Anda di halaman 1dari 6

RESUME TEORI AKUNTANSI

“ Teori akuntansi dan penelitian akuntansi”


Dosen pengampu; : Dr. Afrizal, S.E.,M.Si.,A.K.,C.A.

D
I
S
U
S
U
N
Oleh.
Nama; Janil Irawan ( C1C021055)
Kelas; R-011

Prodi S1 akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,


Universitas Jambi
Tahun Ajaran 2023-2024
Contents
Chapter 2...............................................................................................................................................2
TEORI AKUNTANSI DAN PENELITIAN AKUNTANSI..................................................................................2
A. Riset Akuntansi dan Metode Ilmiah...........................................................................................2
B. Penalaran Deduktif dan Induktif................................................................................................2
1. Penalaran deduktif ( methode analitik...................................................................................2
2. Penalaran induktif ( methode empiris)..................................................................................2
C. Teori Normatif dan Deskriptif....................................................................................................3
D. Teori Global dan Partikularistik..................................................................................................3
E. Sifat Pelengkap Metode Deduktif dan Induktif..........................................................................3
F. Apakah Akuntansi itu Seni atau Ilmu?.......................................................................................3
G. Arah dalam Riset Akuntansi.......................................................................................................4
1. Pendekatan Model Keputusan...............................................................................................4
2. Riset Pasar Modal..................................................................................................................4
3. Penelitian Perilaku/ Pola perilaku biaya.................................................................................4
4. Teori agensi............................................................................................................................4
5. Ekonomi Informasi.................................................................................................................5
6. Akuntansi Kritis......................................................................................................................5
chapter 2
TEORI AKUNTANSI DAN PENELITIAN AKUNTANSI
A. Riset Akuntansi dan Metode Ilmiah
Dalam istilah metode ilmiah, sebuah teori, pertama-tama, tidak lebih dari kalimat- kalimat. Itu harus
berisi seperangkat premis dasar (juga disebut asumsi atau postulat). Premis tersebut mungkin terbukti
dengan sendirinya atau dapat dibangun sehingga dapat diuji dengan inferensi statistik, dalam hal ini
biasanya disebut hipotesis. Beberapa istilah dalam premis mungkin tidak terdefinisi, tetapi istilah lain
mungkin membutuhkan definisi yang tepat. Kata debit dan kredit sangat dipahami oleh akuntan
sehingga tidak diperlukan definisi. Namun, kata kewajiban, seperti yang digunakan dalam teori, perlu
didefinisikan dengan hati-hati karena ada beberapa konsepsi yang berbeda. Dalam pengertian yang
paling sempit, kewajiban dapat didefinisikan secara ketat secara hukum-jumlah yang saat ini menjadi
hak pihak lain untuk barang, jasa, atau pertimbangan lain yang telah diterima. Namun, definisi dapat
diperluas untuk mencakup pengeluaran kas masa depan untuk perkiraan kewajiban pajak penghasilan
depresiasi garis lurus digunakan untuk Tujuan laporan keuangan yang diterbitkan, dan penyusutan
dipercepat digunakan untuk tujuan pajak (kewajiban hukum tidak ada dalam situasi ini). Akhirnya,
sebuah teori berisi seperangkat kesimpulan yang berasal dari premis-premis.

B. Penalaran Deduktif dan Induktif


1. Penalaran deduktif ( methode analitik)
Sistem deduktif ( methode analitik) madalah suatu penalaran logis digunakan untuk memperoleh Satu
atau lebih kesimpulan dari seperangkat premis tertentu. Data empiris Tidak dianalisis dalam sistem
deduktif murni. Contoh sederhana Deduktif adalah
Premis 1: ekuitas adalah setoran tunai untuk kepentingan usaha
Premis 2: asset adalah semua hak dan kewajiban yang di miliki perusahaan
Kesimpulan 1: asset bukanlah bagian dari ekuitas ,namun ekuitas lh yang merupakan bagian
perolehan dari suatu asset.
Beberapa pendekatan deduktif terhadap teori akuntansi telah menggunakan aksioma yang diformalkan
sebagai premis dari suatu sistem yang darinya berbagai aturan akuntansi dapat diturunkan. Aksioma
formal adalah seperangkat istilah yang didefinisikan secara ketat sesuai dengan aturan dan
terminologi logika simbolik. Pendekatan deduktif formal (kadang-kadang disebut metode
analitik/deduktif) belum banyak berhasil dalam teori akuntansi karena pemahaman yang terbatas
tentang teknik simbolik serta kurangnya kesepakatan pada premis fundamental akuntansi keuangan.
Namun, penalaran deduktif umum tetap sangat penting dalam teori akuntansi dan pembuatan
kebijakan.

