Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mirda Amir

NIM : C30120081
Kelas : AK3
“Masalah-Masalah dalam Aset dan penyelesaiannya”

1. Pengukuran
Pengukuran Kos
a. Batas Kegiatan
Batas kegiatan berkaitan dengan masalah unsur pengorbanan sumber
ekonomik (kegiatan) apa saja yang membentuk kos suatu aset.

Misalnya, pengeluaran untuk balik nama pembelian sebidang tanah dan


pengeluaran untuk mempersiapkan tanah tersebut jumlahnya harus dimasukkan sebagai kos total
tanah tersebut. Bila sebuah gedung dibangun sendiri dengan menggunakan fasilitas yang dimiliki
perusahaan sendiri maka hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa semua jumlah rupiah yang
terjadi yang cukup beralasan untuk dikaitkan dengan pembangunan gedung tersebut, seperti
misalnya jasa arsitek dan pengeluaran tak langsung (overhead) lainnya, harus dimasukkan
sebagai kos bangunan tersebut. Jumlah rupiah pengeluaran untuk menyimpan dan
mengasuransikan barang dagangan selama dalam periode persiapan untuk dijual adalah bagian
dari kos barang dagangan tersebut. Pajak dan pengeluaran tambahan lainnya yang wajar yang
berkaitan dengan pembangunan sebuah kawasan pemukiman atau estat real (Real Estate) selama
periode pengorganisasian (pengembangan) dan pembangunan sampai siap dipakai atau dijual
adalah jumlah rupiah pengeluaran yang sah dan wajar untuk dilekatkan pada kos estat real
tersebut.

b. Jenis Penghargaan
Masalah ini berkaitan dengan penentuan kos utama yang harus dicatat. Agar
penghargaan yang telah disetujui dapat dicatat dalam sistem akuntansi, penghargaan tersebut
harus dinyatakan dalam satuan uang. Persyaratan ini akan mudah dilakukan kalau penghargaan
tersebut berwujud uang tunai (kas). Seluruh jumlah rupiah yang disepakati sebagai penghargaan
pada saat transaksi akan membentuk kos yang paling objektif karena tidak lagi melibatkan
interpretasi atau pertimbangan penilaian. Bila transaksi terjadi dalam mekanisma pasar bebas
antara pihak independen, kos tunai (cash cost) adalah pengukur aset yang paling valid dan
objektif.

Kos Dalam Barter

Contoh Aplikasi
PT Elang, sebuah perusahaan taksi, menukarkan salah satu mobil armadanya
dengan mobil sejenis yang lain. Kos mobil lama (Ford) adalah Rp 150 juta dan telah didepresiasi
sebesar Rp 74 juta yang pada saat ditukarkan mempunyai harga pasar Rp 95 juta. Mobil lama
ditukar dengan mobil tangan kedua (Toyota) yang bernilai pasar Rp81 juta ditambah kas Rp 14
juta. Dengan kos berapa mobil Toyota harus dicatat?
Karena mobil lama dengan nilai buku Rp 76 juta dihargai Rp 95 juta, terjadi
untung sebesar Rp 19 juta. Perhitungan komponen- komponen berikut menentukan kos aset yang
diterima :

Rp81 juta
Untung tangguhan : x Rp19 juta = Rp16,2 juta
Rp 14 juta + Rp81 juta

Rp14 juta
Porsi nilai buku taksejenis : x Rp76 juta = 11,2 juta
Rp14 juta + Rp81 juta

Kos Toyota akan dicatat sebesar :


Nilai buku aset diserahkan Rp 76.000.000
Porsi nilai buku taksejenis Rp 11.200.000

Kos mobil Toyota Rp 64.800.000

Atau
Nilai pasar aset diterima Rp 81.000.000
Untung tangguhan Rp 16.200.000

Kos mobil Toyota Rp 64.800.000

Hadiah atau Hibah


Masalah khusus timbul bilamana barang atau jasa yang jelas-jelas mempunyai manfaat
ekonomik yang besar diperoleh perusahaan tanpa kos yang berarti atau dengan kos yang tidak
sebanding dengan nilai ekonomik barang yang diperoleh. Gedung dan tanahnya yang diperoleh
perusahaan melalui sumbangan atau hibah adalah contoh pemerolehan aset tanpa kos. Walaupun
demikian, ada alasan yang kuat untuk tetap mencatat kekayaan tersebut atas dasar kos tunai
implisitnya. Alasannya adalah bahwa setiap fasilitas atau faktor ekonomik yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tanpa memandang asalnya, harus diperlakukan dengan seksama sebagai
potensi jasa. Oleh karena itu, pengakuan kos yang wajar diperlukan untuk menentukan secara
tepat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning power) yang biasanya
ditunjukkan oleh tingkat kembalian investasi (rate of return investment).

Kos Dalam Pembelian Kredit


Dalam transaksi kontrak pembelian dengan harga kontrak tertentu, harga kontrak yang
disepakati mungkin melebihi harga pembelian tunai. Misalnya, harga kontrak pembelian sebuah
mesin adalah Rp. 1.600.000 dan dibayar dalam 8 x angsuran tiap akhir triwulan sebesar Rp
200.000 tanpa menyebutkan adanya bunga secara eksplisit. Dalam kasus ini, sebenarnya harga
nominal (kontrak) tersebut melebihi kos yang sebenarnya yaitu jumlah rupiah uang yang
diperlukan seandainya pembelian dilakukan tunai. Kalau mesin tersebut dapat diperoleh juga dari
toko yang sama dengan harga tunai Rp 1.465.000 maka jumlah rupiah ini dapat dianggap sebagai
dasar pencatatan kos berdasarkan jumlah setara tunai sedangkan selisih antara jumlah ini dengan
nilai kontrak yaitu sebesar Rp 135.000 adalah setara dengan bunga dan harus dibebankan ke
pendapatan (sebagai biaya) selama jangka waktu kontrak.
2. Penilaian
a. Konsep dan Basis Penilaian
Bila suatu aset telah ada dalam atau dikuasai oleh kesatuan usaha, pada saat
menyajikan masalah penilaiannya adalah dengan dasar apa aset tersebut harus dilekati nilai
pertukaran untuk merepresentasi makna atau atribut secara tepat. Nilai pertukaran itu sendiri
dapat dipandang dari 2 sisi yaitu pertukaran dalam pemerolehan dan pertukaran dalam
pemanfaatan aset (dikonsumsi atau dijual). Nilai yang diperoleh atas dasar pertukaran
pemerolehan disebut dengan nilai masukan (input values) sedangkan yang diperoleh dari
pertukaran pemanfaatan disebut nilai keluaran (output values).

b. Harga Jual Sekarang


Nilai jual sekarang sebenarnya didasari oleh konsep secara tunai sekarang (current
cash equivalents). Nilai ini menunjukkaan jumlah rupiah kas atau daya beli yang dapat direalisasi
dengan cara menjual setiap jenis aset dipasar bebas dalam kondisi perusahaan melikuidasi
(menjual) asetnya secara normal. Nilai ini biasanya diukur berdasarkan harga pasar kutipan
barang bekas sejenis dengan kondisi yang sama. Secara teoritis, setara kas sekarang merupakan
atribut atau properitas yang relevan untuk semua aset. Artinya, semua aset dapat menggunakan
dasar penilaian ini pada titik waktu tertentu sehingga agregasi jumlah rupiah aset menjadi
bermakna tanpa menghadapi masalah agregasi jumlah rupiah masa lalu, sekarang, dan masa
datang yang skala daya belinya berbeda.

3. Pengakuan
a. Beban Tangguhan (Deffered Charge)
Masalahnya adalah apakah beban tangguhan dapat digolongkan sebagai aktiva? Jenis beban
tangguhan yg mana yg dapat dogolongkan sebagai aktiva.
Kriteria umum utk menentukan beban tangguhan:
1.      Apakah cost jasa tersebut merupakan pengeluaran yang sah dan wajar,
2.      Apakah cost jasa tersebut merupakan suatu faktor yang manfaatnya di masa mendatang dpt
diantisipasi dgn mudah,
3.      Apakah cost jasa tersebut merupakan jenis pengeluaran yang terjadi berulang-ulang setiap
periode.
Contoh dari Beban Tangguhan adalah Sewa dibayar dimuka, Asuransi dibayar dimuka, dll.

Sewaguna
Sewaguna menimbulkan masalah pelik dalam pengakuan aset karena di Amerika pada
mulanya sewaguna digunakan sebagai sarana pemerolehan aset tetap atau fasilitas fisis tanpa
harus menunjukkan utang yang timbul dari pemerolehan tersebut.

Kapitalisasi Bunga
Masalah ini muncul terutama bila perusahaan sedang membangun fasilitas fisik yang
dibiayai dengan dana pinjaman dan jangka waktunya cukup lama.
Ada beberapa perlakuan akuntansi terhadap bunga (Hendriksen, 1982):
1.    Bunga tidak dikapitaliasi
2.    Bunga dikapitalisasi dan dimasukkan sebagai elemen cost fasilitas fisik yang dibangun
sendiri
3.    Bunga dikapitalisasi tetapi tidak dimasukkan sebagai elemen cost fasilitas fisik yang
dibangun
Bunga hanya dapat dikapitalisasi utk aktiva yang memenuhi syarat yaitu:
1.    Aktiva yang memenuhi syarat, Bunga dapat dikapitalisasi untuk:
     a)    Aktiva yang dibangun untuk digunakan sendiri
    b)   Aktiva yang dibangun dengan tujuan untuk dijual sebagai unit proyek yang berdiri sendiri.
Aktiva yang tidak dapat dikapitalisasi:
     a)    Aktiva tersebut siap digunakan
     b)   Aktiva yang bersangkutan berhenti dalam proses pembangunan
2.    Besarnya kapitalisasi,
     a)    Apabila dana rata-rata yg tertanam dlm konstruksi tdk melebihi dana pinjaman
     b)   Apabila dana rata-rata tertanam dalam konstruksi melebihi besarnya dana pinjaman utk
konstruksi tersebut
3.    Periode kapitalisasi
     a)    Uang muka utk konstruksi telah dibayar
     b)   Kegiatan konstruksi tetap berlangsung
     c)    Cost bunga telah terhimpun
4.    Penyajian pengungkapan
     a)    Total bunga yg terjadi selama periode
     b)   Bagian dari total bunga yg dikapitalisasi
     c)    Total bunga yg dibebankan ke periode bersangkutan kalau selama periode tersebut tidak
ada bagian bungan yang dikapitalisasi

Pengeluaran Kapital (Capital Expenditure)


Adalah pengorbanan sumber ekonomi yg berkaitan dgn obyek jasa (fasilitas fisik) baik
saat diperoleh maupun saat digunakan dlm operasi
Aturan umum yg digunaka utk menentukan pengorbanan ekonmi sebagai pengeluaran:
1.    Utk aktiva non moneter yg baru diperoleh/dibeli
2.    Utk aktiva yang telah dipakai (aktiva lama)
     a)    Menambah kapasitas produksi aktiva yg bersangkutan
     b)   Menambah umur ekonomis
     c)    Menambah nilai aktiva

Aktiva Donasi / Sumbangan


Masalah yg timbul adalah apabila perusahaan memperoleh suatu aktiva tanpa harus
mengeluarkan / mengorbankan sumber ekonomi. Walau tanpa pengorbanan ekonomi, aktiva
harus tetap dicatat. Oleh karena aktiva yang berasal dari sumbangan memiliki manfaat untuk
menghailkan pendapatan, maka aktiva tersebut harus ditentukan nilai wajarnya.

Transaksi Aktiva Non Moneter


Masalahnya muncul apabila pengorbanan ekonomi untuk memperoleh suatu aktiva bukan
berupa kas tetapi berbentuk aktiva non moneter.
Apabila aktiva yang diterima adalah aktiva yang tidak sejenis, aktiva tersebut dinilai atas dasar
nilai wajarnya. Sedang untuk aktiva yang sejenis, penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:
a)    Jika ada unsur rugi dalam transaksi tersebut, maka nilai aktiva yg diterima adalah nilai wajar
dari aktiva yg diserahkan ditambah sejumlah kas tertentu yg dikeluarkan.
b)   Jika ada unsur untung dlm transaksi tersebut, nilai aktiva yg diterima adalah nilai buku aktiva
yg diserahkan ditambah sejumlah kas tertentu yg dikeluarkan
c)    Jika ada untung dan diterima sejumlah kas, maka nilai aktiva yg diterima adalah nilai buku
aktiva yg diserahkan dikurangi proporsi tertentu dari nilai buku aktiva yg dijual. 

Anda mungkin juga menyukai