Anda di halaman 1dari 13

Nama Anggota : Hafsah Defi Utami / S432308022

Ita Nuari Suci Romadhina / S432308010


Wildan Izzulhaq / S432308017
Kelompok : 5
RMK Manajemen Keuangan
1. Jenis dan Karakteristik Obligasi (Bond)
Obligasi adalah kontrak jangka panjang di mana peminjam setuju untuk melakukan
pembayaran bunga dan pokok obligasi, pada tanggal tertentu, kepada pemegang obligasi.
Investor memiliki banyak pilihan saat berinvestasi dalam obligasi, tetapi obligasi
diklasifikasikan menjadi empat jenis utama:
a) Obligasi Pemerintah atau Negara (Treasury bonds)
Obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah federal, di mana mempunyai asumsi
bahwa pemerintah federal akan memenuhi pembayaran yang dijanjikannya, sehingga
obligasi pemerintah tidak memiliki risiko gagal bayar. Namun harga obligasi ini telah
menurun ketika tingkat bunga naik, sehingga tidak sepenuhnya obligasi ini bebas risiko.
b) Obligasi Perusahaan (Corporate bonds)
Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan, di mana memiliki risiko gagal bayar jika
perusahaan emiten mengalamai masalah yang akan mengakibatkan kemungkinan
perusahaan tersebut tidak dapat melakukan pembayaran atas bunga dan pokok seperti
yang dijanjikannya. Risiko gagal bayar tersebut biasa disebut dengan istilah risiko kredit,
di mana setiap obligasi perusahaan memiliki risiko kredit yang berbeda-beda tergantung
pada karakteristik perusahaan emiten dan ketentuan dari setiap obligasi itu sendiri.
c) Obligasi Pemerintah Daerah (Municipal bonds)
Obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah negara bagian dan pemerintah lokal yang
juga memiliki risiko kredit. Kelebihan dari obligasi ini ialah bunga yang diterima atas
sebagian besar obligasi pemerintah daerah dikecualikan dari pajak federal dan pajak
negara bagian, jika pemegangnya merupakan penduduk dari negara bagian yang
menerbitkan. Hal tersebut mengakibatkan tingkat bunga obligasi pemerintah daerah jauh
lebih rendah daripada obligasi pemerintah dengan risiko yang ekuivalen.
d) Obligasi Luar Negeri (Foreign bonds)
Obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah luar negeri atau perusahaan luar negeri.
Selain memiliki risiko kredit, obligasi ini juga memiliki risiko tambahan jika obligasi
dinyatakan dalam mata uang selain mata uang negara investor mengalami penurunan
nilai.
Meskipun semua obligasi memiliki beberapa karakteristik umum, mereka tidak selalu
memiliki fitur kontraktual yang sama, seperti yang dijelaskan di sini.
a) Nilai Par (Par Value), merupakan nilai nominal dari obligasi tersebut yang mencerminkan
jumlah uang yang dipinjam oleh perushaaan (kreditur) dan dijanjikan unutk dilunasi
kembali pada saat tanggal jatuh tempo.
b) Tingkat Bunga Kupon (Coupon Interest Rate), merupakan hasil bagi antara pembayaran
kupon tahunan dengan nilai parinya atau dapat didefinisikian dengan tingkat bunga
tahunan yang dinyatakan atas suatu obligasi. Biasanya pembayaran kupon telah
ditentukan pada suatu tingkat yang akan membuat investor tertarik untuk membeli
obligasi pada atau mendekati nilai parinya. Dalam beberapa kasus tertentu, pembayaran
kupon suatu obligasi dapat bervariasi dari waktu ke waktu, yaitu sebagai berikut:
1) Obligasi dengan tingkat bunga mengambung, di mana tingkat kupon ditentukan
untuk suatu periode awal saja (sering kali 6 bulan pertama), selanjutnya tingkat
kupon akan disesuaikan setiap 6 bulan berdasarkan suatu tingkat pasar terbuka
tertentu.
2) Obligasi dengan kupon nol, di mana tidak ada pembayaran kupon sama sekali namun
obligasi ini ditawarkan dengan diskon di bawah nilai parinya.
3) Obligasi dengan diskon emisi awal, di mana setiap obligasi yang pada awalnya
ditawarkan dengan harga di bawah nilai parinya.
c) Tanggal Jatuh Tempo (Maturity Date), merupakan tanggal yang telah ditentukan untuk
melunasi nilai pari suatu obligasi.
d) Ketentuan Penebusan (Call Provision), biasanya dimiliki oleh sebagian besar obligasi
perusahaan dan pemerintah daerah, di mana memberikan hak kepada emiten untuk
membeli kembali obligasi sebagai penebusan. Ketentuan penebusan ini biasanya
mengharuskan bahwa emiten untuk membayar jumlah yang lebih besar dari nilai pari
kepada pemegang obligasi jika obligasi tersebut ingin ditebus.
e) Tanggal Penerbitan (Issue Date), merupakan tanggal ketika obligasi tersebut diterbitkan.
f) Peringkat Risiko (Default Risk), merupakan risiko yang timbul jika penerbit (debitur)
tidak dapat membayar bunga dan pokok obligasi yang telah ditentukan.
g) Penyisihan dana untuk penarikan (Sinking Funds), merupakan ketentuan dalam kontrak
suatu obligasi yang meminta emiten melunasi sebagian emisi obligasi setiap tahunnya.
Kegagalan dalam memenuhi persyaratan dana pelunasan akan dikategorikan sebagai
gagal bayar yang dapat membuat perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut.
h) Ketentuan dan Lain-lain (Other Provisions and Features), terdapat beberapa jenis obligasi
lainnya yang cukup sering digunakan, antara lain sebagai berikut :
1) Convertible bond, merupakan obligasi yang dapat ditukar dengan lembar saham
biasa pada suatu harga tetap berdasarkan opsi pemegang obligasi.
2) Warrant, merupakan opsi yang memungkinkan pemegang obligasi membeli saham
pada satu harga yang telah ditentukan sehingga memberikan suatu keuntungan modal
jika harga saham tersebut naik.
3) Income bond, yang hanya akan membayarkan bunga jika perusahaan memiliki laba
yang cukup untuk membayar bunga.
4) Indexed/ purchasing power bond, di mana tingkat bunga pada obligasi ini didasarkan
pada suatu indeks inflasi, seperti indeks harga konsumen sehingga bunga yang
dibayarkan akan naik secara otomatis ketika tingkat inflasi meningkat.
2. Mengestimasi Nilai Obligasi dan Pengembalian Obligasi (Yield)
a) Estimasi Nilai Obligasu
Nilai aset keuangan apa pun-saham, obligasi, sewa, atau bahkan aset fisik seperti gedung
apartemen atau mesin - hanyalah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dari aset
tersebut. Arus kas dari suatu obligasi tertentu tergantung pada fitur kontraktualnya.
Bagian berikut menunjukkan garis waktu dan arus kas untuk suatu obligasi.
1) Garis Waktu, Arus Kas, dan Rumus Penilaian untuk Obligasi
Untuk obligasi berbunga standar, arus kas terdiri dari pembayaran bunga selama umur
obligasi ditambah jumlah yang dipinjam ketika obligasi jatuh tempo (biasanya nilai
nominal $1.000):

