Anda di halaman 1dari 10

AKUN RIIL

1. Harta
Harta adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan asset perusahaan. Harta dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Harta/Aktiva Lancar
Harta yang berbentuk cair dan diasumsikan akan habis terpakai dalam periode berjalan.
Misalnya kas, perlengkapan, dan sewa dibayar dimuka.
Aktiva lancar terdiri dari :
1. Kas (cash), semua aktiva yang tersedia di dalam kas perusahaan ataupun setara kas
yang disimpan di Bank yang bisa di ambil setiap saat.
2. Surat Berharga, pemilikan saham atau juga obligasi perusahaan lain yang mempunyai
sifat sementara, yang sewaktu-waktu bisa dijual kembali.
3. Piutang Dagang, tagihan dari perusahaan kepada pihak lain (debitur) yang disebabkan
karena penjualan barang atau jasa secara kredit.
4. Piutang Wesel, adalah surat perintah penagihan pada seseorang atau juga badan untuk
dapat membayar sejumlah uang di tanggal yang telah ditentukan sebelumnya, pada
orang yang namanya sudah disebut di dalam surat.
5. Piutang pendapatan, pendapatan yang sudah menjadi hak, namun belum diterima
pembayarannya.
6. Beban Dibayar di Muka, pembayaran beban yang dibayar di awal, namun belum
menjadi suatu kewajiban pada periode yang bersangkutan.
7. Perlengkapan, seluruh perlengkapan yang dipakai demi suatu kelancaran bisnis dan
bersifat habis pakai.
8. Persediaan Barang Dagang, barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali dengan
mengharapkan untuk mendapat suatu laba.

b. Harta Tetap
Harta yang memiliki masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun dan bukan untuk
dijual kembali. Contoh: gedung, tanah, dan peralatan.
Jenis-jenis Aktiva Tetap

Menurut S. Munawir (2007) jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut:


– Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai
lapangan, halaman, tempat parker dan lain sebagainya.
– Bangunan, merupakan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan,
baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik.
– Mesin.
– Inventaris.
– Kendaran merupakan fasilitas yang digunakan untuk transportasi perusahaan.
– Perlengkapan atau alat-alat lainnya, mencakup aset yang digunakan dalam kegiatan
operasional seperti furniture kantor, mesin pabrik, dan lain sebagainya.

Perolehan Aktiva Tetap dan Cara Pencatatannya


a. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam pembukuan dengan jumlah
sebesar uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva
tetap termasuk harga yang tercantum di faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva
tetap tersebut siap dipakai.
Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut
merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu
didapat atau tidak. Dan apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam
aktiva tetap maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap.
Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan
untuk gedung dan tanah. Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan
harga pasar relatif masing-masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung, maka
dicari harga pasar tanah dan harga pasar gedung, masing-masing harga pasar ini
dibandingkan dan menjadi dasar alokasi harga perolehan.

b. Pembelian Angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva
tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan
atau tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan
sebagai biaya bunga.
Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang
sebesar pokok pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang
bersangkutan dan kreditnya kas sebesar angsuran.

c. Ditukar dengan Surat-surat Berharga


Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan,
dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai
penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, maka harga perolehan
aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut.
Apabila harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui, maka dalam
keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai
pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-nilai
surat berharga yang dikeluarkan.
Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening
Modal Saham atau Utang Obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan
nilai nominal dicatat dalam rekening Agio/Disagio.
Aktiva tetap , misalnya mesin xxxx
Modal xxxx
Agio Saham xxxx

Bila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang muka harga perolehan mesin
adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang
dijadikan penukar.

d. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang lain


Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau istilah populernya
“tukar tambah”. Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru baik seluruhnya atau
sebagian di mana kekurangannya dibayar tunai. Kondisi seperti ini prinsip harga perolehan
tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aktiva
lama ditambah uang yang dibayarkan (kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar
aktiva baru yang diterima.

e. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi


Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan
menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah seringkali juga
dikeluarkan biaya, namun biaya-biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap yang
diterima. Bila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan
menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu
kecil. Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar
harga pasarnya. Depresiasi atau penyusutan aktiva tetap yang diterima dari hadiah dihitung
dengan cara yang sama dengan aktiva tetap yang lain.

f. Aktiva yang Dibuat Sendiri


Melalui pertimbangan tertentu perusahaan seringkali membuat sendiri aktiva tetap yang
diperlukan seperti gedung, alat-alat, dan perabot.
Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau karyawan yang
masih idle. Semua biaya yang dibebankan untuk pembuatan aktiva sendiri seperti bahan,
upah langsung, dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam
menentukan harga pokok aktiva tetap yang dibuat. Tapi untuk biaya factory overhead tidak
langsung menimbulkan sebuah pertanyaan tentang berapa besar yang harus dialokasikan
untuk aktiva yang sedang dibuat itu? Ada 2 cara untuk membebankan biaya factory overhead
yaitu:
– Kenaikan biaya factory overhead yang dibebankan pada aktiva yang dibuat.
– Biaya factory overhead dialokasikan dengan tarif untuk pembuatan aktiva dan produksi.

c. Harta Tak Berwujud


Aktiva tetap tak berwujud adalah suatu hak istimewa yang dimiliki perusahaan dan memiliki
nilai namun tidak memiliki bentuk fisik. Yang termasuk di dalam intagible fixed assets antara
lain sebagai berikut :
1. Good will, nilai lebih yang dipunyai perusahaan dikarenakan keistimewaan tertentu.
2. Hak Paten, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau
juga badan dikarenakan penemuan tertentu.
3. Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau
juga badan dikarenakan adanya hasil karya seni atau tulisan atau juga karya intelektual.
4. Merek Dagang, adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada suatu badan untuk
dapat menggunakan nama dan juga lambang bagi bisnisnya.
5. Hak Sewa, adalah hak untuk dapat menggunakan aktiva tetap pihak lain di dalam
waktu yang panjang sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
6. Franchise, adalah suatu hak istimewa yang diterima oleh seseorang atau juga suatu
badan dari pihak lain untuk dapat mengkomersilkan formula, teknik, atau juga produk
tertentu.

2. UTANG
Utang adalah segala sesuatu yang menjadi kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan
kepadaa pihak luar dalam periode tertentu. Utang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Utang Jangka Pendek (Utang Lancar)


Utang yang harus dibayar perusahaan dalam jangka waktu dibawah satu tahun.

Ada 7 jenis utang jangka pendek, yaitu:

#1. Utang Dagang


Utang ini timbul dari pembelian barang atau jasa dan dari pinjaman jangka pendek.
Untuk menentukan jumlah utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas barang-barang yang
telah dibeli namun masih dalam perjalanan.
Pencatatan hutang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus mempertimbangkan
syarat pengirimannya.
Hutang wesel ada yang dijamin dan tidak.
Di mana di dalamnya termasuk wesel-wesel yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang.
Atau jasa, pinjaman bank jangka pendek pegawai atau pemegang saham dan untuk pembelian mesin-
mesin dan peralatan.

#2. Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Periode itu
Utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu
tahun dilaporkan sebagai utang jangka pendek.

Jika yang jatuh tempo sebagian maka bagian yang jatuh tempo dalam tahun itu dilaporkan
sebagai utang jangka pendek.

Sedangkan utang jangka panjang yang belum jatuh tempo tetap dilaporkan sebagai utang
jangka panjang di laporan neraca.
Bila utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu akan dilunasi dengan dana-
dana pelunasan atau uang hasil penjualan obligasi baru atau akan ditukar dengan saham.

Maka utang jangka panjang tersebut tetap dilaporkan sebagai utang panjang.

Walaupun pelunasannya masih dalam waktu satu tahun tapi karena tidak dilunasi dengan
sumber aktiva lancar.

Dan menimbulkan utang jangka pendek yang baru maka dikelompokkan dalam utang jangka
pendek.

#3. Utang Dividen


Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar) dicatat dengan
men-debit rekening Laba Tidak Dibagi dan meng-kredit Utang Dividen.
Perhatikan prosedur pencatatannya berikut ini:

Utang dividen ini akan segera dilunasi maka dimasukkan dalam utang jangka pendek.

Utang dividen ini timbul pada saat pengumuman pembagian dividen oleh direksi dan terutang
sampai tanggal pembayarannya.

Dividen untuk saham prioritas, walupun jumlahnya sudah pasti tapi sebelum tanggal
pengumuman belum merupakan utang.

Uang dividen skrip akan dikelompokan sebagai utang jangka pendek jika akan segera
dilunasi.
Pembagian dividen dalam bentuk saham (dividen saham) akan dicatat dengan debit laba tidak
dibagi dan kredit dividen saham yang akan dibagi.

Kredit yang dibuat untuk mencatat dividen saham yang akan dibagi tidak termasuk dalam
kelompok utang jangka pendek tapi merupakan elemen modal.

#4. Uang Muka dan Jaminan yang Dapat Diminta Kembali


Uang muka yang berasal dari pembeli untuk barang-barang yang akan dibeli.

Sebelum barang-barang diserahkan pada pembeli maka uang muka tersebut merupakan utang
jangka pendek.

Jaminan yang diminta dari pelanggan juga merupakan utang.

Jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu maka itu merupakan utang jangka
pendek.

Tapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama maka
termasuk dalam kelompok utang jangka panjang.

#5. Dana yang Dikumpulkan untuk Pihak Ketiga


Perusahaan terkadang akan menjadi pihak yang mengumpulkan uang dari pelanggan dan
karyawan yang nantinya akan diserahkan kepada pihak lain.

Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan cara pemotongan upah pegawai atau
membebani pembeli dengan jumlah tertentu.

Misalnya setiap membayar gaji pegawai dipotong 15% sebagai pajak penghasilan pegawai
yang nantinya akan disetorkan ke kas negara.

Pajak yang dipotong oleh perusahaan dicatat sebagai utang lancar.

Misalnya gaji pegawai bulan Maret 2019 sebesar Rp. 3.000.000,- maka PPH pegawai sebesar
15% akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN)


akan membebankan PPN ini kepada pembeli, yaitu dengan menambahkan PPN di harga jual.

PPN yang diterima dicatat sebagai utang sampai saat penyetorannya ke Kas Negara.
Perhatikan contoh berikut:
Penjualan bulan Maret 2019 sebesar Rp. 11.000.000 termasuk PPN sebesar 10%, maka
pencatatan penjualan dilakukan dengan jurnal sebagai berikut :

Perhitungan: PPN = 10/110 x Rp. 10.000.000 = Rp. 1.000.000

Pada saat menyetorkan PPN tersebut ke Kas Negara dibuat jurnal sebagai berikut :

#6. Utang Biaya (Biaya yang Masih Akan Dibayar)


Utang biaya merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap biaya-biaya
yang sudah terjadi tapi belum dibayar.

Utang biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah: utang uang yang timbul dari gaji dan
upah, bonus dan biaya sewa.

Utang Gaji dan Upah


Perhitungan jumlah yang masih akan dibayar untuk gaji dan upah, bunga dan sewa dilakukan
dengan dasar waktu terjadinya biaya teresebut.

Perhatikan contoh berikut:


PT Manajemen Keuangan Network Jaya yang bergerak dalam bidang kursus akuntansi dan
pembuatan laporan keuangan membayar gaji dan upah pegawai tiap tanggal 2 pada bulan
berikutnya.
Bila gaji dan upah Maret 2019 Rp. 5.000.000,- maka pada tanggal 31 Maret 2019
dibuatkan jurnal penyesuaian untuk mencatat utang gaji dan upah.
Perhatikan formatnya sebagai berikut :

Cara pencatatan yang sama digunakan juga untuk menghitung biaya-biaya lain yang masih
akan dibayar.

Utang Bonus
Bonus yang diberian pada karyawan-karyawan tertentu kadang-kadang menimbulkan
masalah tersendiri.
Bonus itu dapat dihitung dengan dasar penjualan atau laba tergantung pada kesepakatan.

Apabila bonus dihitung atas dasar laba maka perhitungannya dapat dilakukan dengan 3 cara
sebagai berikut :

 Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan (PPH)
 Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak penghasilan sebelum dikurangi
bonus.
 Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan.

#7. Pendapatan yang Diterima Di Muka


Jumlah yang diterima dari pelanggan untuk barang dan jasa yang akan diserahkan dalam
periode yang akan datang dicatat sebagai pendapatan yang diterima di muka.

Dan dicatat dalam kelompok utang jangka pendek.

Contoh dari pendapatan yang diterima di muka adalah uang muka yang diterima untuk
pelanggan majalah dan surat kabar.

Jumlah penerimaan ini merupakan pendapatan yang diterima di muka sampai majalah dan
surat kabarnya diserahkan pada pembeli.

b. Utang Jangka Panjang


Pengertian dari hutang jangka panjang adalah kewajiban untuk melunasi pinjaman tertentu
dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. Jangka waktu 1 tahun ini merupakan 1 periode
akuntansi yang terhitung dari tanggal pembuatan neraca hutang. Pembayaran jenis hutang ini
dapat dilakukan engan kas ataupun diganti dengan aset tertentu. Pinjaman ini dapat
dibedakan menjadi jenis hutang jangka panjang yaitu

Hutang obligasi
Hutang ini muncul dari dikeluarkannya surat-surat obligasi tertentu oleh sebuah perusahaan.
Pemegang obligasi ini merupakan pihak yang membeli obligasi. Pada surat-surat obligasi ini
sudah tertera informasi yang lengkap mulai dari nominal, tanggal pelunasan, besaran bunga
dan berbagai informasi dan ketentuan lain.

Hutang hipotik
Hutang ini terjadi dengan adanya perolehan dana tertentu dari hutang yang dijaminkan
dengan harta tetap. Dalam hutang ini terdapat ketentuan mengenai jenis harta benda yang
dijadikan jaminan. Jaminan ini nantinya digunakan apabila si peminjam tidak mampu
melunasi kredit jangka panjang ini sesuai jangka waktu yang ditentukan. Apabila kondisi ini
terjadi maka pemberi pinjaman berhak untuk menjual barang jaminan yang nantinya nilai
nominalnya akan diperhitungkan sesuai dengan nominal hutang yang ada.
Sementara itu, hutang jangka pendek adalah hutang yang diharapkan mampu dilunasi oleh
pihak peminjam dalam jangka waktu satu tahun. Hutang yang harus dilunasi dalam periode
yang lebih singkat ini juga dapat dibedakan menjadi jenis-jenis hutang jangka pendek yaitu :

Hutang wesel
Hutang ini berupa sebuah surat perjanjian mengenai pembayaran dari hutang jangka pendek.
Hutang ini ada yang dilengkapi dengan besaran bunga dan ada pula yang tidak.

Hutang dagang
Hutang dagang merupakan hutang yang muncul akibat sebuah transaksi perdagangan.
Ketentuan dari hutang ini diserahkan sepenuhnya pada pemberi hutang dan penerima hutang.

Deviden
Deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham di
sebuah perusahaan. Keuntungan ini diperoleh dari hasil keuntungan usaha perusahan yang
sebelumnya sudah ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham. Deviden ini menjai
hutang perusahaan yang wajib dibayarkan kepada setiap pemilik saham sesuai dengan jumlah
yang telah ditentukan untuk masing-masingnya.

Hutang jangka panjang yang sudah jatuh tempo


Pinjaman jangka panjang dengan periode pelunasan lebih dari 1 tahun apabila tidak mampu
dibayarkan oleh peminjam setelah jatuh tempo maka akan berubah statusnya menjadi
pinjaman jangka pendek. Pinjaman jangka pendek ini harus segera dibayarkan oleh peminjam
sesuai dengan nominal kesepakatan.

3. MODAL
Modal adalah kekayaan perusahaan yang menjadi bagian dari pemilik perusahaan.

Jenis Modal Berdasarkan Sumber Modal

Modal berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu modal internal dan modal
eksternal. Berikut penjalasan keduanya:

1. Modal Internal

Sumber modal internal merupakan modal yang didapatkan dari perusahaan itu sendiri
biasanya dari hasil penjualan. Modal internal sulit digunakan untuk mengembangkan bisnis
karena sifatnya yang terbatas dan sulit mengalami peningkatan signifikan.
2. Modal Eksternal

Sumber modal eksternal adalah modal yang berasal dari luar perusahaan atau dana yang
diperoleh dari para kreditur ataupun dari pemegang saham yang dapat ambil bagian dalam
perusahaan. Adanya keterbatasan pada modal internal, sehingga perlu adanya modal eksternal
yang bisa didapatkan dari luar dan sifatnya tidak terbatas.

Modal eksternal ini umumnya didapatkan dari pinjaman bank, koperasi atau sumber modal
lainnya. Modal eksternal juga bisa didapatkan dari investor yang menanamkan modalnya
kepada perusahaan Anda.

Jenis Modal Berdasarkan Fungsi

Modal berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal perseorangan dan modal
sosial. Berikut penjelasan dari keduanya:

1. Modal Perseorangan

Jenis modal perseorangan adalah modal yang berasal dari seseorang yang memiliki fungsi
untuk memudahkan berbagai aktivitas dan memberikan laba kepada pemiliknya. Misalnya:
deposito, property pribadi, saham, dan lainnya.

2. Modal Sosial

Jenis modal sosial adalah modal yang dimiliki oleh masyarakat dimana modal tersebut
memberikan keuntungan bagi masyarakat secara umum dalam melakukan kegiatan produksi.
Misalnya jalan raya, pelabuhan, pasar dan lainnya.

Jenis Modal Berdasarkan Wujud


Jenis-jenis modal juga dibedakan berdasarkan bentuknya yaitu modal konkret atau modal
aktif dan modal abstrak atau modal pasif. Penjelasan modal konkret dan modal abstrak yaitu:

1. Modal Konkret (Modal Aktif)

Modal konkret adalah modal aktif yang berarti dapat diliht secara kasat mata atau berwujud.
Yang termasuk modal konkret seperti bahan baku, tempat, mesin, gudang dan bentuk sarana
prasarana lainnya.
2. Modal Abstrak (Modal Pasif)

Modal abstrak adalah kebalikan dari modal konkret dimana tidak dapat terlihat secara kasat
mata. Meskipun begitu, modal ini juga penting untuk keberlangsungan perusahaan seperti
skill tenaga kerja, hak cipta dan hal pendirian.

AKUN NOMINAL
1. Pendapatan
Pendapatan adalah segala sesuatu yang diterima oleh perusahaan, baik yang didapat dari hasil
operasional perusahaan (misalnya, bengkel mendapat pendapatan jasa servis kendaraan) dan
kegiatan di luar operasional perusahaan (misalnya, bunga bank)
jenis pendapatan dibagi dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut.
a. Pendapatan ekonomi
Pendapatan ekonomi adalah sejumlah uang yang dapat digunakan oleh keluarga dalam suatu
perioe tertentu untuk membelanjakan diri tanpa mengurangi atau menambah asset netto (net
asset), termasuk dalam pendapatan ekonomi termasuk upah gaji, pendapatan bunga deposito,
penghasilan transfer dari pemerintah, dan lain-lain.
b. Pendapatan uang
Pendapatan uang adalah sejumlah uang yang diterima keluarga pada periode tertentu sebagai
balas jasa atau faktor produksi yang diberikan karena tidak memperhitungkan pendapatan
bahkan kas (non kas), terutama penghasilan transfer cakupannya lebih sempit dari pendapaan
ekonomi.
2. Beban
Beban adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk
mendapatkan penghasilan. Contoh: beban air, listrik, dan telepon.

Anda mungkin juga menyukai