2. Penalaran induktif ( methode empiris)


Penalaran induktif memeriksa atau menguji data, biasanya sampel dari suatu populasi, dan membuat
kesimpulan tentang populasi tersebut. Dalam riset akuntansi, data dikumpulkan melalui banyak
metode dan sumber, termasuk kuesioner yang dikirim ke praktisi atau pihak terkait lainnya,
eksperimen laboratorium yang melibatkan individu dalam latihan simulasi, angka dari laporan
keuangan yang dipublikasikan, dan harga sekuritas yang diperdagangkan secara publik.

C. Teori Normatif dan Deskriptif


Selain klasifikasi deduktif atau induktif, teori juga dapat dikategorikan sebagai normatif (preskriptif)
atau deskriptif. Teori normatif menggunakan penilaian nilai dan norma: terkandung di dalamnya
setidaknya satu premis yang mengatakan bahwa ini adalah cara yang seharusnya. Sebagai contoh,
premis yang menyatakan bahwa laporan akuntansi harus didasarkan pada pengukuran nilai aset yang
dapat direalisasi bersih akan menunjukkan sistem normatif. Sebaliknya, teori deskriptif berusaha
menemukan hubungan yang benar-benar ada. Studi Watts dan Zimmerman ( suatu studi pemecah
masalah ekonomi dengan penilaian positif dan kensekuensi ekonomi) adalah contoh yang sangat baik
dari teori deskriptif yang diterapkan pada situasi tertentu.
Sistem deduktif seringkali bersifat normatif meskipun matematika dan logika simbolik merupakan
sistem deduktif yang bebas nilai. Pendekatan induktif biasanya mencoba untuk menjadi deskriptif.
Karakteristik ini berasal dari sifat metode deduktif dan induktif.

D. Teori Global dan Partikularistik


Perbedaan yang lebih tajam antara sistem deduktif dan induktif adalah bahwa yang pertama terkadang
bersifat global (makro) dalam konten, sedangkan yang terakhir biasanya bersifat partikularistik
(mikro). Di mana premis sistem deduktif bersifat total atau mencakup semua, kesimpulannya harus
menyapu. Dalam konteks akuntansi, contoh pendekatan global adalah teori yang menganjurkan satu
jenis sistem penilaian untuk semua akun. Sedangkan Sistem induktif, karena didasarkan pada
fenomena dunia nyata, secara realistis hanya dapat berfokus pada sebagian kecil dari lingkungan yang
relevan. Dengan kata lain, penelitian induktif cenderung memeriksa pertanyaan dan masalah yang
didefinisikan secara sempit. Sekali lagi, makalah Watts dan Zimmerman memberikan contoh
representatif dari ruang lingkup khusus teori induktif.

E. Sifat Pelengkap Metode Deduktif dan Induktif


Pembedaan deduktif-induktif dalam penelitian, meskipun merupakan konsep yang baik untuk tujuan
pengajaran, seringkali tidak berlaku dalam praktik. Jauh dari pendekatan salah satu/atau kompetitif,
deduksi dan induksi saling melengkapi. Proses penelitian itu sendiri tidak selalu mengikuti pola yang
tepat Para peneliti sering bekerja mundur dari kesimpulan penelitian lain dengan mengembangkan
hipotesis baru yang tampaknya cocok dengan data Mereka kemudian mencoba menguji hipotesis
baru. Contohnya dalam pengungkapan kepemilikan suatu asset perusahaan seperti nilai persediaan
akhir, secara teori melihat persediaan akhir yang tersisa memakai rumus ( persediaan + pembelian –
dengan penjualan) namun sering pada kenyataan angka yang di dadapat dari rumus tersebut tidaklah
valid karena ada kemungkinan “ yang terjadi pada persediaan secara fisik akan ada yang hilang atau
tidak layak untuk di jual lagi sehingga mengurangi angka persediaan yang tersedia saat akhir
persediaan. Oleh karena itu di butuhkan pemeriksaan secara fisik atau langsung terhadap persediaan
dan bisa di jadikan perbandingan antara perhitungan menggunakan rumus persediaan dengan angka
yang di dapat saat pemeriksaan secara fisik.

F. Apakah Akuntansi itu Seni atau Ilmu?


Baik struktur pembuatan aturan maupun praktik akuntansi terkadang menimbulkan pertanyaan apakah
akuntansi adalah seni atau ilmu. Setidaknya satu penulis (di tahun 1940-an) menganggapnya sebagai
ilmu.” Namun, dia tidak benar-benar menetapkan kriteria untuk mendefinisikan ilmu, kecuali
prasangka khususnya dalam hal masalah penilaian. Beberapa saat kemudian, penulis lain
mempertahankan akuntansi itu sangat erat kaitannya dengan seni liberal.” Akuntansi itu sendiri
dipandang sebagai “seni praktis.” Namun, penulis tersebut tidak menyajikan kriteria nyata untuk
membedakan antara seni dan ilmu. Tentu saja kita dapat melihat bahwa membahas akuntansi dalam
hal metode ilmiah dan peran teori pengukuran dalam akuntansi berpotensi menempatkan akuntansi
dalam domain ilmiah.
G. Arah dalam Riset Akuntansi

1. Pendekatan Model Keputusan


Pendekatan model keputusan menanyakan informasi apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan.
Dari sudut pandang ini, laporan keuangan berdasarkan nilai masuk, nilai keluar, dan arus kas yang
didiskontokan memenuhi syarat sebagai kemungkinan yang berguna. Pendekatan ini tidak
menanyakan informasi apa yang diinginkan pengguna tetapi lebih berkonsentrasi pada informasi apa
yang berguna untuk keputusan tertentu. Dengan demikian, orientasinya bersifat normatif dan deduktif.
Premis yang mendasari penelitian ini adalah bahwa pembuat keputusan mungkin perlu diajari cara
menggunakan informasi ini jika mereka tidak terbiasa dengan informasi tersebut.

2. Riset Pasar Modal


Sejumlah besar penelitian empiris (induktif) menunjukkan bahwa harga sekuritas yang
diperdagangkan secara publik bereaksi dengan cepat dan tidak memihak terhadap informasi baru.
Oleh karena itu, harga pasar diasumsikan mencerminkan sepenuhnya semua informasi yang tersedia
untuk umum. Proposisi ini, yang terutama berasal dari disiplin keuangan, dikenal sebagai hipotesis
pasar efisien.
Penelitian empiris, seperti studi pasar modal, sulit dilakukan karena peneliti harus menentukan
parameter dan desain penelitian dengan sangat hati-hati. Parameter (jumlah dan jenis perusahaan yang
diperiksa dan periode waktu yang dipilih) dan desain penelitian dapat mempengaruhi hasil dan
penerapan studi tertentu. Selain itu, peneliti selanjutnya mungkin menginterpretasikan hasil penelitian
sebelumnya terlalu luas,”

3. Penelitian Perilaku/ Pola perilaku biaya


Penelitian perilaku adalah bidang investigasi penting lainnya. Perhatian utama dari penelitian perilaku
adalah bagaimana pengguna informasi akuntansi membuat keputusan dan informasi apa yang mereka
butuhkan. Perhatikan bahwa pendekatan ini bersifat deskriptif. Sedangkan pendekatan model
keputusan bersifat normatif. Sebagian besar penelitian ini menggunakan subjek laboratorium dalam
situasi eksperimental yang dikontrol dengan cermat.
Rumus yang pernah di pelajari untuk menentukan pola perilaku biaya pada pembelajaran akuntansi
biaya 2 pada semester tiga yaitu (Y=a+bx), dimana Y merupakan variabel terikat yaitu menunjukkan
total nilai biaya yang di keluarkan pada materi pola perilaku, a merupakan variabel tetap, b bilangan
konstan untuk pertambahan nilai per unit barang, dan x yaitu variabel bebas untuk penentuan
tingkatan atau kuantitas produk per biaya yang di keluarkan.
Jika kita menggunakan pola perilaku dalam methode penelitian tentu saya rumus untuk pola Primus
yang di pakai tidak hanya rumus yang disebutkan,masih banyak lagi rumus yang bisa di pakai dan
sesuai dengan kasus yang ingin di teliti.

