Ilustrasi 8.1 Perusahaan mobil membeli mobil dari Jepang. Harga mobil itu : Rp.
150.000.000. Bea impor Rp.10.000.000. Pajak pembelian Rp.5.000.000. Beban
angkut masuk adalah Rp.1.000.000 per mobil. Sehingga biaya perolehan untuk 1
mobil adalah = 150.000.000 + 10.000.000 + 5.000.000 + 1.000.000 = Rp.
166.000.000.
1. PEMBELIAN TUNAI
Memperoleh aset tetap dengan pembelian tunai, harus diperhitungkan juga
potongan harga, bila ada. Potongan harga itu mengurangi biaya perolehan aset
tetap. Sehingga biaya perolehan aset tetap adalah harga beli dikurangi dengan
potongan harga.
Ilustrasi 8.2 Perusahaan membeli mobil dengan harga Rp. 150.000.000 dan
diakui sebagai aset tetap. Perusahaan mendapat potongan harga Rp.15.000.000.
Sehingga jurnalnya adalah sebagai berikut :
Mobil Rp.135.000.000
Kas 135.000.000
3. PEMBELIAN GABUNGAN
Perusahaan biasa membeli suatu tanah dengan bangunan atau dengan
perabotan sekalian dengan satu harga saja. Inilah yang dinamakan pembelian
lump-sum. Bila ada transaksi ini, aset tetap harus tetap diidentifikasi satu persatu
berapa pengakuan biaya perolehannya. Cara mencarinya adalah dengan
perbandingan nilai wajar masing-masing aset tetap dengan total nilai wajar aset
tetap dikali dengan harga beli.
Ilustrasi 8.4
Perusahaan membeli gedung dengan bangunannya seharga Rp.1 M. Nilai
tercatat dari gedung dan tanah adalah Rp.400.000.000 dan Rp.200.000.000.
Sedangkan nilai wajar dari gedung dan bangunan adalah Rp. 600.000.000 dan
Rp.300.000.000. Sehingga pengalokasian untuk gedung dan bangunan :
600.000.000
Gedung = x Rp.1 M = Rp. 666.600.000
900.000.000
300.000.000
Tanah = x Rp. 1 M = Rp. 333.400.000
900.000.000
Jurnalnya : Gedung 666.600.000
Tanah 333.400.000
Kas 1.000.000.000
4. PEMBELIAN DENGAN MENERBITKAN SAHAM
Aset tetap juga bisa diperoleh dengan menerbitkan saham. Biaya
perolehan aset tetap adalah sebesar nilai wajar dari saham pada tanggal transaksi.
Bila tidak bisa menentukan nilai wajar saham, maka biaya perolehan aset tetap
bisa dengan nilai wajar dari aset tetap itu.
Ilustrasi 8.5
Perusahaan membeli tanah dengan menerbitkan 100.000 lembar saham. Harga
nominal saham Rp.1.500. Pada saat itu nilai wajar saham adalah Rp.3.500.
sehingga jurnalnya adalah sebagai berikut :
Tanah ( 100.000 x Rp.3.500) 350.000.000
Saham ( 100.000 x Rp.1.500) 150.000.000
Tambahan modal disetor 200.000.000
5. HIBAH
Bila pemerintah atau pihak lain ingin memberikan aset tetap dengan cuma-
cuma, itu bisa terjadi. Transaksi itu dinamakan hibah. Aset tetap bisa diperoleh
dengan cara hibah. Pengukuran aset tetap dengan cara hibah adalah dicatat dengan
nilai wajar. Hal ini diatur oleh PSAK 61 mengenai hibah. Hibah dari pemerintah
hanya boleh diakui bila diperoleh keyakinan bahwa entitas akan memenuhi
kondisi atau prasyarat hibah tersebut dan hibah akan diperoleh.
