NIM : C30120081
Kelas : AK3
“Masalah-Masalah dalam Aset dan penyelesaiannya”
1. Pengukuran
Pengukuran Kos
a. Batas Kegiatan
Batas kegiatan berkaitan dengan masalah unsur pengorbanan sumber
ekonomik (kegiatan) apa saja yang membentuk kos suatu aset.
b. Jenis Penghargaan
Masalah ini berkaitan dengan penentuan kos utama yang harus dicatat. Agar
penghargaan yang telah disetujui dapat dicatat dalam sistem akuntansi, penghargaan tersebut
harus dinyatakan dalam satuan uang. Persyaratan ini akan mudah dilakukan kalau penghargaan
tersebut berwujud uang tunai (kas). Seluruh jumlah rupiah yang disepakati sebagai penghargaan
pada saat transaksi akan membentuk kos yang paling objektif karena tidak lagi melibatkan
interpretasi atau pertimbangan penilaian. Bila transaksi terjadi dalam mekanisma pasar bebas
antara pihak independen, kos tunai (cash cost) adalah pengukur aset yang paling valid dan
objektif.
Contoh Aplikasi
PT Elang, sebuah perusahaan taksi, menukarkan salah satu mobil armadanya
dengan mobil sejenis yang lain. Kos mobil lama (Ford) adalah Rp 150 juta dan telah didepresiasi
sebesar Rp 74 juta yang pada saat ditukarkan mempunyai harga pasar Rp 95 juta. Mobil lama
ditukar dengan mobil tangan kedua (Toyota) yang bernilai pasar Rp81 juta ditambah kas Rp 14
juta. Dengan kos berapa mobil Toyota harus dicatat?
Karena mobil lama dengan nilai buku Rp 76 juta dihargai Rp 95 juta, terjadi
untung sebesar Rp 19 juta. Perhitungan komponen- komponen berikut menentukan kos aset yang
diterima :
Rp81 juta
Untung tangguhan : x Rp19 juta = Rp16,2 juta
Rp 14 juta + Rp81 juta
Rp14 juta
Porsi nilai buku taksejenis : x Rp76 juta = 11,2 juta
Rp14 juta + Rp81 juta
Atau
Nilai pasar aset diterima Rp 81.000.000
Untung tangguhan Rp 16.200.000
3. Pengakuan
a. Beban Tangguhan (Deffered Charge)
Masalahnya adalah apakah beban tangguhan dapat digolongkan sebagai aktiva? Jenis beban
tangguhan yg mana yg dapat dogolongkan sebagai aktiva.
Kriteria umum utk menentukan beban tangguhan:
1. Apakah cost jasa tersebut merupakan pengeluaran yang sah dan wajar,
2. Apakah cost jasa tersebut merupakan suatu faktor yang manfaatnya di masa mendatang dpt
diantisipasi dgn mudah,
3. Apakah cost jasa tersebut merupakan jenis pengeluaran yang terjadi berulang-ulang setiap
periode.
Contoh dari Beban Tangguhan adalah Sewa dibayar dimuka, Asuransi dibayar dimuka, dll.
Sewaguna
Sewaguna menimbulkan masalah pelik dalam pengakuan aset karena di Amerika pada
mulanya sewaguna digunakan sebagai sarana pemerolehan aset tetap atau fasilitas fisis tanpa
harus menunjukkan utang yang timbul dari pemerolehan tersebut.
Kapitalisasi Bunga
Masalah ini muncul terutama bila perusahaan sedang membangun fasilitas fisik yang
dibiayai dengan dana pinjaman dan jangka waktunya cukup lama.
Ada beberapa perlakuan akuntansi terhadap bunga (Hendriksen, 1982):
1. Bunga tidak dikapitaliasi
2. Bunga dikapitalisasi dan dimasukkan sebagai elemen cost fasilitas fisik yang dibangun
sendiri
3. Bunga dikapitalisasi tetapi tidak dimasukkan sebagai elemen cost fasilitas fisik yang
dibangun
Bunga hanya dapat dikapitalisasi utk aktiva yang memenuhi syarat yaitu:
1. Aktiva yang memenuhi syarat, Bunga dapat dikapitalisasi untuk:
a) Aktiva yang dibangun untuk digunakan sendiri
b) Aktiva yang dibangun dengan tujuan untuk dijual sebagai unit proyek yang berdiri sendiri.
Aktiva yang tidak dapat dikapitalisasi:
a) Aktiva tersebut siap digunakan
b) Aktiva yang bersangkutan berhenti dalam proses pembangunan
2. Besarnya kapitalisasi,
a) Apabila dana rata-rata yg tertanam dlm konstruksi tdk melebihi dana pinjaman
b) Apabila dana rata-rata tertanam dalam konstruksi melebihi besarnya dana pinjaman utk
konstruksi tersebut
3. Periode kapitalisasi
a) Uang muka utk konstruksi telah dibayar
b) Kegiatan konstruksi tetap berlangsung
c) Cost bunga telah terhimpun
4. Penyajian pengungkapan
a) Total bunga yg terjadi selama periode
b) Bagian dari total bunga yg dikapitalisasi
c) Total bunga yg dibebankan ke periode bersangkutan kalau selama periode tersebut tidak
ada bagian bungan yang dikapitalisasi