Dari poin- poin diatas, kita telah mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan
menggunakan prinsip biaya untuk menilai aktiva berwujud berumur panjang setelah akuisisi.
Bagimanapun, perusahaan mempunyai pilihan : mereka mungkin menilai asset ini dengan nilai
pasar( fair value).
2.1.1
Pengenalan Revaluasi
Ketika perusahaan memilih aset jangka hidup mereka nyata setelah perolehan awal,
mereka mencatat perubahan nilai wajar dengan menyesuaikan akun aktiva dan membentuk
sebuah keuntungan yang belum direalisasi atas aktiva yang dinilai kembali berwujud berumur
panjang. Keuntungan tidak nyata ini dikaitkan sebagai pengenalan revaluasi.
Contoh Revaluasi Tanah
Ilistrasi, Siemens membeli tanah sebesar $ 1,000,000 pada 5 Januari 2010.
Perusahaan memilih menggunakan akuntan revauasi untuk tanah pada periode mendatang.
Pada 31 Desember 2010, harga pasar tanah adalah $ 1,200,000. Dan dicatat sebagai berikut:
Land
200,000
Unrealized Gain on Revaluation- Land
2.1.2
200,000
harus dinilai kembali secara tahunan, jika tidak, penilaian kembali dikurangi sering dapat
diterima. Nilai wajar aktiva item, tanaman, dan peralatan biasanya pasar nilai yang ditentukan
oleh penilai.
Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan akuntansi revaluasi. Alasan utama
adalah biaya yang besar dan terus berhubungan dengan penilaian untuk menentukan nilai
wajar. Selain itu, keuntungan yang terkait dengan revaluasi atas biaya historis tidak
dilaporkan dalam laba bersih tetapi langsung ke ekuitas. Di sisi lain, kerugian yang terkait
dengan penilaian kembali di bawah mengurangi biaya perolehan laba bersih. Selain itu, untuk
aset tetap, penyusutan tinggi biaya yang terkait dengan aktiva yang dinilai kembali juga
mengurangi laba bersih