tinggi
Manajemen Dana Jangka Pendek
Merupakan manajemen terhadap aktiva lancar dan
hutang lancar
Tujuan :
Mengelola masing-masing komponen dalam aktiva lancar &
hutang lancar dengan menyeimbangkan profitability dan
risiko sehingga berkontribusi positif pada nilai perusahaan
Memelihara & mengendalikan likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan memenuhi
Fokus
Memahami bagaimana siklus dari perubahan kas
Kebijakan Investasi
Aktiva Lancar
Keputusan tingkat investasi pada aktiva lancar
Pertimbangan trade off risiko & return
Bagaimana perusahaan mendanai aktiva lancar
tersebut
Keputusan
Tingkat Investasi pada Aktiva Lancar
Kebijakan longgar (relaxed policy)
Menetapkan jumlah aktiva lancar pada tingkat tinggi
Cenderung meningkatkan persediaan & piutang
Memperpanjang ICP & RCP sehingga memperpanjang CCC
Meminimumkan risiko tatpi return juga menurun karena dana
yang terikat pada aktiva lancar cukup tinggi
Kebijakan ketat (restricted policy)
Menetapkan jumlah aktiva lancar pada tingkat rendah
CCC lebih pendek
Return lebih tinggi kerena jumlah dana yang terikat pada aktiva
lancar rendah tapi risiko juga tinggi
Kebijakan moderat (moderate policy)
Pengelolaan Kas
Kas adalah paling likuid
Sehingga memberikan keuntungan paling rendah
Aktiva yang tidak memberikan penghasilan (non earning
asset)
Kas digunakan untuk :
Membayar gaji, membeli aktiva tetap, membayar pajak,
melunasi hutang, membayar dividen
Masalah pengelolaan kas
Menyediakan kas yang memadai
Tidak terlalu tinggi (idle cash)
Tidak terlalu rendah (mengganggu likuiditas)
Motif Perusahaan
Memiliki Kas
Transaksi
Menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnis
Berjaga-jaga
Mempertahankan saldo kas guna memenuhi permintaan kas
yang sifatnya tidak terduga
Tampak dalam kebijakan penentuan saldo kas minimal dalam
Keterangan :
ICP = inventory conversion period
RCP = receivables collestion period
PDP = payables deferral period
Inventory Conversion Period
(ICP)
Adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
mengubah bahan mentah menjadi produk jadi dan
kemudian dijual.
ICP = 360/HPP
= (360 x Persediaan)/HPP
Keterangan :
HPP = harga pokok produksi
Receivables Collection Period
(RCP)
Adalah waktu rata-rata untuk mengubah piutang
menjadi kas
RCP = (piutang/penjualan)/360
= (360 x piutang)/penjualan
Payables Defferal Period
(PDP)
Adalah waktu rata-rata antara pembelian bahan baku
dan tenaga kerja dengan waktu pembayarannya
Soal 1
Suatu perusahaan berproduksi dengan harga pokok
produksi Rp 500 juta sedangkan nilai persediaan Rp
100 juta, piutang Rp 50 juta dan penjualan Rp 750 juta.
Rata-rata waktu pembayaran bahan baku dan tenaga
kerja 30 hari. Berapa cash convertion cycle?
Jawaban Soal 1
PDP = 30 hari, periode menerima bahan sampai membayar tunai pembelian
CCC = 72+ 24 – 30
= 66 hari, periode menerima bahan sampai mengumpulkan piutang
uang tunai pada setiap kali saldo mendekati nol ( jumlah kas
optimal)
Baumol’s Model
William Baumol
Asumsi :
Kebutuhan kas stabil & dapat diperkirakan
Arus kas masuk stabil
Keterangan :
O = biaya transaksi
O = kebutuhan kas/tahun
D = kebutuhan kas/tahun
i = opportunity cost dari memegang uang tunai, sama dengan return yang diperoleh
jika membeli sekuritas atau biaya meminjam untuk memegang uang tunai
Soal 2
Perusahaan membutuhkan kas Rp 2.400.000.000
dengan pemakaian setiap periode konstan. Biaya
transaksi untuk mengubah uang kas jadi
sekuritas/transaksi Rp 125.000, tingkat bunga yang
diperoleh karena memiliki sekuritas 15%/tahun.
a.Berapa jumlah sekuritas yang harus dijadikan kas
setiap kali jumlah kas mendekati nol?
b.Berapa biaya pengelolaan kas?
