SASARAN :

 MAMPU MENYEDIAKAN KAS UNTUK


MEMENUHI KEWAJIBAN FINANSIAL TEPAT
WAKTU DAN UNTUK MENJAMIN
KELANGSUNGAN HIDUP USAHA
PERUSAHAAN
PENENTUAN JUMLAH KAS
OPTIMAL
 Model Baumol ( model EOQ)
2 (F)(T)
C=
k
C = Saldo kas optimal
F = Fixed Cost untuk menjual sekuritas atau
meminjam dana.
T = Jumlah kas yang dibutuhkan
k = Opportunity cost
 Asumsi Baumol`s Model :
1.Kebutuhan kas perusahaan adalah stabil dan dapat
diperkirakan.
2.Arus kas masuk dari operasi juga stabil.
 Miller-Orr Model
Model yang menentukan saldo kas sasaran yang
memperhitungkan unsur ketidak pastian dari arus kas
masuk dan keluar.
Asumsi : distribusi arus kas bersih harian mendekati
normal.
3 F σ2 1/3
Ket:
Z= + L  Z = Saldo kas sasaran
4k  H = Batas atas
 L = Batas bawah
 F = fixed cost

H = 3Z – 2 L  K = Opportunity costs

4Z - L memegang kas harian.


 σ2 = Varians arus kas
Rata-rata saldo kas =
bersih harian
3
IDENTIFIKASI KAS UNTUK
PERENCANAAN KEUANGAN
 Aktifitas Operasi :
berkaitan dengan hasil usaha/operasi perusahaan.
 Aktifitas Investasi :
meliputi perolehan,pelepasan aktiva jangka panjang
dan aktiva yang tidak termasuk setara kas.
 Aktifitas Pendanaan/pembelanjaan :
berkaitan dengan kebijakan modal, hutang jangka
panjang.
ANGGARAN KAS
 Estimasi besarnya kas dari aktifitas operasional
perusahaan dalam suatu periode, beserta kebijakan
keuangannya akibat dari aktifitas operasional tsb.
 Anggaran kas terdiri dari :
1. Cash inflows:
Mengidentifikasi sumber-sumber penerimaan yang
diantisipasi..
2. Cash Outflows
Mengidentifikasi semua pengeluaran kas yang
diantisipasi.
3. Financing
Berisi net cash flows dan besarnya kebutuhan
dana jika terjadi defisit.
2 MANAJEMEN MODAL KERJA
Pendahuluan

Manajemen modal kerja adalah manajemen dari


seluruh komponen curent asset (aset lancar)
dan current liability (hutang lancar) perusahaan.
Aktivitas ini menghabiskan sebagian besar
waktu manajer keuangan karena perubahan
kotinyu setiap level komponennya. Piutang,
tambahan persediaan, kontrak penjualan,
peningkatan hutang, penurunan pembelian dan
manajemen kas untuk membayar pajak dan
rekening lainnya. Manajer harus memantau hal-
hal tersebut dan akun lainnya untuk
menghindari kesulitan keuangan yang dapat
menjatuhkan perusahaan.
Likuiditas
Manajer keuangan dapat memberikan jaminan
bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
Kelebihan dan kekurangan likuiditas
1. Kelebihan
a. Perusahaan yang likuid dapat
mengambil keuntungan dari kesempatan
bisnis.
Contoh
perusahaan yang likuid dapat mengambil
kesempatan untuk mendapatkan potongan
kas ketika pemasok memberikannya
b. Likuiditas dapat mengurangi resiko. Perusa
haan karena hal ini dapat mengurangi ke-
mungkinan gagal bayar pada saat hutang
jatuh tempo. Pengurangan resiko ini dapat
menurunkan cost of capital, karena kre-
ditor dan pemilik mungkin mengurangi
tingkat return yang diharapkannya
2. Kekurangan
a. Biaya eksplisit likuiditas adalah pengelu-
aran kas yang disyaratkan untuk meme-
lihara aset likuid. Contohnya, biaya
sewa gudang karena adanya persediaan
b. Biaya implisit dari likuiditas, adalah
opportunity cost atau biaya modal
perusahaan. Contoh bila suatu perusahaan
membayar 15% modal pertahun, maka
biaya implisit dari likuiditas adalah 15%
pertahun.
Likuiditas Vs Profitabilitas

Bagaimanapun peningkatan dalam likuiditas


menyebabkan penurunan dalam keuntungan
yang di- harapkan. Sebagaimana umumnya
aset dengan likuiditas tinggi memiliki return
diharapkan yang rendah dan sebaliknya aset
dengan likuiditas rendah memiliki return
diharapkan yang tinggi.
Contoh, Menyimpan kas memberi perusahaan
likuiditas yang maksimum, tetapi tidak ada
return. Mesin yang digunakan dalam produksi
memberikan likuiditas yang rendah, tetapi
menawarkan laba diharapkan yang tinggi.
Kita harus mencari berapa besar likuiditas yang
harus disediakan agar disatu sisi memiliki return
diharapkan yang tinggi dan disisi lain perusahaan
tidak mengalami kekurangan kas dalam rangka
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, hal ini
sering disebut dengan trade off. Secara grafis
kepentingan likuiditas dengan profitabilitas dapat
dilihat berikut:
Profitabilitas

Likuiditas
Kebijakan modal kerja

Kebijakan modal kerja berhubungan dengan


manajemen dari aset lancar dan hutang
lancar atau secara formula dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Current Ratio = Current asset/current liabilities
ada 2 jenis kebijakan modal kerja,
1. Kebijakan konservatif, yakni kebijakan
modal kerja yang menekankan likuiditas
di atas profitabilitas
2. Kebijakan Agresif, yakni kebijakan
modal kerja yang menekankan Profitabili-
tas di atas likuiditas
Gambar kebijakan modal kerja,
pengaruhnya thd CR dan NWC

Current Asset
Conservatif

Agresif

Current liabilities
Sebagaimana disinggung di depan bahwa current
ratio mengukur likuiditas perusahaan, current ratio
yang besar berarti bahwa perusahaan memiliki
potensi untuk membayar current liabilities dengan
menggunakan current assetnya. Dengan kata lain
perusahaan dalam keadaan likuid.
Net working capital merupakan current asset
dikurangi current liablilities.
TA=CL+LTD+EQUITY
CA+FA= CL+LTD+EQUITY
CA-CL=LTD+EQUITY-FA
NWC= LTD+EQUITY-FA
• Manajer keuangan biasanya berfikir bahwa NWC
sebagai CA kurang CL, hal ini berarti selisih
antara LTD plus EQUITY dengan FA. Kondisi ini
mengingatkan kita bahwa NWC dipengaruhi oleh
LTD pada neraca.
• Sumber pendanaan jangka panjang (LTD dan
EQUITY) biasanya digunakan untuk mendanai
aktiva tetap (Fixed asset)
Manajemen modal kerja selama inflasi

• Inflasi menurunkan daya beli uang karena


meningkat- nya harga rata-rata barang dan jasa.
Komponen dari aktiva lancar dan hutang lancar
bereaksi secara berbeda terhadap perubahan
daya beli, tergantung apakah komponen tersebut
adalah monetery atau nonmonetary
• Monetary asset
1. Cash and bank deposits
2. Marketable securities
3. Account and notes receivable
4. Cash surrender value of life insurance
Monetary liabilities
1. Account and notes payable
2. Accrued expenses
3. Bank loans
4. Long term debt
5. Preferred stock

Posisi monetary
1. Bila MA > ML : Net monetary creditor
2. Bila MA < ML : Net monetary debtor
Purchasing power gain and losses

Karena nilai uang dari item monetary adalah fixed


dalam rupiah, maka inflasi akan membawa pada
penurunan daya beli(kerugian moneter) dalam
monetary asset dan peningkatan daya beli
(Keuntungan moneter) dalam monetary liablities.
Perbedaan antara keduanya adalah dalam rupiah
yang konstan. Secara umum dampak inflasi
terhadap posisi monetary adalah sebagai berikut:
Posisi Dampak inflasi
Net monetary asset Net purchasing power loss Net
monetary liabilities Net purchasing power gain
Contoh

Anggaplah bahwa selama periode 12 bulan, index


harga konsumen (digunakan untuk mengukur
inflasi), meningkat dari 264 pada 31 Desember
2001 menjadi 295,7 pada 31 Desember 2002.
Tingkat inflasi selama periode tersebut adalah rasio
dari index akhir dibagi dengan index awal dikurangi
dengan 1 atau Tingkat inflasi (TI) = (295,7/264)-1
= 0.12 atau 12% secara formula dapat dirumus
kan berikut:
TI = ( IHKt+1/IHKt )-1
dimana, IHKt +1 : index harga konsumen pada periode t+1
IHKt : index harga konsumen pada periode t

Anda mungkin juga menyukai