Hibah yang diterima dicatat sebagai pendapatan selama periode
pemakaiannya dan diakui secara proporsional sejalan dengan penyusutan aset
tetap yang bersangkutan. Hibah tidak boleh dimasukkan sebagai ekuitas.
Ilustrasi 8.6
Perusahaan mendapatkan hibah dari pemerintah berupa bangunan untuk
dijadikan toko. Nilai wajar bangunan tersebut adalah Rp.300.000.000.
Bangunan itu dapat digunakan sampai 20 tahun lamanya.Berikut jurnal pada
saat perolehan dan penyusutan.
Hak atas bangunan – Hibah 300.000.000
Pendapatan Ditangguhkan –Hibah 300.000.000
Ilustrasi 8.7
Perusahaan ingin menukarkan truk lama dengan mesin. Biaya perolehan truk
Rp.100.000.000. Nilai tercatat truk adalah Rp.40.000.000. Pada saat itu nilai
pasar truk Rp.60.000.000. Sementara nilai wajar mesin adalah
Rp.90.000.000. Bagaimana biaya perolehan aset baru dan jurnalnya bila :
1. Ada substansi komersial.
2. Tidak memiliki substansi komersial.
Memiliki substansi komersial
Mesin 60.000.000
Akumulasi penyusutan truk 60.000.000
Truk 100.000.000
Laba karena pertukaran 20.000.000
Ilustrasi 8.8
Perusahaan meminjam uang ke Bank dengan jumlah yang besar untuk
membangun gedung kantor.Perusahaan harus membayar bunga pinjaman
Rp. 500.000 yang akan dibayar bulan berikutnya. Bila pada bulan
berikutnya, pendapatan bunga atas sisa dana pinjaman Rp.100.000, maka
bunga pinjaman yang dikapitalisasi adalah Rp.400.000. Sehingga jurnalnya
adalah sebagai berikut :
Gedung dalam konstruksi Rp.400.000
Kas / bank Rp.400.000
Tapi bila perusahaan meminjam dana secara umum lalu menggunakannya
untuk memperoleh aset kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah biaya
pinjaman yang layak dikapitalisasi dengan menerapkan suatu tarif kapitalisasi
(dihitung dengan dasar rata-rata tertimbang) terhadap pengeluaran atas aset
tersebut. Hal ini terjadi bila perusahaan meminjam lebih dari 1 pinjaman bank.
Ilustrasi 8.9
Perusahaan meminjam dari 3 bank untuk membiayai konstruksi aset
kualifikasiannya. Pinjaman 1 sebanyak Rp.500 juta, bunga 6%. Pinjaman 2
sebanyak Rp. 700 juta, bunga 5%. Pinjaman 3 sebanyak Rp.800 juta, bunga
7%. Selama tahun itu, perusahaan mengeluarkan Rp. 600 juta untuk
pembangunan ini. Berapa bunga yang dapat dikapitalisasi?
Ilustrasi 8.10
Perusahaan membeli gedung dengan harga Rp.50 M. Tapi direncanakan 10
tahun yang akan datang, gedung akan dirobohkan. Estimasi awal biaya
pembongkaran Rp. 5 M, dengan tingkat diskonto 5%. Metode penyusutan
adalah dengan menggunakan garis lurus.
Biaya perolehan gedung = Harga beli + ( 5M x PV(10,5%)
= Rp. 50 M + 3.069.550.000
= Rp. 53.069.550.000
Jurnal : Gedung 53.069.550.000
Kas 50.000.000.000
Provisi 3.069.550.000
Selain biaya perolehan aset, dicatat juga beban penyusutan berdasarkan waktu
pembongkaran.
53.069.550.000
Beban penyusutan per tahun = = 5.306.955.000
10
Jurnalnya : Beban penyusutan 5.306.955.000
Akumulasi penyusutan 5.306.955.000
Dengan tabel diatas, maka dihitung bunga setiap akhir tahun dengan jumlah yang
berbeda, sesuai dengan kolom bunga. Inipun dengan asumsi tidak ada perubahan
dalam diskonto dan estimasi biaya bongkar.
Bila terjadi perubahan biaya bongkar, maka harus dihitung ulang kembali nilai
kininya. Konsekuensinya adalah beban penyusutan juga berubah.
F. LATIHAN
1. Apa perbedaan antara aset tetap dengan persediaan? Berikan contoh.
5. Aset tetap diperoleh dari penerbitan saham. Bila tidak ada nilai wajar saham
dan tidak ada nilai wajar dari aset yang diterima, bagaimana penentuan nilai
aset tetap tersebut?
6. Aset tetap diperoleh dari pertukaran aset tetap lainnya. Apakah substansi
komersial itu?
7. Mobil dibeli tanggal 5 Mei 2015 seharga Rp. 100.000.000 dengan tunai. Pada
saat itu mendapat potongan harga 5%. Buatlah jurnal yang diperlukan dari
transaksi ini.
9. Alat berat diperoleh dengan cara menerbitkan saham tanggal 1 Juni 2015.
Terdapat 1.000 lembar saham diterbitkan. Harga nominal Rp.12.000. Pada
saat itu harga wajar saham adalah Rp.20.000. Diminta :
a. Hitunglah nilai alat berat saat diperoleh.
b. Buatlah jurnal perolehan alat berat.
10. PT Yes emboli bangunan dengan tanah dan perabotan seharga Rp. 1 M.
Berikut nilai buku dan nilai wajar masing-masing aset.
Nilai Buku Nilai wajar
Bangunan Rp.400.000.000 Rp.600.000.000
Tanah Rp. 200.000.000 Rp.400.000.000
Perabotan Rp. 150.000.000 Rp.100.000.000
Diminta :
a. Hitunglah nilai perolehan masing-masing aset tetap.
b. Buatlah jurnal dari transaksi ini.
11. PT Wawasan memperoleh bangunan dari hibah pemerintah tanggal 1 Juli
2015. Harga wajar bangunan Rp.200.000.000. Umur ekonomis bangunan 20
tahun. Diminta :
a. Buatlah jurnal dari perolehan hibah tersebut.
b. Dengan menggunakan metode garis lurus, hitunglah beban penyusutan.
c. Buatlah jurnal penyusutan.
12. Rifat membeli sebuah mobil tanggal 1 Maret 2010 dengan Rp. 95.000.000.
Umur ekonomis 5 tahun. Metode penyusutan dengan garis lurus. Nilai sisa
Rp. 5.000.000. Tanggal 1 Oktober 2015 mobil tersebut ditukar dengan truk.
Harga pasar mobil Rp. 40.000.000. Harga pasar truk Rp. 30.000.000. Rifat
juga mengeluarkan uang sebesar Rp. 10.000.000 untuk truk itu.
Pertanyaan :
a. Hitung Akumulasi Penyusutan untuk mobil
b. Nilai buku mobil
c. Laba atau rugi karena pertukaran dan yang diakui
d.Jurnal yang dibutuhkan dengan situasi mempunyai substansi komersial dan
tidak memiliki substansi komersial untuk :
tanggal perolehan awal
penyusutan sampai tanggal ditukar
tanggal ketika ditukar
15. Mobil dibeli dari Jakarta tanggal 12 Januari 2015. Untuk sampai ke
Tanjungpinang, biaya pengangkutannya adalah Rp.5.000.000. Ketika sampai
di Tanjungpinang bea balik nama adalah Rp. 3.000.000. Ternyata mobil itu
harus dihidupkan dulu oleh ahlinya. Biaya untuk mendatangkan ahli tersebut
Rp. 2.000.000. Upah dari ahli itu Rp. 4.000.000. Sampai di Tanjungpinang
harus ganti oli dulu sebesar Rp.500.000. Diminta :
a. Hitunglah biaya perolehan mobil,
b. Buatlah jurnal perolehan mobil.