Anda di halaman 1dari 8

Nama : Siti Khotijah

NIM : 18809134053
Kelas : D3 Akuntansi B

BAB 7 Obligasi dan Valuasinya


7.1 Siapa yang Menerbitkan Obligasi?
Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak jangka panjang dimana pihak peminjam
setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu
kepada pemegang obligasi tersebut.
Obligasi dapat dikelompokkan menjadi empat jenis utama, yaitu:
a. Obligasi pemerintah (treasury bonds), yang terkadang disebut juga obligasi negara,
diterbitkan oleh pemerintah federal. Sangatlah beralasan untuk berasumsi bahwa
pemerintah federal akan memenuhi pembayaran yang dijanjikan sehingga obligasi
pemerintah tidak memiliki risiko gagal bayar. Namun, harga obligasi ini telah
menurun ketika tingkat bunga naik sehingga obligasi ini tidak sepenuhnya bebas
risiko.
b. Obligasi perusahaan (corporate bonds), tidak seperti obligasi pemerintah, obligasi
perushaan memiliki risiko gagal bayar- jika perusahaan memiliki masalah,
perusahaan tersebut mungkin tidak mampu melakukan pembayaran atas bunga dan
pokok seperti yang dijanjikannya. Setiap perusahaan memiliki risiko gagal bayar
yang berbeda-beda, bergantung pada karakteristik perusahaan emiten dan ketentuan
spesifik dari setiap obligasi. Risiko gagal bayar sering disebut sebagai “risiko
kredit”. makin besar risiko gagal bayar, makin tinggi tingkat bunga yang diminta
oleh investor.
c. Obligasi pemerintah daerah (municipal bonds) diterbitkan oleh pemerintah negara
bagian dan pemerintah lokal. Obligasi pemerintah daerah juga memiliki risiko gagal
bayar. Akan tetapi, obligasi pemerintah daerah memberikan satu keunggulan penting
dibandingkan jenis-jenis obligasi yang lain. Bunga yang diterima atas sebagian besar
oblgasi pemerintah daerah dikecualikan dari pajak federal, dan dari pajak negara
bagian jika pemegangnya merupakan penduduk dari negara bagian yang
menerbitkan. Akibatnya, tingkat bunga obligasi pemerintah daerah jauh lebih rendah
daripada obligasi pemerintah dengan risiko yang ekuivalen.
d. Obligasi luar negeri (foreign bonds), diterbitkan oleh pemerintah luar negeri atau
perusahaan luar negeri. Obligasi perusahaan luar negeri tentunya juga memiliki
risiko gagal bayar. Munculnya risiko tambahan jika obligasi dinyatakan dalam
mata uang selain mata uang negara investor.
7.2 Karakteristik Utama Obligasi
1. Nilai Pari (Par Value), merupakan nilai pari obligasi yang dinyatakan; untuk tujuan
ilustrasi. Nilai pari biasanya mencerminkan jumlah uang yang dipinjam oleh
perusahaan dan dijanjikan untuk dilunasi kembali pada saat tanggal jatuh tempo.
2. Tingkat Bunga Kupon (Coupon Interest Rate), yaitu tingkat bunga tahunan yang
dinyatakan atas suatu obligasi. Ketika pembayaran kupon (coupon payment) tahunan,
dibagi dengan nilai parinya hasilnya adalah tingkat bunga kupon.
3. Tanggal Jatuh Tempo (Maturity Date), yaitu suatu tanggal yang telah ditentukan
untuk melunasi nilai pari suatu obligasi. Obligasi memiliki jatuh tempo 15 tahun pada
saat diterbitkan. Kebanyakan obligasi memiliki jatuh tempo awal (original maturity),
atau waktu jatuh tempo saat obligasi tersebut pertama kali diterbitkan, yang berkisar
antara 10 hingga 40 tahun.
4. Ketentuan Penebusan (Call Provision), yaitu ketentuan dalam kontrak suatu obligasi
yang memberikan hak kepada emiten untuk menebus kembali obligasi berdasarkan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan sebelum tanggal jatuh tempo normal.
Ketentuan penebusan biasanya menyatakan bahwa emiten harus membayar jumlah
yang lebih besar dari nilai pari kepada pemegang obligasi jika obligasi tersebut ingin
ditebus. Jumlah tambahan tersebut, disebut sebagai premi penebusan, sering kali
ditentukan sama dengan bunga selama satu tahun.
5. Dana Pelunasan (Sinking Fund Provision), yaitu ketentuan dalam kontrak suatu
obligasi yang meminta emiten melunasi sebagian emisi obligasi setiap tahunnya.
6. Fitur lain :
a. Obligasi yang dapat dikonversi (convertible bond), adalah obligasi yang dapat
ditukar dengan lembar saham biasa pada suatu harga tetap berdasarkan opsi
pemegang obligasi.
b. Waran (warrant), adalah opsi yang memungkinkan pemegang obligasi membeli
saham pada satu harga yang telah ditentukan sehingga memberikan suatu
keuntungan modal jika harga saham tersebut naik.
c. Obligasi yang dapat dijual kembali (putable bond), memungkinkan investor
menjual obligasi kembali pada perusahaan sebelum jatuh tempo pada harga yang
telah ditentukan.
d. Obligasi pendapatan (income bond) yang hanya akan membayarkan bunga jika
perusahaan memiliki laba yang cukup untuk membayar bunga.
e. Obligasi terindeks atau oblgasi daya beli (indexed/purchasing power
bond).  Tingkat bunga obligasi ini didasarkan pada suatu indeks inflasi seperti
indeks harga konsumen sehingga bunga yang dibayarkan akan naik secara
otomatis ketika tingkat inflasi meningkat.
7.3 Valuasi Obligasi
Arus kas untuk untuk obligasi standar dengan kupon, seperti allied food, terdiri atas
pembayaran bunga sepanjang usia 15 tahun obligasi ditambah jumlah pinjaman
( biasanya nilai pari ) ketika obligasi tersebut jatuh tempo. Arus kas tediri atas suatu
anuitas selama N tahun ditambah pembayaran sekaligus ( lump sum ) pada akhir tahun N.
Sederhananya kita dapat mendiskontokan setia arus kas kembali ke nilai sekarang dan
menjumlahkan nilai-nilai PV ( arus kas keluar bagi investor ) untuk mendapatkan
obligasi. Contoh :
Obligasi dijual pada harga yang sama dengan nilai parinya. Ketika tingkat bunga berlaku,
sama dengan tingkat kupon, suatu obligasi tingkat bunga tetap akan dijual pada nilai
parinya. Tingkat kupon akan tetap sama setelah obligasi diterbitkan, tetapi tingkat bunga
di pasar akan bergerak naik dan turun.
Suatu kenaikan tingkat bunga pasar akan menyebabkan turunya harga obligasi beredar,
sedangkan kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan naiknya hara obligasi. Misalnya :
Jika tingkat bunga pasar obligasi alliend naik 15% setelah obligasi diterbitkan, kita akan
menghitung menggunakan nilai tingkat bunga pasar yang baru.

Ketika tingkat bunga yang berlaku naik di atas tingkat kupon, harga obligasi tingkat
bunga akan tetap turun di bawah nilai parinya, ini disebut diskon obligasi ( discound
bond ).
Sebaliknya missal obligasi alliend turun menjadi 5%, dan harga obligasi akan naik ketika
tingkat bunga pasar turun.
Ketika tingkat bunga berlaku turun di bawah nilai kupon, harga obligasi tingkat bunga
akan tetap naik di atas nilai parinya, ini disebut obligasi premium ( premium bond ).
7.4 Imbal Hasil Obligasi
Ada tiga cara menghitung imbal hasil obligasi, yaitu :
1. Imbal Hasil saat Jatuh Tempo (Yield to Maturity-YTM)
Adalah tingkat bunga yang akan diterima atas investasi jika membeli dan memiliki
obligasi sampai pada jatuh tempo.
2. Imbal hasil saat Penebusan (Yield to Call-YTC)
Adalah tingkat pengembalian yang diterima atas obligasi jika obligasi tersebut ditebus
sebelum tanggal jatuh temponya. Jika kita membeli obligasi yang dapat ditebus dan
perusahaan , kemudian menebusnya, kita tidak akan memiliki pilihan untuk
menahannya sampai obligasi tersebut jatuh tempo. Jadi, imbal hasil saat jatuh tempo
tidak akan diterima.
3. Imbal Hasil Saat Ini
Laporan perusahaan tentang obligasi sering kali mencatumkan imbal hasil saat ini
(Current Yield) yang didefinisikan sebagai pembayaran bunga tahunan dibagi dengan
harga obligasi saat ini. Berbeda dengan imbal hasil saat jatuh tempo, imbal hasil saat
ini tidak mencerminkan total pengembalian yang seharusnya akan diterima investor
dari obligasi karena ia tidak memperhitungkan keuntungan atau kerugian modal yang
akan terealisasikanjika obligasi ditahan sampai jatuh tempo ( atau ditebus ).
7.5 Perubahan Nilai Obligasi dari Waktu ke Waktu
Obligasi yang baru diterbitkan dikenal dengan sebutan emisi baru (new
issue).  Setelah diterbitkan, obligasi itu disebut dengan obligasi beredar atau disebut
juga emisi lama (seasoned issue). Obligasi yang baru diterbitkan umumnya dijual pada
harga yang sangat mendekati nilai parinya. Sementara harga obligasi beredar sangat
bervariasi dibandingkan dengan nilai parinya. Kecuali pada obligasi dengan tingkat bunga
mengambang, pembayaran kupon adalah konstan. Jadi, ketika kondisi perekonomian
berubah, obligasi dengan kupon $100 yang terjual pada nilai pari $1.000 saat diterbitkan
akan dijual lebih tinggi atau lebih rendah dari $1.0000. setiap obligasi memilik jatuh
tempo 15 tahun, masing-masing memiliki resiko kredit yang sama sehingga memiliki
tingkat bunga pasar yang sama, yaitu 10%. Namun, obligasi memiliki harga yang
berbeda-beda karena perbedaan tingkat kupon. Pada harga obligasi-obligasi tersebut dari
waktu ke waktu, dengan berasumsi nbahwa tingkat bunga pasar akan tetap konstan pada
10% dan Allied tidak gagal bayar atas obligasi-obligasinya.
7.6 Obligasi dengan Kupon Setengah Tahunan
Meskipun beberapa obligasi membayarkan bunga secara tahunan, sebagian besar
mayoritas obligasi pada kenyataannya melakukan pembayaran secara setengah tahunan.
2N
V b =∑
∫¿2 +
M
t=1 ( 1+ r d / 2 ) ( 1+ r d /2 )2 N
7.7 Menilai Tingkat Risiko Obligasi
1. Risiko Tingkat Bunga ( Interest Rate Risk ) atau Risiko Harga Tingkat Bunga
( Interest Rate Price Risk )
Risiko penurunan nilai obligasi yang diakibatkan oleh naiknya tingkat bunga ini
disebut sebagai risiko tingkat bunga (interest rate risk) atau risiko harga tingkat
bunga (interest rate price risk). Risiko tingkat bunga akan lebih tinggi pada obligasi
dengan jauh tempo yang lebih panjang dibandingkan dengan obligasi yang akan jatuh
tempo dalam waktu dekat. Hal ini terjadi karena makin panjang waktu jatuh tempo,
makin lama obligasi tersebut akan dilunasi dan makin lama pula pemegang obligasi
dapat menggantikannya dengan obligasi yang memiliki kupon lebih tinggi.
2. Risiko tingkat reinvestasi ( reinvestasi rate risk )
Risiko penurunan nilai obligasi yang diakibatkan oleh naiknya tingkat bunga ini
disebut sebagai risiko tingkat bunga (interest rate risk) atau risiko harga tingkat
bunga (interest rate price risk). Risiko tingkat bunga akan lebih tinggi pada obligasi
dengan jauh tempo yang lebih panjang dibandingkan dengan obligasi yang akan jatuh
tempo dalam waktu dekat. Hal ini terjadi karena makin panjang waktu jatuh tempo,
makin lama obligasi tersebut akan dilunasi dan makin lama pula pemegang obligasi
dapat menggantikannya dengan obligasi yang memiliki kupon lebih tinggi.
3. Membandingkan Risiko Tingkat Bunga Dan Tingkat Reinvestasi
Risiko tingkat bunga berhubungan dengan nilai portofolio obligasi, sedangkan risiko
tingkat reinvetasi berhubungan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh portofolio.
Jika anda memiliki obligasi jangka panjang, anda akan menghadapi risiko tingkat
bunga yang signifikan karena nilai portofolio anda akan turun jika tingkat bunga
meningkat, tetapi anda tidak akan banyak menghadapi risiko tingkat reinvestasi
karena pendapatn anda akan tetap stabil.
7.8 Risiko Gagal Bayar
Kemungkinan gagal bayar merupakan risiko penting yang dihadapi oleh pemegang
obligasi. Jika emiten gagal bayar, jumlah uang diterima oleh investor akan lebih sedikit
daripada pengembalian yang dijanjikan. Semakin tinggi kemungkinan gagal bayar, makin
tinggi preminya dan berakibat pada imbal hasilnya jatuh tempo. Risiko gagal bayar untuk
efek pemerintah adalah nol, tetapi beresiko subtansial untuk perusahaan dan obligasi
pemerintah daerah dengan mutu yang lebih rendah.
Berbagai jenis obligasi perusahaan
a. Obligasi Hipotek
Adalah obligasi yang dijamin oleh aset tetap. Obligasi hipotek pertama merupakan
senior yang memiliki prioritas atas klaim dari obligasi hipotek kedua.
b. Obligasi tanpa jaminan
Adalah obligasi yang tidak dijamin sehingga tidak memberikan agunan spesifik
sebagai jaminan bagi obligasi. Karena itu, pemegang obligasi tanpa jaminan
merupakan kreditor biasa yang klaimnya dilindungi oleh properti yang tidak
diagunkan. Obligasi tanpa jaminan juga diterbitkan oleh perusahaan lemah yang telah
mengagunkan sebagian besar asetnya sebagai jaminan untuk pinjaman hipotek.
c. Obligasi tanpa jaminan subordinasi
Adalah obligasi yang dapat disubordinasikan ke wasel bayar yang ditunjuk (biasanya
pinjaman bank) atau seluruh utang yang lain. Dalam peristiwa likuiditas atau
reorganisasi, pemegang obligasi tanpa jaminan subordinasi tidak akan menerima
apapun sampai seluruh utang senior seperti yang disebutkan.
Kriteria peringkat Obligasi
Peringkat obligasi didasarkan atas faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif yang beberpa
diantaranya :
a. Rasio-rasio
b. Ketentuan hipotek
c. Ketentuan subordinasi
d. Ketentuan jaminan
e. Dana penulasan
f. Jatuh tempo
g. Stabilitas
h. Regulasi
i. Antitrust
j. Operasi diluar negeri
k. Faktor lingkungan hidup
l. Kewajiban atas produk
m. Kewajiban pensiun
n. Masalah ketenagakerjaan
o. Kebijakan akuntansi
Arti penting peringkat Obligasi
Peringkat obligasi memiliki arti penting bagi perusahaan dan investor.
Karena peringkat obligasi merupakan indikator dari risiko gagal bayarnya, peringkat
memiliki pengaruh langsung yang dapat diukur pada tingkat bunga obligasi dan biaya
utang perusahaan. Sebagian besar obligasi dibeli oleh investor institusional dan bukan
individual, kebanyakan institusi dibatasi hanya boleh membeli efek yang layak investasi.
Perubahan peringkat obligasi perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
meminjam modal dana dan biaya modal perusahaan tersebut.
Perubahan Peringkat
Perubahan peringkat obligasi perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk
meminjam modal dana dan biaya modal perusahaan tersebut. Lembaga pemeringkat
melakukan melakukan peninjauan atas obligasi yang beredar secara berkala, terkadang
menaikan atau menurunkan suatu obligasi sebagai hasil dari perubahan kondisi yang
terjadi pada emiten.
Pada waktu yang sama penting untuk dipahami bahwa peringkat tidak serta merta
disesuaikan terhadap perubahan dalam kualitas kredit; dalam beberapa kasus, bisa jadi
terdapat jarak yang cukup panjang antara perubahan kualitas kredit dengan perubahan
peringkat.
Kebangkrutan Dan Reorganisasi
Ketika suatu usaha menjadi tidak solven, yang artinya usaha tersebut tidak memiliki
cukup kas untuk memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjamannya. Harus ada
keputusan yang kemudian diambil apakah akan menutup perusahaan melalui likuidasi
atau mengizinkannya melakukan reorganisasi dan tetap ada.
Dalam reorganisasi, kreditor perusahaan akan melakukan negosiasi dengan manajemen
tentang persyaratan-persyaratan dari kemungkinan reorganiasasi tersebut. Rencana
reorganiasi mengharuskan dilakukannya restrukturisasi utang, dimana dalam hal ini
tingkat bunga akan di turunkan, jangka waktu jatuh temponya di perpanjang, atau
sebagian utang ditukar dengan ekuitas. Tujuan restrukturisasi adalah mengurangi beban
keuangan sampai ke suatu tingkat yang dapat di dukung oleh arus kas perusahaan.
Likuidasi terjadi jika nilai perusahaan dianggap lebih besar dalam keadan mati daripada
hidup. Jika pengadilan kebangkrutan memerintahkan dilakukannya likuidasi, aset
perusahaan akan di lelang dan kas yang di terima akan di distribusikan sesuai ketentuan
yang tercantum dalam Bab 7 Undang-Undang Kebangkrutan. Untuk saat ini yang perlu
anda ketahui adalah :
1) Peraturan kebangkrutan federal yang mengatur baik reorganisasi maupun likuidasi.
2) Kebangkrutan sering kali terjadi.
3) Prioritas atas klaim tentu harus diikuti ketika mendistribusikan aset perusahaan yang
dilikuidasi.
4) Perlakuan kepada pemegang obligasi tersebut
5) Reorganiasi pemegang saham bisa umumnya hanya menerima dalam jumlah kecil
dan sama sekali tidak menerima likuidasi karena aset biasanya memiliki nilai lebih
kecil dibanding jumlah hutang yang masih belum dibayar.
PASAR Obligasi
Untuk mengevaluasi obligasi setengah tahunan, kita harus mengubah model valuas
menjadi sebagai berikut:
a. Membagi  pembayaran bunga kupon tahunan dengan 2 untuk mendapatkan jumlah
dolar bunga yang dibayarkan setiap enam bulan.
b. Mengalikan jumlah tahun sampai jatuh tempo, N, dengan 2 untuk menentukan
jumlah periode setengah tahunan.
c. Membagi tingkat bunga nominal (yang dinyatakan), rd dengan 2 untuk menentukan
tingkat bunga berkala (setengah tahunan).
Dengan melakukan perubahan-perubahan di atas, maka akan menghasilkan persamaan
berikut ini untuk menghitung nilai obligasi setengah tahunan

DAFTAR PUSTAKA
Houston,Brigham.2010.”Dasar - Dasar Manajemen Keuangan”.Edisi Ke-11.Jakarta Selatan :
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai