Anda di halaman 1dari 4

Biaya-biaya yang Tercakup dalam Penilaian Aktiva Tetap

Secara umum, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat masa depan yang lebih
besar harus dikapitalisasi, sementara pengeluaran yang hanya ditujukan untuk
mempertahankan tingkat pelayanan tertentu harus dianggap sebagai beban. Agar biaya-biaya
ini dapat dikapitalisasi, tiga kondisi berikut harus dipenuhi :
a. Umur manfaat aktiva tetap harus meningkat.
b. Kuantitas unit yang diproduksi oleh aktiva tetap harus meningkat.
c. Kualitas unit yang diproduksi juga harus meningkat.
Biaya-biaya yang tercakup dalam penilaian aktiva tetap, antara lain:
1. Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya biasa,
dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti
penggantian baut, mur, sekering mesin merupakan biaya yang sering terjadi. Biaya
pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva agar tetap
dalam kondisi yang baik, biaya seperti ini adalah biaya penggantian oli, pembersihan,
pengecatan, dan biaya lain yang serupa.
Kenyataannya, sering terjadi biaya reparasi dan pemeliharaan yang sulit dipisahkan,
sehingga dalam akuntansi dipakai satu rekening untuk mencatat biaya rreparas dan
pemeliharaan. Karena biaya reparasi dan pemeliharaan itu sering terjadi (berulang-
ulang), dapat disimpulkan bahwa manfaat biaya-biaya tersebut hanya dalam periode
terjadinya, sehingga dicatat sebagai biaya (pengeluaran pendapatan).
Reparasi besar biasanya terjadi selang beberapa tahun, sehingga dapat dikatakan
bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh
karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya
dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat.
Ada dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu:
a. Menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini dikeluarkan untuk
menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak menambah umurnya.
b. Mengurangi akumulasi depresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk
memperpanjang umur aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya. Karena
jumlah akumulasi depresiasi berkurang berarti nilai bukunya menjadi
bertambah besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun berikutnya harus
direvisi sesuai dengan perubahan nilai buku aktiva dan umur ekonomis yang
baru.
2. Penggantian
Yang dimaksudkan dengan penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama,
misalnya penggantian dinamo mesin. Penggantian seperti ini biasanya terjadi karena
aktiva lama sudah tidak berfungsi lagi (rusak).
Penggantian bagian-bagian aktiva yang biayanya kecil diperlakukan dengan cara yang
sama seperti reparasi kecil. Apabila bagian-bagian yang diganti itu biayanya cukup
besar, maka harga perolehan bagian itu dihapuskan dari rekening aktiva dan diganti
dengan harga perolehan yang baru. Begitu juga akumulasi depresiasi untuk bagian
yang diganti dihapuskan. Misalnya mesin harga perolehannya Rp10.000.000,00
sesudah didepresiasi 70%, sebuah suku cadang yang diperkirakan harga perolehannya
sebesar 20% dari harga perolehan mesin diganti dengan suku cadang yang baru,
harganya Rp3.000.000,00. Jurnal untuk mencatat penggantian suku cadang tersebut
sebagai berikut:

Akumulasi depresiasi-Mesin Rp 1.400.000,00


Rugi penggantian suku cadang 600.000,00
Mesin Rp 2.000.000,00

Perhitungan:
Harga perolehan suku cadang yang diganti:
20% x Rp 10.000.000,00 = Rp 2.000.000,00
Akumulasi depresiasi: 70% x Rp 2.000.000,00 = 1.400.000,00

Rugi sebesar nilai buku suku cadang tersbut = Rp 600.000,00

Pemasangan suku cadang yang baru dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Mesin Rp 3.000.000
Kas Rp 3.000.000

Perhitungan depresiasi sesudah adanya penggantian suku cadang diatas menjadi


berubah.

3. Perbaikan (Betterment/Improvement)
Yang dimaksud dengan perbaikan adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru
untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan yang biayanya kecil dapa
diperlakukan seperti reparasi biasa, tetapi perbaikan yang memakan biaya yang besar
dicatat sebagai aktiva baru. Aktiva lama yang diganti dan akumulasi depresiasinya
dihapuskan dari rekening-rekeningnya.
Untuk mengetahui apakah aktiva yang baru itu meningkatkan potensi atau hanya
meningkatkan pelayanan saja maka dilakukan suatu pendekatan, yaitu:
a. Menggunakan pendekatan substitusi, pendekatan substitusi merupakan
prosedur yang benar jika jumlah tercatat dari aktiva lama tersedia, jika nilai
tercatat lama tidak diketahui, cukup dengan menghapus biaya aktiva lama
dengan aktiva baru.
b. Mengkapitalisasi biaya baru, mengkapitalisasi atau mencatat jumlah aktiva
lama ke buku.
c. Membebankan ke akumulasi penyusutan. Terkadang kuantitas dan kualitas
aktiva tidak bisa ditingkatkan tetapi dapat diperpanjang umurnya. Dalam hal
ini perusahaan dapat mendebet pengeluaran ke akumulasi penyusutan dan
bukan ke akun aktiva.
4. Penambahan
Yang dimaksud dengan penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas
suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir dan lain-lain.
Akhir-akhir ini sering terdapat tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk
menghilangkan (mengurangi) pencemaran. Apabila alat tambahan itu dipasang
menjadi satu dengan mesin maka biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan
memasang alat itu merupakan suatu penambahan. Biaya-biaya yang timbul dalam
penambahan dikapitalisasi menambah harga perolehan aktiva dan didepresiasi selama
umur ekonomisnya.

5. Penyusunan Kembali Aktiva Tetap (Rearrangement)


Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau perubahan route
produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan
manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi
maka harus dikapitalisasi. Biaya-biaya semacam itu dikapitalisasi sebagai biaya
dibayar di muka atau beban yang ditangguhkan dan akan diamortisasikan ke periode-
periode yang memperoleh manfaat dari penyusunan kembali tersebut.

Metode Penilaian Lainnya


Secara umum, terdapat tiga cara pendekatan yang dipergunakan proses penilaian suatu
properti, yaitu:
1) Pendekatan Perbandingan Harga Pasar (Sales Competition Approach)
Pendekatan ini dilakukan dengan cara membandingkan objek yang akan dinilai
dengan objek yang nilai jualnya sudah diketahui. Dalam hal objek yang serupa tidak
diketahui nilai jualnya maka harga jual dari objek lain yang sejenis biasanya dapat
dipertimbangkan sebagai bukti terbaik dari nilai pasar. Segala bentuk transaksi dalam
persepsi nilai pasar adalah dalam bentuk tunai. Pendekatan ini mempunyai kelemahan
karena sulitnya memperoleh data transaksi jual-beli di pasar dan sering kali objek
yang dinilai tidak identik dengan properti yang diketahui harga jualnya.
2) Pendekatan Biaya (Cost Approach)
Pendekatan biaya dilakukan dengan cara memperkirakan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk membuat atau mengadakan properti yang dinilai. Pendekatan ini
diterapkan untuk menilai bangunan dan dijadikan dasar dari penilaian bangunan,
sedangkan untuk menilai tanah saja atau tanah dan bangunan perlu diperhatikan
beberapa komponen yang lain yaitu: nilai tanah, ditentukan dengan menggunakan
pendekatan perbandingan harga pasar; biaya investasi khususnya untuk konstruksi
bangunan, ditentukan dengan memperhitungkan seluruh biaya yang telah dikeluarkan
dalam rangka memperbaiki atau mempertahankan nilai bangunan tersebut;
penyusutan, yang dibedakan atas penyusutan fisik, penyusutan fungsi, dan penyusutan
ekonomi.
Terdapat dua metode penilaian dalam pendekatan ini yaitu
a. Metode Kalkulasi Biaya
Metode kalkulasi biaya sesuai digunakan untuk menentukan indikasi nilai
pasar dari properti bukan khusus (non specialised properties).
b. Metode Biaya Pengganti Terdepresiasi
Metode biaya pengganti terdepresiasi adalah penilaian yang didasarkan kepada
estimasi nilai pasar saat ini atas tanah untuk penggunaan yang ada ditambah
dengan biaya pengganti (atau biaya reproduksi) kotor saat ini dari bangunan
dikurangi kerusakan fisik dan semua bentuk keusangan dan optimasi yang
relevan. Hasil dari metode biaya pengganti yaitu estimasi berdasarkan pada
potensi keuntungan.
3) Pendekatan Pendapatan (Income Capitalization Approach).
Pendekatan pendapatan dilakukan dengan cara memproyeksikan seluruh pendapatan
properti tersebut dikurangi dengan biaya operasi. Hasil penghitungan tersebut
dikapitalisasi dengan suatu tingkat suku bunga pengembalian modal dan keuntungan
(return on investment). Pendekatan ini diterapkan khusus untuk menilai properti yang
menghasilkan keuntungan secara langsung, seperti hotel, perkantoran, apartemen,
pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan.

Latar Belakang
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat untuk
pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama bagi operasi
perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan
laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun dan nomor- nomor akun yang sesuai
dengan ketentuan perusahaan.
Didalam laporan keuangan terdapat neraca yang terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap,
kewajiban dạn modal. Dan yang akan dibahas kali adalah aktiva tetap, yaitu berbagai jenis
aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva tetap terdiri
dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui
serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak
berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di
dalam aktiva tetap sebuah perusahaan.

https://id.scribd.com/document/378678683/Aktiva-Tetap-Perolehan-Dan-
Disposisi
https://www.academia.edu/19560685/Makalah_Aktiva_Tetap

Anda mungkin juga menyukai