4. Teori agensi
Teori keagenan (juga disebut teori kontrak) sekarang merupakan jenis penelitian akuntansi yang
sangat penting. Itu muncul sebagai akibat dari pemisahan kepentingan yang dirasakan dalam
korporasi modern antara kepentingan manajemen dan kepemilikan yang berada di luar korporasi dan
tidak terlibat dalam keputusan manajemen. Studi Watts dan Zimmerman yang dibahas sebelumnya
adalah pekerjaan teori keagenan besar pertama yang dilakukan dalam akuntansi. Studi teori keagenan
mungkin bersifat deduktif atau induktif dan merupakan contoh khusus dari penelitian perilaku,
meskipun akar teori keagenan terletak pada keuangan dan ekonomi daripada psikologi dan sosiologi.
Salah satu hipotesis teori keagenan adalah bahwa manajemen berusaha memaksimalkan
kesejahteraannya sendiri dengan meminimalkan berbagai biaya keagenan yang timbul dari
pemantauan dan kontrak. Perhatikan bahwa ini tidak persis sama dengan mengatakan bahwa
manajemen berusaha memaksimalkan nilai perusahaan. Sementara manajemen mencoba untuk
memaksimalkan kompensasinya, ia harus melakukannya dalam rangka meningkatkan laba bersih,
laba atas investasi, atau tindakan akuntansi serupa sementara juga berusaha untuk mengubah harga
keamanan perusahaan secara positif. Oleh karena itu, meminimalkan biaya kontrak mengacu pada
tidak mengganggu secara negatif hubungan antara ukuran kinerja berbasis akuntansi dan tidak
mendapatkan opini yang berkualitas pada audit.

5. Ekonomi Informasi
Ekonomi informasi baru-baru ini memasukkan asumsi dan situasi teori keagenan dalam analisisnya.
Ini karena pembagian risiko antara prinsipal dan agen terkait erat dengan masalah apakah kedua belah
pihak memiliki informasi lengkap atau apakah ada asimetri informasi di mana satu pihak (biasanya
agen) memiliki lebih banyak informasi daripada pihak lain. Tujuan dari analisis teori informasi adalah
untuk menentukan seberapa optimal kontraktual.pengaturan insentif dan pembagian risiko dapat
dinegosiasikan.” Penelitian ini juga menunjukkan pentingnya fungsi kepengurusan akuntansi
(mengevaluasi kinerja manajemen sangat penting untuk menentukan insentif dan penghargaan
manajerial).

6. Akuntansi Kritis
Akuntansi kritis adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi memiliki peran penting
dalam mengadili konflik antara korporasi dan konstituen sosial seperti tenaga kerja, konsumen, dan
masyarakat umum. Akuntansi kritis bersatu dari penggabungan dua bidang akuntansi lain yang
dikembangkan pada 1960-an: akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial. Akuntansi
kepentingan publik berkaitan dengan melakukan pekerjaan “pro bono” (gratis) yang bersifat pajak dan
penasehat keuangan untuk individu, kelompok, dan usaha kecil yang tidak mampu membayar untuk
layanan ini. Akuntansi sosial berkaitan dengan upaya untuk mengukur dan membawa ke laporan
pendapatan perusahaan biaya eksternalitas, seperti polusi, yang merugikan masyarakat tetapi tidak
merugikan pihak penghasut (setidaknya sampai berlakunya standar polusi udara dan air) . Akuntansi
kritis jauh lebih luas daripada akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial (yang masih
dianutnya). Selain itu, itu adalah niat para peneliti akuntansi kritis untuk memindahkan bidang dari
pinggiran yang ditempati oleh akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial ke arus utama
kepentingan penelitian akuntansi (dan tindakan) dengan mengadopsi “... perspektif berbasis konflik ...
.”

Anda mungkin juga menyukai