Persamaan umum berikut ini, yang ditulis dalam beberapa bentuk, dapat digunakan
untuk mencari nilai obligasi apa pun:
Perhatikan bahwa arus kas terdiri dari anuitas N tahun ditambah pembayaran
sekaligus
pada akhir tahun ke-N. Persamaan 4-1 dapat diselesaikan dengan menggunakan:
(1) sebuah rumus,
(2) kalkulator keuangan, atau
(3) spreadsheet
2) Perubahan Nilai Obligasi dari Waktu ke Waktu (Changes In Bond Values Over Time)
Ketika kupon obligasi diterbitkan, biasanya ditentukan pada suatu tingkat
yang mengakibatkan harga pasar obligasi sama dengan nilai parinya.
Jika ditentukan tingkat kupon yang lebih rendah, investor tidak akan bersedia
membayar $1.000 untuk obligasi tersebut. Sementara itu, jika ditentukan tingkat
kupon yang lebih tinggi, investor akan memperebutkan dan memberikan penawaran
harga di atas $1.000.
Obligasi yang baru diterbitkan dikenal dengan sebutan new issue. Setelah
diterbitkan, obligasi itu disebut obligasi beredar atau diesebut juga seasoned issue.
Obligasi yang baru diterbitkan umumnya dijual pada harga yang sangat
mendekati nilai parinya, sementara harga obligasi beredar sangat bervariasi
dibandingkan dengan nilai parinya. Kecuali pada obligasi dengan tingkat bunga
mengambang, pembayaran kupon adalah konstan. Jadi, ketika kondisin perekonomian
berubah, obligasi dengan kupon $100 yang terjual pada nilai pari $1.000 saat
diterbitkan akan dijual lebih tinggi atau lebih rendah dari $1.000.
Tentu saja, jika suku bunga tidak konstan, maka harga obligasi akan
berfluktuasi. Namun terlepas dari suku bunga di masa depan, nilai obligasi akan
mendekati $1.000 karena mendekati tanggal jatuh tempo. Poin penting:
a. Setiap kali tingkat bunga, rd, sama dengan tingkat kupon, fixed rate obligasi akan
dijual pada par value. Biasanya tingkat kupon sama dengan tingkat bunga pada
saat obligasi diterbitkan.
b. Tingkat bunga, rd, dapat berubah dari waktu ke waktu, tapi coupon rate akan
tetap setelah obligasi diterbitkan. Setiap kali tingkat bunga, rd, naik diatas tingkat
kupon, nilai obligasi akan turun dibawah par value. Obligasi ini disebut discount
bond.
c. Setiap kali tingkat bunga, rd, turun dibawah tingkat kupon, nilai obligasi akan
naik diatas par value. Obligasi ini disebut premium bond.
d. Dengan demikian, peningkatan suku bunga, rd, akan menyebabkan nilai obligasi
yang beredar jatuh, sedangkan penurunan tingkat suku bunga, rd akan
menyebabkan nilai obligasi meningkat.
e. Nilai pasar obligasi akan selalu mendekati par value saat mendekati tanggal jatuh
tempo.
3) Bond With Semiann
Meskipun beberapa obligasi membayar bunga setiap tahun, sebagian besar obligasi
sebenarnya membayar bunga setengah tahunan. Untuk mengevaluasi obligasi dengan
pembayaran setengah tahunan, kita harus memodifikasi model penilaian sebagai
berikut.
a. Bagilah pembayaran bunga kupon tahunan dengan 2 untuk menentukan dolar
bunga yang dibayarkan setiap 6 bulan.
b. Kalikan tahun hingga jatuh tempo, N, dengan 2 untuk menentukan jumlah periode
setengah tahunan periode.
c. Bagilah suku bunga nominal (kuotasi), rd dengan 2 untuk menentukan suku bunga
periodik (setengah tahunan).
Dengan melakukan perubahan ini, kita memperoleh persamaan berikut untuk mencari
nilai obligasi yang membayar bunga setengah tahunan.
YTM atau imbal hasil saat jatuh tempo dapat dilihat sebagai tingkat pengembalian
obligasi yang dijanjikan. Hal itu merupakan pengembalian yang akan diterima oleh
investor jika seluruh pembayaran yang dijanjikan terlaksana.
