Anda di halaman 1dari 18

NAMA KELOMPOK 2 :

DIKI CANDRA
RIVA JULIA ASTUTI

PENILAIAN OBLIGASI
PENGERTIAN OBLIGASI
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi
kontrak antara pemberi pinjaman dengan penerima
pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang
menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan
pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi.
Obligasi dapat juga diartikan sebagai surat berharga yang
dijual kepada publik, dimana disana dicantumkan berbagai
ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai
nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit
dan beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam
undang-undang yang disahkan oleh lembaga terkait.
JENIS- JENIS OBLIGASI
Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian
obligasi (bond indenture) antara pembeli dam penjual obligasi. Dan macam
obligasi ditentukan oleh kontrak perjanjian tersebut, macam-macam
obligasi antara lain :

A. Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)


Berdasrkan penerbit obligasi dapat dibagi atas 3 jenis yaitu :
1. Obligasi pemerintah, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
2. Obligasi perusahaan milik Negara (state owned company) contoh
penerbit obligasi adalah BTN, Bapindo, PLN, Jasa Marga, Pegadaian,
Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain.
3. Obligasi perusahaan swasta, contoh penerbit obligasinya adalah Astra
Internasional, Bank Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala
Persada, Bank Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra
Development, Tjiwi Kimia, dan lain-lain.
 
LANJUTAN…

B. Berdasrkan system pembayaran bunga


Berdasrkan system pembayaran bunga maka obligasi dapat dibagi atas dua jenis
yaitu:
A.  Obligasi Kupon (Coupon Bond)
Obligasi ini yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodik, ada yang setiap
triwulan, semesteran atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang dapat
dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah yang disebut kupo
obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang
mendefenisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga
yang dapat diambil.

B. Obligasi tanpa kupon (Zero Coupon Bond)


Lain halnya dengan Coupon Bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai kupon,
sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik, dimana bunga
langsung dibayarkan sekaligus pada saat pembelian sehingga akan mengurangi
harga obligasi.[4] Misalnya investor membeli obligasi zero coupon dengan nilai
nominal Rp. 1.000.000 tetapi investor hanya membayar dengan harga Rp. 700.000,
pada saat jatuh tempo, uang pokok akan dibayarkan penuh sebesar Rp. 1.000.000.
 
LANJUTAN…

C.Berdasarkan tingkat bunganya


Berdasarkan tingkat bunga ada tiga jenis obligasi, yaitu :

1.)  Obligasi dengan bunga tetap (Fixes Rate Bond)


Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah
sampai jatuh tempo.

2.)  Obligasi dengan bunga mengambang (Floating Rate Bond)


Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada waktu pertama kali untuk kupon pertama,
sedangkan pada waktu jatuh tempo kupon pertama akan ditentukan tingkat bunga
untuk kupon berikutnya, demikian seterusnya. Biasanya obligasi dengan bunga
mengambang ini ditentukan relative terhadap suatu patokan suku bunga misalnya 1%
di atas LIBOR (London Inter Bank Offering Rate).

3.)  Obligasi dengan bung campuran (Mixed Rate bond)


Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi bunga tetap dan bunga
mengambang. Bunga tetap ditetapkan untuk periode tertentu biasanya pada periode
awal, dan periode selanjutnya mengambang.
  
LANJUTAN…

D. Dari segi tempat penerbitannya

Memandang obligasi dari segi tempat penerbitan atau tempat perdagangannya dapat dibagi atas 3 jenis :
1.)    Obligasi domestik (Domestic Bond)
 Diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga dalam negri dan dipasarkan didalam negri. Misalnya obligasi
PLN yang dipasrkan didalam negri (Indonesia).
2.)    Obligasi asing (Foreign Bond)
 Adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau lembaga asing pada suatu Negara dimana obligasi
tersebut dipasarkan. Contoh : Yankee Bond dipasarkan di Jepang, Dragon Bond diterbitkan dan
dipasarkan di Hongkong dan sebagainya.

E. Dari segi pemeringkatjika dilihat dari segi rating maka obligasi dapat dibagi menjadi 3
jenis, yaitu : 

1.)    Grade Bond
        Yaitu obligasi yang telah diperingkat dan termasuk dalam peringkat yang layak untuk di
investasi (investment grade).yang termasuk investment grade adalah peringkat AAA.AA, dan A menurut
standards dan Poor’s atau peringkat Aaaa,Aa dan A menurut Moody’s.
2.)    Non-Grade Bond
                 Adalah obligasi yang telah diperingkat tapi tidak termasuk peringkat yang layak untuk di
investasi (Non-investment grade). Umumnya peringkat obligasi ini adalah BBB, BB dan B menurut
standards dan Poor’s atau Bbb, Bb dan B menurut Moody’s.
PENILAIAN OBLIGASI
      Nilai intrinsik suatu obligasi akan sama dengan nilai sekarang dari
aliran kas yang diharapkan dari obligasi tersebut. Dengan demikian,
sesuai dengan prinsip penghitungan nilai sekarang (present value),
nilai atau harga obligasi bisa diketahui dengan ‘mendiskontokan’
semua aliran kas yang berasal dari pembayaran kupon obligasi,
ditambah pelunasan obligasi sebesar nilai yang akan diterima pada
saat jatuh tempo, dengan yield yang disyaratkan invest

