Anda di halaman 1dari 15

OBLIGASI DAN VALUASINYA

Kebanyakan investore memandang efek pemerintah sebagai tempat yang aman.


Tetapi kurang menguntungkan untuk menginvestasikan dana yang mereka miliki. Misalnya,
harga obligasi pemerintah jangka panjang turun 9% pada tahun 1999. Obligasi ini mampu
mengalahkan saham pada tiga dari lima tahun antara tahun 2000 dan 2004. Obligasi
perusahaan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari obligasi pemerintah. Selisih imbal
hasil obligasi antara perusahaan berperingkat tinggi dengan obligasi pemerintah relatif kecil.
Tetapi selisih ini cukup lebar bagi perusahaan dengan perintah kredit rendah yang otomatis
memiliki resiko gagal bayaqr yang lebih tinggi. Misalnnya, ketika timbul kekawatiran akan
kelangsungan hidup WorldCom dalam jangka panjang, selisih obligasi 5 tahun perusahaan
tersebut yang sebelumnya hanya sebesar 1,675 menunjak naik menjadi lebih dari 20% pada
pertengahan tahun 2002.

Pengertian obligasi adalah suatu kontrak jangka panjang dimana pihak peminjam
setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu pada
pemegang obligasi tersebut. Obligasi dapat dikelompokan dalam 4 jenis utama, yaitu :

1. Obligasi pemerintah atau (treasureybonds)


Obligasi ini disebut juga obligasi Negara diterbitkan oleh pemerintah
federal sangatlah beralasan untuk berasumsi bahwa pemerintah federal akan
memenuhi pembayaran yang dijanjikannya seh9ingga obligasi pemerintah
tidka memiliki resiko gagal bayar. Namun, harga obligasi ini telah menurun
ketika tingkat bungan naik sehingga obligasi ini tidak sepenuhnya bebas
resiko.

2. Obligasi Perusahaan atau (corporatebonds)


Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan. Tidak seperti obligasi
pemerintah, obligasi perusahaan memiliki resiko gagal bayar, jika perusahaan
emiten mengalami masalah, perusahaan tersebut mungkin tidak mampu
melakukan pembayaran atas bunga dan pokok seperti yang dijanjikannya.
Setiap obligasi perusahaan memiliki tingkat resiko gagal bayar yang berbeda –
beda bergantung pada karakteristik perusahaan emiten dan ketentuan spesifik
dari setiap obligasi. Makin besar resiko gagal bayar makin tinggi tingkat
bunga yang diminta oleh investor.
3. Obligasi Pemerintah Daerah atau (MunicipalBonds)
Obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah Negara bagian dan pemerintah
local. Obligasi pemerintah daerah juga memiliki resiko gagal bayar. Akan
tetapi obligasi pemerintah daerah memberikan 1 keunggulan penting
dibandingkan jenis – jenis obligasi yang lain. Bunga yang diterima atas bagian
pemerintah daerah dikecualikan dari pajak federal dan dari pajak Negara
bagian juga pemegangnya merupakan penduduk dari Negara bagian yang
menerbitkan. Akibatnya tingkat bunga obligasi pemerintah daerah jauh lebih
rendah dari pada obigasi pemerintah dengan resiko yang equivalen.

4. Obligasi Luar Negeri atau (ForeignBonds)


Diterbitkan oleh pemerintah luar negeri atau perusahaan luar negeri.
Obligasi perusahaan luar negeri juga memliki resiko gagal bayar.munculnya
resiko tambahan jika obligasi dinyatakan dalam mata uang selain mata uang
Negara investor.

Karakteristik Utama Obligasi

Untuk memahami obligasi, penting artinya bagi anda untuk memahami persyaratan –
persyaratan berikut ini :

1. Nilai Pari
Merupakan nilai pari obligasi yang dinyatakan untuk tujuan ilustrasi kita
biasanya berasumsi nilai pari adalah $1000 meskipun setiap kelipatan $1000 juga
dapat digunakan nilai pari biasanya mencerminkan jumlah uang yang dipinjam oleh
perusahaan dan dijanjikan untuk dilunasi kembali pada saat jatuh tempo.

2. Tingkat Bunga Kupon


Ketika pembayaran kupon tahunan begitu biasanya pembayarannya
disebutkan dibagi dengan nilai parinya hasilnya adalah tingkat bunga kupon. Obligasi
dengan tingkat bungan mengambang bekerja dengan cara berikut. Tingkat kupon
ditentukan untuk suatu periode awal, sering kali selama 6 bulan pertama. Selanjutnya
tingkat ini akan disesuaikan setiap 6 bulan berdasarkan suatu tingkat pasar terbukan
tertentu. Beberapa obligasi bahkan tidak membayar kupon sama sekalii tetapi
ditawarkan dengan diskon dibawah niai parinya sehingga memberikan apresiasi
modal sebagai ganti dari pendapatan bunga, efek seperti ini disebut obligasi dengan
kupon 0. Obligasi lain membayar sebagian bungan kupon tetapi tidak cukup untuk
memulihkan obligasi tersebut diterbitkan pada nilai pari. Pada umumnya setiap
obligasi yang sejak awal ditawarkan dengan harga jauh dibawah nilai pari disebut
sebagai obligasi dengan diskon emisi awal.

3. Tanggal Jatuh Tempo


Obligasi umumnya memiliki tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan
dimana nilai pari harus dilunasi. Kebanyakan obligasi memiliki jatuh tempo awal atau
waktu jatuh tempo saat obligasi tersebut pertama kali diterbitkan yang berkisar antara
10 hingga 40 tahun.

4. Ketentuan Penembusan
Sebagian besar obligasi persuahaan dan pemerintah daerah tetapi bukan
obligasi pemerintah memiliki suatu ketentuan penentuan yang memberikan ketentuan
hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi sebagai penembusan. Ketentuan
penembusan biasanya menyatakan bahwa emiten harus membayar sejumlah yang
lebih besar nilai pari kepada pemegang obligasi jika obligasi itu ingin ditebus.
Meskipun beberapa obligasi dapat segera ditebus, dalam kebanyakan kasus, obligasi
sering kali tidak dapat ditebus sampai beberapa tahun biasanya 5 sampai 10 tahun
setelah diterbitkan. Seandainya suatu perusahaan menjual obligasi ketika tingkat
bunga relatif tinggi. Jika emisi tersebut dapat ditebut perusahaan dapat menjual emisi
baru efek yang memberikan imbal hasil rendah jika dan ketika tingkat bunga
turun.kemudian perusahaan menggunakan hasil penjual emisi yang baru itu untuk
menebus emisi dengan tingkat bungan yang tinggi sehingga menurunkan beban
bungannya. Dalam proses ini disebut operasi pendanaan kembali. Jadi hak untuk
melakukan penebusan merupakan hak yang berharga bagi perusahaan, tetaqpi
merugikan investor dalam jangka panjang yang terpaksa harus menginvestasikan
kembali jumlah yang mereka terima pada tingkat baru yang lebih rendah. Karena itu
tingkat bunga emisi baru dari obligasi yang dapat ditebus akan lebih tinggi dari
obligasi baru yang tidak dapat ditebus.
5. Dana Pelunasan
Beberapa obligasi juga menyertakan ketentuan dana pelunasa yang
memfasilitasi pelunasan emisi obligasi secara teratur. Beberapa tahun lalu perusahaan
diminta untuk menyimpan sejumlah uang kepada pengawas keuangan, selanjutkan
akan k=menginnvestasikan dana tersebut, kemudian menggunakan jumlah yang
terakumulasi untuk melunasi obligasi saat jatuh tempo. Ketentuan dana pelunasan
mengharuskan emiten menebus persentase tersebut dari emisi ini setiap tahunnya.
Kegagalan dalam memenuhi persyaratan dana pelunasan akan dikategorikan sebagai
gagal bayar yang dapat membuat perusahaan dinyatakan bangkrut. Jadi dana
pelunasan akan menjadi sumber pengeluaran kas bagi perusahaan,
Pada umumnya emiten dapat memenuhi persyaratan dana perlunasan dengan
melakukan salah satu dari dua cara dibawah ini.
1. Perusahaan dapat membeli kembali untuk menebus (pada nilai parinya)
obligasi dalam persentasi tertentu setiap tahunnya. “misalnya, perusahaan
dapat menebus 5% dari total jumlah emisi awal dengan harga $1000
2. perobligasi
3. Alternatifnya, perusahaan dapat membeli obligasi yang diminta di pasar
terbuka.

Meskipun dana pelunasan dirancang untuk melidungi investor dengan memastikan


obligasi dilunasi dengan cara yang beraturan. Anda hendaknya menyadari, bahwa cara kerja
dana pelunasan dapat merugikan pemegang obligasi.

6. Fitur Lain

Pertama obligasi yang dapat dikonversi adalah obligasi yang dapat ditukar dengan
lembaar saham bisa pada suatu harga tetap berdasarkan opsi pemegang obligasi.

Waran adalah opsi yang memungkinkan pemegang obligasi membeli saham pada suatu harga
yang telah ditentukan sehingga memberikan suatu keuntungan modal jika harga saham
tersebut naik.

Obligasi yang dapat dijual kembali, memungkinkan investor menjual obligasi


kembali pada perusahaan sebelum jatuh tempo pada harga yang telah ditentukan.
Oligasi pendapatan, yang hanya akan membayarkan bunga jika perusahaan memiliki
laba yang cukup untuk membayar bunga.

Obligasi terindeks atau obligasi daya beli, tingkat bunga obligasi ini berdasarkan
pada suatu indeks inflasi seperti indeks harga konsumen sehingga bunga yang dibayarkan
akan naik secara otomatis ketika tingkat inflasi meningkat.

VALUASI OBLIGASI

Nilai dari suatu aset keuangan – saham, obligasi sewa guna usaha, bahkan aset fisik seperti
gedung, apartemen atau mesin-hanyalah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan akan
dihasilkan oleh aset tersebut.

0
¿rd ¿¿¿ 1 2 3
... N

INT INT
INT INT Int(M)

Dimana

Rd = tingkat bunga pasar obligasi = 10%. Ini merupakan tingkat diskon yang digunakan
untuk menghitung nilai sekarang arus kas obligasi yang juga merupakan harga obligasi
tersebut.

N = jumlah tahun sebelum obligasi jatuh tempo

INT = bunga yang dibayarkan setiap tahunnya dalam dollar = tingkaat kupon x nilai pari =
0,10 ($1000) = $100

M = nilai paqri, atau jatuh tempo, obligasi = $1000. Jumlah ini adalah jumlah yang harus
dibayar saat jatuh tempo.

Sekarang kita dapat menggambarkan kembali garis waktu yang merupakan nilai – nilai
numeric seluruh variable diatas, kecuali nilai obligasi, Vbi

0 10% 1 2 3
15
VB 100 100 100 100
1.000
1.100

Arus kas terdiri atas suatu anuitas selama N tahun + pembayaran sekaligus pada akhir tahun
N, dan fakta ini tercermin dalam kesamaan 7,1.

Contoh, lihat figure 7,1. Namun, prosedur seperti ini kuran gefisien khususnya jika obligasi
tersebut membutuhkan waktu bertahun – tahun sampai jatuh tempo. Jadi kita dapat
menggunakan kalkulator financial untuk mencari solusinya. Berikut adalah pengaturan
kalkulator financial.

Anda hanya perlu memasukan N = 15, rd I/YR = 10, INT = PMT = 100, M = FI = 1000,
kemudian menekan tombol PV untuk mendapatkan nilai obligasi, $10008
IMBAL HASIL OBLIGASI

Jika anda melihat table bursa obligasi di The Wall Street Journal atau lembar harga yang
diberikan oleh diler obligasi, anda akan melihat informasi yang berkaitan dengan tanggal
jatuh tempo harga dan tingkat bunga kupon setiap obligasi. Imbal hasil obligasi dapat
dihitung dengan tiga cara yang berbeda:

1. IMBAL HASIL SAAT JATUH TEMPO

Seandainya anda ditawarkan obligasi 14 tahun, kupon tahunan 10% dan nilai pari %1000
pada harga 1494, $93. Kita menggunakan kalkulator financial agar lebih mudah. Berikut
adalah pengaturannya.

Anda hanya tinggal memasukan M = 14, PV = - 1494, 93, PMT = 100, dan FI = 1000,
kemudian menekan tombol I/YR yaitu jawabannya akan muncul 5%.

2. IMBAL HASIL SAAT PENEBUSAN

Jika anda membeli obligasi hanya dapat ditebus dan perusahaan, kemudian menebusnya anda
tidak akan memiliki pilihan untuk menahannya sampai obligasi terbut jatuh tempo. Jadi,
imbal hasil saat jatuh tempo tidak akan diterima.

Imbal hasil saat penebusan (yield to call – YTC) dan bukan imbal hasil saat jatuh tempo.
Untuk menghitung YTC carilah rd dari persaman berikut.

Harga Obligasi yang dapat ditebus =


3. IMBAL HASIL SAAT INI

Laporan perusahaan pialang tentang obligasi sering kali mencantumkan imbal hasil saat ini
(current yield) .

PERUBAHAN NILAI OBLIGASI DARI WAKTU KE WAKTU

Obligasi yang baru diterbitkan dikenal dengan emisi baru ( new issue ). setelah diterbitkan,
obligasi ini disebut obligasi beredar atau disebut juga emisi lama (scasoned issue). Obligasi
yang baru diterbitkan umumnya dijual pada harga yang sangat medekati nilai parinya.
Sementara harga obligasi beredar sangat bervariasi dibandingkan dengan nilai parinya.
Kecuali pada obligasi pada tingkaat bunga mengambang, pembayaran kupon adalah konstan.
Jadi, ketika kondisi perekonomian perubahan obligasi dengan kupon $100 yang menjual pada
nilai pari $1000 saat diterbitkan akan dijual lebih tinggi atau lebih rendah dari $1000.

OBLIGASI DENGAN KUPON SETENGAH TAHUNAN

Meskipun beberapa obligasi membayarkan bunga secara tahunan, sebagian besar mayoritas
obligasi pada kenyataanya melakukan pembayaran setengah tahunan. Untuk mengevaluasi
obligasi setengah tahunan, kita harus mengubah model valuasi.

(persamaan 7 - 1) menjadi sebagai berikut :

1. Membagi pembayaran bunga kupon tahunan dengan 2 untuk mendapatkan jumlah


dollar bunga yang dibayarkan setiap 6 bulan.
2. Mengalikan jumlah tahunan sampai jatuh tempo, N, dengan 2 untuk menentukan
jumlah periode setengah tahunan.
3. Membagi tingkat bunga nominal (yang dinyatakan), rd,dengan 2 untuk menentukan
menentukan tingkat bunga berkala (setengah tahunan).
Cara menghitung obligasi setengah tahunan :

MENILAI TINGKAAT RESIKO OBLIGASI

Resiko tingkat bunga

Resiko tingkat bunga atau resiko harga tingkat bunga (interest rate price risk). Atau resiko
harga tingkat bunga (interest price risk).

Tingkat bunga dapat dan memang naik, kenaikkan tingkat bunga dapat menimbulkan
kerugian nilai bagi pemegang obligasi. Jadi, orang atau perusahaan yang berinvestasi
dalam obligasi akan berhadapan dengan resiko akibat menigkatnya tingkat bunga.

Resiko tingkat bunga akan lebih tinggi pada obligasi dengan jatuh tempo yang lebih
panjang dibandingkan dengan obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Hal ini
terjadi Karena makin panjang waktu jatuh tempo. Makin lama obligasi tersebut akan
dilunasi dan makin lama pula pemegang obligasi dapat menggantikannya dengan obligasi
yang memiliki kupon lebi tinggi.

Untuk obligasi dengan kupon yang sama, selalu akan terjadi perbedaan sensifitas terhadap
tingkat bunga seperti ini – makin lama waktu jatuh tempo, makin besar harga akan
berubah sebagai respon terhadap perubahan tingkat bunga. Jadi, bahkan jika resiko gagal
bayar dari 2 obligasi tersebut persis sama, hanya obligasi dengan waktu jatuh tempo yang
lebih lama yang umumnya akan menghadapi resiko akibat kenaikkan tingkat bunga yang
lebih tinggi.
RISIKO TINGKAT REINVESTASI

Resiko terjadinya penurunan pendapatan akibat turunnya tingkat bunga tersebut resiko
tingkat investasi (reinvestment rate risk). Dan pentingnya arti resiko ini telah ditunjukan
seluruh pemegang obligasi dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari merosotnya
tingkat bunga secara tajam sejak tahun 1980an.

Resiko ini juga tinggi pada obligasi jangka pendek karena makin pendek waktu jatuh
tempo obligasi, makin sedikit jumlah tahun sebelum obligasi lama dengan kupon yang
relative tinggi digantikan dengan emisi baru dengan kupon rendah.

Pada bagian berikutnya, kita akan melihat beberapa permasalahan yang berhubungan
dengan risiko gagal bayar. Pertama,kita menunjukkan bahwa perushaan dapat
memengaruhi resiko gagal bayar dengan mengubah jenis obligasi yang diterbitkannya.
Kedua, kita membahas peringkat obligasi tang digunakan untuk membantu menilai resiko
gagal bayar. Terakhir, kita akan melihat kebangkrutan dan reorganisasi yang
memengaruhi jumlah yang diperkirakan akan diterima oleh investor jika terjadi gagal
bayar.

BERBAGAI JENIS OBLIGASI PERUSAHAAN

Bagian ini akan menguraikan beberapa jenis obligasi:

1. Obligasi Hipotek
Dalam suatu obligasi hipotek, perusahaan menjaminkan aset spesifik sebagai
jaminan bagi obligasi. Seluruh obligasi hipotek menjadi subyek dari perjanjian
perwalimanatan yang merupakan dokumen hokum yang menyatakan hak-hak
pemegang obligasi dan perusahaan secara terperinci. Perjanjian perwalimanatan
bagi kebanyakan perusahaan besar ditulis 20,30,40 atau bertahun- tahun yang lalu.
Perjanjian perwalimanatan ini biasanya terbuka, yang artinya obligasi baru dapat
diterbitkan kapan saja untuk perjanjian perwalimatan yang sama. Namun, jumlah
obligasi baru yang dapat diterbitkan hanpir selalu dibatasi hingga persentase
tertentu dari total property perusahaan yang dapat dijaminkan yang biasanya
mencakup seluruh tanah, bangunan dan peralatan.

2. Obligasi Tanpa Jaminan


Obligasi tanpa jaminan merupakan obligasi yang tidak dijamin sehingga tidak
memberikan agunan spesifik sebagai jaminan bagi obligasi. Karena itu, pemegang
obligasi tanpa jaminan merupakan kreditor biasa yang klaimnya dilindungi oleh
property yang tidak diagunkan. Pada praktiknya, penggunaan obligasi tanpa
jaminan akan bergantung pada sifat aset perusahaan dan kekuatan kreditnya secara
umum. Obligasi tanpa jaminan juga diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan
lemah yang telah mengagunkan sebagian besar asetnya sebagai jaminan untuk
pinjaman hipotek. Untuk kasus terakhir ini, obligasi tanpa jaminan akan cukup
beresiko dan resiko tersebut akan tercermin dalam tingkat bunganya.

3. Obligasi Tanpa Jaminan Subordinasi


Obligasi tanpa jaminan subordinasi dapat disubordinasikan ke wesel bayar
yang ditunjuk atau seluruh utang yang lain. Dalam peristiwa likuidasi atau
reorganisasi, pemegang obligasi tanpa jaminan subordinasi tidak akan menerima
apapun sampai seluruh utang senior seperti yang disebutkan dalam perjanjian
pewalimanatan obligasi tanpa jaminan telah dibayar.

PERINGKAT OBLIGASI

Obligasi tiga dan dua- A adalah obligasi yang sangat aman. Obligasi satu- A dan tiga- B juga
cukup kuat untuk disebut obligasi yang layak investasi, dan obligasi ini merupakan obligasi
berperingkat paling rendah yang secara hokum diperkenankan untuk dipegang oleh bank dan
investor institusional. Obligasi dua- B dan yang lebih rendah adalah obligasi sampah atau
spekulatif dan obligasi ini memiliki kemungkinan akan mengalami gagal bayar yang
signifikan.

KRITERIA PERINGKAT OBLIGASI

Peringkat obligasi didasarkan atas faktor- faktor kualitatif dan kuantitatif yang beberapa di
antaranya akan disajikan dibawah ini.

1. Rasio- rasio: termasuk rasio utang dan rasio kelipatan pembayaran bunga. Makin baik
rasionya, maka makin tinggi peringkatnya.
2. Ketentuan hipotek: apakah obligasi dijamin oleh hipotek? Jika ya dan property
tersebut memiliki nilai yang relative tinggi terhadap jumlah utang yang diobligasikan,
maka peringkatnya akan meningkat.
3. Ketentuan subordinasi: Apakah obligasi disubordinasikan ke utang lain? Jika ya,
obligasi tersbut akan diberikan peringkat paling sedikit satu tingkat dibawah peringkat
yang seharusnya diberikan jika tidak disubordinasikan. Sebaliknya, obligasi yang
memiliki subordinasi utang lain akan memiliki peringkat yang lebih tinggi.
4. Ketentuan jaminan: Beberapa obligasi dijamin oleh perusahaan lain. Jika utang suatu
perusahaan lemah dijamin oleh perusahaan yang kuat, maka obligasinya akan
diberikan peringkat yang sama dengan perusahaan yang kuat.
5. Dana pelunasan: Apakah obligasi memiliki dana pelunasan yang menjamin adanya
pelunasan secara sistematis? Fitur ini menjadi nilai tambah di mata lembaga
pemeringkat.
6. Jatuh tempo: Jika hal lain sama, obligasi dengan jatuh tempo yang lebih singkat
dinilai kurang beresiko dibandingkan obligasi dengan jangka waktu yang lebih
panjang, dan hal ini akan tercermin pada peringkatnya.
7. Stabilitas: Apakah penjualan dan laba emiten stabil?
8. Regulasi: Apakah emiten diregulasi, dan dapatkah suatu iklim regulasi yang
merugikan menyebabkan posisi perekonomian perusahaan mengalami penurunan?
Regulasi memiliki arti penting, khususnya bagi perusahaan komunikasi, fasilitas
umum, dan asuransi.
9. Antitrust: Apakah ada gugatan antitrust yang ditunjukan bagi perusahaan yang dapat
merugikan posisinya?
10. Operasi diluar negeri: berapa persentase penjualan, aset, dan laba perusahaan yang
berasal dari operasi di luar negeri dan bagaimana iklim politis di Negara- Negara
tersebut?
11. Faktor lingkungan hidup: Apakah perusahaan memiliki kemungkinan mengeluarka
biaya dalam jumlah besar untuk penanggulangan masalah polusi?
12. Kewajiban atas produk: Apakah produk perusahaan aman? Perusahaan- perusahaan
rokok selama beberapa waktu ini berada dibawah tekanan, begitu pula peringkat
obligasinya.
13. Kewajiban pensiun: Apakah perusahaan memiliki kewajiban pensiun dan asuransi
kesehatan karyawan yang belum didanai yang dapat menimbulkan masalah di depan?
14. Masalah ketenagakerjaan: Apakah terdapat potensi masalah ketenagakerjaan dimasa
mendatang dan akan memperlemah posisi perusahaan? Saat kami menulis buku ini,
sejumlah maskapai penerbangan sedang menghadapi masalah ini sehingga
menyebabkan peringkat perusahaan tersebut harus diturunkan.
15. Kebijakan akuntansi: jika kebijakan akuntansi suatu perusahaan dan laba yang
dilaporkannya menjadi dipertanyakan, maka hal ini akan memberikan dampak negatef
pada peringkat obligasinya.

ARTI PENTING PERINGKAT OBLIGASI

Peringkat obligasi memiliki arti penting bagi perusahaan dan investor. Pertama, karena
peringkat obligasi merupakan indicator dari resiko gagal bayarnya, peringkat memiliki
pengaruh langsung yang dapat diukur pada tingkat bunga obligasi dan biaya utang
perusahaan. Kedua, sebagian besar obligasi dibeli oleh investor institusional dan bukan
individual, kebanyakan institusi dibatasi hanya boleh membeli efek yang layak diinvestasi.
Jadi, jika obligasi suatu perusahaan jatuh dibawah BBB, perusahaan tersebut akan sulit
menjuala obligasi baru karena banyak calon pembelinya tidak diperkenannkan untuk
membeli obligasi tersebut.
MANAJEMEN KEUANGAN
Obligasi dan Valuasinya

Kelompok:8
Anggota:

1. April Diah Pangesti (15.G1.0225)

2. Rosevita(15.G1.0

3. Yakobus Adi Nugroho (15.G1.0166)

4. Yunus Ardian Prilyanto (15.G1.0171)

5. Riswanda Suryaatmaja (15.G1.0188)

6. Rio Rendy Anggara (15.G1.0187)

7. Andika Desti Asmara Putra (15.G1.0203)

Anda mungkin juga menyukai