Anda di halaman 1dari 7

Modul 8

Tingkat Ketersediaan Produk yang Optimal

Manajemen Tingkat Ketersediaan Produk Optimal

 PENTINGNYA TINGKAT KETERSEDIAAN PRODUK YANG OPTIMAL

Perlu ditentukan tingkat ketersediaan produk yang optimal. Tingkat ketersediaan produk dapat
diukur dengan menggunakan cycle service level atau dengan fill rate, yang berupa matriks dari
jumlah kepuasan permintaan pelanggan terhadap ketersediaan produk. Suatu rantai pasokan dapat
menggunakan ketersediaan produk pada tingkat yang tinggi untuk meningkatkan responsiveness-
nya kata untuk menarik konsumen. Namun demikian ketersediaan produk yang tinggi memerlukan
persediaan yang cukup besar dan persediaan yang besar cenderung meningkatkan biaya untuk lantai
pasokan. Oleh karena itu suatu rantai pasokan perlu untuk mencapai keseimbangan antara tingkat
ketersediaan produk dengan biaya persediaan. Tingkat ketersediaan produk yang optimal ini
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keuntungan.

Tinggi rendahnya tingkat ketersediaan produk yang optimal tergantung pada kepercayaan
perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan. E-commerce merupakan salah satu cara berbelanja
yang memberi banyak kemudahan bagi konsumen. Konsumen dapat dengan mudah mencari
alternatif pengganti apabila barang yang diinginkan kehabisan stok.

 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT OPTIMAL KETERSEDIAAN PRODUK

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk, sebelumnya kita membahas
salah satu contoh kasus dalam perusahaan, suatu perusahaan besar yang menjual pakaian. Salah
satu produk adalah jaket ski. Musim penjualan jaket ski ini adalah dari bulan November hingga
Februari. Menentukan tingkat ketersediaan produk yang tinggi berarti adanya daya beli jaket dalam
jumlah yang besar. Meskipun tingkat ketersediaan produk yang tinggi kemungkinan besar untuk
memenuhi semua permintaan yang ada namun ada pula kemungkinan zakat tidak terjual pada akhir
musim dingin. Di lain pihak tingkat ketersediaan produk yang rendah kemungkinan besar dapat
menyebabkan jaket yang tidak terjual sedikit. Perusahaan harus menyeimbangkan kerugian dari
jumlah jaket yang tak terjual banyak dan kehilangan keuntungan dengan menolak pelanggan ketika
akan memutuskan tingkat ketersediaan produk.

Biaya penimbunan dinotasikan sebagai C⁰, merupakan kerugian perusahaan dari setiap unit yang tak
terjual di akhir musim penjualan. Kesimpulannya ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat optimal
ketersediaan produk, yaitu :

1. Biaya penimbunan barang (Cost of overstocking the Product)

2. Biaya kekurangan persediaan ( Cost of understocking the Product)

 TINGKAT CYCLE SERVICE OPTIMAL UNTUK BARANG MUSIMAN DENGAN SATU


PEMESANAN DALAM SATU MUSIM
Dalam pembahasan ini fokus pada produk musiman seperti jaket ski di mana semua persediaan
diusahakan untuk habis pada akhir musim dengan asumsi persediaan pada musim yang lalu tidak
turut dijual pada musim ini.

Harga eceran per unit adalah p, biaya adalah c dan salvage value adalah s maka :

Co : cost of overstocking dari satu unit, Co = c-s

Cu : cost of understocking dari satu unit, Cu = p-c

CSL* : level cycle service optimal

O* : ukuran pesanan optimal

Perkiraan keuntungan dari penjualan unit extra = (1-CSL*)(p-c)

Perkiraan biaya penjualan unit extra = CSL* (c-s)

Jadi perkiraan batas kontribusi mencapai ukuran pesanan dari O* hingga O* + 1 dinyatakan sebagai
berikut : (1-CSL*)(p-c)-CSL* (c-s)

 CYCLE SERVICE LEVEL YANG DIINGINKAN UNTUK BARANG-BARANG PERSEDIAAN

Dalam bagian ini untuk mempermudah pemahaman Anda kita akan fokus pada produk-produk
seperti deterjen yang dipesan terus-menerus oleh toko pengecer. Biasanya Walmart menggunakan
persediaan pengamanan untuk meningkatkan tingkat ketersediaan dan menurunkan kemungkinan
persediaan habis diantara waktu pengiriman.

Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :

1. Semua permintaan yang muncul ketika persediaan produk akan terpenuhi belakangan ketika
persediaan terlengkapi.

2. Semua permintaan yang muncul ketika persediaan produk habis setelah gagal.

 PERMINTAAN YANG DITUNDA SELAMA PERSEDIAAN HABIS

Pada kasus semacam ini, permintaan yang muncul ketika persediaan habis tidak hilang tetapi
ditunda sampai persediaan ada. Karena tidak ada permintaan yang gagal, maka memperkecil biaya
menjadi setara dengan memaksimalkan keuntungan. Dalam kasus ini, tingkat optimal CSL dapat
dihitung melalui persamaan berikut ini :

CSL* = 1- HQ/DCu

 PERMINTAAN YANG HILANG SELAMA PERSEDIAAN HABIS

Untuk kasus ketika permintaan tidak terpenuhi selama periode stock out maka :

CSL* = 1-HQ/HQ+DCu

Pada kasus ini kita asumsikan Cu adalah biaya kehilangan satu permintaan dalam periode stock out.
Pada umumnya level cycle service optimal akan lebih tinggi jika penjualan gagal daripada penjualan
tertunda selama periode stock out.

Ketersediaan Produk yang Optimal untuk Meningkatkan Keuntungan


 TINDAKAN MANAJERIAL UNTUK MENINGKATKAN RANTAI PASOKAN

Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat optimal ketersediaan produk, mengarahkan


kita untuk mempelajari mengenai tindakan manajer dalam kaitannya dengan peningkatan
keuntungan rantai pasokan.

Ada 2 cara tindakan manajerial untuk meningkatkan keuntungan, yaitu:

1. Meningkatkan salvage value setiap unit yang meningkatkan keuntungan (sama halnya
dengan cycle service level optimal);
2. menurunkan margin kerugian dari stockout.

Strategi untuk meningkatkan salvage value termasuk menjual ke toko-toko outlet sehingga unit-unit
yang tersisa tidak terbuang.

Level cycle service optimal sebagai suatu fungsi rasio dari cost of overstocking dan cost of
understocking, rasio cost of overstocking dan cost of understocking semakin kecil, maka tingkat
ketersediaan produk yang optimal akan semakin meningkat. Fakta ini menjelaskan perbedaan antara
tingkat optimal ketersediaan produk antara high-end store seperti Nordstorm dan discount store.
Nordstorm memiliki margin yang lebih tinggi dan cost of understocking yang lebih tinggi. Ini berarti
tingkat ketersediaan produk lebih tinggi daripada discount store dengan margin yang lebih rendah
dan sebagai akibatnya, biaya stockout juga lebih rendah.

Tindakan manajerial lainnya yang dapat meningkatkan keuntungan rantai pasokan adalah
mengurangi ketidakpastian permintaan. Dengan mengurangi ketidakpastian permintaan, maka
manajer rantai pasokan dapat menyesuaikan permintaan dan penawaran dengan mengurangi
overstocking dan understocking. Seorang manajer dapat mengurangi ketidakpastian permintaan
dengan cara sebagai berikut.

1. Memperbaiki peramalan: menggunakan pengetahuan tentang pasar yang lebih baik dan bekerja
sama untuk mengurangi ketidakpastian pasar.

2. Tanggapan cepat mengurangi replenishment lead time sehingga kelipatan pesanan dapat
ditempatkan pada musim penjualan.

3. Penundaan: untuk produk yang beraneka ragam, sebaiknya menunda diferensiasi produk sampai
lebih dekat dengan titik penjualan.

