Anda di halaman 1dari 15

Nama : Ester Matondang

NPM : 17140090

PENGERTIAN AKTIVA

Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran
yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang
akan datang. Pengertian aktiva menurut beberapa orang ahli sebagai berikut :
a. Menurut Dra. Lanita Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatau
perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di
masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
b. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan : “Aktiva ialah Sumber daya
yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Aktiva adalah kekayaan atau sumber-
sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi-
transaksi yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan memberi manfaat di masa depan.
Ada 2 jenis aktiva, yaitu :

1. Aktiva Lancar
Aktiva Lancar adalah aktiva yang berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang
pendek. Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah :

a. Kas, uang tunai untuk membiayai operasional perusahaan.


b. Investasi jangka pendek, investasi yang sifatnya sementara hanya untuk
memanfaatkan uang yang belum dibutuhkan dalam operasi.
c. Piutang wesel, tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam
perjanjian yang diatur dalam undang-undang.
d. Piutang dagang, tagihan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan barang dagangan
secara kredit.
e. Persediaan, baik persediaan barang mentah, barang dalam proses maupun barang jadi.
f. Piutang penghasilan, penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum
diterima pembayarannya.
g. Persekot/uang muka/biaya dibayar di muka, pengeluaran untuk memperoleh jasa atau
prestasi dari pihak lain. Pengeluaran itu belum menjadi biaya periode sekarang
melainkan pada periode berikutnya.

2. Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna jangka
panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam
mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Pengertian aktiva tetap berwujud dikemukakan oleh beberapa orang ahli
sebagai berikut :
a. Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang
sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan”.
b. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap
adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun”.

Harga Perolehan :
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat
dan siap dipakai harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang
bersangkutan. Contoh: apabila perusahaan membeli sebuah tanah dengan harga
Rp.20.000.000 dan untuk biaya notarisnya Rp.400.000, biaya balik nama sebesar Rp.300.000
dan komisi kepada makelar Rp.200.000 maka harga perolehan dari tanah tersebut adalah
Rp.20.900.000.

Perolehan Dengan Angsuran :


Ada kalanya aktiva tetap dibeli secara angsuran. Dalam hal demikian kontrak pembelian
dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian kali angsuran dan
terhadap saldo yang belum dibayar dikenakan bunga. Sebagai contoh  perusahaan membeli
tanah dengan harga Rp .50.000.000 dengan 25 kali angsuran bulanan terhadap saldo yang
belum dibayar, dan dikenakan bunga 12% setahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D) Tanah                                          50.000.000
(K)       Hutang angsuran                            50.000.000

Pada waktu membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar dihitung sebagai
berikut:     
            Angsuran bulanan Rp50.000.000 : 25 =               Rp.2.000.000
            Bunga selama sebulan yang belum dibayar
            1/12 x 12%  x Rp.50.000.000 =                                        500.000
            Jumlah yang harus dibayar                                   Rp.2.500.000

 Ayat jurnal yang perlu


dibuat untuk pembayaran
ini :
(D) Hutang angsuran                                  2.000.000
(D) Biaya bunga                                              500.000
(K)       Bank                                                                          2.500.000

Angsuran kedua terdiri dari hutang pokok bulanan sebesar Rp 2.000.000 dan sisa hutang Rp
48.000.000. Bunga yang dibebankan 1/12 x 12% x Rp.48.000.000 = Rp.480.000. Ayat jurnal
yang perlu dibuat yaitu :
            (D) Hutang angsuran                       2.000.000
            (D) Biaya bunga                                  480.000
            (K)     Bank                                                          2.480.000
proses perhitungan, pembayaran dan pencatatan angsuran seperti tersebut akan berulang
setiap bulan sekali samapai semua hutang angsuran telah dibayar.

Soal Pilihan Berganda


1. Semua pengeluaran yang layak dan diperlukan pada saat aktiva itu diperoleh merupakan
definisi dari:
a. Harga perolehan asli
b. Tambahan atas harga perolehan asli
c. Harga pokok
d. Harga pasar

2. Perseroan Terbatas yang menerbitkan saham tidak untuk dijual kepada masyarakat umum,
tetapi hanya untuk dimiliki oleh beberapa orang tertentu saja, dan biasanya merupakan
perusahaan keluarga digolongkan dalam Perseroan Terbatas...
a. Terbuka
b. Pemerintah
c. Tertutup
d. Tidak terdaftar
3. Yang dimaksud dengan Utang Jangka Pendek, yaitu ….
a. Kewajiban yang pelunasannya menggunakan sumber daya yang diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar atau dengan pembentukan utang lancar baru.
b. Utang perusahaan yang akan jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi.
c. Utang yang memerlukan proses formal dalam pembentukannya, yaitu persetujuan dari
dewan direksi dan atau pemegang saham.
d. Jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya setelah
mendapatkan persetujuan dari dewan direksi.

4. Suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau nilai dasar
lain dari Aktiva Tetap Berwujud, dikurangi nilai sisa (kalau ada), selama umur kegunaan
unit aktiva yang ditaksir (mungkin berupa suatu kumpulan aktiva-aktiva) dalam suatu cara
yang sistematis dan rasional disebut:
a. Akuntansi Biaya
b. Akuntansi Penyusutan
c. Akumulasi Penyusutan
d. Akuntansi Keuangan

5. Aktiva Tetap Berwujud yang mempunyai umur tak terbatas sehingga tidak mungkin
dilakukan penyusutan, antara lain adalah :
a. Gedung
b. Peralatan
c. Tanah
d. Kendaraan

6. Berikut ini yang bukan merupakan karakteristik Aktiva Tetap Berwujud adalah :
a. Relatif Permanen
b. Digunakan dalam operasi perusahaan
c. Dimaksudkan untuk dijual kembali
d. Mempunyai bentuk fisik
Kunci Jawaban :
1. a. Harga perolehan asli
2. c. Tertutup
3. a. Kewajiban yang pelunasannya menggunakan sumber daya yang diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar atau dengan pembentukan utang lancar baru.
4. b. Akuntansi Penyusutan
5. c. Tanah
6. c. Dimaksudkan untuk dijual kembali

Jenis-Jenis Aktiva Tetap :

1. Aktiva Tetap Berwujud


Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif
permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen
menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang relatif cukup lama.
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-
macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dapat alat-alat, kendaraan, mebel dan
lain-lain. Dari macam-macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan
pengelompokan sebagai berikut :
a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian
dan peternakan.
b.  Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa
diganti dengan aktiva yang sejenis.
c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis.

Aktiva tetap berwujud juga dapat mengalami penyusutan nilai. contoh-contohnya:

1. Gedung dan bangunan


2. Tanah
3. Peralatan
4. Kendaraan
5. Mesin

-  Klasifikasi Aktiva Tetap Berdasarkan Jenis


Aktiva tetap biasanya digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-gedung
perusahaan.
2. Perbaikan tanah, seperti jalan-jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun oleh
perusahaan, tempat parkir, dan pagar.
3. Gedung, seperti kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan
mebel.

- Sudut Substansi
Aktiva tetap dapat dibagi:
1. Tangible Assets atau Aktiva berwujud seperti Lahan, Mesin, Gedung dan Peralatan.
2. Intangible Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, Goodwill,
Patents, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.

- Sudut Disusutkan Atau Tidak


1. Depreciated Plant asset yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti
Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris dan lain-
lain.
2. Undepreciated Plant Asset yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan seperti Land
(Lahan).

Kemungkinan lain bagi aktiva yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini
terjadi kalau aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva belum disusutkan
penuh, maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Seperti
halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap kerugian karena penghapusan aktiva juga
dilaporkan sebagai biaya lain-lain. Adakalanya penghapusan aktiva tetap dilakukan karena
kejadian – kejadian yang tidak diharapkan seperti kebakaran.
Contoh :
Untuk menggambarkan kejadian ini, anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal
2 januari 2002 dengan harga Rp. 10.000.000, pada tanggal 1 Juli 2002 mengalami tabrakan
berat dan tidak dapat dipakai lagi. Ganti rugi yang diterima dari perusahaan asuransi adalah
Rp. 8.000.000. Ayat jurnal yang sesuai yaitu :

1.            (D)Biaya penyusutan                                  1.000.000
(K)      Akumulasi penyusutan                              1.000.000
           
2.         (D)Akumulasi penyusutan                        7.000.000
(D)Kerugaian karena penghapusan a.t     3.000.000
(K)       Kendaraan                                             10.000.000

3.         (D) Piutang klaim asuransi                        8.000.000


(K)       Pendapatan klaim asuransi                       8.000.000

Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari
2002 sampai dengan 1 Juli 2002 yang belum dicatat. Ayat jurnal (2) mencatat penghapusan
aktiva tetap, sedang ayat jurnal (3) mencatat klaim asuransi yang akan diterima.

2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud


Aktiva tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secarafisik tidak dapat
dinyatakan. Contoh Aktiva tidak berwujud adalah :
- Hak paten
- Hak cipta
- Hak merek
- Biaya riset dan pengembangan biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. 

Aktiva tidak berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri
oleh perusahaan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak
luar, maka disamping harga beli yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya
– biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada pemerintah
dan notaries serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud
diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri ,maka termasuk dalam harga perolehan
adalah biaya-biaya bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak
langsung misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.

Aktiva tidak berwujud mungkin timbul dari :


1. Pemerintah-seperti hak paten, hak cipta, frenchis, merek dagang, dan nama dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Perjanjian tertentu-seperti frenchise dan lease.

Ciri- ciri aktiva tetap tidak berwujud :


1. Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari BPR dan
dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui
suatu kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama.
2. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat
dialihkan atau dapat dipisahkan dari BPR atau dari hak dan kewajiban lainnya.
3. Aset Tidak Berwujud dapat diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara terpisah
dan pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal.
4. Aset Tidak Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal.
Sedangkan biaya penelitian dan pengembangan yang terkait dengan upaya menghasilkan
aset tidak berwujud secara internal tidak dapat diakui sebagai Aset Tidak Berwujud,
kecuali merupakan bagian dari perolehan aset lain.

Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori : (a) Diamortisasikan selama jangka waktu
yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu kegunaannya lebih lama atau
lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat dilakukan koreksi seperlunya. Aktiva yang
termasuk dalam kategori (b) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan,asalkan
amortisasi tersebut layak dan masuk akal. Amortisasi aktiva tak berwujud dicatat dengan
mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau
langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.

Contoh :
Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah mengeluarkan
uang sebesar Rp.25.000.000. Perolehan ini dicatat sebagai berikut :
            (D)  Hak paten                                          25.000.000
            (K)         Bank                                                           25.000.000

Anggaplah juga masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi tahunan
dari hak paten ini, dengan demikian adalah :
10 % x  Rp.25.000.000 = Rp.2.500.000
Ayat jurnal yang harus dibuat adalah :
            (D)  Biaya amortisasi                              2.500.000
            (K)       Hak paten                                                    2.500.000

Untuk menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah bahwa


suatu perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan sebesar Rp.10.000.000
dalam tahun 2002 dan Rp.12.000.000 selama tahun 2003. Biaya riset dan pengembangan ini
merupakan biaya rutin yang selalu dianggarkan oleh perusahaan. Ayat jurnal yang perlu
dibuat untuk mencatat transaksi yaitu :

2002
            (D) Biaya riset dan pengembangan        10.000.000
            (K)         Bank                                                         10.000.000
2003
            (D) Biaya riset dan pengembangan        12.000.000
            (K)         Bank                                                         12.000.000

Apabila riset dan pengembangan tersebut diatas dilakukan untuk suatu produk tertentu
yang dapat diidentifikasikan secara spesifik, maka isi debit dari ayat-ayat jurnal diatas diganti
dengan pos aktiva : Biaya riset dan pengembangan belum dialokasikan. Apabila kemudian
dapat dipastikan bahwa riset dan pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal,
ayat jurnal berikut yang perlu dibuat :
           
            (D) Biaya riset dan pengembangan            22.000.000
            (K)       Biaya riset dan pengembangan
                        belum dialokasikan                                        22.000.000

Contoh Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Asset)


Berikut adalah contoh-contoh Aktiva Tetap Tidak Berwujud yang lumrah kita temui dalam
dunia usaha adalah :

a. Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh
karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa
karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu
produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.

Cara Memperoleh Goodwill :


Goodwill ini akan timbul, karena ada aktivitas sebuah perusahaan yang dibeli oleh
perusahaan lainnya. Dimana harga perusahaan ini lebih besar dari harga kekayaan bersih
sebuah perusahaan. Tetapi jika sebuah perusahaan dibeli dengan harga dibawah dari
kekayaan bersih sebuah perusahaan ini disebut dengan goodwill negatif.