Jawaban Soal 2
a. Jumlah sekuritas yang harus dijadikan kas setiap kali mendekati nol :
C = √[(2OD)/i]
= √[(2.240000000.125000)/0,15]
=Rp 63.245.553,20
Berarti perusahaan harus menjual sekuritasnya senilai Rp 63.245.553,20 setiap kali kas mendekati
nol
b.Biaya pengelolaan :
Biaya kehilangan kesempatan = (C/2)i
=(63245553,20/2)15%
=Rp 4.743.416,50
Biaya transaksi = (D/C)O
= 2400000000/63245553,209)125000
= Rp 4.743.416,5
Total biaya pengelolaan kas = 4.743.416,50+ 4.743.416,5
= Rp 9.486.833
Biaya transaksi dengan opportunity cost sama
Miller-Orr Model
Asumsi model Baumol sulit dipenuhi yaitu pemakaian
kas setiap waktunya sama sehingga tidak cocok untuk
kondisi ketidakpastian pemakaian kas
Merton Miller & Daniel Orr
Memperhitungkan unsur ketidakpastian dari cash
inflow & outflow
Asumsi :
Distribusi arus kas bersih harian mendekati normal &
mengikuti pola acak (random walk)
Jika saldo kas menyentuh batas atas, kas ditukar efek
Jika menyentuh batas bawah kas ditransfer menjadi saldo kas
Rumus
Miller-Orr Model
Z = [(3bα2)/4i]1/3
Keterangan :
Z = saldo kas sasaran
b = batas tetap untukl melakukan transaksi
i = bunga harian untuk investai pada sekuritas
α2= varians arus kas masuk bersih harian (penyebaran arus
kas)
Soal 3
Suatu perusahaan mempunyai variasi arus kas Rp
5.000.000. Biaya transaksi diperkirakan Rp 100.000 &
bunga sekuritas/tahun 18% (1 tahun = 360 hari).
tentukan saldo kas optimal dan pada kapan saldo kas
diubah menjadi sekuritas?
Jawaban Soal 3
Z = [(3bα2)/(4i)]1/3
= [(3.100000.50000002)/(4(0,18/360)]1/3
= Rp 15.536.162,50
Untuk mengukur batas atas saldo kas = h
= 3Z
= 3.15536162,50
= Rp 46.608.487,50
Saat uang kas mencapai Rp 46.608.487,50 kas harus
diubah menjadi sekuritas hingga saldo mencapai Rp
15.536.162,50. Jika uang kas berkurang hingga mendekati
nol maka sekuritas harus dijual sebesar Rp 15.536.162,50
Risiko pada Efek
Kegagalan (default risk)
Jika penerbit efek tidak mampu membayar bunga & pokok
pinjaman
Peristiwa (event risk)
Jika ada peristiwa yang segera meningkatkan default risk
seperti rekapitalisasi, leverage buy out (LBO)
Suku bunga (interest rate risk)
Daya beli (purchasing power risk)
Turunnya daya beli akibat inflasi
Likuiditas (liquidity risk)
Kesulitan menjual sekuritas dengan harga pantas
Pengelolaan Piutang
Penjualan dapat dilakukan tunai dan kredit.
Penjualan kredit menyebabkan piutang
Perlu melakukan analisis ekonomi terhadap piutang
Perbandingan manfaat & pengorbanan
Credit Term
6/10, net 60 berarti :
langganan mempunyai tenggang waktu pembayaran
hutang selama 60 hari dan apabila pembayaran
dilakukan dalam waktu 10 hari maka akan
mendapatkan potongan tunai 6%.
Biaya Dana
Eksplisit
Benar-benar dikeluarkan misalnya membayar bunga hutang
Implisit
Opportunity cost
Manfaat yang hilang karena memilih suatu alternatif
Soal 4
a.Suatu perusahaan dagang semula melakukan penjualan tunai
dengan nilai Rp 800 juta /tahun. Perusahaan menawarkan
syarat penjualan n/60. Diperkirakan dengan syarat penjualan
yang baru akan meningkatkan penjualan sampai dengan Rp
1.050 juta dan profit margin 15%. Apakah perusahaan perlu
beralih ke penjualan kredit jika biaya dana 16%?
b.Perusahaan menawarkan syarat penjualan 2/20 net 60,
diperkirakan 50% akan memanfaaatkan diskon dan sisanya
membayar pada hari ke-60. Apakah perusahaan memberikaan
penjualan kredit dengan diskon atau tanpa diskon?
c.Perusahaan mempertimbangkan adanya kemungkinan
piutang tak tertagih sebesar 1%, apakah perusahaan sebaiknya
menjual secara kredit atau tetap tunai?
Jawaban Soal 4.a
Penjualan Kredit tanpa Diskon
Manfaat :
Tambahan keuntungan krn tambahan penjualan
= (Rp 1.050 juta – Rp 800 juta) x 15% Rp 37,50 juta
Pengorbanan :
Perputaran piutang = 360 hari/60 hari = 6 kali/tahun
Rata-rata piutang = Rp 1.050/6 = Rp 175 juta
Dana yg diperlukan utk membiyai piutang = Rp 175 juta x 0,85
= Rp 148,75 juta
Biaya dana yg ditanggung krn tambahan piutang
= Rp 148,75 juta x 0,16 Rp 23,80 juta
Pengorbanan :
Diskon yg diberikan = 2% x 50% x Rp 1.050 juta Rp 10,50 juta
Pengorbanan :
Perputaran piutang = 360 hari/60 hari = 6 kali
Rata-rata piutang = 1.050 juta/6 kali = Rp 175 juta
Dana yg diperlukan utk membiayai piutang
= 175 juta x 85% = Rp 148,75 juta
Biaya dana yg ditanggung krn memiliki tambahan piutang
= 148,75 juta x 16% = Rp 23,80 juta
Kerugian krn piutang tidak dibayar
= 1% x 1.050 juta = Rp 10,50 juta
Total tambahan biaya Rp 34, 30 juta
kegiatan produksi
Barang jadi untuk memenuhi permintaan pasar
Biaya Persediaan
Biaya-biaya yang harus dipertimbangkan agar
diperoleh economic order quantity (jumlah pesanan
optimal)
Biaya persediaan :
1.Biaya pesan (ordering cost = O)
Biaya pemesanan, penerimaan, pengecekan, penimbangan
2.Biaya simpan (carrying cost = C)
Biaya sewa gudang, pemeliharaan bahan baku, biaya asuransi,
biaya penurunan kualitas, pajak, biaya modal
Rumus Biaya Pesan & Simpan
Biaya Pesan
O/tahun = (R/Q) x O
Biaya Simpan
C/tahun = (Q/2) x C
Keterangan :
R = kebutuhan bahan baku
Q = jumlah pesanan
O = biaya pesan/pesanan
C = biaya simpan
EOQ
Metode untuk menentukan jumlah pesanan paling
optimal agar biaya total persediaan minimal
Merupakan jumlah bahan yang dibeli pada setiap kali
pembelian dengan biaya paling minimal
Rumus EOQ
EOQ = Q = √[(2RO)/C]
*12.000/1.000x75.000=900.000
**12.000/1000 = 12 kali
TC paling rendah adalah 3.000 unit dengan TC persediaan Rp
600.000, biaya tersebut minimum pada saat C = O = Rp
300.000 dengan frekuensi pembelian 4 kali.
Jawaban Soal 5.b
EOQ = Q = √[(2RO)/C]
= √[(2.12000.75000)/200] = 3000 unit
Rumus :
Total biaya tahunan = (Q/2)C + (R/Q)O + RP
Keterangan :
P = harga tahunan
Soal 7
Kebutuhan bahan baku suatu perusahaan 5.000 kg.
Biaya pesan Rp 49.000/pesanan. Biaya simpan Rp
1.000/kg/tahun. Pemasok menawarkan harga
diskon/pembelian dengan harga sebagai berikut :
jumlah pesanan kurang dari 1.000 kg harga 5.000/unit,
antara 1.000-2.499 kg harga Rp 4850/unit dan lebih
dari 2.500 kg harga Rp 4.750/unit. Apakah
kebijaksanaan pemesanan perlu diubah dengan
adanya harga diskon tersebut?
Jawaban Soal 7
EOQ tanpa diskon = √[(2RO)/C]
= √[(2.5000.49000)/1000 ]
= 700 kg
Dengan diskon, TC persediaan tahunan :
TC = (Q/2)C + (R/Q)O + RP
Q = 700 kg
TC=(700/2)1000+(5000/700)49000+5000.5000=Rp 25.700.000
Q = 1000 kg
TC=(1000/2)1000+(5000/1000)49000+5000.4850=Rp 24.995.000
Q = 2.500 kg
TC=(2500/2)1000+(5000/2500)49000+5000.4750=Rp 25.098.000