4. Tailored sourcing: kombinasi dua sumber pasokan

1. Memperbaiki peramalan
Perusahaan berusaha untuk lebih memahami pelanggan-pelanggannya dan berkoordinasi
dengan rantai pasokan untuk memperbaiki peramalan. Penggunaan sistem informasi
perencanaan permintaan juga dapat membantu hal ini. Kita tunjukkan bahwa perbaikan
peramalan dapat membantu perusahaan meningkatkan keuntungannya sekaligus
menurunkan persediaan yang berlebihan, sama seperti mengurangi kerugian karena
understocking.

2. Tanggapan Cepat
Untuk Tanggapan cepat adalah sekumpulan tindakan rantai pasokan yang diambil
mengurangi replenishment lead time. Manajer-manajer rantai pasokan mampu
meningkatkan ketepatan peramalan seperti pengurangan lead time, sehingga mampu
menyesuaikan permintaan dan penawaran yang lebih baik agar dapat meningkatkan
keuntungan rantai pasokan.

Contoh berikut dapat membantu Anda menggambarkan hal ini (Chopra dan Meidl, 2004).
Saks Fifth Avenue merupakan department store yang menjual syal kashmir dari India dan
Nepal. Musim penjualannya adalah sekitar 14 minggu. Biasanya, replenishment lead time
berlangsung selama 25-30 minggu. Dengan waktu lead time 30 minggu, pembeli di Saks
harus memesan dengan baik sebelum musim penjualan dimulai. Hal ini sulit bagi pembeli
untuk membuat peramalan permintaan yang akurat. Ini berakibat pada tingginya
permintaan tak pasti, terutama pembeli memesan terlalu banyak atau terlalu sedikit syal
setiap tahunnya.
Sebelum musim penjualan dimulai, pembeli menduga permintaan terdistribusi normal
dengan rata-rata 20 dan standar deviasi 15. Kita membandingkan dampak kedua kebijakan
pemesanan, sebagai berikut.
a. Pesanan tunggal harus muncul pada awal musim untuk memenuhi permintaan
sepanjang musim.
b. Dua pesanan ditempatkan dalam satu musim, pertama di awal musim dan kedua saat
mulai minggu ke delapan.

Analisis membandingkan dua kebijakan dilakukan menggunakan suatu simulasi. Kita


bandingkan tingkat persediaan sama halnya dengan keuntungan untuk kebijakan
pemesanan tunggal dan ganda yang menetapkan tingkat servis yang sama.

Ketika dilakukan pesanan tunggal, kebijakan pemesanan terdiri dari jumlah yang akan
dipesan pada awal musim. Ketika pesanan ganda, kebijakan pemesanan terdiri dari jumlah
pesanan awal untuk tujuh minggu yang pertama kemudian diikuti dengan pemesanan pada
tujuh minggu yang kedua.Dalam simulasi, kita asumsikan bahwa permintaan yang tidak
terpenuhi akan hilang. kasus ketika tidak ada perbaikan pada ketepatan peramalan untuk
pemesanan kedua. Akibatnya, terdapat rata-rata 500 perbedaan simulasi.

Berdasarkan hasil pada Tabel 8.3 (hal 8.19). kita mengamati akibat dari pesanan kedua,
Yaitu:

a. Perkiraan jumlah total pemesanan sepanjang musim dengan pemesanan ganda lebih
rendah dibandingkan dengan pemesanan tunggal pada level cycle service yang sama.
b. Rata-rata overstock pada akhir musim lebih rendah apabila dilakukan dua kali
pemesanan.
c. Keuntungan akan lebih tinggi jika dilakukan dua kali pemesanan.

Kita sekarang membahas kasus di mana pembeli memperbaiki ketepatan dugaannya untuk
pemesanan kedua setelah mengamati beberapa permintaan musiman. Akibatnya, standar
deviasi untuk permintaan mingguan diduga menurun dari 15 menjadi 3 untuk periode
sepuluh minggu kedua. Untuk menetapkan tingkat servis yang sama, tingkat kedua order-up-
to diatur secara tepat. Hasil simulasi ditunjukkan pada Tabel 8.4 (hal 8.21).

Dari Tabel 8.4, pengamatan bahwa pengurangan permintaan tak pasti terjadi setelah tujuh
minggu pertama. Selanjutnya menambah keuntungan adanya tanggapan cepat dan
kemampuan melakukan pesanan kedua. Keuntungan Saks meningkat dan perkiraan jumlah
overstock menurun.

Ketika pengusaha mengurangi waktu pemenuhan untuk pemesanan kedua, kita telah
melihat adanya penurunan ukuran pesanan pengecer. Ini disebabkan pabrik menjual sedikit
kepada pengecer. Jadi, tanggapan cepat mengakibatkan pengusaha membuat keuntungan
yang lebih rendah dalam jangka waktu pendek. Ini merupakan poin penting untuk
dipertimbangkan, karena penurunan waktu pemenuhan memerlukan usaha yang sangat
kuat dari pengusaha. Keuntungan yang diperoleh dari adanya tanggapan yang cepat harus
dibagi secara tepat melalui rantai pasokan.

3. Penundaan: Berdampak pada Keuntungan dan Persediaan.


Penundaan berhubungan dengan menunda pembedaan produk hingga mendekati waktu
penjualan produk. Dengan penundaan semua aktivitas sebelum pembedaan produk
memerlukan kumpulan dugaan yang lebih akurat daripada dugaan individu. Dugaan individu
dibutuhkan berhubungan dengan waktu penjualan ketika permintaan diketahui memiliki
ketepatan lebih besar. Sebagai akibatnya, penundaan membolehkan rantai pasokan untuk
menyesuaikan persediaan dengan permintaan.
Penundaan dapat menjadi salah satu cara pengelolaan untuk menaikkan keuntungan. Ini
sangat berharga dalam perdagangan karena keterlambatan yang ada antara waktu
penyerahan pesanan pelanggan dan ketika mereka mengharapkan pengiriman. Jika rantai
pasokan dapat menunda pembedaan produk hingga telah menerima pesanan pelanggan,
peningkatan keuntungan yang signifikan dan pengurangan persediaan dapat diterima.

Keuntungan utama penundaan muncul dari perbaikan sesuai persediaan dan permintaan.
Tetapi, biaya produksi dengan penundaan akan lebih tinggi daripada tanpa penundaan.
Peningkatan biaya produksi akibat penundaan, perusahaan seharusnya mempertimbangkan
keuntungan dan menjamin bahwa biaya produksi lebih tinggi daripada biaya tambahan.

Penundaan baik untuk sebuah perusahaan yang menjual berbagai produk dalam jumlah
besar dengan permintaan bebas dan berukuran sama. Kita ilustrasikan dengan Benetton.
Sebagian besar penjualan Benetton dari pakaian rajutan dalam berbagai warna. Dapat
dimulai dengan benang, ada dua langkah untuk melengkapi pakaian, pewarnaan dan
perajutan. Secara tradisional, benang diwarnai kemudian dirajut (Pilihan 1). Benetton
mengembangkan cara di mana pewarnaan ditunda hingga pakaian telah dirajut (Pilihan 2).

Penundaan membolehkan suatu perusahaan untuk meningkatkan keuntungan dan lebih


baik menyesuaikan persediaan dan permintaan jika perusahaan memproduksi berbagai
produk dalam jumlah besar yang permintaannya tidak berhubungan dan masih dengan
ukuran yang sama. Penundaan tidak efektif jika sebagian besar permintaan berasal dari
sejenis produk tunggal. Hal ini dikarenakan keuntungan diperoleh dari sekumpulan kecil,
sementara peningkatan biaya produksi digunakan untuk berbagai produk. Pada jumlah
permintaan yang tidak tentu, penundaan memperbaiki ketepatan perkiraan secara
signifikan. Perusahaan menginginkan untuk memperoleh keuntungan dari perbaikan dengan
menyesuaikan persediaan dan permintaan.

4. Tailored Sourcing: Dampak terhadap Keuntungan dan Persediaan Pada tailored sourcing,
perusahaan menggunakan suatu kombinasi dua sumber pasokan, satu terfokus pada biaya
tetapi tidak mampu menangani ketidakpastian dengan baik, dan yang lain terfokus pada
fleksibilitas untuk menangani ketidakpastian, tetapi dengan biaya yang lebih tinggi. Kedua
sumber harus terfokus pada kemampuan yang berbeda-beda. Sumber dengan biaya rendah
harus terfokus pada keefisienan dan sebaiknya hanya memasok permintaan yang
terprediksi. Sumber fleksibel harus terfokus pada merespons permintaan yang tak pasti.
Sehingga, failored sourcing mengarahkan suatu perusahaan untuk meningkatkan
keuntungannya dan menyesuaikan permintaan dan penawaran dengan lebih baik. Nilai dari
tailored sourcing tergantung pada pengurangan biaya yang diperoleh karena satu sumber
tidak menghadapi variabilitas Jika keuntungan ini kecil, tailored sourcing menjadi tidak ideal
karena hanya menambah implementasi yang rumit. Tailored sourcing dapat berupa tailored
sourcing berbasis volume ataupun berbasis produk berdasarkan sumber ketidakpastian.

Tailored sourcing yang berbasis volume, berarti permintaan produk yang terprediksi
diproduksi dengan fasilitas yang efisien, sementara bagian yang tak pasti diproduksi dengan
fasilitas yang fleksibel. Dalam tailored sourcing berbasis produk, produk bervolume rendah
dengan permintaan yang tidak pasti diperoleh dari sumber fleksibel sementara produk
bervolume tinggi dengan permintaan tidak pasti sedikit diperoleh dari sumber efisien.
Sebagai contoh tailored sourcing berbasis Pada tailored sourcing berbasis produk, produk
yang bervolume rendah dengan permintaan yang tidak pasti diperoleh dari sumber yang
fleksibel, sedangkan produk bervolume tinggi dengan sedikit ketidakpastian permintaan
diperoleh dari sumber yang efisien.

 PENGATURAN TINGKAT OPTIMAL KETERSEDIAAN PRODUK.

Pengaturan tingkat optimal produk dapat dicapai melalui cara-cara berikut ini:
1. Kerangka analitik dalam modul ini dapat digunakan untuk meningkatkan keuntungan.
Banyak perusahaan mengatur tingkat persediaan tanpa analisis pendukung. Konsep yang
dikemukakan tidak hanya menentukan pencapaian sebuah perusahaan pada target
tingkat optimal ketersediaan produk, tetapi juga membantu mengidentifikasi kunci
pengelolaan manajerial yang mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan
keuntungan.

2. Berhati-hati mengatur tingkat ketersediaan. Perusahaan jarang memiliki sebuah target


pengaturan ketersediaan produk melalui pertimbangan yang baik. Seorang manajer
dapat menetapkan nilai signifikan dengan mengatur tingkat ketersediaan produk yang
ditargetkan untuk memaksimalkan keuntungan.

3. Biaya yang dikeluarkan hendaknya dipertimbangkan karena berkaitan dengan usaha


memaksimalkan keuntungan. Perusahaan sebaiknya menghindari mengeluarkan biaya
yang banyak sekali untuk mengevaluasi tingkat optimal ketersediaan produk. Tingkat
ketersediaan produk yang optimal dapat menghasilkan suatu keuntungan yang sangat
dekat dengan keuntungan optimal.
4. Perhitungkan rentangan untuk biaya kehabisan barang. Usaha perusahaan untuk
mengatur tingkat ketersediaan produk sering melupakan biaya kehabisan stok. Biaya ini
kurang diperhatikan karena seringkali dampaknya tidak dirasakan secara langsung,
misalnya hilangnya kepercayaan pelanggan kepada perusahaan.

5. Pastikan tingkat ketersediaan produk sesuai dengan strategi. Seorang manajer


seharusnya menggunakan tingkat ketersediaan produk yang optimal sesuai dengan
analisis strategi perusahaan. Pada beberapa kasus, sebuah perusahaan mungkin merasa
sesuai untuk menyediakan level ketersediaan produk yang tinggi bagi produk dengan
permintaan rendah yang tidak begitu menguntungkan tetapi diperlukan oleh konsumen
yang penting bagi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan reputasi
perusahaan, sesuai dengan strategi yang dipilihnya.

Anda mungkin juga menyukai