Namun imbal hasil saat jatuh tempo akan sama dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan hanya jika
a. Probabilitas gagal bayar adalah nol
b. Obligasi tidak dapat ditebus
Jika ada risiko gagal bayar atau jika obligasi dapat ditebus, maka terdapat
kemungkinan bahwa pembayaran yang dijanjikan sampai jatuh tempo tidak akan
diterima. Dalam hal ini, imbal hasil saat jatuh tempo yang dihitung akan berbeda dari
pengembalian yang diharapkan.
2) Yield to Call
Jika tingkat bunga saat ini jauh di bawah tingkat kupon obligasi yang beredar, maka
obligasi yang dapat ditebus kemungkinan besar akan ditebus dan investor akan
memperkirakan tingkat pengembalian yang diharapkan sebagai imbal hasil saat
penebusan (yield to call-YTC) dan bukan imbal hasil saat jatuh tempo. Untuk
mengitung YTC, carilah rd dari persamaan berikut ini.
3) Current Yeld
Jika Anda memeriksa laporan perusahaan pialang tentang obligasi, Anda akan sering
melihat referensi imbal hasil obligasi saat ini. Imbal hasil saat ini adalah pembayaran
bunga tahunan dibagi dengan harga obligasi saat ini.
Tidak seperti imbal hasil hingga jatuh tempo, imbal hasil saat ini tidak mewakili
tingkat pengembalian yang diharapkan investor dari obligasi tersebut. Imbal hasil saat
ini memberikan informasi mengenai jumlah pendapatan tunai yang akan dihasilkan
oleh obligasi pada tahun tertentu, tetapi tidak memberikan ukuran yang akurat dari
total pengembalian obligasi yang diharapkan pengembalian yang diharapkan, yaitu
imbal hasil hingga jatuh tempo. Faktanya, berikut ini adalah hubungan antara imbal
hasil saat ini, imbal hasil capital gain (yang dapat bernilai negatif untuk capital loss),
dan imbal hasil hingga jatuh tempo:
Saham biasa
Saham biasa (common stock) adalah sertifikat bukti kepemilikan dalam suatu Perusahaan yang
umumnya berisi tentang hak dan kewajiban investor dalam pengelolaan bisnis.
Saham Preferen
Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memberikan hak prioritas pada
pemiliknya untuk memperoleh pembayaran dividen lebih besar dibandingkan dengan saham
biasa.
Perbedaan saham biasa dengan saham preferen adalah pemilik saham preferen memiliki hak lebih, yaitu
dapat memiliki dividen terlebih dahulu dibanding pemilik saham biasa.
Mempunyai hak suara untuk memilih jajaran manajemen Perusahaan, serta mengontrol kebijakan
Perusahaan
Dapat mendapatkan keuntungan jangka Panjang yang besar.
Saham biasa tidak dapat ditukar ke saham preferen.
Pemilik saham biasa memperoleh hak perolehan asset terakhir, setelah kreditor dan pemegang
saham preferen.
Kelebihan Saham Biasa :
Sulit diperjualbelikan
Jumlah saham preferen relatif kecil
Jenis Saham Preferen
Nilai buku adalah jumlah seluruh item baris dibagian ekuitas pemegang saham di neraca Perusahaan.
Digunakan dalam rasio keuangan lain untuk membantu investor menilai suatu Perusahaan
Sebagai perbandingan dengan nilai Perusahaan, nilai buku dapat menunjukkan apakah suatu
saham underpriced atau overpriced.
Nilai buku per Saham (BVPS) adalah perhitungan cepat yang digunakaan untuk menentukan nilai per
saham suatu Perusahaan berdasarkan jumlah ekuitas pemegang saham biasa di Perusahaan tersebut.
Rumus BPVS :
Rasio Harga terhadap buku (P/B) berfungsi sebagai kelipatan penilaian berguna untuk membandingkan
nilai antara Perusahaan serupa dalam industry yang sama Ketika mengikuti metode akuntansi yang
seragam untuk penilaian asset. Rasio tersebut mungkin tidak berfungsi sebagai dasar penilaian yang valid
Ketika membandingkan Perusahaan dari sektor dan industry yang berbeda karena Perusahaan mencatat
asetnya secara berbeda. Akibatnya, Rasio P/B yang tinggi belum tentu merupakan nilai premium dan
sebaliknya, rasio P/B yang rendah belum tentu merupakan nilai diskon.
