Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH SEJARAH ISLAM

“ SEJARAH SYEIKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI ”

Dibuat oleh :

FARIDHAH LATIFAH 2004020009


MUHAMMAD SYAHRIANSYAH 2004020103
JEREMIAN HANDRIAWAN AMMIANU LEDEN 2004020026

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. TENTANG BELIAU
2.2. LANJUTAN
2.3. BLA BLA BLA

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah dilahirkan di sebuah desa dekat kota
Martapura, Kalimantan Selatan sekitar tahun 1707 M. dari keluarga sederhana, di masa
pemerintahan Sultan Tahlilullah (1700-1734 M). Semenjak kecil sudah tampak ciri-ciri yang
luar biasa pada dirinya, diantaranya kecerdasan serta sikap sopan santunnya sehingga Sultan
Tahlilullah dan mengirimnya ke Mekkah untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam.
Di Makkah ia mempelajari pengetahuan agama Islam di Syekh Athaillah dan belajar
ilmu tasawwuf di Syekh Muhammad bin Abdulkarim Al Madani di Madinah, dan sesudah 35
tahun menuntut ilmu ia kembali ke Kalimantan. Sekembali dari Mekkah ia menderikan
sebuah tempat pengajian yang kemudian dinamakan “Dalam Pagar”. Selama 20 tahun ia
mengajar di tempat itu, banyak murid-muridnya yang datang dari pelosok kerajaan Banjar.
Di samping mengajar, Syekh Muhammad Arsyad banyak juga menulis kitab-kitab
agama dan sebuah karyanya yang terbesar ialah “Kitab Sabilal Muhtadin Lit Tafaquhi Fid
Din” yang terdiri dari dua jilid yang kesemuanya berisikan fikih ibadah. Kitab ini ditulis atas
permintaan Sultan Tahmidullah, ditulis dalam bahasa Melayu, pada tahun 1193 H, dan selesai
pada tahun 1195 H (1179-1780 M) dan baru dicetak untuk kali dengan serempak pada tahun
1300 H (1882 M) di Makkah, Istanbul, dan Kairo. Kitab ini sangat terkenal terkenal di
seluruh Asia Tenggara seperti Phiipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, Brunei,
Kampuchea, Vietnam dan Laos. Karena kaum muslimin di daerah-daerah ini masih
mempergunakan Bahasa Melayu sebagai salah satu Bahasa pengantar dalam ilmu agama.
Kendatipun buku ini ditulis dalam Bahasa Melayu, namun banyak istilah yang
langsung diambil dari Bahasa Arab tanpa diterjemahkan dan banyak pula kata-kata yang
diambil dari Bahasa daerah umpamanya Bahasa Banjar dan Bahasa Aceh. Oleh karena factor
Bahasa inilah yang mungkin menimbulkan kesulitan dalam memahami kandungannya dan
dengan sendirinya menurunkan minat terhadap kitab ini, lebih-lebih dikalangan generasi
muda dan kaum intelek kita.
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Sabilal Muhtadin II Karya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang disalin
oleh Drs. H.M. Asywadie Syukur Lc. Diterbitkan oleh PT. Bina Ilmu Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai