NPM : 17140090
PENGERTIAN AKTIVA
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran
yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang
akan datang. Pengertian aktiva menurut beberapa orang ahli sebagai berikut :
a. Menurut Dra. Lanita Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatau
perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di
masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
b. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah Sumber daya
yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Aktiva adalah kekayaan atau sumber-
sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi-
transaksi yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan memberi manfaat di masa depan.
Ada 2 jenis aktiva, yaitu :
1. Aktiva Lancar
Aktiva Lancar adalah aktiva yang berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang
pendek. Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah :
2. Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna jangka
panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Pengertian aktiva tetap berwujud dikemukakan oleh beberapa orang ahli
sebagai berikut :
a. Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang
sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan”.
b. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap
adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun”.
Harga Perolehan :
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat
dan siap dipakai harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang
bersangkutan. Contoh: apabila perusahaan membeli sebuah tanah dengan harga
Rp.20.000.000 dan untuk biaya notarisnya Rp.400.000, biaya balik nama sebesar Rp.300.000
dan komisi kepada makelar Rp.200.000 maka harga perolehan dari tanah tersebut adalah
Rp.20.900.000.
Pada waktu membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar dihitung sebagai
berikut:
Angsuran bulanan Rp50.000.000 : 25 = Rp.2.000.000
Bunga selama sebulan yang belum dibayar
1/12 x 12% x Rp.50.000.000 = 500.000
Jumlah yang harus dibayar Rp.2.500.000
Angsuran kedua terdiri dari hutang pokok bulanan sebesar Rp 2.000.000 dan sisa hutang Rp
48.000.000. Bunga yang dibebankan 1/12 x 12% x Rp.48.000.000 = Rp.480.000. Ayat jurnal
yang perlu dibuat yaitu :
(D) Hutang angsuran 2.000.000
(D) Biaya bunga 480.000
(K) Bank 2.480.000
proses perhitungan, pembayaran dan pencatatan angsuran seperti tersebut akan berulang
setiap bulan sekali samapai semua hutang angsuran telah dibayar.
2. Perseroan Terbatas yang menerbitkan saham tidak untuk dijual kepada masyarakat umum,
tetapi hanya untuk dimiliki oleh beberapa orang tertentu saja, dan biasanya merupakan
perusahaan keluarga digolongkan dalam Perseroan Terbatas...
a. Terbuka
b. Pemerintah
c. Tertutup
d. Tidak terdaftar
3. Yang dimaksud dengan Utang Jangka Pendek, yaitu ….
a. Kewajiban yang pelunasannya menggunakan sumber daya yang diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar atau dengan pembentukan utang lancar baru.
b. Utang perusahaan yang akan jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi.
c. Utang yang memerlukan proses formal dalam pembentukannya, yaitu persetujuan dari
dewan direksi dan atau pemegang saham.
d. Jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya setelah
mendapatkan persetujuan dari dewan direksi.
4. Suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau nilai dasar
lain dari Aktiva Tetap Berwujud, dikurangi nilai sisa (kalau ada), selama umur kegunaan
unit aktiva yang ditaksir (mungkin berupa suatu kumpulan aktiva-aktiva) dalam suatu cara
yang sistematis dan rasional disebut:
a. Akuntansi Biaya
b. Akuntansi Penyusutan
c. Akumulasi Penyusutan
d. Akuntansi Keuangan
5. Aktiva Tetap Berwujud yang mempunyai umur tak terbatas sehingga tidak mungkin
dilakukan penyusutan, antara lain adalah :
a. Gedung
b. Peralatan
c. Tanah
d. Kendaraan
6. Berikut ini yang bukan merupakan karakteristik Aktiva Tetap Berwujud adalah :
a. Relatif Permanen
b. Digunakan dalam operasi perusahaan
c. Dimaksudkan untuk dijual kembali
d. Mempunyai bentuk fisik
Kunci Jawaban :
1. a. Harga perolehan asli
2. c. Tertutup
3. a. Kewajiban yang pelunasannya menggunakan sumber daya yang diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar atau dengan pembentukan utang lancar baru.
4. b. Akuntansi Penyusutan
5. c. Tanah
6. c. Dimaksudkan untuk dijual kembali
- Sudut Substansi
Aktiva tetap dapat dibagi:
1. Tangible Assets atau Aktiva berwujud seperti Lahan, Mesin, Gedung dan Peralatan.
2. Intangible Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, Goodwill,
Patents, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.
Kemungkinan lain bagi aktiva yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini
terjadi kalau aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva belum disusutkan
penuh, maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Seperti
halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap kerugian karena penghapusan aktiva juga
dilaporkan sebagai biaya lain-lain. Adakalanya penghapusan aktiva tetap dilakukan karena
kejadian – kejadian yang tidak diharapkan seperti kebakaran.
Contoh :
Untuk menggambarkan kejadian ini, anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal
2 januari 2002 dengan harga Rp. 10.000.000, pada tanggal 1 Juli 2002 mengalami tabrakan
berat dan tidak dapat dipakai lagi. Ganti rugi yang diterima dari perusahaan asuransi adalah
Rp. 8.000.000. Ayat jurnal yang sesuai yaitu :
1. (D)Biaya penyusutan 1.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000
2. (D)Akumulasi penyusutan 7.000.000
(D)Kerugaian karena penghapusan a.t 3.000.000
(K) Kendaraan 10.000.000
Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari
2002 sampai dengan 1 Juli 2002 yang belum dicatat. Ayat jurnal (2) mencatat penghapusan
aktiva tetap, sedang ayat jurnal (3) mencatat klaim asuransi yang akan diterima.
Aktiva tidak berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri
oleh perusahaan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak
luar, maka disamping harga beli yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya
– biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada pemerintah
dan notaries serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud
diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri ,maka termasuk dalam harga perolehan
adalah biaya-biaya bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak
langsung misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.
Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori : (a) Diamortisasikan selama jangka waktu
yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu kegunaannya lebih lama atau
lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat dilakukan koreksi seperlunya. Aktiva yang
termasuk dalam kategori (b) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan,asalkan
amortisasi tersebut layak dan masuk akal. Amortisasi aktiva tak berwujud dicatat dengan
mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau
langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.
Contoh :
Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan
uang sebesar Rp.25.000.000. Perolehan ini dicatat sebagai berikut :
(D) Hak paten 25.000.000
(K) Bank 25.000.000
Anggaplah juga masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan
dari hak paten ini, dengan demikian adalah :
10 % x Rp.25.000.000 = Rp.2.500.000
Ayat jurnal yang harus dibuat adalah :
(D) Biaya amortisasi 2.500.000
(K) Hak paten 2.500.000
2002
(D) Biaya riset dan pengembangan 10.000.000
(K) Bank 10.000.000
2003
(D) Biaya riset dan pengembangan 12.000.000
(K) Bank 12.000.000
Apabila riset dan pengembangan tersebut diatas dilakukan untuk suatu produk tertentu
yang dapat diidentifikasikan secara spesifik, maka isi debit dari ayat-ayat jurnal diatas diganti
dengan pos aktiva : Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan. Apabila kemudian
dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal,
ayat jurnal berikut yang perlu dibuat :
(D) Biaya riset dan pengembangan 22.000.000
(K) Biaya riset dan pengembangan
belum dialokasikan 22.000.000
a. Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh
karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa
karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu
produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.
4. Katakan ada perusahaan yang menghasilkan laba berikut (pada tahun terkait): 2010:
Rp200.000.000; 2011: Rp220.000.000; 2012: Rp190.000.000; 2013: Rp210.000.000.
Semua laba ini dijumlahkan untuk memperoleh laba total Rp820.000.000.
Bagikan total (Rp820.000.000) dengan jumlah tahun, yang dalam contoh ini adalah
4. Hasilnya adalah laba rata-rata. Dengan demikian, laba rata-ratanya adalah
Rp205.000.000.
Oleh karena goodwill sama dengan laba rata-rata dalam rentang tahun tertentu yang
dikalikan jumlah tahun terkait, dalam contoh di atas goodwill-nya adalah
Rp820.000.000. Dengan demikian, goodwill hanyalah akumulasi total laba dari
tahun-tahun terkait. Kenyataannya, biaya dan laba abnormal akan mengubah
hasilnya.
- Menghitung Goodwill Menggunakan Super Profit
1. Temukan laba rata-rata. Dalam metode ini, Anda perlu memahami laba rata-rata Anda
dari tahun-tahun sebelumnya. Jumlahkan laba dari tahun-tahun sebelumnya, dan
bagikan dengan jumlah tahun.
Contoh : Perusahaan dapat menghasilkan laba Rp200.000.000 di tahun 2010,
Rp220.000.000 di tahun 2011, Rp190.000.000 di tahun 2012, dan Rp210.000.000 di tahun
2013. Jumlahkan semuanya untuk memperoleh Rp820.000.000 dan bagikan dengan
jumlah tahun, yang dalam kasus ini adalah 4. Hasilnya adalah laba rata-rata sebesar
Rp205.000.000.
2. Kurangi laba asli dengan laba rata-rata. Laba super (super profit) adalah laba yang
diperoleh melebihi laba rata-rata. Untuk lebih memahami perihal laba super, carilah
laba asli perusahaan di tahun ini dan kurangi dengan laba rata-rata dari tahun
sebelumnya. Sebagai contoh, katakan laba rata-rata bisnis adalah Rp200.000.000.
Dalam satu tahun Anda mendapatkan laba bersih Rp230.000.000. Besar selisih laba
perolehan dengan laba rata-rata dinamakan laba super, yang dalam contoh di atas
sebesar Rp30.000.000.
Catatan:
Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana dalam
transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa
berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero)
baru, merger atau akuasisi.
Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas kejadian
sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai biaya sewa.
Contoh Kasus :
Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT. Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan cara
menyewa selama 30 Tahun, dengan membayar sebesar Rp 750,000,000,-. Dalam perjalanan
usahanya PT. Royal Bali Cemerlang juga menyewa sebuah mobil pick-up disewa Rp
150,000/hari.
Mengacu pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang telah disebutkan
sebelumnya, maka transaksi sewa yang ada pada PT. Royal Bali Cemerlang hendaknya
diperlakukan sebagai berikut :
Pencatatan :
Atas sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud:
Pada saat pembayaran sewa dicatat :
[-Debit-]. Lease Hold = Rp 750,000,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 675,000,000.-
[-Credit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
Pada saat penyetoran PPh Pasal 4(2) :
[-Debit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 75,000,000,-
Penjelasan :
(-). Transaksi sewa ini diakui sebagai perolehan Aktiva Tetap Tak Berwujud (intangible
asset) yaitu berupa Hak sewa (Lease Hold), karena sewa tersebut berjangka waktu 30 tahun,
yang artinya atas cost sewa yang dikeluarkan sekarang, perusahaan akan memperoleh
manfaat (menjadikannya sebagai tempat usaha) untuk masa waktu yang lebih dari satu tahun
buku, untuk itu transaksi sewa ini eligable diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud..
(-). Persewaan suatu aktiva, merupakan Taxable Object, yaitu PPh Pasal 4 (2), diakui
sekarang atau nanti tetap akan mengakui. Jika tidak di akui sekarang toh nanti akan dikoreksi
oleh pihak kantor pajak. Mengingat Conservatism principle, bukankah setiap potensi
pengeluaran maupun kewajiban, hendaknya diakui sesegera mungkin ?
Atas sewa mesin & mobil dicatat sebagai biaya :
Catatan: :
Sewa mobil yang biayar harian langsung diakui sebagai biaya, karena atas pengeluaran
perusahaan sebesar Rp 150,000,- perusahaan hanya akan memperoleh manfaat selama satu
hari (kurang dari 1 tahun buku).
Sewa jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana perusahaan bertindak selaku pemotong.
c. Organization Cost
Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up
perusahaan sebelum beroperasi, contohnya : pembayaran kepada notaris. Pengeluaran ini
diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud, karena atas pengeluaran tersebut perusahaan
akan memperoleh manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan
masih beroperasi.
e. Hak Patent
Hak Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas
penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu
dan dapat diperpanjang. Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau
formula, atau system, atau cara tertentu.
h. Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan
produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun
penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak
franchise.
Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh temponya relatif lama, biasanya
dalam satu periode akuntansi atau bahkan lebih dari itu. Keuntungan dari utang ini,
perusahaan dapat meningkatkan nilai aset (baik dalam bentuk investasi, maupun pembelian
aset bergerak dan tidak bergerak) dan keuntungan dalam laporan keuangan pada periode
tersebut, serta membuat perputaran uang menjadi relatif cepat.
Jika utang tersebut terjadi akibat pembelian bahan atau barang yang akan dijual
kembali, maka perusahaan dapat memanfaatkan fasilitas untuk melakukan penjualan
terlebih dahulu. Dari hasil penjualan itulah dapat digunakan untuk membayar utang
nantinya.
DEPLESI
Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti
tambang dan hutan kayu. Menurunnya harga perolehan tersebut disebabkan oleh perubahan
(pengolahan) sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi persediaan.
Dalam ilmu akuntansi yang merupakan bagian ilmu yang paling banyak memakai istilah
deplesi, deplesi bisa diartikan sebagai alokasi biaya yang diperolehan sumber-sumber alam ke
periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan
metode satuan produksi yang artinya bahwa biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan
yang dieksploitasi selama satu periode. Dalam ini hal yang di eksploitasi yaitu sumber daya
alam yang tidak bisa diperbarui. Karena pengelolaan sumber daya alam yang tidak bisa
diperbarui berhubungan erat dengan sektor pertambangan, maka dapat diungkapkan bahwa
kata deplesi selalunya pasti merujuk pada perhitungan akuntansi pertambangan yang
berkaitan dengan hasil residu, tafsiran perolehan dan lainnya sebagainya.
Tambang emas
Tambang batu bara
Tambang biji besi
Tambang minyak
dan lain sebagianya.
Metode Deplesi :
berikut ini ada beberapa metode untuk menghitung Deplesi
1. Harga perolehan aktiva
Contoh saoal :
Sebidang lahan (tanah) yang terdapat kandungan tambang dibeli seharga Rp20.000.000,00.
Taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut setelah dieksploitasi nilainya ditaksir
sebesar Rp2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut:
Jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka total
deplesi pada tahun tersebut sebesar = 40.000 x Rp. 120.000 = Rp. 4.800.000
Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton, barrel).
Untuk mengetahui sisa stok dari sumber daya setelah dimanfaatkan atau akibat
kerusakan.
Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya.
Sebagai bahan perencanaan pembangunan di masa yang akan datang.
Mencegah dan mengurangi kelangkaan sumberdaya.
2. Berikut ini yang merupakan formula/rumus untuk menghitung besarnya tarif Deplesi
adalah ….
a. (Harga Perolehan + Taksiran Nilai Residu) X Taksiran Kandungan
b. (Harga Perolehan - Taksiran Nilai Residu) X Taksiran Kandungan
c. (Harga Perolehan + Taksiran Nilai Residu) Taksiran Kandungan
d. (Harga Perolehan - Taksiran Nilai Residu) Taksiran Kandungan
Kunci Jawaban :
1. D
2. D
DAFTAR PUSTAKA