Anda di halaman 1dari 19

Bab 17

Manajemen Kas dan Surat Berharga


Motivasi perusahaan mengadakan kas:
 Transaksi
 Berjaga-jaga
 Spekulasi
 Saldo kompensasi

Manajemen Kas VS Manajemen Likuiditas


- Manajemen kas menyangkut optimalisasi mekanisme
pengumpulan dan pendistribusian kas
- Manajemen likuiditas menyangkut optimalisasi jumlah
aktva likuid yang dimiliki perusahaan
Memahami Float dalam Manajemen Kas
Float merupakan perbedaan antara saldo kas yang tercatat
di buku perusahaan dan saldo kas yang tercatat di bank
Disbursement float
Terjadi ketika perusahaan menulis cek
Saldo kas di bank – Saldo kas di buku perusahaan > 0
Collection float
Terjadi ketika perusahaan menerima cek
Saldo kas di bank – Saldo kas di perusahaan < 0
Net float = disbursement float + collection float
Disbursement Float
 Cek yang ditulis perusahaan akan menimbulkan disbursement float,
karena akan menurunkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan,
tetapi belum merubah saldo kas perusahaan di bank sampai dengan
checks tersebut diuangkan di bank.
 Contoh, perusahaan General, mempunyai Rp100 juta rekening giro di
bank. Pada tanggal 8 Oktober 2008 perusahaan membeli bahan baku
dan membayar menggunakan check Rp100 juta. Saldo kas pada
catatan buku perusahaan akan segera berkurang sebesar Rp100 juta
 Dengan kata lain sebelum 8 Oktober 2008, perusahaan General,
mempunyai zero float.
Float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
 Posisi perusahaan General antara 8 Oktober sampai dengan 15
Oktober 2008 adalah:
Disbursement float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 0
= Rp 100 juta
Collection Float
 Cek yang diterima perusahaan akan menimbulkan collection float, dan segera
mingkatkan saldo kas dalam catatan buku perusahaan (book balance) tetapi
tidak segera menimbulkan perubahan pada saldo kas perusahaan di bank
(available balance).
 Contoh, perusahaan General pada 20 Oktober 2008 menerima check dari
pelanggan Rp100 juta. Perusahaan mencatat penerimaan check tersebut pada
buku perusahaan General sehingga meningkatkan saldo kasnya sebesar
Rp100 juta menjadi Rp200 juta. Akan tetapi tambahan saldo kas tidak tampak
pada saldo kas perusahaan General di bank, sampai dengan check tersebut
diuangkan ke bank pelanggan, misalkan tanggal 30 Oktober 2008.
 Sebelum 20 Oktober 2008 posisi kas perusahaan General adalah:
Float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 100 juta
= Rp 0
 Posisi perusahaan General antara 20 Oktober sampai 30 Oktober 2008 adalah:
Collection float = Firm’s available balance – Firm’s book balance
= Rp 100 juta – Rp 200 juta
= - Rp 100 juta
Net Float
Jumlah dari disbursement float dan collection float disebut
net float. Net float pada waktu tertentu menunjukkan
seluruh perbedaan antara firm’s available balance dan
firm’s book balance.

Jika net float positf, berarti disbursement float lebih besar


dari collection float, dan firm’s available balance lebih besar
dari firm’s book balance.

Jika available balance lebih kecil dari book balance, berarti


perusahaan mempunyi net collection float.
Manajemen Float
Manajemen float mencakup pengendalian penerimaan dan
pengeluaran kas.
Total waktu penerimaan atau pengeluaran kas dapat dibagi
menjadi tiga komponen, yaitu:

a. Mailing time, adalah bagian dari proses


penerimaan dan pembayaran, saat check masuk
dalam sistem pengiriman.
b. Processing delay adalah waktu yang diperlukan
penerima check untuk memproses pembayaran dan
menyimpan di bank.
c. Availability delay adalah waktu yang dibutuhkan
untuk kliring cek dalam sistem perbankan.
Mengukur Float
 Besar kecilnya float tergantung pada jumlah dollar atau rupiah dan
waktu penundaan.
 Sebagai contoh, misalkan perusahaan Anda mengirim check senilai
Rp500 ribu setiap bulan. Dibutuhkan waktu lima hari waktu
pengiriman untuk sampai ditempat tujuan (mailing time), dan satu
hari bagi penerima untuk menyampaikan check tersebut kepada bank
penerima (processing delay). Bank penerima memproses check selama
tiga hari (availability delay). Dengan demikian total waktu adalah 9
hari.
 Berapa rata-rata disbursement float per hari ?
 Pertama, perusahaan Anda punya Rp 500 ribu float selama sembilan
hari, dengan demikian total float adalah 9 x Rp 500 ribu = Rp
4.500.000,- .
 Kedua, jika diasumsikan satu bulan adalah 30 hari, maka rata-rata
float per hari adalah :
 Average daily float = Rp 4.500.000,- / 30 = Rp 150.000,-
Jika terjadi lebih dari satu kali penerimaan atau pembayaran
dalam setiap bulan

Contoh, perusahaan Anda menerima dua macam penerimaan


setiap bulan:
Amount Processing and Total float
availability delay
1. Rp 5.000.000 x9 = Rp 45.000.000
2. Rp 3.000.000 x5 = Rp 15.000.000
Total Rp 8.000.000 = Rp 60.000.000

Berdasarkan informasi tersebut jika satu bulan sama dengan 30 hari,


maka dapat dihitung :
Average daily float = Total float / Total days
= Rp 60.000.000 / 30 = Rp 2.000.000