Persamaan umum berikut ini, yang ditulis dalam beberapa bentuk, dapat digunakan
untuk mencari nilai obligasi apa pun:

Perhatikan bahwa arus kas terdiri dari anuitas N tahun ditambah pembayaran
sekaligus
pada akhir tahun ke-N. Persamaan 4-1 dapat diselesaikan dengan menggunakan:
(1) sebuah rumus,
(2) kalkulator keuangan, atau
(3) spreadsheet
2) Perubahan Nilai Obligasi dari Waktu ke Waktu (Changes In Bond Values Over Time)
Ketika kupon obligasi diterbitkan, biasanya ditentukan pada suatu tingkat
yang mengakibatkan harga pasar obligasi sama dengan nilai parinya.
Jika ditentukan tingkat kupon yang lebih rendah, investor tidak akan bersedia
membayar $1.000 untuk obligasi tersebut. Sementara itu, jika ditentukan tingkat
kupon yang lebih tinggi, investor akan memperebutkan dan memberikan penawaran
harga di atas $1.000.
Obligasi yang baru diterbitkan dikenal dengan sebutan new issue. Setelah
diterbitkan, obligasi itu disebut obligasi beredar atau diesebut juga seasoned issue.
Obligasi yang baru diterbitkan umumnya dijual pada harga yang sangat
mendekati nilai parinya, sementara harga obligasi beredar sangat bervariasi
dibandingkan dengan nilai parinya. Kecuali pada obligasi dengan tingkat bunga
mengambang, pembayaran kupon adalah konstan. Jadi, ketika kondisin perekonomian
berubah, obligasi dengan kupon $100 yang terjual pada nilai pari $1.000 saat
diterbitkan akan dijual lebih tinggi atau lebih rendah dari $1.000.
Tentu saja, jika suku bunga tidak konstan, maka harga obligasi akan
berfluktuasi. Namun terlepas dari suku bunga di masa depan, nilai obligasi akan
mendekati $1.000 karena mendekati tanggal jatuh tempo. Poin penting:
a. Setiap kali tingkat bunga, rd, sama dengan tingkat kupon, fixed rate obligasi akan
dijual pada par value. Biasanya tingkat kupon sama dengan tingkat bunga pada
saat obligasi diterbitkan.
b. Tingkat bunga, rd, dapat berubah dari waktu ke waktu, tapi coupon rate akan
tetap setelah obligasi diterbitkan. Setiap kali tingkat bunga, rd, naik diatas tingkat
kupon, nilai obligasi akan turun dibawah par value. Obligasi ini disebut discount
bond.
c. Setiap kali tingkat bunga, rd, turun dibawah tingkat kupon, nilai obligasi akan
naik diatas par value. Obligasi ini disebut premium bond.
d. Dengan demikian, peningkatan suku bunga, rd, akan menyebabkan nilai obligasi
yang beredar jatuh, sedangkan penurunan tingkat suku bunga, rd akan
menyebabkan nilai obligasi meningkat.
e. Nilai pasar obligasi akan selalu mendekati par value saat mendekati tanggal jatuh
tempo.
3) Bond With Semiann
Meskipun beberapa obligasi membayar bunga setiap tahun, sebagian besar obligasi
sebenarnya membayar bunga setengah tahunan. Untuk mengevaluasi obligasi dengan
pembayaran setengah tahunan, kita harus memodifikasi model penilaian sebagai
berikut.
a. Bagilah pembayaran bunga kupon tahunan dengan 2 untuk menentukan dolar
bunga yang dibayarkan setiap 6 bulan.
b. Kalikan tahun hingga jatuh tempo, N, dengan 2 untuk menentukan jumlah periode
setengah tahunan periode.
c. Bagilah suku bunga nominal (kuotasi), rd dengan 2 untuk menentukan suku bunga
periodik (setengah tahunan).
Dengan melakukan perubahan ini, kita memperoleh persamaan berikut untuk mencari
nilai obligasi yang membayar bunga setengah tahunan.

b) Pengembalian Obligasi (Yeild)


Berbeda dengan tingkat bunga kupon yang bersifat tetap, imbal hasil obligasi bervariasi
dari hari ke hari tergantung pada kondisi pasar saat itu. Selain itu, imbal hasil dapat
dihitung dengan tiga cara berbeda, dan tiga "jawaban" dapat diperoleh. Imbal hasil yang
berbeda ini dijelaskan di bagian berikut.
1) Yield to Maturity
YTM adalah tingkat pengembalian yang diterima atas suatu obligasi jika obligasi
tersebut dimiliki sampai jatuh tempo. Secara persamaan dapat ditulis:

YTM atau imbal hasil saat jatuh tempo dapat dilihat sebagai tingkat pengembalian
obligasi yang dijanjikan. Hal itu merupakan pengembalian yang akan diterima oleh
investor jika seluruh pembayaran yang dijanjikan terlaksana.
Namun imbal hasil saat jatuh tempo akan sama dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan hanya jika
a. Probabilitas gagal bayar adalah nol
b. Obligasi tidak dapat ditebus
Jika ada risiko gagal bayar atau jika obligasi dapat ditebus, maka terdapat
kemungkinan bahwa pembayaran yang dijanjikan sampai jatuh tempo tidak akan
diterima. Dalam hal ini, imbal hasil saat jatuh tempo yang dihitung akan berbeda dari
pengembalian yang diharapkan.
2) Yield to Call
Jika tingkat bunga saat ini jauh di bawah tingkat kupon obligasi yang beredar, maka
obligasi yang dapat ditebus kemungkinan besar akan ditebus dan investor akan
memperkirakan tingkat pengembalian yang diharapkan sebagai imbal hasil saat
penebusan (yield to call-YTC) dan bukan imbal hasil saat jatuh tempo. Untuk
mengitung YTC, carilah rd dari persamaan berikut ini.

3) Current Yeld
Jika Anda memeriksa laporan perusahaan pialang tentang obligasi, Anda akan sering
melihat referensi imbal hasil obligasi saat ini. Imbal hasil saat ini adalah pembayaran
bunga tahunan dibagi dengan harga obligasi saat ini.
Tidak seperti imbal hasil hingga jatuh tempo, imbal hasil saat ini tidak mewakili
tingkat pengembalian yang diharapkan investor dari obligasi tersebut. Imbal hasil saat
ini memberikan informasi mengenai jumlah pendapatan tunai yang akan dihasilkan
oleh obligasi pada tahun tertentu, tetapi tidak memberikan ukuran yang akurat dari
total pengembalian obligasi yang diharapkan pengembalian yang diharapkan, yaitu
imbal hasil hingga jatuh tempo. Faktanya, berikut ini adalah hubungan antara imbal
hasil saat ini, imbal hasil capital gain (yang dapat bernilai negatif untuk capital loss),
dan imbal hasil hingga jatuh tempo:

4) The Cost of Debt and Intrinsic Value


Kotak "Nilai Intrinsik dan Biaya Utang" di awal bab ini menyoroti biaya utang, yang
memengaruhi biaya modal rata-rata tertimbang (WACC), yang pada gilirannya
mempengaruhi nilai intrinsik perusahaan. Biaya utang sebelum pajak dari sudut
pandang perspektif perusahaan adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan dari
perspektif pemegang utang.
Oleh karena itu, biaya utang sebelum pajak adalah yield to maturity (atau yield to call
jika panggilan jika kemungkinan terjadi).
3. Risiko Obligasi
a) Risiko Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga akan terus berfluktuasi dari waktu ke waktu, dan kenaikan tingkat bunga
akan mengarah pada penurunan nilai obligasi yang beredar.
Risiko penurunan nilai obligasi yang diakibatkan oleh naiknya tingkat bunga ini disebut
dengan risiko tingkat bunga (interest rate risk) atau risiko harga tingkat bunga (interest
rate price risk).
Tingkat bunga dapat dan memang naik, kenaikan tingkat bunga dapat menimbulkan
kerugian nilai bagi pemegang obligasi. Jadi, orang atau perusahaan yang berinvestasi
dalam obligasi akan berhadapan dengan risiko akibat meningkatnya tingkat bunga.
Risiko tingkat bunga akan lebih tinggi pada obligasi dengan jatuh tempo yang lebih
panjang dibandingkan dengan obligasi yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Hal ini
terjadi karena makin panjang waktu jatuh tempo, makin lama obligasi tersebut akan
dilunasi dan makin lama pula pemegang obligasi dapat menggantikannya dengan obligasi
yang memiliki kupon lebih tinggi.
b) Risiko Tingkat Reinvestasi
Risiko terjadinya penurunan pendapatan akibat turunnya tingkat bunga disebut risiko
tingkat reinvestasi (reinvestment rate risk).
Risiko tingkat reinvestasi ini sudah pasti akan tinggi pada obligasi yang dapat ditebus.
Risiko ini juga tinggi pada obligasi jangka pendek karena makin pendek waktu jatuh
tempo obligasi, makin sedikit jumlah tahun sebelum obligasi lama dengan kupon yang
relatif tinggi digantikan dengan emisi baru dengan kupon rendah.
Jadi, pensiunan yang kepemilikan utamanya adalah obligasi jangka pendek atau efek
utang lainnya akan sangat dirugikan oleh penurunan tingkat bunga.
Namun, pemegang obligasi jangka panjang yang tidak ditebus akan terus menikmati
tingkat bunga lama yang tinggi.
c) Membandingkan Risiko Tingkat Bunga dan Tingkat Reinvestasi
Risiko tingkat bunga berhubungan dengan nilai portofolio obligasi, sedangkan risiko
tingkat reinvestasi berhubungan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh portofolio.
Jika anda memiliki obligasi jangka panjang, anda akan menghadapi risiko tingkat bunga
yang signifikan karena nilai portofolio anda akan turun jika tingkat bunga meningkat,
tetapi anda tidak akan banyak menghadapi risiko tingkat reinvestasi karena pendapatan
anda akan tetap stabil.
Dipihak, jika anda memiliki obligasi jangka pendek, anda tidak akan banyak menghadapi
risiko harga tingkat bunga, tetapi anda akan menghadapi risiko tingkat reinvestasi yang
signifikan.
4. Memahami Jenis dan Karakteristik Saham

Terdapat 2 jenis saham yang beredar, yaitu :

 Saham biasa
Saham biasa (common stock) adalah sertifikat bukti kepemilikan dalam suatu Perusahaan yang
umumnya berisi tentang hak dan kewajiban investor dalam pengelolaan bisnis.
 Saham Preferen
Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memberikan hak prioritas pada
pemiliknya untuk memperoleh pembayaran dividen lebih besar dibandingkan dengan saham
biasa.

Perbedaan saham biasa dengan saham preferen adalah pemilik saham preferen memiliki hak lebih, yaitu
dapat memiliki dividen terlebih dahulu dibanding pemilik saham biasa.

Karakteristik Saham Biasa :

 Mempunyai hak suara untuk memilih jajaran manajemen Perusahaan, serta mengontrol kebijakan
Perusahaan
 Dapat mendapatkan keuntungan jangka Panjang yang besar.
 Saham biasa tidak dapat ditukar ke saham preferen.
 Pemilik saham biasa memperoleh hak perolehan asset terakhir, setelah kreditor dan pemegang
saham preferen.
Kelebihan Saham Biasa :

 Lebih mudah untuk diperjualbelikan


 Tidak ada jangka waktu atau jatuh tempo tertentu
Kekurangan Saham Biasa :

 Penjualan saham dikendalikan oleh investor mayoritas


 Pemegang saham biasa menjadi prioritas terakhir atas hak bagi asset, saat Perusahaan
bangkrut/likuidasi
Karakteristik Saham Preferen

 Memiliki tingkatan yang berbeda-beda


 Pemegang saham preferen didahulukan dalam pembagian diividen
 Dapat dikonversikan menjadi saham biasa dalam kondisi tertentu
 Mempunyai hak pembayaran terlebih dahulu atas dividen yang sempat ditangguhkan Perusahaan
 Harus dibeli dengan jumlah yang besar
 Biasanya saham preferen dibeli oleh Perusahaan atau institusi
Kelebihan Saham Preferen :
 Mendapatkan dividen lebih dulu
 Jummlah dividen yang lebih besar
 Investor akan diprioritaskan untuk mendapatkan permodalan lebih dulu saat Perusahaan likuidasi
Kekurangan Saham Preferen :

 Sulit diperjualbelikan
 Jumlah saham preferen relatif kecil
Jenis Saham Preferen

Saham Preferen Konvertibel


Jenis saham yang bisa ditukarkan atas dasar permintaan investor/ketentuan Perusahaan ke saham
biasa pada waktu yang telah ditetapkan.
 Saham Preferen Partisipasi
Jenis saham yang dapat memberikan dividen tambahan kepada pemegang sahamnya berdasarkan
kondisi ketetapan Perusahaan.
 Saham Preferen Kumulatif
Jenis saham yang mengharuskan Perusahaan membayar semua dividen, termasuk tunggakan yang
pernah ditangguhkan kepada pemegang sahamnya.
 Saham Preferen yang dapat Ditebus
Jenis saham preferen yang dapat ditebus Perusahaan/penerbit dengan nilai yang sudah ditetapkan
sebelum jatuh tempo.
 Saham Preferen disesuaikan
Saham dengan nilai dividen yang bervariasi bisa naik atau turun, tergantung dari suku bunga
acuan atau pergerakan kurs
5. Menguasai Konsep Nilai Buku dan nilai-nilai yang berhubungan

Nilai buku adalah jumlah seluruh item baris dibagian ekuitas pemegang saham di neraca Perusahaan.

Nilai buku memiliki dua kegunaan utama bagi investor :

 Digunakan dalam rasio keuangan lain untuk membantu investor menilai suatu Perusahaan
 Sebagai perbandingan dengan nilai Perusahaan, nilai buku dapat menunjukkan apakah suatu
saham underpriced atau overpriced.
Nilai buku per Saham (BVPS) adalah perhitungan cepat yang digunakaan untuk menentukan nilai per
saham suatu Perusahaan berdasarkan jumlah ekuitas pemegang saham biasa di Perusahaan tersebut.

Rumus BPVS :

Rasio Harga terhadap buku (P/B) berfungsi sebagai kelipatan penilaian berguna untuk membandingkan
nilai antara Perusahaan serupa dalam industry yang sama Ketika mengikuti metode akuntansi yang
seragam untuk penilaian asset. Rasio tersebut mungkin tidak berfungsi sebagai dasar penilaian yang valid
Ketika membandingkan Perusahaan dari sektor dan industry yang berbeda karena Perusahaan mencatat
asetnya secara berbeda. Akibatnya, Rasio P/B yang tinggi belum tentu merupakan nilai premium dan
sebaliknya, rasio P/B yang rendah belum tentu merupakan nilai diskon.

Rumus P/B :

Itu juga terdapat kemungkinan untuk mendefinisikan rasio P/B sebagai ekuitas nilai pasar dibagi dengan
total ekuitas yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Itu biasanya dikenal sebagai kapitalisasi pasar.
Rumusnya :

6. Mengerti nilai intrinsic

Nilai instrinsik adalah ukuran nilai suatu asset. Ukuran tersebut dicapai melalui perhitungan obyektif atau
model keuangan yang kompleks. Nilai intrinsik berbeda dengan harga pasar suatu asset saat ini. Namun,
membandingkannya dengan harga saat ini dapat memberikan gambaran kepada investor apakah asset
tersebut dinilai terlalu rendah atau terlalu tinggi. Analisis keuangan menggunakan arus kas untuk
menentukan nilai intrinsic atau yang mendasari suatu Perusahaan atau saham. Dalam penetapan harga
opsi, nilai intrinsik adalah selisih harga antara harga kesepakatan opsi dan harga saat ini dari asset dasar.

Tidak ada standar universal untuk menghitung nilai intrinsik suatu Perusahaan atau saham. Analais
keuangan berupaya menentukan nilai intrinsic suatu asset dengan menggunakan analisis fundamental dan
Teknis untuk mengukur kinerja keuangan aktual. Biasanya investor mencoba menggunakan factor
kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur nilai instrinsik suatu Perusahaan, namun investor harus ingat
bahwa hasilnya masih sebatas perkiraan. Faktor kualitatif adalah hal-hal seperti model bisnis, tata Kelola,
dan target pasar, hal-ha yang spesifik mengenai apa yang dilakukan saat bisnis. Faktor kuantitatif
mengacu pada kinerja keuangan dan mencakup rasio keuangan dan analisis laporan keuangan. Faktor
persepsi mengacu pada persepsi investor terhadap nilai relative suatu asset. Nilai intrinsik oblogasi
dipengaruhi oleh tingkat nilai principal, tiket kupon, dan waktu jatuh tempo.

Nilai PAR adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat
obligasi tersebut jatuh tempo.

Tiket kupon obligasi adalah surat utang yang bisa investor beli dan akan mendapatkan keuntungan berupa
kupon (bunga) sesuai dengan kesepakatan. Penamaan istilah bunga pada obligasi berawal Ketika obligasi
masih dalam bentuk sertifikat dari kertas. Pada saat itu di sertifikat tersebut masih terdapat tempelan
nomor yang disebut dengan kupon.

Waktu jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang saham obligasi akan mendapatkan pembayaran
Kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi
mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun.
7. Mengerti nilai pasar

Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang
dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi
di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditemukan
oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Nilai pasar (market value)
adalah harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.
Umumnya nilai ini ditentukan bersama pelaku pasar dan digunakan dengan bergantian untuk
kapitalisasi pasar. Nilai pasar adalah hal yang dianggap sebagai faktor penting dalam
mempertimbangkan pembelian sekuritas. Pada umumnya, investor lebih senang memilih aset
atau sekuritas yang sesuai dengan nilai pasar. Sebab, biasanya nilai pasar adalah harga yang
dianggap memberikan kesepakatan bermanfaat bagi mereka.

Cara Menghitung Nilai Pasar

Terdapat berbagai langkah untuk menghitung rasio nilai pasar yang dibagi ke dalam sejumlah
pendekatan. Adapun beberapa pendekatan cara hitung nilai pasar adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Aset
Pendekatan pertama untuk menghitung rasio nilai pasar adalah dengan aset. Dalam
pendekatan ini, nilai pasar wajar atau fair market value (FMV) dikalkulasikan dengan
menghitung aset serta kewajiban yang disesuaikan milik perusahaan. Di dalamnya
memperhitungkan aset tak berwujud, aset di luar neraca, dan kewajiban tidak tercatat.
Hasil dari selisih antara FMV aset dan kewajiban merupakan nilai aset bersih yang
disesuaikan.
2. Pendekatan Pendapatan
a. Arus kas Diskontinue atau Discounted Cash Flow (DCF)
Dalam pendekatan DCF, nilai pasar adalah fungsi dari perkiraan harga sekarang dari
arus kas masa mendatang suatu perusahaan. Hal tersebut dilakukan dengan
memproyeksikan arus kas masa mendatang yang didiskontokan untuk memperoleh
nilai saat ini. Tingkat diskonto tergantung pada suku bunga berlaku dan risiko terkait
pada bisnis yang sedang dinilai.
b. Metode Pendapatan Berkapitalisasi
Metode pendapatan berkapitalisasi digunakan saat menghitung nilai properti hasil
pendapatan yang stabil. Caranya hitungnya membagi pendapatan operasional bersih
pada periode tertentu dengan tingkat kapitalisasi yang merupakan perkiraan
pengembalian investasi.
3. Pedekatan Pasar
a. Perusahaan terbuka sebanding
Evaluasi terhadap nilai suatu perusahaan dapat dilakukan dengan membandingkan
semua kegiatan bisnis aktif, baik pada skala industri maupun wilayahnya yang sama.
Setelah terbentuk peer group dari perusahaan yang sebanding, rasio seperti
EV/EBITDA, EV/Revenue, dan P/E dapat dihitung.
b. Transaksi sebelumnya
Metode berikutnya dilakukan dengan menjadikan transaksi sebelumnya sebagai
rujukan harga yang harus dibayarkan. Metode ini paling umum digunakan sebelum
terjadi kesepakatan merger maupun akuisisi prospektif.

Kelebihan Nilai Pasar

Kelebihan dari nilai pasar adalah dapat memberikan indikasi apakah saham perusahaan memiliki
nilai yang terlalu tinggi atau rendah, tergantung pada nilai pasar dan FMV-nya. Investor maupun
trader akan sering melakukan jual beli saham berdasarkan dari temuan mereka. Dengan
demikian, mereka dapat memperoleh profit maksimal dari keputusan yang diambil atas dua
harga tersebut ketika pasar melakukan koreksi.

Kekurangan Nilai Pasar

Selain terdapat kelebihan, nilai pasar adalah hal yang juga memiliki kekurangan. Kekurangan
tersebut dapat dilihat ketika menetapkan nilai pasar. Misalnya, pada saat memutuskan nilai pasar
untuk suatu saham, perlu ada data historisnya terlebih dahulu sebagai tolok ukur. Tanpa adanya
angka pembanding tersebut, nilai perusahaan tidak bisa menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar
untuk memilih saham.

8. Memahami konsep dan metode penghitungan finansial option


Menurut Luenberger (1998), opsi merupakan suatu hak, bukan kewajiban, untukmembeli atau
menjual sebuah aset pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan. Pihak yang
mendapatkan hak disebut sebagai pembeli opsi (option buyer) atau disebut juga pemegang opsi
(option holder), sedangkan pihak yang menjual opsi dan harus bertanggung-jawab terhadap
keputusan pembeli opsi kapan opsi tersebut akan digunakan disebut sebagai penerbit opsi (option
writer). Batas waktu berlakunya opsi dinamakan dengan waktu jatuh tempo (expiration date),
dan harga aset yang disepakati oleh writer dan buyer dinamakan harga pelaksanaan (strike price
atau exercise price). Karakteristik opsi dapat di-identifikasikan pada berbagai keputusan
keuangan yang menimbulkan pilihan bagi pemodal. Perhatikan contoh berikut ini :

Dalam keputusan investasi, kita dihadapkan pada adanya kemungkinan atau pilihan untuk
membatalkan investasi tersebut. Dalam memilih sumber pendanaan, pemberi pinjaman bisa
memberikan opsi bagi kita untuk membatalkan perjanjian, bila kita menginginkan. Hak untuk
memilih tersebut akan mempunyai nilai, dan bagaimana menaksir nilai hak – right adalah perlu
dikuasai oleh manajer keuangan. Hal ini disebabkan karena perusahaan akan menerbitkan
sekuritas yang mempunyai karakteristik opsi, seperti:

 Obligasi konversi
 Waran

Opsi dapat dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya (Wilmott et al, 1995), yaitu:

1. Opsi tipe Eropa (European Option), yaitu opsi yang dapat digunakan hanya pada
tanggal jatuh tempo.
2. Opsi tipe Amerika (American Option), yaitu opsi yang dapat digunakan sebelum atau
pada tanggal jatuh tempo.

Opsi juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya (Higham, 2004), yaitu:

1) Opsi beli (call option), yaitu opsi yang memberikan hak (tetapi bukan kewajiban) kepada
pemegangnya untuk membeli aset tertentu pada harga tertentu dan waktu yang telah ditentukan

2) Opsi jual (put option), yaitu opsi yang memberikan hak (tetapi bukan kewajiban) kepada
pemegangnya untuk menjual aset yang telah ditentukan pada harga tertentu dan pada waktu yang
telah ditentukan.
Harga Opsi

Menurut Fabozzi dan Markowitz (2002), harga opsi merupakan cerminan dari nilai intrinsik opsi
dan setiap tambahan jumlah atas nilai intrinsik. Premi atas nilai intrinsic disebut dengan nilai
waktu atau premi waktu. Nilai intrinsik opsi adalah nilai ekonomis jika opsi dilaksanakan dengan
segera. Nilai intrinsik untuk opsi beli dan opsi jual dapat dilihat pada Tabel 1.

Anda mungkin juga menyukai