Anda di halaman 1dari 23

ASPEK FINANSIAL

SUSLINAWATI
• Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan
aliran kas proyek bisnis,sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana
bisnis yang dimaksud
Aspek keuangan meliputi:

. Sumber- sumber dana yang akan diperoleh


• Kebutuhan biaya investasi
• Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan
jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.
• Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode kedepan
• Kriteria penilaian investasi
• Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
• Sumber-sumber dana
• 1. Modal asing Pinjaman dari dunia perbankan
Pinjaman dari lembaga keuangan seperti modal ventura,asuransi, leasing,
dana pensiun, atau lembaga keuangan lainnya.Pinjaman dari perusahaan
nonbank.
• 2. Modal sendiriSetoran dari pemegang sahamDari cadangan labaDari laba
yang belum dibagi
Biaya kebutuhan investasi
* Biaya pra-investasi: biaya pembuatan studi, biaya pengurusan izin-izin
* Biaya pembelian aktiva tetap: aktiva tetap berwujud (tanah, mesin,
bangunan, peralatan,inventaris kantor, aktiva berwujud lainnya) dan aktiva
tetap tidak berwujud (goodwill, hak cipta, lisensi)
* Biaya operasional: upah dan gaji karyawan, biaya listrik, biaya telepon dan
air, biaya pemeliharaan, pajak, premmi asuransi, biaya pemasaran, biaya-biaya
lainnya.
ALIRAN KAS ( CASH FLOW )
• Laporan perubahan kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode
tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan
darimana sumber sumber kas dan penggunaan penggunaannya
Penerimaan dan pengeluaran kas ada yang bersifat rutin dan adapula yang bersifat insidentil.
A. Sumber-sumber penerimaan kas dapat berasal dari :
• 1.Hasil investasi jangka panjang , aktiva tetap, atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang di imbangi
dengan adanya penambahan kas.
• 2.Adanya emisi saham maupun oleh penambahan modal oleh pemilik dalam bentuk kas.
• 3.Pengeluaran surat tanda bukti hutang serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan pertambahan kas.
• 4.Berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya berkurangnya
persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.
• 5.Adanya penerimaan kas misalnya karena sewa , bunga, atau deviden
B. Pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi sebagai berikut :
• 1.Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya.
• 2.Penarikan kembali saham yang beredar danpengembalian kas perusahaan oleh pemilikperusahaan.
• 3.Pembayaran angsuran atau pelunasan utang.
• 4.Pembelian barang dagangan secara tunai.
• 5.Pengeluaran kas untuk membayar deviden, pajak,denda, dll.
ADA JUGA TRANSAKSI-TRANSAKSI YANG TIDAK MEMPENGARUHI UANG KAS ANTARA LAIN ADALAH

1. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi,dan deplesi terhadap aktiva tetap,.


2. Adanya pengakuan kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan piutang maupun tidak dan
adanya penghapusan piutang tak tertagih.
3. Adanya penghapusan atau pengeluaran nilai buku dari aktivayang dimiliki serta penghentian
penggunaan aktiva tetap karena telah habis disusut atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
4. Adanya pembayaran dividen dalam bentuk saham, adanya pembatasan penggunaan laba serta adanya
penilaian kembaliaktiva tetap yang ada.
Jenis-jenis arus kas yang berkaitan dengan suatu usaha:
• Initial cash flow atau kas awal
• Operational cash flow atau kas yang diterima dan dikeluarkan pada saat
operasi usaha.
• Terminal cash flow atau kas yang diterima pada saat usaha berakhir.
BIAYA MODAL ( COST OF CAPITAL )
• Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan untuk
menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam
berinvestasi,. Untuk menghitungnya, karena garis besar sumber-sumber pembelanjaan
terbagi atas utang dan modal sendiri, biaya modal dari masing-masing sumber harus
dihitung. Perincian analisis biaya dari kedua sumber pembelanjaan dipaparkan sebagai
berikut 
1. BIAYA UTANG
Biaya utang jangka panjang maupun jangka pendek dapat dihitung, misalnya dengan
menggunakan konsep present value

2. Kelompok biaya modal sendiri dapat dibagi atas biaya saham preferen,biaya saham biasa
dan biaya laba ditahan. Dipaparkan sebagai berikut ini
A. BIAYA SAHAM PREFEREN
• Saham preferen memberikan penghasilan berupa dividen yang tetap kepada pemiliknya yang
diambilkan dari laba bersih setelah pajak.
• Untuk perumusan besar modal biaya preferen sebagai berikut : P0  =  A x B /kp

Dimana : P0 = harga jual saham saat ini 
A = nilai dividen ( dalam persen )
B = nilai nonimal saham
kp = biaya saham preferen
B. BIAYA SAHAM BIASA
• Biaya saham biasa merupakan suatu tingkat keuntungan minimal yang
harusdiperoleh suatu investasi yang dibelanjai saham biasa.

• Dimana :ke = biaya modal dari saham biasaD = dividen perlembar saham yang konstansetiap kurun waktu


tertentu, misalnya setiap tahunP0 = harga jual saham saat ini Apabila perusahaan menahan sebagian laba dan
kita asumsikan proporsi labayang ditahan adalah konstan, maka besarnya ke adalah :
• Dimana : D1 = dividen pada tahun ke 1P0 = harga saham saat inig = pertumbuhan dividen pertahun
Criteria penilaian investasi
Criteria yang dapat digunakan sebagai penentu kelayakan suatu usaha:
• Payback Period (PP)
• Average Rate of Return (ARR)
• Net Persent Value (NPV)
• Internal Rate of Return (IRR)
• Profitability Index (PI)
• Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas
Margin Keuntungan, ROA, ROE
• Margin = Laba Bersih/Penjualan
• ROA(return of asset) = Laba Bersih/Total Aset
• ROE(return of equity) = Laba Bersih/Total Modal Sendiri
ROA
• melalui ROA, bisa terlihat kemampuan perusahaan berdasarkan penghasilannya di
masa lalu. Sehingga, hal tersebut bisa dimanfaatkan diperiode sebelumnya.

ROA dihitung dengan membagi pendapatan bersih perusahaan dengan total aset.

Return on Assets = Pendapatan Bersih (Pendapatan setelah pajak)/Total Aset


Berdasarkan penjelasan di atas, bisa dikatakan baik atau buruknya manajemen
perusahaan terlihat dari tinggi atau rendahnya persentase hasil dari perhitungan rumus
ROA. Semakin tinggi persentase yang dihasilkan dari perhitungan ROA, artinya kian
efisien pula penggunaan aset dari perusahaan yang bersangkutan
• ROA digunakan untuk membandingkan dua perusahaan yang berbeda, namun memiliki bisnis di
subsektor yang sama. Misalnya saja, membandingkan ROA antara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP) dengan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Keduanya merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang fast moving consumer goods (FMCG).
• cara menggunakan rumus ROA;

Sebagai contoh, perusahaan C memiliki aset Rp 400 juta dengan laba bersih 60 juta pada tahun 2019.
Sementara di tahun yang sama, perusahaan D dengan total aset Rp 300 juta mencetak laba bersih Rp 50
juta. Bila dilihat dari ilustrasi di atas, perusahaan C tercatat menguntungkan karena mencetak laba lebih
besar.
• Namun, benarkah demikian? Anda bisa mengecek dengan menghitung Return on Asset (ROA) dari
masing-masing perusahaan.
• ROA Perusahaan C: (60 juta/400 juta) x 100 = 15 persen
• ROA Perusahaan D: (50 juta/300 juta) x 100 = 16,6 persen
• Dari perhitungan menggunakan rumus ROA di atas, bisa terlihat perusahaan C kalah efisien
ketimbang perusahaan D. ROA perusahaan C sebesar 15 persen sementara perusahaan D sebesar
16,6 persen.
• Sehingga bisa disimpulkan, dengan total aset yang tak sebesar perusahaan C, perusahaan D bisa
mencetak laba yang lebih besar ketimbang perusahaan C.
• Hal yang sama berlaku sebaliknya, dengan total aset yang lebih besar, ternyata perusahaan C tidak
mampu mencetak laba yang nilainya lebih besar ketimbang perusanaan D.
ROE

• pengertian ROE adalah metriks guna membandingkan jumlah pendapatan bersih (net
income) perusahaan dan jumlah total modal investor/pemilik di dalamnya. Sementara itu di
dunia saham, pengertian ROE adalah jumlah pendapatan bisnis bersih per dana investor
yang masuk.
• ROE atau return on equity adalah salah satu unsur penting demi mengetahui sejauh mana
suatu bisnis mampu mengelola permodalan dari para investornya. Apabila perhitungan
ROE-nya makin besar, maka reputasi perusahaan pun meningkat di mata pelaku pasar
modal. Sebab, usaha tersebut terbukti mampu memanfaatkan bantuan modal dengan sebaik-
baiknya.
•Rumus ROE = (Omzet - Biaya)/Modal
atau
Rumus ROE = Pendapatan Bersih (Net Income)/Modal

Contoh Cara Menghitung ROE
•Supaya lebih mudah memahami rumus return on equity, kali ini kita akan membahas beberapa contoh kasus dan cara menghitung ROE-nya.
1.Kasus PT. Amarta
Pada tahun 2020, PT. Amarta berhasil mendapat total omzet sebesar Rp470 juta, sementara total pengeluarannya adalah Rp200 juta. Di tahun
sebelumnya, PT. Amarta mendapat pendanaan Rp100 juta, sementara sisa modal awal pendirinya adalah Rp150 juta. Maka cara menghitung
ROE PT. Amarta yaitu:
2.Rumus ROE
= (Omzet - Biaya) / Modal
= (Rp470 juta - Rp200 juta) / (Rp100 juta + Rp150 juta)
= Rp270 juta/Rp250 juta
= 1.08
3.Jadi, return on equity PT. Amarta tergolong normal dengan sedikit kelebihan dari 1.0.
• FixedCost
• VariableCost
• Jumlah Unit
BEP

• Analisis usaha BEP harga produksi = Total Biaya Volume Produksi

• BEP volume produksi = Total BiayaHarga

Anda mungkin juga menyukai