Terdapat hubungan terbalik antara kualitas obligasi yang


diterbitkan dengan pendapatannya. Obligasi yang kualitasnya rendah
mempunyai penghasilan yang lebih tinggi dari pada obligasi yang
kualitasnya lebih tinggi. Dengan demikian, perbandingan risk venture
pemegang saham, penilaian obligasi sangat penting untuk manajemen
keuangan, disebabkan penilaian itu akan mempengaruhi kemampuan
pemasarannya dan biaya yang berhubungan dengan penerbitan
obligasi tersebut.
PERINGKAT OBLIGASI DARI STANDART
AND POOR’S
Ada beberapa peringkat obligasi dari Standar and Poor’s, yaitu:
1. AAA Ranking tertinggi dari Standar and Poor’s dan menujukkan
kemampuan yang sangat kuat dalam membayar pokok dan bunga.
2. AA Obligasi yang dikualifikasikan sebagai obligasi berkualitas
tinggi, dengan perbedaan sangat kecil dari AAA.
3. A Obligasi yang memiliki kemampuan yang kuat untuk membayar
pokok dan bunga walaupun mereka lebih rentan terhadap efek
merugi dari perubahan situasi dan kondisi perekonomian.
4. BBB Obligasi yang dianggap memiliki kemampuan yang mencukupi
untuk membayar pokok dan bunga, walaupun mereka biasanya
menunjukkan parameter perlindungan yang memadai, namun
kondisi perekonomian yang merugi atau perubahan keadaan
biasanya dapat melemahkan kemampuan membayar pokok dan
bunga obligasi, dibandingkan kategori A.
LANJUTAN…
4. BB, B, CCC, CC Obligasi pada peringkat BB, B, CCC, dan CC secara berturut-
turut semakin rapuh kemampuannya. Obligasi yang masuk ke dalam
peringkat ini mulai bersifat spekulatif dalam hal kemampuan perusahaan
membayar bunga dan pokok pinjaman.
5. C Peringkat C disediakan untuk obligasi pendapatan dnegan tidak ada bunga
dibayar.
6. D Obligasi dengan peringkat D sudah dianggap gagal, dengan pembayaran
bunga maupun pokok mengalami kemacetan.
 
Plus (+) atau minus (-) untuk menyediakan indikasi yang lebih mengenai kualitas
kredit, peringkat AA ke BB bisa dimodifikasikan dengan menambah tanda plus
dan minus untuk menunjukkan posisi relatif diantara kategori peringkat utama.
eringkat obligasi bukanlah suatu saran untuk membeli atau menjual obligasi.
Meskipun begitu, lembaga pemeringkat efek dapat menjembatani kesenjangan
informasi antara emiten atau perusahaan penerbit dan investor melalui
penyediaan informasi standar atas tingkat resiko kredit suatu perusahaan.
Investor umumnya memanfaatkan peringkat suatu obligasi untuk mengukur
resiko yang dihadapi dalam pembelian obligasi tersebut.
YIELD OBLIGASI
Setiap investasi tentunya harus diukur tingkat returnnya.
Pendapatan obligasi adalah bunga atau kupon pendapatan atau imbal
hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi
dinyatakan yield. Yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila
menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum
memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus
mempertimbangkan besarnya yield obligasi sebagai factor pengukur
tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.
Ada dua istilah dalam penentuan yield yaitu current yield to
maturity, untuk kupon yang dibayarkan dengan jumlah tetap,
besarnya kupon yield juga tetap.
LANJUTAN…

1. Current Yield, adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah


kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi
tersebut.
        Rumus : Current yield =   bunga tahunan
                                     Harga obligasi
Contoh :
Jika obligasi PT BNI memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar
17% pertahun, sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk
nilai nominal Rp. 1.000.000.000, maka :

Current yield   =      170.000.000
                                     980.000.000
                         =      17%    
                                    98%
=     17,34%.
LANJUTAN…
2.  Yield to maturity adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor
apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para
pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut :

Rumus : YTM approximation = C + ( Pn - P / n) / ((Pn + P) / 2 ) x 100%


Keterangan :
C = kupon
N = periode waktu
Pn = redemption value
P = harga pembelian.

Contoh soal :
      Obligasi PT BNI dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon sebesar 16%
dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007
C = 16%
N = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3,853 tahun
R = redemption
P = 100%

YTM approximation = ( 16 + {( 100 – 94,25 ) / 3,853) } / {( 100 + 94,25)/ 2)}


      = 17,49 / 97,13
      = 0,18 x 100%
      = 18%
EMPAT HUBUNGAN DALAM PENILAIAN
OBLIGASI
1. Semakin dekat tanggal jatuh tempo obligasi, maka nilai pasar
dari obligasi tersebut akan semakin mendekati nilai parinya.

2. Obligasi jangka panjang memiliki resiko tingkat suku bunga


yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi jangka pendek.

3. Sensitivitas nilai obligasi terhadap perubahan tingkat suku


bunga tidak hanya tergantung pada lamanya jatuh tempo, tetapi
juga pada pola arus kas yang dihasilkan oleh obligasi tersebut.

4. Ukuran tingkat reaksi harga obligasi terhadap perubahan


tingkat bunga. Juga pertimbangan waktu rata-rata jatuh tempo
dengan bobot tertimabng tiap-tiap tahun adalah nilai sekarang
arus kas untuk tahun itu.
PERHITUNGAN NILAI KONVERSI
OBLIGASI KONVERTIBEL
Obligasi konversi atau yang dikenal dengan nama convertible
bond, adalah suatu jenis obligasi yang dapat di konversikan
menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi dan biasanya
pada rasio pertukaran ang sudah ditentukan terlebih dahulu
pada penerbitan obligasi tersebut. Ini merupakan sekuriti
hibrida yaitu sekuriti yang terdiri dari dua unsur yaitu utang
dan ekuitas.walaupun demikian biasanya obligasi konversi ini
memiliki tingkat suku bunga kupon yang rendah dimana
pemegang obligasi dianggap telah menerima konpensasi berupa
suatu kesempatan untuk menukarkan atau mengkonversikan
obligasinya dengan saham biasa dengan harga yang lebih
rendah dari harga saham tersebut dipasaran.
LANJUTAN…
Contoh soal
Pada tahun 2004. PT BMAZmenerbitkan sejumlah Rp.10 miliar
obligasi konversi dengan nilai per Rp. 1 juta dan memberikan
interest 10% semi-annual,harga konversi saham bisa Rp. 16.750
per lembar saham. Saham biasanya dijual Rp. 14.750 per lembar
saham. Obligasi konversi tersebut memilikirating B dengan yield
14%. Harga surat berharga convertible saat ini Rp. 970.000.

Conversion Ratio        = par value of cov : conversion prices


                         = Rp. 1 juta : Rp. 16.750
                                      = 59.70 saham biasa x Rp. 14.750

Conversion Value  = conversation ratio x market value saham biasa


                         = 59.70 saham biasa x Rp. 14.750
                         = Rp. 880.580.
RESIKO OBLIGASI
Bagi penerbit dan pembeli obligasi resiko yang sering dihadapi adalah risiko karena
perubahan suku bunga. Apabila suku bunga naik maka harga obligasi akan turun (pembeli
obligasi rugi), dan apabila suku bunga turun maka harga obligasi akan naik (penerbit bligasi
yang rugi). Karena itu kemudian muncul obligasi yang ditawarkan dengan suku bunga
mengambang (Floating Rate). Misalnya ditentukan bahwa suku bunga obligasi sama dengan
suku bunga rata-rata deposito jangka waktu enam bulan pada Bank-bank pemerintah
ditambah dengan 1,00%.

Menurut Fabozzi dalam Maria Immacuatta, ada beberapa resiko yang dihadapi oleh
investor dalam obligasi yaitu sebagai berikut :

a.  Interest-Rate Risk


Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari perubahan
tingkat bunga: jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Begitu pula
sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Jika seseorang investor
harus menjual obligasi sebelum jatuh tempo, peningkatan suku bunga bermakna bahwa
investor akan mengalami capital loss (missal investor menjual obligasi dibawah harga beli).
Risiko jenis ini dikenal dengan interest-rate risk atau market risk. Risiko ini merupakan risiko
yang pada umumnya dialami oleh investor pada pasar obligasi.
LANJUTAN…

b.  Reinvestment Risk


Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat bunga pasar
dinamakan reinvestment risk.

c. Call Risk
Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang diterbitkannya pada harga dan
waktu tertentu. Hal ini menyebabkan investor akan mengalami Call Risk dimana tanggal tertentu perusahaan
penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.

d. Default Risk
Default risk juga berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang mengalami
kebangkrutan. Akibat adanya risiko ini, obligasi yang memiliki default risk dalam perdagangan di pasar obligasi
mempunyai harga yang rendah di bandingkan dengan U.S Treasure Securities. Dilain pihak, obligasi ini dalam
perdagangan dipasar obligasi memiliki yield yang lebih besar dari Treasury Bond.
 
e.  Inflation Risk
Peningkatan inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh bervariasinya nilai aliran kas yang diterima
investor akibat dampak adanya security dua inflasi. Contohnya jika investor membeli obligasi pada coupon rate
sebesar 7%, tetapi tingkat inflasi adalah 8%, maka purchasing power aliran kas secara nyata akan dikurangi.

f.  Exchange-Rate Risk
Obligasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak dapat diketahui dengan pasti.
Nilai obligasi dalam mata uang local baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman
terjadi.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai