Anda di halaman 1dari 4

NAMA : JANE VERONICA

NIM : 1913053

KELAS : D AKUNTANSI

Bab 6 – SUKU BUNGA DAN PENILAIAN OBLIGASI

A. Obligasi dan penilaian obligasi

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah atau jangka panjang, yang dapat
dipindahtangankan dan berisi janji dari pihak yang menerbitkan obligasi, untuk membayar
imbalan berupa bunga atau kupon pada periode tertentu, serta melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Obligasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

1. Bunga Obligasi memiliki bunga yang sering disebut coupon, merupakan salah satu bentuk
pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi, selain pendapatan berrupa gain capital, yaitu
selisih harga jual obligasi dengan harga belinya. Bunga obligasi pada umumnya tetap dan
dibayarkan secara periodik, misalnya semesteran atau tahunan. Dalam perkembangannya
ada obligasi dengan bunga tidak tetap atau mengambang, yang besar kecilnya tergantung
pada perkembangan suku bunga di pasar.
2. Nilai nominal Obligasi mempunyai nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam obligasi,
dan merupakan jumlah nilai yang akan dibayar kembali ketika obligasi jatuh tempo.
Besarnya cuopon tahunan dibagi dengan nilai tahunan dibagi dengan nilai nominal disebut
coupon rate.
3. Jangka waktu jatuh tempo Obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang terbatas,
yaitu tanggal saat nominal obliigasi harus dilunasi oleh perusahaan yang menerbitkan
obligasi. Jangka waktu obligasi bervariasi tergantung kebutuhan dana.

Nilai Obligasi dan Yields

Dengan berjalannya waktu suku bunga di pasar mengalami perubahan, karena arus kas atau
pendapatan obligasi tetap, maka nilai obligasi akan berfluktuasi. Jika suku bunag di pasar naik,
maka nilai sekarang arus kas dari sisa umur obligasi akan menurun dan nilai obligasi akan
berkurang dan sebaliknya. Untuk menentukan nilai obligasi pada saat tertentu perlu diketahui
jangka waktu sisa umur obligasi sampai dengan jatuh tempo, nilai nominal, kupon, dan nilai
suku bunga di pasar.

Jika suku bunga di pasar sama dengan coupon rate, maka nilai obligasi sama dengan nilai
nominalnya. Jika suku bunga di pasar lebih tinggi daripada coupon rate, maka nilai obligasi akan
lebih rendah nilai nominalnya dan sebaliknya.
1 1 F
Nilai Obligasi=Cx
r(1−
) +
( 1+ r ) ( 1+r )2
2

Keterangan :

F = nilai nominal obligasi

C = kupon yang dibayarkan setiap periode

T = jangka waktu sampai dengan jatuh tempo

r = suku bunga di pasar

Risiko Suku Bunga

Resiko yang timbul bagi pemilik obligasi akibat fluktuasi suku bunga di pasar disebut resiko
suku bunga. Besar kecilnya sensitivitas harga obligasi terhadap perubahan suku bunga ditentukan
oleh dua hal, yaitu : jangka waktu sampai jatuh tempo (time to maturity) dan besarnya coupon
rate.

1. Jika faktor lainnya tetap, semakin panjang jangka waktu jatuh tempo, semakin besar
resiko suku bunga.
2. Jika faktor lainnya tetap, semakin rendah coupon rate, semakin besar resiko suku bunga.

Menentukan Yield to Maturity : Metode Coba-coba

Sering kali informasi tentang harga suatu obligasi, coupon rate, dan jang waktu jatuh tempo,
tetapi tidak diketahui beberapa tingkat keuntungan jika obligasi tersebut dipegang sampai dengan
jatuh tempo (yield to maturity).

B. Peringkat Obligasi

Salah satu bahan pertimbangan investor dalam memilih obligasi yang diterbitkan berbagai
perusahaan adalah informasi tentang peringkat obligasi. Peringkat obligasi dibuat berdasarkan
hasil penilaian terhadap credit-worthiness perusahaan penerbit obligasi. Pengertian credit-
worthiness yang dipergunakan oleh Mody’s dan S & P adalah didasarkan pada kemungkinan
perusahaan gagal dan proteksi yang dimiliki kreditur jika terjadi kegagalan.

Telah dijelaskan bahwa obligasi memiliki risiko suku bunga, yaitu risiko perubahan nilai
obligasi sebagai akibat perubahan suku bunga di pasar. Peringkat obligasi tidak menilai risiko
suku bunga tersebut, akibatnya obligasi yang memiliki peringkat yang tinggi harganya masih
dapat berfluktuasi.

C. Macam Obligasi
Terdapat beberapa macam obligasi dilihat dari karakteristik obligasi, institusi yang menerbitkan
dan sebagainya. Obligasi dapat pula diterbitkan oleh pemerintah.

Obligasi Pemerintah

Pinjaman dana selain dilakukan oleh perusahaan juga dilakukan oleh pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan dana guna membiayai pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Di Indonesia pemerintah juga melakukan pinjaman dana dengan menerbitkan berbagai surat
utang, seperti obligasi Negara ritel (ORI).

Zero Coupon Bonds

Zero Coupon Bonds adalah obligasi yang tidak membayar kupon sama sekali dan harus
ditawarkan dengan harga yang jauh lebih rendah dari nilai nominalnya.

Obligasi dengan Bunga Mengambang

Dalam obligasi suku bunga mengambang, besarnya kupon yang dibayarkan disesuaikan dengan
perkembangan suku bunga di pasar. Dari sudut pandang perusahaan penerbit, obligasi dengan
bunga mengambang memiliki keuntungan dibandingkan dengan obligasi suku bunga tetap, jika
suku bunga di pasar mengalami penurunan, dan akan mempunyai dampak merugikan jika suku
bunga di pasar meningkat. Karakteristik obligasi dengan bunga mengambang:

1. Pemegang obligasi mempunyai hak untuk menukarkan obligasinya dengan nilai nominal
pada saat pembayaran kupon setelah beberapa waktu (put provision)
2. Besarnya coupon rate mempunyai batas minimum dan maksimum.

Pasar Obligasi

Seperti halnya saham, obligasi juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Transaksi obligasi
dapatdilakukan melalui agen penjual yang ditunjuk. Agen penjual adalah perusahaan (bank atau
perusahaan efek) yang ditunjuk untuk melakukan penjualan obligasi kepada investor pada saat
penerbitan obligasi, baik perusahaan maupun pemerintah yang disebut pasar perdana.

D. Inflasi dan Suku Bunga

Sejauh ini belum disinggung pengaruh inflasi terhadap suku bunga, yield dan returns. Karena
inflasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan di bidang keuangan, maka perlu dibahas lebih
lanjut.

Real versus Nominal Rates

Suku bunga riil (real interest rate) adalah suku bunga yang telah disesuaikan dengan tingkat
inflasi, sedangkan nominal interest rate adalah suku bunga yang belum disesuaikan dengan
tingkat inflasi. Real interest rate = Nominal interest rate-Inflation rate.
Fisher Effect

Fisher effect, menjelaskan tentang hubungan antara nominal returns, real returns dan inflasi.
Investor pada akhirnya berkepentingan terhadap apa yang dapat dibeli dengan uang hasil
investasinya, oleh karena itu investor menuntut kompensasi atas terjadinya inflasi. Misalkan R
adalah nominal rate, dan r adalah real rate, dan h adalah tingkat inflasi. Fisher effect
menjelaskan hubungan antara nominal rate, real rate dan tingkat inflasi dengan rumus sebagai
berikut:

1+ R= (1+ r ) x (1+h)

Apabila model Fisher effect disusun kembali, maka hasilnya akan menjadi sebagai berikut:

1 + R = (1 + r) x (1 + h)

R =r+h+rxh

Rumus tersebut menjelaskan bahwa nominal rate terdiri dari 3 komponen, yaitu pertama, real
rate (r) atas investasi, kedua kompensasi atas menurunnya nilai uang yang diinvestasikan akibat
inflasi (h), dan ketiga kompensasi atas turunnya daya beli pendapatan yang diperoleh dari
investasi akibat inflasi (r x h).

Komponen yang ketiga biasanya sangat kecil sehingga diabaikan, dan nominal rate kurang lebih
(approximately) sama dengan real rate ditambah inflation rate.

R=r+h

E. Faktor-Faktor yang Menentukan Yield Obligasi

Besarnya yield suatu obligasi merupakan pencerminan berbagai faktor, baik yang berpengaruh
terhadap obligasi pada umumnya, maupun faktor spesifik yang dipertimbangkan.

Struktur Suku Bunga

Struktur suku bunga adalah hubungan antara suku bunga jangka pendek dengan suku bunga
jangka panjang. Tiga komponen yang menentukan struktur suku bunga, yaitu:

1. Suku bunga rill


2. Tingkat inflasi
3. Risiko suku bunga

Anda mungkin juga menyukai