Dengan demikian rata-rata per hari sebanyak Rp 2.000.000 kas


yang belum diterima dan tidak dapat digunakan.
Biaya Float

Biaya yang timbul dengan adanya collection foat bagi


suatu perusahaan adalah berupa opportunity cost karena
perusahaan tidak dapat segera menggunakan kas.
Contoh, Perusahaan Lambo, mempunyai rata-rata
penerimaan check per hari Rp1.000.000,- dan rata-rata
tertimbang penundaan selama tiga hari.
Dengan demikian average daily float = 3 x Rp1.000.000 =
Rp3.000.000. Hal ini berarti ada Rp 3.000.000 dana yang
tidak menghasilkan bunga dalam satu hari.
Jika suku bunga 12% pertahun atau 1% per bulan, maka
biaya float adalah: 0,01(Rp3.000.000x30) =Rp900.000 per
bulan
Pengumpulan kas

Bagaimana perusahaan mengumpulkan kas dari


pelanggannya, sebagian besar tergantung pada sifat bisnis
yang dilakukan perusahaan.
Pendekatan yang lain dalam mempercepat pengumpulan
kas adalah dengan melakukan kesepakatan dengan
pelanggan untuk melakukan preauthorized payment
Banyak perusahaan menggunakan kantor pos yang dikenal
dengan lockbooxes untuk menerima pembayaran dan
mempercepat pengumpulan kas.
Manajemen Pengeluaran Kas

Meningkatkan Disbursement Float, sebagaimana telah


dipahami, memperlambat pembayaran dapat
mencakup waktu pengiriman check, pemrosesan check,
dan pengumpulan dana.
Pengendalian Pengeluaran, memaksimumkan waktu
penundaan pembayaran mungkin merupakan praktek
bisnis yang kurang baik, namun demikian perusahaan
berusaha untuk tetap menahan kas sekecil mungkin
dengan menunda waktu pembayaran.
Investasi Kelebihan Kas dan Surat Berharga

Apabila perusahaan memiliki surplus kas untuk sementara


waktu, perusahaan dapat menginvestasikan pada surat
berharga jangka pendek di pasar uang

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam


investasi pada surat berharga, yaitu risiko dan pendapatan
Risiko dan pendapatan yang harus dipertimbangkan:
 Default risk , yaitu risiko kegagalan perusahaan yang menerbitkan
surat berharga untuk melunasi bunga dan pokok pinjaman.
 Event risk, yaitu risiko suatu kejadian yang tiba-tiba dapat segera
mengakibatkan perusahaan yang menerbitkan surat berharga dalam
kondisi yang sulit.
 Interest rate price risk, yaitu risiko turunnya harga pasar suatu surat
berharga karena terjadinya kenaikan suku bunga di pasar.
 Inflation risk, yaitu risiko inflasi yang akan menurunkan daya beli dari
sejumlah uang.
 Marketability risk, yaitu risiko kesulitan untuk menjual surat berharga
pada tingkat harga yang berlaku di pasar.
 Return on securities, yaitu tingkat pendapatan dari surat berharga, hal
ini biasanya berkaitan dengan tingkat risiko dari surat berharga
tersebut. Semakin besar risiko semakin tinggi tingkat pendapatan yang
disyaratkan.
Model Baumol Untuk Manajemen Kas dan Surat Berharga

 Secara matematik besarnya saldo kas optimal dapat dihitung


dengan rumus:

Keterangan:
C* = Saldo kas optimal yang diperoleh dengan menjual
surat berharga
F = Biaya transaksi yang jumlahnya tetap setiap kali
transaksi dilakukan
T = Jumlah kas yang diperlukan selama satu periode
tertentu ( biasanya satu tahun )
k = Biaya opportunity yang timbul karena menyimpan
kas.
Contoh:
 Sebagai contoh, misalkan perusahaan membutuhkan kas selama satu satu tahun sebesar
Rp18.000.000 . Biaya setiap kali transaksi Rp250 dan suku bunga yang relevan adalah
10%. Berdasarkan informasi tersebut, maka jumlah kas yang optimal adalah:

 Setelah menghitung C*, sebagai jumlah kas optimal yang ditransfer, besarnya saldo kas
rata-rata selama periode (satu tahun) adalah:

 Frekuensi transaksi atau transfer yang harus dilakukan dalam satu tahun adalah:

 Total biaya untuk mempertahankan saldo kas dalam satu tahun adalah:
Model Miller-Orr dalam Manajemen Kas
Kas

Saldo kas

r
waktu
T1 T2
Fungsi biaya manajemen kas pada model Miller-Orr,
dapat dinyatakan sebagai berikut:

E(c) = bE(N)/T + iE(m)


Keterangan:
E(N) = perkiraan jumlah transfer antara
kas dan surat-surat berharga
selama satu periode.
b = biaya setiap kali transaksi
T = jumlah hari dalam satu periode
E(m) = perkiraan saldo kas harian
i = suku bunga harian
z sebagai saldo kas yang ditargetkan.
Solusi yang dihasilkan oleh Miller –Orr menjadi

Keterangan:
= variance saldo kas harian
 Jika diasumsikan probabilitas saldo kas naik adalah 50% dan
probailitas saldo kas turun 50%, dan r = 0, maka batas atas h akan
selalu tiga kali lebih besar dari z :
h* = 3z*
Lanjutan

Sebagai contoh, misalkan b = Rp25, m = Rp10, T = 8, i =


20%, r = 0, dan, dan satu tahun
dianggap sama dengan 365 hari, maka besarnya z*:

h* = 3(Rp300) = Rp900
Jika r = Rp100, maka h* = r + 3Z* = Rp100 + Rp900 =
Rp1.000 dan
Z* = Rp100 + Rp300 = Rp400.

Anda mungkin juga menyukai