Anda di halaman 1dari 19

TUGAS TEORI AKUNTANSI

PSAK BIAYA, PENDAPATAN DAN LIABILITAS

OLEH:

M. Fajri

1710532034

DOSEN PENGAMPUH:

Dr. Elvira Luthan, SE, M.Si, Ak

FAKUTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
A. RINGKASAN PSAK TENTANG BIAYA
1. PSAK 16 Tentang Aset Tetap (revisi 2011)
Paragraf 05 berisikan tentang Entitas yang menggunakan model biaya untuk
properti investasi sesuai PSAK 13 (revisi 2011): Properti Investasi menggunakan model
biaya dalam Pernyataan ini. Paragraf 06 berisikan tentang biaya perolehan adalah jumlah
kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan
untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan. Paragraf 07 berisikan Biaya perolehan
aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut; dan
b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua


biaya perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal
untuk memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang
timbul untuk menambah, mengganti, atau memperbaikinya.

Biaya Perolehan Awal

Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset
tetap semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik
masa depan dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk
memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan
ini, perolehan aset tetap semacam itu memenuhi kualifiikasi untuk diakui sebagai aset,
karena aset tersebut memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan
yang lebih besar dari aset-aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang
dihasilkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh. Sebagai contoh, pabrik kimia
mungkin menerapkan proses penanganan kimiawi yang baru dalam rangka memenuhi
ketentuan lingkungan yang berlaku untuk produksi dan penyimpanan zat kimiawi
berbahaya; perbaikan pabrik yang terkait diakui sebagai aset karena tanpa perbaikan
tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat-zat kimiawi. Namun demikian,
jumlah tercatat aset tersebut dan aset lain yang terkait harus di-review untuk menguji
apakah telah terjadi penurunan nilai sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset.

Biaya-biaya Setelah Perolehan Awal


Sesuai dengan prinsip pengakuan dalam paragraf 07, entitas tidak boleh mengakui
biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan. Biaya-biaya
ini diakui dalam laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri
atas biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di dalamnya suku
cadang kecil. Pengeluaran-pengeluaran untuk hal tersebut sering disebut “biaya
pemeliharaan dan perbaikan” aset tetap.

Komponen Biaya Perolehan

Biaya perolehan aset tetap meliputi:

a) harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajakpembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;

b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen;
c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena
entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:


a) biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010): Imbalan
Kerja) yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;
b) biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) biaya handling dan penyerahan awal;
d) biaya perakitan dan instalasi;
e) biaya pengujian aset apakah aset berfungsi denganbaik, setelah dikurangi hasil
bersih penjualan produkyang dihasilkan sehubungan dengan pengujian
tersebutmisalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan
f) komisi profesional.

Entitas menerapkan PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan terhadap biaya-biaya


yang terkait dengan kewajiban untuk membongkar, memindahkan, dan merestorasi
lokasi aset yang terjadi dalam suatu periode tertentu sebagai akibat dari pemakaian aset
tersebut untuk menghasilkan persediaan selama periode tersebut. Biaya-biaya yang
terkait dengan PSAK 14 (revisi 2008) atau Pernyataan ini diukur dan diakui sesuai
dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.
Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
a) biaya pembukaan fasilitas baru;
b) biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);
c) biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru
(termasuk biaya pelatihan staf); dan
d) administrasi dan biaya overhead umum lainnya.
Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan
ketika aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan
pengembangan aset tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai
contoh, biaya-biaya berikut ini tidak termasuk di dalam jumlah tercatat suatu aset
tetap:
a) biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sesuai dengan
intensi manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah kapasitas
penuhnya;
b) kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran (output) masih
rendah;
c) biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.
Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan
menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika
entitas membuat aset serupa untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset
biasanya sama dengan biaya pembangunan aset untuk dijual (lihat PSAK 14 (revisi
2008): Persediaan). Oleh karena itu, dalam menetapkan biaya perolehan maka setiap
laba internal dieliminasi. Demikian pula jumlah abnormal yang terjadi dalam
pemakaian bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses konstruksi
aset yang dibangun sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset. PSAK 26 (revisi
2008): Biaya Pinjaman menetapkan kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya bunga
dapat diakui sebagai suatu komponen biaya perolehan aset tetap.
Pengukuran Biaya Perolehan
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat
terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu
kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai
beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26
(revisi 2008): Biaya Pinjaman. Biaya perolehan dari suatu aset tetap diukur pada nilai
wajar kecuali:
a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
b) nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Biaya perolehan aset tetap yang dicatat oleh lessee dalam sewa pembiayaan
ditentukan sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2011): Sewa.

Model Biaya
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

2. PSAK 26 tentang Biaya Pinjaman

Prinsip Dasar

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan,


konstruksi, atau produksi aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan
aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.

Ruang Lingkup

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk akuntansi biaya pinjaman. Pernyataan ini tidak
mengatur biaya ekuitas (actual or imputed cost of equity), termasuk modal preferen yang
tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas. Entitas tidak dipersyaratkan untuk menerapkan
Pernyataan ini untuk biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langung dengan
perolehan, konstruksi, atau produksi dari:

(a) aset kualifikasian yang diukur pada nilai wajar; atau

(b) persediaan yang dipabrikasi atau diproduksi dalam jumlah besar dengan dasar
berulang.
Definisi

Pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Aset kualifikasian adalah aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap untuk
digunakan sesuai dengan intensinya atau dijual.

Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan
dengan peminjaman dana.

Biaya pinjaman dapat mencakup:

(a) beban bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif;

(b) beban keuangan dalam sewa pembiayaan;

(c) selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs
tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.

Bergantung pada keadaan, aset berikut dapat menjadi aset kualifikasian:

(a) persediaan;

(b) pabrik;

(c) fasilitas pembangkit listrik;

(d) aset takberwujud;

(e) properti investasi.

PENGAKUAN

Entitas mengkapitalisasi biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung


dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian sebagai bagian dari biaya
perolehan aset tersebut.

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan,


konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian termasuk dalam biaya perolehan aset
tersebut. Biaya pinjaman tersebut dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset ketika
kemungkinan besar biaya pinjaman tersebut menghasilkan manfaat ekonomi masa depan
untuk entitas dan dapat diukur secara andal.

Biaya Pinjaman yang Dapat Dikapitalisasi

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan,


konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian adalah biaya pinjaman yang dapat dihindari
jika pengeluaran atas aset kualifikasian tidak dilakukan.Tidak mudah untuk
mengidentifikasi hubungan langsung antara pinjaman tertentu dan aset kualifikasian dan
untuk menentukan pinjaman yang dapat dihindari.

Jika entitas meminjam dana secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset
kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi
sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama periode dikurangi penghasilan investasi
atas investasi sementara dari pinjaman tersebut.

Perjanjian pembiayaan untuk aset kualifikasian dapat mengakibatkan entitas


memperoleh dana pinjaman dan menanggung biaya pinjaman terkait sebelum sebagian
atau seluruh dana tersebut digunakan untuk pengeluaran atas aset kualifikasian.

Jika entitas meminjam dana secara umum lalu menggunakannya untuk memperoleh
suatu aset kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat
dikapitalisasi dengan menerapkan suatu tarif kapitalisasi terhadap pengeluaran atas aset
tersebut. Dalam keadaan tertentu, seluruh biaya pinjaman entitas induk dan entitas
anaknya dapat dimasukkan ketika menghitung rata-rata tertimbang biaya pinjaman.

Selisih Lebih Jumlah Tercatat Aset Kualifikasian atas Jumlah Terpulihkan

Ketika jumlah tercatat atau biaya perolehan yang diekspektasikan aset kualifikasian
melebihi jumlah yang dapat dipulihkan atau nilai realisasi netonya, maka jumlah tercatat
diturunkan nilainya atau dihapus-bukukan sesuai dengan pengaturan dalam Pernyataan
lain.
Permulaan Kapitalisasi

Entitas mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian biaya perolehan aset
kualifikasian pada tanggal awal. Tanggal awal kapitalisasi adalah tanggal ketika entitas
pertama kali memenuhi seluruh kondisi berikut:

(a) terjadinya pengeluaran untuk aset;

(b) terjadinya biaya pinjaman; dan

(c) entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar
dapat digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya.

Pengeluaran atas aset kualifikasian hanya mencakup pengeluaran yang mengakibatkan


pembayaran kas, pengalihan aset lain, atau liabilitas berbunga yang diambil alih. Aktivitas
yang dibutuhkan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan atau dijual sesuai
dengan intensinya mencakup lebih dari sekadar konstruksi fisik aset tersebut.

Penghentian Sementara Kapitalisasi

Entitas menghentikan sementara kapitalisasi biaya pinjaman selama periode yang


diperpanjang yang mana pengembangan aktif atas aset kualifikasian juga dihentikan.
Biaya pinjaman dapat terjadi selama periode yang diperpanjang yang mana entitas
menghentikan sementara aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan suatu aset agar
dapat digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya.

Penghentian Kapitalisasi

Entitas menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman ketika secara substansial seluruh


aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifkasian agar dapat digunakan
atau dijual sesuai dengan intensinya telah selesai.

Secara umum suatu aset siap untuk digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya ketika
konstruksi fisik selesai, walaupun pekerjaan rutin administratif mungkin masih berlanjut.
Jika konstruksi aset kualifikasian diselesaikan per bagian dan setiap bagian dapat
digunakan selama berlangsungnya konstruksi bagian lain, maka entitas menghentikan
kapitalisasi biaya pinjaman untuk bagian tersebut ketika aktivitas untuk menyiapkannya
agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya telah selesai secara substansial.

Kompleks bisnis yang terdiri dari beberapa bangunan yang setiap bangunan dapat
digunakan secara individual, merupakan contoh aset kualifikasian yang setiap bagian
digunakan selama berlangsungnya konstruksi bagian lain.

PENGUNGKAPAN

Entitas mengungkapkan:

(a) jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama periode; dan

(b) tarif kapitalisasi yang digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat
dikapitalisasi.

TANGGAL EFEKTIF

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2012.

PENARIKAN

Pernyataan ini mengganti PSAK 26 (2008): Biaya Pinjaman.


B. RINGKASAN PSAK 23 PENDAPATAN

Menurut PSAK 23, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomik
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Secara umum, perusahaan dapat memperoleh pendapatan (arus kas masuk) melalui 3 cara,
yaitu:
2. Penjualan Barang (Termasuk barang dagangan dan aset spesifik)
3. Penjualan Jasa
4. Bunga, Royalti
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
royalti dan sewa. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk
pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi tertentu. Permasalahan utama
dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke
perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pernyataan ini mengidentifikasikan
keadaan yang memenuhi kriteria tersebut agar pendapatan dapat diakui. Pernyataan ini juga
memberikan pedoman praktis dalam penerapan kriteria tersebut.

Pengukuran Pendapatan

Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh entitas dikurangi jumlah diskon dagang dan
rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas.

Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Namun, jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau dapat diterima.
Misalnya, entitas dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel
tagih dari pembeli dengan tingkat bunga dibawah pasar sebagai imbalan dari penjualan
barang. Jika perjanjian tersebut secara efektif merupakan transaksi keuangan, maka nilai
wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan
menggunakan tingkat bunga tersirat (imputed). Tingkat bunga tersirat yang digunakan adalah
yang paling mudah ditentukan antara:

a. tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen serupa dari penerbit dengan penilaian kredit
yang sama.
b. tingkat bunga yang mendiskonto nilai nominal instrumen tersebut ke harga jual tunai saat
ini dari barang atau jasa.

Jika barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang
serupa, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang menghasilkan
pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditas seperti minyak atau susu di mana
penyalur menukarkan persediaan di beberapa lokasi untuk memenuhi permintaan dengan
dasar tepat waktu dalam suatu lokasi. Jika barang dijual dan jasa diberikan untuk
dipertukarkan dengan barang atau jasa yang tidak serupa, maka pertukaran tersebut dianggap
sebagai transaksi yang menghasilkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai
wajar dari barang atau jasa yang diterima, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas
yang dialihkan. Ketika nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima tidak dapat diukur
secara andal, maka pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

Pengidentifikasian Transaksi

Kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini biasanya diterapkan secara terpisah pada
setiap transaksi. Namun, dalam keadaan tertentu, adalah perlu untuk menerapkan kriteria
pengakuan tersebut pada komponen-komponen yang dapat diidentifikasikan secara terpisah
dari transaksi tunggal, agar mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Misalnya, jika
harga penjualan dari suatu produk termasuk jumlah yang dapat diidentifikasi untuk jasa
lanjutan, maka jumlah tersebut ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama periode
di mana jasa tersebut ditunaikan.
Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-
sama jika transaksi tersebut terkait sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak
dapat dimengerti tanpa melihat pada rangkaian transaksi tersebut secara keseluruhan.
Misalnya, entitas dapat menjual barang dan pada saat yang sama, menyetujui perjanjian yang
terpisah untuk membeli kembali barang tersebut di kemudian hari, sehingga meniadakan
pengaruh yang sesungguhnya dari transaksi tersebut, maka dalam hal ini kedua transaksi
tersebut diberlakukan bersamaan.

Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a. entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli;
b. entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas
barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
c. jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
d. kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir kepada entitas tersebut; dan
e. biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur
dengan andal.

Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan secara
signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian atas keadaan transaksi tersebut. Pada
umumnya, pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang bersamaan
dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli. Hal ini
terjadi pada kebanyakan penjualan eceran. Dalam hal lain, pemindahan risiko dan manfaat
kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda dengan pemindahan hak milik atau penguasaan
atas barang tersebut.

Jika entitas tersebut menahan risiko signifikan dari kepemilikan, transaksi tersebut
bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas dapat menahan risiko kepemilikan
yang signifikan dengan berbagai cara. Contoh situasi dimana entitas menahan risiko dan
manfaat kepemilikan secara signifikan adalah:

a. jika entitas menahan kewajiban untuk kinerja tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh
ketentuan jaminan normal.
b. jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembeli dari
penjualan barang yang bersangkutan;
c. jika pengiriman barang bergantung pada instalasinya, dan instalasi tersebut merupakan
bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh entitas; dan
d. jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam
kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur.

Jika entitas hanya menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan, transaksi tersebut
adalah penjualan dan pendapatan yang diakui. Misalnya, penjual mungkin menahan hak milik
atas barang semata-mata untuk melindungi kolektibilitas jumlah yang jatuh tempo. Dalam hal
seperti itu, jika entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan,
transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan harus diakui. Contoh lain entitas yang
hanya menahan risiko yang tidak signifikan dari kepemilikan adalah dalam penjualan eceran
dengan syarat dapat dikembalikan jika pelanggan tidak puas. Pendapatan dalam hal ini diakui
pada waktu penjualan dilakukan jika penjual dapat mengestimasi secara andal retur yang
akan terjadi dan mengakui liabilitas untuk retur berdasarkan pengalaman sebelumnya dan
faktor-faktor lain yang relevan.

Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan


dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada entitas. Terkadang kemungkinan besar
tersebut baru tercapai pada saat imbalan diterima atau ketidakpastian dihilangkan. Misalnya,
belum ada kepastian bahwa pemerintahan asing akan memberi ijin pengiriman imbalan atas
penjualan di negara asing. Jika ijin diberikan, ketidakpastian tersebut hilang dan pendapatan
diakui. Namun, jika ketidakpastian timbul dari kolektibilitas jumlah tertentu yang telah
termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih atau jumlah yang kemungkinan
pemulihannya tidak besar lagi, diakui sebagai beban bukan sebagai penyesuaian terhadap
jumlah pendapatan yang diakui semula.

Pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi yang sama atau peristiwa lain
diakui secara bersamaan, proses ini biasanya mengacu pada pengaitan pendapatan dengan
beban. Beban, termasuk jaminan dan biaya lain yang terjadi setelah pengiriman barang,
biasanya dapat diukur dengan andal jika kondisi lain untuk pengakuan pendapatan yang
berkaitan telah dipenuhi. Tetapi, pendapatan tidak diakui jika beban yang berkaitan tidak
dapat diukur dengan andal. Dalam keadaan demikian, setiap imbalan yang diterima untuk
penjualan barang tersebut diakui sebagai liabilitas.
Penjualan Jasa

Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan
andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

a. jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.


b. kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat
diperoleh entitas.
c. tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal.
d. biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat
diukur dengan andal.

Pengakuan pendapatan dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari suatu


transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Dengan metode ini,
pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa ditunaikan. Pengakuan pendapatan
atas dasar ini memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja
entitas dalam suatu periode.

Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan


dengan transaksi tersebut akan diperoleh entitas. Namun, jika ketidakpastian timbul dari
kolektibilitas jumlah yang telah masuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih, atau
jumlah yang kemungkinan pemulihannya tidak lagi besar, diakui sebagai beban bukan
sebagai penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula.

Entitas pada umumnya dapat membuat estimasi yang andal setelah entitas mencapai
persetujuan mengenai hal-hal berikut dengan pihak lain dalam transaksi:

a. hak yang dapat dipaksakan dari masing-masing pihak terkait dengan jasa yang
disediakan dan diterima para pihak.
b. imbalan yang dipertukarkan.
c. cara dan persyaratan penyelesaian.

Biasanya, entitas juga perlu mempunyai sistem anggaran dan pelaporan keuangan
internal yang efektif. Entitas tersebut menelaah dan jika perlu merevisi estimasi pendapatan
sewaktu jasa diberikan. Kebutuhan atas revisi tersebut tidak berarti mengindikasikan bahwa
hasil dari transaksi tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal.

Entitas menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal jasa yang diberikan.
Bergantung pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi:

a. survei pekerjaan yang telah dilaksanakan.


b. jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total jasa yang harus
dilakukan.
c. proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total biaya transaksi
tersebut. Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilaksanakan hingga tanggal
tertentu dimasukkan dalam biaya yang terjadi hingga tanggal tersebut. Hanya biaya yang
mencerminkan jasa yang dilakukan atau yang harus dilakukan, dimasukkan ke dalam
estimasi total biaya transaksi tersebut.

Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan sering kali tidak
mencerminkan jasa yang dilakukan. Jika jasa dilaksanakan melalui sejumlah kegiatan yang
tidak dapat ditentukan selama suatu periode, pendapatan diakui atas dasar garis lurus selama
periode tertentu, kecuali jika ada bukti bahwa terdapat metode lain yang lebih baik dapat
mencerminkan tingkat penyelesaian. Jika kegiatan tertentu jauh lebih signifikan daripada
kegiatan yang lain, pengakuan pendapatan ditunda sampai kegiatan yang signifikan tersebut
dilakukan. Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan
andal, maka pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban terakui yang dapat
terpulihkan.

Selama tahap awal transaksi, sering kali terjadi bahwa hasil suatu transaksi tidak
dapat diestimasi dengan andal. Namun demikian, besar kemungkinan terjadi bahwa entitas
tersebut akan memperoleh kembali biaya transaksi yang timbul. Oleh karena itu, pendapatan
diakui hanya yang berkaitan dengan biaya yang telah terjadi yang diharapkan dapat
terpulihkan. Karena hasil transaksi tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal, tidak ada
laba yang diakui.

Bunga, Royalti, dan Dividen

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui atas dasar yang dijelaskan dalam paragraf
30, jika:
a. kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh entitas.
b. jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:

a. bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti yang dijelaskan di PSAK
55 (revisi 2006): Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 8 dan PA 17-
20.
b. royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan
c. dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Jika bunga yang belum dibayar telah diakui sebelum pembelian investasi yang
berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum pembelian
dan sesudah pembelian, hanya bagian setelah pembelian yang diakui sebagai pendapatan.

Royalti diakui sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan pendapatan juga
umumnya diakui sesuai dengan dasar tersebut kecuali, dengan memperhatikan hakikat
perjanjian, akan lebih sesuai untuk mengakui pendapatan atas dasar sistematik dan rasional
yang lain.

Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan


dengan transaksi tersebut akan diperoleh entitas. Namun, jika ketidakpastian timbul dari
kolektibilitas jumlah tertentu yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat
ditagih, atau jumlah yang kemungkinan pemulihannya tidak besar lagi, maka jumlah tersebut
diakui sebagai beban, bukan penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula.

Pengungkapan

Suatu Entitas mengungkapkan pendapatan dalam laporan keuangan, sebgaia berikut :

a. kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode


yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang melibatkan
pemberian jasa.
b. jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:
 penjualan barang.
 penjualan jasa.
 Bunga.
 Royalti.
 dividen

c. jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam
setiap kategori signifikan dari pendapatan.

Kritikal Review

Dalam PSAK 23 mengenai Pendapatan merupakan salah satu hal yang krusial dalam
akuntansi. Pengakuan dan pengukuran diterapkan secara berbeda antara penjualan barang
ataupun jasa. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam penentuan selsesai/ tidaknya
penjualan, serta manfaat yang telah diberikan entitas kepada pihak pembeli terkait penjualan
barang atau jasa tersebut. Selain itu, PSAK 23 menjabarkan juga bagaimana pengakuan
terkait 3 hal lainnya, yaitu bunga, royalty, dan dividen.

Didalam PSAK ini sudah cukup baik menjelaskan mengenai pengukuran, pengakuan
dan penyajian mengenai pendapatan dalam laporan keuangan. Adanya beberapa jenis
perusahaan yaitu perusahaan jasa, dagang dan jasa, di PSAK ini sudah dijelaskan mengenai
pengukuran dari masing – masing jenis perusahaan, karena beda jenis usaha beda jenis
pengakuan pendapatan.

Dalam mengindentifikasi transaksi, setiap entitas pasti memiliki kriteria tertentu.


Adanya transaki baru atau belum pernah terjadi dan hal tersebut menjadi perdebatan antara
beberapa pihak. Dalam PSAK 23 belum menjelaskan bagaimana kebiajakan untuk suatu
entitas jika mereka mengalami perdebatan dalam pengakuan pendapatan.
C. RINGKASAN PSAK TENTANG LIABILITAS (PSAK 1, PSAK 57)

1. DEFENISI LIABILITAS MENURUT PSAK 57

Menurut IFRS (PSAK 57), Liabilitas adalah kewajiban kini dari perusahaan yang timbul
dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang diharapkan dapat menghasilkan arus keluar dari
sumber daya perusahaan dalam mewujudkan manfaat ekonomi.

Dengan kata lain, liabilitas merupakan suatu usaha yang harus dikeluarkan karena sebab
adanya transaksi atau peristiwa di masa lalu yang diharapkan dapat mendatangkan manfaat
ekonomi di masa mendatang.

2. JENIS-JENIS LIABILITAS (PSAK 1 dan PSAK 57)

Liabilitas terbagi menjadi tiga: liabilitas lancar, liabilitas tidak lancar, dan kontinjensi.

 Liabilitas lancar (liabilitas jangka pendek)


 Liabilitas lancar merupakan kewajiban yang jatuh tempo pembayarannya dalam kurun
waktu satu tahun. Contohnya: akun hutang, hutang bunga, hutang pajak penghasilan,
biaya yang masih harus dibayar.
 Liabilitas tidak lancar (liabilitas jangka panjang)
 Liabilitas yang periode atau waktu terhutangnya selama lebih dari satu tahun.
Misalnya 10 tahun. Liabilitas ini salah satu sumber penting bagi perusahaan.
Perusahaan biasanya mengambil hutang jangka Panjang untuk mendapatkan modal
langsung untuk membiayai pembelian asset modal atau melakukan investasi dalam
proyek-proyek modal baru. Contoh hutang jangka Panjang ini yaitu: hutang obligasi,
hutang hipotek, sewa modal, wesel jangka Panjang, dan kewajiban pajak tangguhan.
 Kontinjensi
 Kewajiban potensial yang mungkin terjadi tergantung pada hasil dari peristiwa masa
depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali suatu entitas. Liabilitas ini dapat
juga disebut sebagai liabilitas atau kewajiban bersyarat. Dikatakan sebagai bersyarat
karena kewajiban sosial seorang penjamin, atau bisa juga karena sebab perkara hukum
yang tertunda yang memiliki kewajiban keuangan potensial.
3. KLASIFIKASI LIABILITAS DAN LIABILITAS LANCAR (PSAK 1)

 Klasifikasi liabilitas lancar, jika:


 mengharapkan akan menyelesaikan laibilitas mengharapkan akan menyelesaikan
laibilitas tersebut tersebut dalam siklus operasi normalnya;
 memiliki laibilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
 liabilitas tersebut tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah
periode pelaporan; atau
 tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas
jangka panjang
 Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah
periode pelaporan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika entitas tidak
memiliki hal tanpa syarat untuk membiayai kembali.
 Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur meminta percepatan
pembayaran, maka liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun
kreditur mengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan
tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai