Anda di halaman 1dari 7

Universitas Pamulang Akuntansi S-1

PERTEMUAN KE-10
ASET TETAP BAGIAN KE-1

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai aset tetap. Setelah mempelajari materi
ini, Anda diharapkan:
1. Mengetahui karakteristik aset tetap.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi beban penyusutan.
3. Mengetahui metode-metode penyusutan.
4. Mampu menghitung dengan metode garis lurus.

B. URAIAN MATERI

1. Karakteristik Aset Tetap


Menurut PSAK 16, “Asset Tetap adalah asset berwujud yang dimiliki dan
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain atau untuk tujuan administrative dan diharapkan untuk
digunakan lebih dari satu periode”. Asset tetap dalam Bahasa Asing biasa
disebut plant asset atau property, plant, and equipment. Aset tetap mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Merupakan jenis asset berwujud atau memiliki bentuk fisik
b. Dimiliki serta digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi.

Menurut Kieso (2011:512) asset tetap memiliki karakteristik berikut ini :


a. Aset dimiliki untuk digunakan dalam operasional dan bukan untuk dijual.
Yang dapat diklasifikasikan kedalam asset tetap hanyalah asset yang
digunakandalam operasi normal perusahaan. Misalnya bangunan yang tidak
terpakai tidak termasuk ke dalam asset tetap, melainkan diklasifikasikan ke
dalam investasi/property/plant/equipment yang dimiliki untuk price
appreciation.
b. Aset memiliki masa umur manfaat yang Panjang dan biasanya dilakukan
disusutkan
Aset tetap memiliki umur atau masa manfaat lebih dari satu periode. Biaya
investasi dari asset tetap untuk periode yang akan dating dialokasikan oleh

Pengantar Akuntansi 2 78
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

perusahaan melalui pembebanan depresiasi atau penyusutan secara


periodik. Perlaku berbeda diterapkan untuk Tanah, dimana tanah hanya
dilakukan penyusutan apabila terjadi penurunan nilai yang material, biasanya
disebabkan oleh berkurang atau hilangnya kesuburan tanah karena adanya
rotasi tanaman yang buruk, kekeringan atau erosi tanah.
c. Aset memiliki substansi fisik
Aset tetap merupakan asset berwujud yang ditandai dengan keberadaannya.
Hal tersebut yang membedakan asset tetap dengan asset tidak berwujud
seperti goodwill atau hak paten.

Menurut PSAK 16, kriteria dari aset tetap adalah:


a. Barang berwujud
b. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedia barang atau jasa
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
c. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Biaya dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap, investasi ataukah beban.


Penggolongan biaya tersebut dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :
Tahap Pertama, Apakah barang yang dibeli memiliki masa manfaat yang
panjang ? Jika ya, barang tersebut dicatat dalam laporan posisi keuangan
sebagai aset, baik dicatat sebagai aset teap maupun investasi. Jika tidak, maka
barang tersebut akan diklasifikasikan dan dicatat sebagai beban.
Tahap Kedua, apakah aset tetap tersebut digunakan dalam kegiatan normal
operasional perusahaan ? Jika ya, maka aset akan diklasifikasikan dan dicatat
sebagai aset tetap. Jika tidak, maka aset akan diklasifikasikan dan dicatat
sebagai Investasi
PSAK 16 kemudian membahas mengenai pengakuan biaya perolehan
atas Aset Tetap. Biaya perolehan asset tetap diakui sebagai asset hanya
apabila perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis di masa depan atas
kepemilikan asset tersebut. Berdasarkan prinsip pengakuan tersebut, PSAK 16
paragraf 12 menyatakan bahwa “entitas tidak boleh mengakui biaya perawatan
sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan”. Biaya perawatan
sehari-hari yang timbul akibat kepemilikan asset tetap termasuk biaya tenaga
kerja dan bahan habis pakai (consumables).
Pengeluaran-pengeluaran untuk hal-hal yang disebutkan diatas sering

Pengantar Akuntansi 2 79
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

disebut “biaya pemeliharaan dan perbaikan” aset tetapi, kecuali jika


pengeluaran tersebut merupakan pengeluaran yang signifikan yang
mengakibatkan entitas memperoleh manfaat ekonomis depan, maka atas
pengeluaran tersebut dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal dan
nilainya dikapitalisasi ke dalam aset tetap. Sebagai contoh : Starbucks
melakukan pembelian mesin pembuat kopi untuk operasional, biaya pembelian
tersebut dilaporkan sebagai aset tetap karena mesin pembuat kopi tersebut
dapat diukur dengan andal dan memiliki manfaat ekonomis di masa yang akan
dating dan ketika Starbucks memperbaiki mesin pembuat kopi tersebut,
pengeluaran atas perbaikan dibebankan menjadi beban pada laporan laba rugi
komprehensif dan tidak dikapitalisasi ke aset tetap, karena pengeluaran ini
hanya memberikan manfaat ekonomi untuk periode berjaIan. Contoh lainnya
dijelaskan PSAK 16 paragraf 8 yaitu, “aset tetap dapat diperoleh untuk alasan
keamanan atau lingkungan, karena perolehan aset tetap semacam itu,
walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik depan dari
suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh
manfaat ekonomik masa depan dari aset Iain yang terkait”.
Dasar Pengukuran yang dinyatakan dalam PSAK 16 paragraf 15, “suatu
aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan”. Kemudian ketentuan lebih lanjut lagi
dijelaskan dalam PSAK 16 paragraf 10 “biaya perolehan tersebut termasuk
biaya awal untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya
selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti, atau memperbaikinya”.
PSAK 16 Paragraf 16 mengklasifikasikan komponen-komponen yang termasuk
ke dalam biaya perolehan aset tetap adalah sebagai berikut :
a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-
potongan lain
b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
asset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar asset siap digunakan
sesuai dengan keinginan manajemen. Misalnya, Skanska AC melakukan
pembelian mesin berat dari Caterpilar, Skanska mengkapitalisasi biaya
pembelian mesin tersebut ke dalam biaya kirim. Adapun biaya-biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung dijelaskan dalam PSAK 16 Paragraf 17
diantaranya :

Pengantar Akuntansi 2 80
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

1) Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan


atau akuisisi asset tetap
2) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
3) Biaya handling dan penyerahan awal
4) Biaya perakitan dan instalasi
5) Biaya pengujian asset, apakah asset berfungsi dengan baik, setelah
dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan
dengan pengujian tersebut
6) Komisi professional

c. estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut
diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode
tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan. Dengan adanya
persyaratan terakhir ini maka dalam harga perolehan aset tetap dapat
terkandung suatu nilai estimasi yang mungkin mengakibatkan selisih
perbedaan dengan penghitungan perpajakan.

2. Biaya Penyusutan Aset Tetap


Jumlah beban penyusutan asset tetap ditentukan oleh tiga factor, yaitu :
a. Biaya awal aset tetap
b. Masa manfaat yang diharapkan
c. Estimasi nilai pada akhir masa manfaatnya. Faktor yang ketiga disebut nilai
sisa.
Biaya perolehan awal atas suatu asset tetap sudah dilakukan
pembahasan sebelumnya. Selain harga beli, nilai perolehan suatu asset tetap
termasuk seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan asset tetap
tersebut dan persiapan atas asset tetap yang dibeli sampai dengan asset
tersebut siap untuk digunakan. Nilai perolehan tersebut bersifat objektif
dikurangi dengan nilai sisa atau nilai residu merupakan dasar harga perolehan
yang dapat disusutkan. Nilai perolehan dikatakan sebagai nilai yang objektif
karena sifatnya yang dapat diuji oleh siapapun, dimana pengujiannya dapat
dilakukan dengan melihat dokumen pengeluaran kas sebagai bukti pendukung
terjadinya transaksi perolehan asset tetap tersebut, termasuk dengan
pengeluaran-pengeluarannya. Nilai perolehan asset tetap pada umumnya

Pengantar Akuntansi 2 81
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

menggambarkan nilai pasar pada waktu asset tetap tersebut diperoleh.


Dalam melakukan perhitungan besarnya biaya penyusutan yang dapat
dibebankan pada suatu periode, umur ekonomis dapat diartikan sebagai “suatu
periode atau umur fisik dimana perusahaan dapat memanfaatkan asset
tetapnya, dan dapat juga berarti sebagai jumlah unit produksi atau jumlah jam
operasional yang diharapkan dapat diperoleh dari suatu asset tetap”. Aset tetap
selain tanah memiliki umur ekonomis yang sangat terbatas karena adanya
factor fisik dan faktor fungsional yang mempengaruhinya. Faktor fisik yang
membatasi umur ekonomis suatu asset tetap diantaranya adalah pemakaian
asset tetap, penurunan nilai yang berkaitan dengan waktu serta kerusakan
yang disebabkan oleh factor bencana alam yang mengakibatkan perusahaan
harus mengakhiri umur manfaat dari suatu asset tetap. Sedangkan faktor
fungsionalnya adalah keusangan atau dikenal dengan istilah obsolescence.
Manfaat suatu asset dapat berkurang sebagai akibat dari adanya perubahan
teknologi yang digunakan. Meskipun secara fisik asset tetap masih dapat
digunakan, namun adanya perubahan teknologi secara cepat akan secara
otomatis memperpendek kegunaan dari suatu asset tetap. Hal ini sering terjadi
pada Komputer sebagai salah satu jenis asset tetap yang biasa dimiliki oleh
perusahaan.
Umur ekonomis suatu asset tetap dapat dikatakan baik didasarkan pada
factor waktu dan factor estimasi penggunaan. Faktor waktu dapat berupa
periode penggunaan asset tetap tersebut yaitu bulanan atau tahunan,
sedangkan factor pemakaian berupa jumlah jam operasional atau jumlah unit
produksi yang dihasilkan atas penggunaan suatu asset tetap. Pada umumnya
pihak manajemen melakukan judgement atau estimasi atas umur ekonomis
suatu asset tetap berdasarkan pengalaman penggunaan asset tetap sejenis
pada periode-periode sebelumnya. Apabilai terdapat revisi atas estimasi nilai
sisa atau umur ekonomis suatu asset tetap, maka nilai estimasi yang baru yang
akan digunakan sebagai dasar perhitungan biaya penyusutan pada periode
dimana revisi atas estimasi tersebut dilakukan dan berlanjut pada periode-
periode berikutnya setelah revisi dilakukan. Hal tersebut berarti bahwa revisi
estimasi yang dilakukan tidak akan mempengaruhi besarnya biaya penyusutan
yang telah dicatat pada periode-periode sebelumnya.

Pengantar Akuntansi 2 82
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

3. Metode Penyusutan Aset Tetap


Manajemen memilih metode pengalokasian harga perolehan asset tetap
yang akkan digunakan. Manajemen harus konsisten atas penggunaan metode
yang dipilih dari periode ke periode. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menghitung besarnya biaya penyusutan, diantaranya :
a. Berdasarkan Waktu :
1) Metode Penyusutan Garis Lurus
2) Metode Pembebanan yang Menurun, terdiri dari :
a) Metode jumlah angka tahun
b) Metode saldo menurun berganda
b. Berdasarkan Penggunaan :
1) Metode Jam Jasa
2) Metode Unit Produksi
Pembelian asset tetap tidak selalu dilakukan pada awal tahun buku tetapi
dilakukan juga pada saat-saat tertentu selama periode berjalan. Jika suatu
asaet tetap dibeli sebelum tanggal 15, maka pembelian asset tersebut dianggap
terjadi selama satu bulan penuh atau pembelian akan dianggap dilakukan pada
hari pertama di bulan tersebut. Sedangkan jika pembelian asset tetap dilakukan
setelah tanggal 15, pembelian dianggap dilakukan pada awal bulan berikutnya
dan biaya penyusutan akan dihitung pada bulan berikutnya.

C. LATIHAN SOAL

1. Sebutkan karakteristik aset tetap menurut PSAK 16!

2. Jelaskan 3 faktor yang mempengaruhi beban penyusutan!

3. Sebutkan metode penyusutan aset tetap!

D. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno.(2013).Cara Mudah Belajar Akuntansi Buku 1.Jakarta: Salemba
Empat.
Hery.(2015).Pengantar Akuntansi.Jakarta:Gramedia Widiasarana.
Rudianto.(2009). Pengantar Akuntansi.Jakarta:Erlangga.

Pengantar Akuntansi 2 83
Universitas Pamulang Akuntansi S-1

Warren, Reeve, Duchac.(2016).Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia.Edisi


25.Jakarta:Salemba Empat.
Warren, Reeve, Duchac.(2017).Accounting Indonesia Adaptation 4th
edition.Jakarta:Salemba Empat.
Warren, Reeve, Duchac.(2017).Pengantar Akuntansi Edisi 4.Jakarta:Salemba
Empat.
Weygandt, Kieso, Kimmel.(2007).Accounting Principles,Pengantar Akuntansi Buku
1.Jakarta:Salemba Empat.

Pengantar Akuntansi 2 84

Anda mungkin juga menyukai