Rumus P/B :
Itu juga terdapat kemungkinan untuk mendefinisikan rasio P/B sebagai ekuitas nilai pasar dibagi dengan
total ekuitas yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Itu biasanya dikenal sebagai kapitalisasi pasar.
Rumusnya :
Nilai instrinsik adalah ukuran nilai suatu asset. Ukuran tersebut dicapai melalui perhitungan obyektif atau
model keuangan yang kompleks. Nilai intrinsik berbeda dengan harga pasar suatu asset saat ini. Namun,
membandingkannya dengan harga saat ini dapat memberikan gambaran kepada investor apakah asset
tersebut dinilai terlalu rendah atau terlalu tinggi. Analisis keuangan menggunakan arus kas untuk
menentukan nilai intrinsic atau yang mendasari suatu Perusahaan atau saham. Dalam penetapan harga
opsi, nilai intrinsik adalah selisih harga antara harga kesepakatan opsi dan harga saat ini dari asset dasar.
Tidak ada standar universal untuk menghitung nilai intrinsik suatu Perusahaan atau saham. Analais
keuangan berupaya menentukan nilai intrinsic suatu asset dengan menggunakan analisis fundamental dan
Teknis untuk mengukur kinerja keuangan aktual. Biasanya investor mencoba menggunakan factor
kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur nilai instrinsik suatu Perusahaan, namun investor harus ingat
bahwa hasilnya masih sebatas perkiraan. Faktor kualitatif adalah hal-hal seperti model bisnis, tata Kelola,
dan target pasar, hal-ha yang spesifik mengenai apa yang dilakukan saat bisnis. Faktor kuantitatif
mengacu pada kinerja keuangan dan mencakup rasio keuangan dan analisis laporan keuangan. Faktor
persepsi mengacu pada persepsi investor terhadap nilai relative suatu asset. Nilai intrinsik oblogasi
dipengaruhi oleh tingkat nilai principal, tiket kupon, dan waktu jatuh tempo.
Nilai PAR adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat
obligasi tersebut jatuh tempo.
Tiket kupon obligasi adalah surat utang yang bisa investor beli dan akan mendapatkan keuntungan berupa
kupon (bunga) sesuai dengan kesepakatan. Penamaan istilah bunga pada obligasi berawal Ketika obligasi
masih dalam bentuk sertifikat dari kertas. Pada saat itu di sertifikat tersebut masih terdapat tempelan
nomor yang disebut dengan kupon.
Waktu jatuh tempo adalah tanggal dimana pemegang saham obligasi akan mendapatkan pembayaran
Kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi
mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun.
7. Mengerti nilai pasar
Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang
dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi
di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditemukan
oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Nilai pasar (market value)
adalah harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar.
Umumnya nilai ini ditentukan bersama pelaku pasar dan digunakan dengan bergantian untuk
kapitalisasi pasar. Nilai pasar adalah hal yang dianggap sebagai faktor penting dalam
mempertimbangkan pembelian sekuritas. Pada umumnya, investor lebih senang memilih aset
atau sekuritas yang sesuai dengan nilai pasar. Sebab, biasanya nilai pasar adalah harga yang
dianggap memberikan kesepakatan bermanfaat bagi mereka.
Terdapat berbagai langkah untuk menghitung rasio nilai pasar yang dibagi ke dalam sejumlah
pendekatan. Adapun beberapa pendekatan cara hitung nilai pasar adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Aset
Pendekatan pertama untuk menghitung rasio nilai pasar adalah dengan aset. Dalam
pendekatan ini, nilai pasar wajar atau fair market value (FMV) dikalkulasikan dengan
menghitung aset serta kewajiban yang disesuaikan milik perusahaan. Di dalamnya
memperhitungkan aset tak berwujud, aset di luar neraca, dan kewajiban tidak tercatat.
Hasil dari selisih antara FMV aset dan kewajiban merupakan nilai aset bersih yang
disesuaikan.
2. Pendekatan Pendapatan
a. Arus kas Diskontinue atau Discounted Cash Flow (DCF)
Dalam pendekatan DCF, nilai pasar adalah fungsi dari perkiraan harga sekarang dari
arus kas masa mendatang suatu perusahaan. Hal tersebut dilakukan dengan
memproyeksikan arus kas masa mendatang yang didiskontokan untuk memperoleh
nilai saat ini. Tingkat diskonto tergantung pada suku bunga berlaku dan risiko terkait
pada bisnis yang sedang dinilai.
b. Metode Pendapatan Berkapitalisasi
Metode pendapatan berkapitalisasi digunakan saat menghitung nilai properti hasil
pendapatan yang stabil. Caranya hitungnya membagi pendapatan operasional bersih
pada periode tertentu dengan tingkat kapitalisasi yang merupakan perkiraan
pengembalian investasi.
3. Pedekatan Pasar
a. Perusahaan terbuka sebanding
Evaluasi terhadap nilai suatu perusahaan dapat dilakukan dengan membandingkan
semua kegiatan bisnis aktif, baik pada skala industri maupun wilayahnya yang sama.
Setelah terbentuk peer group dari perusahaan yang sebanding, rasio seperti
EV/EBITDA, EV/Revenue, dan P/E dapat dihitung.
b. Transaksi sebelumnya
Metode berikutnya dilakukan dengan menjadikan transaksi sebelumnya sebagai
rujukan harga yang harus dibayarkan. Metode ini paling umum digunakan sebelum
terjadi kesepakatan merger maupun akuisisi prospektif.
Kelebihan dari nilai pasar adalah dapat memberikan indikasi apakah saham perusahaan memiliki
nilai yang terlalu tinggi atau rendah, tergantung pada nilai pasar dan FMV-nya. Investor maupun
trader akan sering melakukan jual beli saham berdasarkan dari temuan mereka. Dengan
demikian, mereka dapat memperoleh profit maksimal dari keputusan yang diambil atas dua
harga tersebut ketika pasar melakukan koreksi.
Selain terdapat kelebihan, nilai pasar adalah hal yang juga memiliki kekurangan. Kekurangan
tersebut dapat dilihat ketika menetapkan nilai pasar. Misalnya, pada saat memutuskan nilai pasar
untuk suatu saham, perlu ada data historisnya terlebih dahulu sebagai tolok ukur. Tanpa adanya
angka pembanding tersebut, nilai perusahaan tidak bisa menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar
untuk memilih saham.
Dalam keputusan investasi, kita dihadapkan pada adanya kemungkinan atau pilihan untuk
membatalkan investasi tersebut. Dalam memilih sumber pendanaan, pemberi pinjaman bisa
memberikan opsi bagi kita untuk membatalkan perjanjian, bila kita menginginkan. Hak untuk
memilih tersebut akan mempunyai nilai, dan bagaimana menaksir nilai hak – right adalah perlu
dikuasai oleh manajer keuangan. Hal ini disebabkan karena perusahaan akan menerbitkan
sekuritas yang mempunyai karakteristik opsi, seperti:
Obligasi konversi
Waran
Opsi dapat dibedakan berdasarkan waktu pelaksanaannya (Wilmott et al, 1995), yaitu:
1. Opsi tipe Eropa (European Option), yaitu opsi yang dapat digunakan hanya pada
tanggal jatuh tempo.
2. Opsi tipe Amerika (American Option), yaitu opsi yang dapat digunakan sebelum atau
pada tanggal jatuh tempo.
1) Opsi beli (call option), yaitu opsi yang memberikan hak (tetapi bukan kewajiban) kepada
pemegangnya untuk membeli aset tertentu pada harga tertentu dan waktu yang telah ditentukan
2) Opsi jual (put option), yaitu opsi yang memberikan hak (tetapi bukan kewajiban) kepada
pemegangnya untuk menjual aset yang telah ditentukan pada harga tertentu dan pada waktu yang
telah ditentukan.
Harga Opsi
Menurut Fabozzi dan Markowitz (2002), harga opsi merupakan cerminan dari nilai intrinsik opsi
dan setiap tambahan jumlah atas nilai intrinsik. Premi atas nilai intrinsic disebut dengan nilai
waktu atau premi waktu. Nilai intrinsik opsi adalah nilai ekonomis jika opsi dilaksanakan dengan
segera. Nilai intrinsik untuk opsi beli dan opsi jual dapat dilihat pada Tabel 1.