Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jonathan Ricardo Siahaan

NIM : 200503159
Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah II

1. Catat hal yang menarik perhatian saudara

 Sebuah perusahaan harus menyimpan persediaan yang cukup untuk memenuhi


permintaan pelanggan, tetapi perusahaan juga tidak boleh menumpuk persediaan
terlalu banyak. Adapun Metode LCNRV yaitu perusahaan mengestimasi nilai
realisasi neto berdasarkan bukti yang paling dapat diandalkan dari jumlah yang
dapat direalisasi pada persediaan.
 Persediaan tumbuh lebih cepat dari penjualan, keuntungan akan menurun tajam.
Begitu pula sebaliknya. Nilai Realisasi Neto adalah harga perolehan persediaan
yang dihitung dengan menggunakan salah satu metode berbasis biaya historis,
identifikasi khusus, biaya rata – rata, atau FIFO.
 Nilai Realisasi Neto (NRV) mengacu pada jumlah neto yang diharapkan oleh
perusahaan untuk direalisasi dari penjualan persediaan. NRV adalah estimasi
harga penjualan dalam kegiatan bisnis biasa dikurangi estimasi biaya untuk
menyelesaikan dan estimasi biaya untuk melakukan penjualan.
 Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai
realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan biaya standart
yang mendekati biaya actual berdasarkan fifo.
 Terdapat dua metode untuk mencatat dampak pendapatan dari penilaian
persediaan pada nilai realisasi neto metode beban pokok penjualan dan metode
kerugian.
 Laporan Laba Rugi dengan metode penyajian beban pokok penjualan kurang
memiliki penyajian yang jujur. Metode beban pokok penjualan tidak
mempresentasikan apa yang seharusnya dipresentasikan. Namun, penyajian
dengan cara ini menggambarkan konsep materialitas.

2. Menurut Saya, kesimpulan yang saya dapat adalah:


 Sebagai investor jika persediaan tumbuh lebih tinggi daripada penjualan memiliki
arti bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki banyak pelanggan yang membeli
barang dagangnya
 Perusahaan yang mengalami peningkatan persediaan yang lebih besar daripada
peningkatan penjualan akan mengakibatkan terjadinya penurunan harga jual
(markdown) yang bisa menurunkan keuntungan perusahaan. Walaupun begitu,
perusahaan juga tidak boleh membiarkan persediaan yang mereka miliki
mengalami kekosongan yang bisa mengurangi minat pelanggan untuk berbelanja.
Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan manajemen persediaan yang baik agar
perusahaan tidak mengalam kerugian atau kebangkrutan.

3. Hal 604 - 605


1. Menerapkan aturan nilai terendah dari biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Jika
persediaan menurun nilainya di bawah biaya aslinya karena alasan apa pun, maka
perusahaan harus menurunkan nilai persediaan untuk mencerminkan kerugian ini.
Aturan umum yang berlaku adalah dengan meninggalkan prinsip biaya historis ketika
utilitas masa depan (kemampuan menghasilkan pendapatan) dari aset turun di bawah
biaya aslinya. Nilai realisasi neto mengacu pada jumlah neto yang diharapkan oleh
perusahaan yang direalisasikandari penjualan persediaan. Ada dua metode yang yang
dilakukan dalam mencatat pendapatan dari penilaian persediaan pada nilai realisasi
neto yaitu metode harga pokok penjualan yang akibatnya perusahaan tidak
melaporkan kerugian dalam laporan dalam laporan laba rugi karena beban pokok
penjulannya sudah termasuk kerugian, dan metode kerugian menyebabkan penurunan
nilai persediaan ke nilai realisasi neto.

2. Perusahaan menilai persediaan sebesar nilai realisasi neto pada saat: biaya sulit untuk
ditentukan, item mudah dipasarkan pada harga pasar kuotasi, dan unit produk dapat
dipertukarkan. Tiga situasi umum di mana nilai realisasi neto menjadi aturan umum
untuk menilai persediaan di antaranya:
(1) persediaan agrikultur dibagi menjadi dua yaitu asset biologi yang
diklasifikasikan sebagai set lancer dan hasil algikultur yang diukur pada nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual (nilai realisasi netto)
(2) mineral dan produk mineral, dan
(3) komoditas broker trader untuk mengukur persediaan pada nilai wajar dikurang
biaya untuk menjual dengan mengakui perubahan nilai realisasi neto pada laporan
laba rugi periode saat perubahan terjadi, dengan tujuan untuk menjual komoditas
dalam waktu dekat dan mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga.

3. Penilaian penggunaan nilai penjualan relative, Ketika perusahaan membeli


sekelompok unit yang berbeda-beda pada satu harga tunggal (lump-sum), atau disebut
juga harga keranjang, perusahaan dapat mengalokasikan harga pembelian total untuk
masing-masing item atas dasar nilai penjualan relatif.
4. Akuntansi komitmen adalah perjanjan untuk membeli persediaan dalam periode
tertentu..Beberapa berpendapat bahwa perusahaan harus melaporkan kontrak
komitmen pembelian aset dan kewajiban pada saat kontrak ditandatangani. Sementara
yang lain percaya bahwa pengakuan pada tanggal pengiriman adalah yang paling
tepat. Jika perusahaan memiliki komitmen pembelian yang ketat dan harga turun di
bawah biaya aslinya, maka kerugian harus diakui. IFRS mendefinisikan situasi ini
sebagai kontrak yang memberatkan. Jika harga kontrak lebih bedar dari harga pasar
dan pembeli mengharapkan bahwa kerugian akan terjadi Ketika permbelian
terpengaruh, pembeli harus mengakui liabilitas dan kerugian terkait pada periode
harga pasar juga turun.

5. Menentukan persediaan akhir dengan menerapkan metode laba bruto.


Perusahaan mengikuti langkah-langkah berikut untuk menentukan persediaan akhir
dengan metode laba bruto:
(1) Hitung persentase laba bruto pada harga jual.
(2) Hitung laba bruto dengan mengalikan penjualan neto dengan persentase laba
bruto.
(3) Hitung beban pokok penjualan dengan mengurangkan laba bruto dari
penjualan neto.
(4) Hitung persediaan akhir dengan mengurangkan beban pokok penjualan dari
total barang yang tersedia untuk dijual.

Anda mungkin juga menyukai