Anda di halaman 1dari 3

Nama : Luh Anggreni Kusuma Yanti

Kelas : Akuntansi Malam E


Nomor : 29
NIM : 1902622010320
Mapel : UAS Pendidikan Agama Hindu

1. Pengertian Upadesa
Dalam agama Hindu dan Budha, Upadesa adalah instruksi dan petunjuk spiritual yang
diberikan guru. Istilah ini berasal dari bahasa Sansekerta, Upa yang berarti "di atas" dan adesa
yang berarti "nasihat" "instruksi" atau "perintah”. Upadesa biasanya disajikan dalam bentuk
buku. Buku Upadesa menginformasikan berbagai aspek kehidupan beragama Hindu sesuai
dengan konsep ajaran “Catur Asrama”. Buku Upadesa dimaksudkan sebagai bahan renungan
dan tambahan pengetahuan Agama bagi umat Hindu secara umum dan anak sekolah khusunya,
untuk dapat lebih menghayati ajaran Agamanya sesuasi dengan alam kehidupannya dengan
menggali aspek-aspek yang mendasar tentang nilai-nilai Agama, Budaya dan Seni yang
terkandung dalam ajaran Weda. Buku Upadesa sendiri diposisikan sebagai guru yang
memberikan petunjuk spiritual bagi Umat Hindu sesuai dengan pengertian Upadesa.

2. Ajaran yang ada dalam Upadesa


Ajaran yang ada dalam Upadesa adalah aspek kehidupan agama Hindu yang sesuai dengan
Catur Asrama. Secara mengkhusus menurut saya ajaran dalam Upadesa adalah Tri Kerangka
Dasar Agama Hindu yaitu Tattwa (Filsafat), Susila (Etika), dan Upakara (Ritual).
a. Tattwa (Filsafat)
Kata Tattwa berasal dari bahasa Sansekerta “Tat” yang artinya itu,yang maksudnya adalah
hakekat atau kebenaran (Thatnees). Dalam sumber lainya kata Tattwa juga berarti falsafah
(Filsafat Agama). Maksudnya adalah ilmu yang mempelajari kebenaran sedalam-dalamnya
tentang sesuatu seperti mencari kebenaran tentang Tuhan, tentang atma serta yang lainya.
Tattwa mencakup lima hal yang disebut dengan Panca Sradha (Percaya dengan keberadaan
Sang Hyang Widhi, Percaya dengan adanya hukum Karma Phala, Percaya dengan adanya
Samsara, Percaya dengan adanya Atma, dan Percaya dengan adanya Moksa), yang
kesemua hal itu dijabarkan secara lugas dalam Upadesa.
b. Susila (Etika)
Di dalam filsafat (Tattwa) diuraikan bahwa Agama Hindu membimbing manusia untuk
mencapai kesempurnaan hidup seutuhnya, oleh sebab itu ajaran sucinya cenderung kepada
pendidikan sila dan budi pekerti yang luhur, membina umatnya menjadi manusia susila
demi tercapainya kebahagiaan lahir dan batin. Pengertian Susila menurut pandangan
Agama Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara
sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci
(Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang. Untuk mencapai Susila ini harus didasari hati yang
tulus ikhlas dan penuh kasih sayang. Akan tetapi manusia memiliki musuh dalam dirinya
yang bisa menyebabkannya berperilaku tidak baik. Musuh itu yaitu Sad Ripu, Sad Atatayi,
dan Sapta Timira. Semua musuh itu dijelaskan dalam Upadesa sehingga kita sebagai umat
beragama dapat lebih memahami musuh-musuh yang ada dalam diri kita dan bisa
mengatasinya sehingga tercipta sifat Susila.
c. Upakara (Upacara)
Upakara sering dikenal dengan sebutan banten, upakara berasal dari kata “Upa” dan
“Kara”, yaitu Upa berarti berhubungan dengan, sedangkan Kara berarti
perbuatan/pekerjaan (tangan). Upakara merupakan bentuk pelayanan yang diwujudkan
dari hasil kegiatan kerja berupa materi yang dipersembahkan atau dikurbankan dalam suatu
upacara keagamaan. Dalam kehidupan agama Hindu di Bali, setiap pelaksanaan upacara
keagamaan selalu mempergunakan upakara atau banten sebagai sarana untuk
berhubungan/mendekatkan diri dengan pujaannya yaitu Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/manifestasi-Nya yang akan dihadirkan. Upakara atau banten tersebut dibuat dari
berbagai jenis materi atau bahan-bahan yang ada, kemudian ditata dan diatur sedemikian
rupa sehingga berwujud aturan atau persembahan yang indah dilihat, mempunyai fungsi
simbolis dan makna filosofis keagamaan yang mendalam. Dalam Upadesa dibahas secara
rinci jenis-jenis Upakara yang digunakan dalam kegiatan keagamaan, makna serta
fungsinya.
3. Menurut saya banyak sekali manfaat dari belajar Upadesa untuk kehidupan kita karena dalam
upadesa diajarkan secara lengkap aspek kehidupan beragama Hindu yang sesuai dengan Catur
Asrama. Di Upadesa dijelaskan secara rinci upakara, persiapan sebelum persembahyangan,
dan tata cara persembahyangannya. Dalam Upadesa juga dijelaskan hal-hal yang biasa kita
temui sehari-hari yang kita sadari atau tidak merupakan ajaran agama kita, saya khususnya
tahu dan melakukan hal tersebut karena memang diajarkan dari kecil dan tidak mengetahui
makna sesungguhnya. Selain itu, dalam Upadesa juga dijelaksan secara rinci Uparengga yang
digunakan pada upacara Panca Yadnya, selama ini kita hanya mengetahui Uparengga tersebut
memang harus ada di setiap upacara Panca Yadnya dan apabila ditanya makna dari setiap
Uparengga saya tidak bisa menjawab, tetapi setelah membaca buku Upadesa saya mulai
memahami fungsi dan makna setiap dari setiap Uparengga.

Anda mungkin juga menyukai