Anda di halaman 1dari 5

MATERI 5

DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN

DOSEN PENGASUH : Ir.Ari jumadi Kirnadi, MP

Benih/Bibit Unggul

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan
produksi pertanian. Kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi
nasional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras pada tahun 1984 dan 2007. Hal
ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul padi, antara lain :

1). Berdaya hasil tinggi,


2). Tahan terhadap hama dan penyakit  utama,
3). Umur genjah (Singkat),
4). Rasa nasi (jika padi) enak.

Penggunaan benih bermutu dalam budidaya akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi karena
populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan sebelumnya, yaitu dari data (label) daya
berkecambah dan nilai kemurniannya. Dengan demikian, dapat diperkirakan jumlah benih yang
akan ditanam dan benih sulaman.

Secara fisik, benih bermutu menampakkan ciri-ciri berikut: (a). Benih bersih dan terbebas dari
kotoran, seperti potongan tangkai, biji-bijian lain, debu dan kerikil. (b). Benih murni, tidak
tercampur dengan varietas lain. (c). Warna benih terang dan tidak kusam. (d). Benih mulus, tidak
berbercak, kulit tidak terkelupas. (e). Sehat, bernas, tidak keriput, ukurannya normal dan
seragam.

Secara umum, komponen mutu benih dibedakan menjadi tiga :


1. Komponen mutu fisik : Komponen mutu fisik adalah kondisi fisik benih yang
menyangkut warna, bentuk, ukuran, bobot, tekstur permukaan, tingkat
kerusakan fisik, kebersihan, dan keseragaman.

2. Fisiologis : Komponen mutu fisiologis adalah hal yang berkaitan dengan


daya hidup benih jika ditumbuhkan (dikecambahkan), baik pada kondisi yang
menguntungkan (optimum) maupun kurang menguntungkan (suboptimum).

3. Genetik : Komponen mutu genetik adalah hal yang berkaitan dengan


kebenaran dari varietas benih, baik secara fenotip (fisik) maupun genetiknya

Sekarang pasar sudah mendesak dimasukkannya komponen mutu pathologis.. Adapun mutu
pathologis berkaitan dengan ada tidaknya serangan penyakit pada benih serta tingkat serangan
yang terjadi.
Selain itu, benih dianggap bermutu tinggi jika memiliki daya tumbuh (daya berkecambah) lebih
dari 80% (tergantung jenis dan kelas benih) dan nilai kadar air di bawah 13% (tergantung jenis
benihnya, untuk benih kedelai tingkat kadar airnya harus lebih rendah).

Pengolahan Lahan
Pengolahan Tanah Adalah suatu cara meperbaiki struktur tanah dengan menggunakan alat sepeti
bajak, cangkul, atau garu yang ditarik dengan banyak sekali sumber tenaga , menyerupai tenaga
insan, tenaga hewan , dan mesin pertanian (traktor) sehingga tanah menjadi gembur, lembek ,
aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik. 

Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah biar tanaman yang ditanam di tanah tersebut tumbuh
dengan baik dan bisa berproduksi dengan maksimal sehingga perjuangan pertanian menjadi
menguntungkan.
Awal pengolahan lahan adalah merupakan satu hal yang penting karena merupakan awal
sebelum melakukan kegiatan bercocok tanam. Dengan pengolahan lahan yang baik diharapkan
kondisi tanah menjadi lebih baikditinjau dari sudut antara lain, erosi, topografi tanah dan
porosisitas.

Menurut intensitasnya, pengolahan  tanah  dapat dibedakan menjadi  tiga macam (Dinas
Pertanian Buleleng. 2018) :

1. No tillage(Tanpa Olah Tanah / TOT)

Pengolahan lahan no tillage atau TOT merupakan sistem pengolahan tanah yang merupakan
adopsi sistem perladangan dengan memasukkan konsep pertanian modern. Tanah dibiarkan tidak
terganggu, kecuali alur kecil atau lubang untuk penempatan benih atau bibit. Sebelum tanam sisa
tanaman atau gulma dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu penempatan
benih atau bibit tersebut. Seresah tanaman yang mati dan dihamparkan dipermukaan tanah ini
dapat berperan sebagai mulsa dan menekan pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat
memperbaiki sifat dan tata air tanah.

Pada sistem tanpa olah tanah (TOT), erosi tanah dapat diperkecil dari 17.2ton/ha/tahun menjadi 1
ton/ha/tahun dan aliran permukaan ditekan 30 – 45%. Keuntungan  lain yang di dapat pada sistim
tanpa olah tanah yaitu adanya kepadatan perakaran yang lebih banyak, penguapan lebih sedikit,
air tersedia bagi tanaman makin banyak.

2. Minimum tillage(pengolahan lahan secara minimal)

Pengolahan minimum (minimum tillage) merupakan suatu pengolahan lahan yang dilakukan


seperlunya saja (seminim mungkin), disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman dan kondisi
tanah. Pengolahan minimum bertujuan agar tanah tidak mengalami kejenuhan yang dapat
menyebabkan tanah sakit (sick soil) dan menjaga struktur tanah. Selain  itu, dengan pengolahan
minimum dapat menghemat biaya produksi.

Dalam sistem pengolahan minimum, tanah yang diolah hanya pada spot-spot tertentu dimana
tanaman yang akan dibudidayakan tersebut ditanam. Pengolahan tanah biasanya dilakukan pada
bagian perakaran tanaman saja (sesuai kebutuhan tanaman), sehingga bagian tanah yang tidak
diolah akan terjaga struktur tanahnya karena agregat tanah tidak rusak dan mikroorganisme tanah
berkembang dengan baik.

Pada pengolahan minimum, tidak semua lahan tidak diolah sehingga ada spot-spot dari lahan
tersebut yang diistirahatkan. Hal tersebut dapat memperbaiki struktur tanah karena dalam lahan
yang diistirahatkan, mikroorganisme tanah akan melakukan dekomposisi bahan-bahan organik.
Selain itu, mikroorganisme akan mengimmobilisasi logam-logam berat sisa pemupukan yang ada
dalam tanah sperti Al, Fe dan Mn.

3. Maximum tillage(pengolahan lahan secara maksimal)

Pengolahan lahan secara maksimal merupakan pengolahan lahan secara intensif yaang dilakukan
pada seluruh lahan yang akan ditanami. Ciri utama pengolahan lahan maksimal ini antara lain
adalah membabat bersih, membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma serta
perakarannya dari areal penanaman serta melalukan pengolahan tanah lebih dari satu kali baru
ditanamai.

Pengolahan lahan maksimum mengakibatkan permukaan tanah menjadi bersih, rata dan
bongkahan tanah menjadi halus. Hal tersebut dapat mengakibatkan rusaknya struktur tanah
karena tanah mengalami kejenuhan, biologi tanah yang tidak berkembang serta meningkatkan
biaya produksi.

Bahan Bacaan :

1. BBPPMBTPH. 2019. Krieria dan Kelas Benih Bermutu. Balai Besar pengembangan
Pengujian Mutu benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Depok. Jawa Barat.

2. BPTP Bangka Belitung. 2016. Mengenal KarakteristikVarietas Unggul Padi Sawah.


Balai Pengkajian Tehnologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung. Pangkal Pinang.

3. Dinas Pertanian Buleleng. 2018. 3 Jenis Pengolahan Tanah dan lahan Pertanian. Wibsite
resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng Bali. 22 Oktober 2018. Diakses 24 Maret
2020.

Anda mungkin juga menyukai