Cara Menghitung Goodwill


- Menghitung Goodwill Memakai Laba Rata-Rata :

1. Pahami cara penerapan laba rata-rata. Dengan metode ini, nilai goodwill sama dengan


laba rata-rata selama periode waktu tertentu, dikalikan jumlah tahun. Inilah cara paling
sederhana dan umum untuk menghitung goodwill.
Secara ringkas, rumusnya adalah sebagai berikut: Goodwill = Laba Rata-Rata X Jumlah
Tahun.
 Sebagai contoh, jika kita menggunakan laba tahunan rata-rata selama tahun 2010-
2014, kalikan dengan jumlah tahun 5 untuk memperoleh goodwill.

2. Sesuaikan angka sebelum melakukan perhitungan. Pastikan Anda melakukan beberapa


penyesuaian berikut sebelum menghitung laba rata-rata:
 Semua laba abnormal harus dikurangi dari laba bersih di tahun perolehannya.
 Semua rugi abnormal harus ditambahkan ke laba bersih pada tahun terjadinya.
 Laba nonoperasi (laba dari investasi) harus dikurangi dari laba bersih di tahun
perolehannya.

3. Hitung goodwill. Awali dengan menentukan laba rata-rata pada tahun yang dihitung.


Caranya, jumlahkan laba di setiap tahun terkait dan membaginya dengan jumlah tahun.

4. Katakan ada perusahaan yang menghasilkan laba berikut (pada tahun terkait): 2010:
Rp200.000.000; 2011: Rp220.000.000; 2012: Rp190.000.000; 2013: Rp210.000.000.
Semua laba ini dijumlahkan untuk memperoleh laba total Rp820.000.000.
 Bagikan total (Rp820.000.000) dengan jumlah tahun, yang dalam contoh ini adalah
4. Hasilnya adalah laba rata-rata. Dengan demikian, laba rata-ratanya adalah
Rp205.000.000.
 Oleh karena goodwill sama dengan laba rata-rata dalam rentang tahun tertentu yang
dikalikan jumlah tahun terkait, dalam contoh di atas goodwill-nya adalah
Rp820.000.000. Dengan demikian, goodwill hanyalah akumulasi total laba dari
tahun-tahun terkait. Kenyataannya, biaya dan laba abnormal akan mengubah
hasilnya.

5. Tambahkan goodwill ke nilai pasar wajar bisnis. Ketika melakukan penawaran kepada


suatu bisnis, jumlah goodwill dapat ditambahkan ke nilai pasar wajar bisnis, alias aset
dikurangi liabilitas. Dalam kasus ini, goodwill adalah premi terhadap nilai pasar wajar
bisnis yang mencerminkan laba rata-rata bisnis selama beberapa tahun.

- Menghitung Goodwill Menggunakan Super Profit
1. Temukan laba rata-rata. Dalam metode ini, Anda perlu memahami laba rata-rata Anda
dari tahun-tahun sebelumnya. Jumlahkan laba dari tahun-tahun sebelumnya, dan
bagikan dengan jumlah tahun.
Contoh : Perusahaan dapat menghasilkan laba Rp200.000.000 di tahun 2010,
Rp220.000.000 di tahun 2011, Rp190.000.000 di tahun 2012, dan Rp210.000.000 di tahun
2013. Jumlahkan semuanya untuk memperoleh Rp820.000.000 dan bagikan dengan
jumlah tahun, yang dalam kasus ini adalah 4. Hasilnya adalah laba rata-rata sebesar
Rp205.000.000.
2. Kurangi laba asli dengan laba rata-rata. Laba super (super profit) adalah laba yang
diperoleh melebihi laba rata-rata. Untuk lebih memahami perihal laba super, carilah
laba asli perusahaan di tahun ini dan kurangi dengan laba rata-rata dari tahun
sebelumnya. Sebagai contoh, katakan laba rata-rata bisnis adalah Rp200.000.000.
Dalam satu tahun Anda mendapatkan laba bersih Rp230.000.000. Besar selisih laba
perolehan dengan laba rata-rata dinamakan laba super, yang dalam contoh di atas
sebesar Rp30.000.000.

3. Pelajari rumus laba super untuk menemukan goodwill. Untuk menghitung goodwill,


jumlahkan laba super tahun-tahun tertentu, lalu kalikan dengan jumlah tahun
pembelian yang disepakati. Secara ringkas, Goodwill = Laba Super X Jumlah Tahun.

4. Perhatikan cara penerapan model. Berikut kami berikan contoh untuk menjelaskan


cara penerapan rumus laba super.
 Katakan laba rata-rata adalah sebesar Rp200.000.000, tetapi laba aslinya dalam
rentang empat tahun adalah sebagai berikut: 2010: Rp210.000.000; 2011:
Rp230.000.000; 2012: Rp210.000.000; 2013: Rp.200.000.000.
 Laba super untuk setiap tahun dihitung dengan mengurangi laba asli dengan laba
rata-rata. Untuk tahun 2010, laba supernya adalah Rp10.000.000; untuk tahun 2011
adalah Rp30.000.000, dan seterusnya.
 Jumlahkan laba super dari tahun-tahun terkait. Dalam contoh ini, Anda
menjumlahkan Rp10.000.000 + Rp30.000.000 + Rp10.000.000 + 0 = Rp50.000.000.
 Terakhir, laba super dikalikan dengan jumlah tahun. Dalam kasus ini goodwill =
Rp50.000.000 X 4 atau Rp200.000.000.

5. Jumlahkan goodwill dengan nilai pasar wajar bisnis. Dalam kasus ini, goodwill akan


mencerminkan kemampuan perusahaan untuk meraup lebih banyak laba. Dengan
menjumlahkan laba super dengan nilai pasar wajar unit bisnis, harga pembeliannya
akan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba.

Catatan:
Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana dalam
transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa
berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero)
baru, merger atau akuasisi.

b. Hak Sewa (Lease Hold)


Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa
gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh
pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud)
karena dua alasan :
1. Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas
sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat
kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
2. Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati
oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.

Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas kejadian
sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai biaya sewa.
Contoh Kasus :
Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT. Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan cara
menyewa selama 30 Tahun, dengan membayar sebesar Rp 750,000,000,-. Dalam perjalanan
usahanya PT. Royal Bali Cemerlang juga menyewa sebuah mobil pick-up disewa Rp
150,000/hari.
Mengacu pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang telah disebutkan
sebelumnya, maka transaksi sewa yang ada pada PT. Royal Bali Cemerlang hendaknya
diperlakukan sebagai berikut :

Pencatatan :
Atas sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud:
Pada saat pembayaran sewa dicatat :
[-Debit-]. Lease Hold = Rp 750,000,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 675,000,000.-
[-Credit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
Pada saat penyetoran PPh Pasal 4(2) :
[-Debit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 75,000,000,-

Penjelasan :
(-). Transaksi sewa ini diakui sebagai perolehan Aktiva Tetap Tak Berwujud (intangible
asset) yaitu berupa Hak sewa (Lease Hold), karena sewa tersebut berjangka waktu 30 tahun,
yang artinya atas cost sewa yang dikeluarkan sekarang, perusahaan akan memperoleh
manfaat (menjadikannya sebagai tempat usaha) untuk masa waktu yang lebih dari satu tahun
buku, untuk itu transaksi sewa ini eligable diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud..
(-). Persewaan suatu aktiva, merupakan Taxable Object, yaitu PPh Pasal 4 (2), diakui
sekarang atau nanti tetap akan mengakui. Jika tidak di akui sekarang toh nanti akan dikoreksi
oleh pihak kantor pajak. Mengingat Conservatism principle, bukankah setiap potensi
pengeluaran maupun kewajiban, hendaknya diakui sesegera mungkin ?
Atas sewa mesin & mobil dicatat sebagai biaya :

Pada saat pembayaran sewa dicatat :


[-Debit-]. Biaya Sewa = Rp 150,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 135,000,-
[-Credit-]. PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-
Pada saat pembayaran PPh Pasal 23 :
[-Debit-]. PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-
[-Credit-].Kas=Rp15,000,-

Catatan: :
Sewa mobil yang biayar harian langsung diakui sebagai biaya, karena atas pengeluaran
perusahaan sebesar Rp 150,000,- perusahaan hanya akan memperoleh manfaat selama satu
hari (kurang dari 1 tahun buku).
Sewa jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana perusahaan bertindak selaku pemotong.
c. Organization Cost
Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up
perusahaan sebelum beroperasi, contohnya : pembayaran kepada notaris. Pengeluaran ini
diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud, karena atas pengeluaran tersebut perusahaan
akan memperoleh manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan
masih beroperasi.

d. Perijinan (Permit & Licences)


Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah
maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-
ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin
tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas
tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang
artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu izin diakui sebagai aktiva tetap tidak berwujud.

e. Hak Patent
Hak Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas
penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu
dan dapat diperpanjang. Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau
formula, atau system, atau cara tertentu.

f. Merk Dagang (Trade Mark)


Merk Dagang (Trade Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas
suatu merk komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol, atau
kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu.

g. Hak Penggandaan (Copyright)


Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah,
puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu.
Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.

h. Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan
produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun
penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak
franchise.
Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh temponya relatif lama, biasanya
dalam satu periode akuntansi atau bahkan lebih dari itu. Keuntungan dari utang ini,
perusahaan dapat meningkatkan nilai aset (baik dalam bentuk investasi, maupun pembelian
aset bergerak dan tidak bergerak) dan keuntungan dalam laporan keuangan pada periode
tersebut, serta membuat perputaran uang menjadi relatif cepat. 
Jika utang tersebut terjadi akibat pembelian bahan atau barang yang akan dijual
kembali, maka perusahaan dapat memanfaatkan fasilitas untuk melakukan penjualan
terlebih dahulu. Dari hasil penjualan itulah dapat digunakan untuk membayar utang
nantinya.

Ciri-ciri utang jangka panjang:


1. Tanggal jatuh temponya kurang lebih dalam 1 periode akuntansi atau 1 tahun,
bahkan bisa lebih dari itu.
2. Ada aset atau barang jaminan, bisa berupa sertifikat, BPKB (Bukti Pemilik
Kendaraan Bermotor), atau surat berharga lainnya.
3. Pembayaran dilakukan dengan cara cicilan atau berjangka, dengan menggunakan
bunga sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
4. Didapat dari lembaga keuangan atau supplier yang menyediakan utang jangka
panjang.

DEPLESI

Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti
tambang dan hutan kayu. Menurunnya harga perolehan tersebut disebabkan oleh perubahan
(pengolahan) sumber-sumber alam tersebut sehingga menjadi persediaan.

Dalam ilmu akuntansi yang merupakan bagian ilmu yang paling banyak memakai istilah
deplesi, deplesi bisa diartikan sebagai alokasi biaya yang diperolehan sumber-sumber alam ke
periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan
metode satuan produksi yang artinya bahwa biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan
yang dieksploitasi selama satu periode. Dalam ini hal yang di eksploitasi yaitu sumber daya
alam yang tidak bisa diperbarui. Karena pengelolaan sumber daya alam yang tidak bisa
diperbarui berhubungan erat dengan sektor pertambangan, maka dapat diungkapkan bahwa
kata deplesi selalunya pasti merujuk pada perhitungan akuntansi pertambangan yang
berkaitan dengan hasil residu, tafsiran perolehan dan lainnya sebagainya.

Macam-Macam Aktiva Yang Terkena Deplesi :

 Tambang emas
 Tambang batu bara
 Tambang biji besi
 Tambang minyak
 dan lain sebagianya.
Metode Deplesi :
berikut ini ada beberapa metode untuk menghitung Deplesi

1. Harga perolehan aktiva

Harga perolehan sumber-sumber alam (disebut juga wasting assets) adalah


pengeluaran sejak memperoleh ijin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika
sumber daya alam, harga perolehannya adalah pengeluaran dimulai sejak mendapatkan izin
sampai sumber daya alam itu dapat diambil hasilnya. Jika pengeluaran itu terlalu kecil, maka
dilakukan penilaian atas sumber daya alam tersebut.

2. Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi.


3. Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi.

Contoh saoal :

Sebidang lahan (tanah) yang terdapat kandungan tambang dibeli seharga Rp20.000.000,00.
Taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut setelah dieksploitasi nilainya ditaksir
sebesar Rp2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut:

Jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka total
deplesi pada tahun tersebut sebesar = 40.000 x Rp. 120.000 = Rp. 4.800.000

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton, barrel).

Tujuan Perhitungan Deplesi :


Adapun beberapa tujuan dari perhitungan deplesi adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui sisa stok dari sumber daya setelah dimanfaatkan atau akibat
kerusakan.
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya.
 Sebagai bahan perencanaan pembangunan di masa yang akan datang.
 Mencegah dan mengurangi kelangkaan sumberdaya.

Perhitungan dasar deplesi melibatkan 4 faktor yaitu :


 a.      Biaya Akuisisi ( Acquisition Cost )
 Harga yang dibayarkan guna memperoleh hak properti untuk mencari dan
menemukan sumber daya alam yang belum ditemukan atau dalam beberapa kasus
didunia properti dilease dan pembayaran royalti khusus dibayarkan kepada pemilik
jikalau sumber daya produktif dan secara komersila menguntungkan.

b.      Biaya Eksplorasi ( Explorations Cost )


 Biaya ini sering kali dibutuhkan untuk menemukan sumber daya alam.

c.       Biaya Pengembangan ( Development Cost )


 DC dibagi 2 yaitu peralatan berwujud dan biaya pengembangan tidak berwujud.
 Biaya peralatan berwujud menyerupai :  alat transportasi dan peralatan lainnya yang
dibutuhkan untuk menambang sumber data alam.
 “biaya peralatan berwujud biasanya tidak diperhitungkan dalam dasar deplesi”
namun sebaliknya dengan biaya pengembangan tak berwujud : menyerupai : biaya
pengeboran, pembuatan terowongan, sumur dan lain2 yang dibutuhkan dalam
menambang sumber daya alam.
 “biaya pengembangan tidak berwujud diperhitungkan dalam dasar deplesi”.

d.      Biaya Restorasi / Perbaikan



 perusahaan kadang memerlukan biaya yang substansial untuk merestorasi ( perbaiki )
properti kembali menyerupai semula sehabis dilakukannya acara menambang sumber
daya alam. Biaya restorasi masuk sebagai dasar deplesi dan jikalau ada nilai residu
dari properti harus dikurangi dari dasar deplesi.

Soal Pilihan Berganda


1. Meskipun Deplesi dan Depresiasi sama sama merupakan alokasi harga perolehan, namun
diantara keduanya memiliki beberapa perbedaan mendasar, salah satunya adalah ….
a. Deplesi merupakan pengakuan atas berkurangnya manfaat potensial dari aktiva tetap.
Sedangkan Depresiasi merupakan perwujudan berkurangnya kuantitas kandungan
aktiva sumber alam.
b. Deplesi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat diganti bila habis
umur pemakaiannyA. Sedangkan Depresiasi digunakan untuk aktiva sumber alam
yang tidak dapat diganti bila habis.
c. Deplesi diakui sebagai harga pokok bahan yang secara langsung akan membentuk
produk jadi pada industri pengolahan sumber alam. Sedangkan Depresiasi merupakan
alokasi harga perolehan aktiva tetap yang dialokasikan ke produk jadi dengan
tiadanya bagian aktiva tetap (secara fisik) yang membentuk produk jadi tersebut.
d. Deplesi digunakan untuk aktiva sumber alam yang tidak dapat diganti bila habis.
Sedangkan Depresiasi digunakan untuk aktiva tetap yang pada umumnya dapat
diganti bila habis umur pemakaiannya.

2. Berikut ini yang merupakan formula/rumus untuk menghitung besarnya tarif Deplesi
adalah ….
a. (Harga Perolehan + Taksiran Nilai Residu) X Taksiran Kandungan
b. (Harga Perolehan - Taksiran Nilai Residu) X Taksiran Kandungan
c. (Harga Perolehan + Taksiran Nilai Residu) Taksiran Kandungan
d. (Harga Perolehan - Taksiran Nilai Residu) Taksiran Kandungan

Kunci Jawaban :
1. D
2. D

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al. Haryono.1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2.  Edisi 4. Yogyakarta: Bagian


Penerbitan STIE YKPN.
Hendriksen, S. Eldon.,dan Nugroho W. Teori Akuntansi. Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Tuanakotta, M. Theodorus. Teori Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
PSAK No. 19 Aktiva Tak Berwujud.pdf
ED-PSAK No. 19 Revisi 2009 Aset Tidak Berwujud.pdf
AKUNTANSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai