Anda di halaman 1dari 28

PERENCANAAN

AGREGAT
(Aggregate Planning)
PERENCANAAN AGREGAT ?

Perencanaan agregat disebut juga dengan Rencana


Produksi yaitu bagian rencana bisnis yang
menyangkut kegiatan produksi.

Atau juga didefinisikan sebagai usaha untuk


menyamakan antara supply dan demand dari suatu
produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah
dan waktu input, transformasi, dan output yang tepat.
PERENCANAAN AGREGAT ?

Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan


jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi
dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja,
tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak,
danvariabel lain yang dapat dikendalikan.
TUJUAN PERENCANAAN
AGREGAT
Tujuan perecanaan agregate antara lain:
• Sebagai langkah awal untuk menentukan aktifitas produksi
• Sebagai masukan perencanaan sumber daya
• Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan

Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
• Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output
• Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka
menengah yang layak pada waktu agregat.
• Metode untuk menentukan biaya
• Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan
penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan
FUNGSI PERENCANAAN AGREGAT
Beberapa fungsi perencanaan agregat yaitu :

1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap


rencana strategi perusahaan;
2. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi.
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat
penyesuaian
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat
penyesuaian
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi
7. Alat  komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur.
Hubungan Input dan Output Perencanaan
Agregat

Gambar di atas memperlihatkan bahwa dalam membuat rencana agregat untuk produksi,
manajer operasi tidak hanya menerima input mengenai prediksi permintaan dari bagian
pemasaran, tetapi harus pula berhadapan dengan data keuangan, personel (tenaga kerja),
persediaan
Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan
Agregat
• Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)
Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi
dan training.
• Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja)
Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang
pesangon bagi karyawan yang di-PHK, menurunnya moral kerja dan
produktivitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat social
• Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur)
Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi,
tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan lembur
yang biasanya 150% dari biaya kerja
• Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan
persediaan)
Kebijaksanaan persediaan bagi perusahaan adalah timbulnya biaya
penyimpanan (inventory cost) yang berupa biaya tertahannya modal,pajak,
asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang. Kebalikan dari kondisi
tersebut, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah
menguntungkan, tetapi sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk
biaya kehabisan persediaan

• Subcontract Cost (biaya subkontrak)


Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,biasanya
perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa
ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain.
STRATEGI PERENCANAAN
AGREGAT
Pilihan kapasitas (capacity option) atau disebut strategi perencanaan agregat secara murni (Pure
Strategy) pilihan ini tidak berusaha untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam
permintaan. Tiga pilihan yang terakhir adalah pilihan permintaan (demand option) dimana perusahaan
berusaha untuk mengurangi perubahan pola permintaan selama periode perencanaan.

1. Pilihan Kapasitas

 Perubahan tingkat persediaan


 Meningkatkan persediaan pada saat permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi
di masa depannya
 Meningkatkan biaya yang terkait dengan penyimpanan, penanganan, keusangan, dan investasi
modal.

 Meragamkan jumlah tenaga kerja


Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan atau memberhentikan
para pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi.

 Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong


Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja, mengurangi
banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan naik.
STRATEGI PERENCANAAN AGREGAT
Subkontrak
Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama
periode permintaan tinggi.Bagaimana pun, subkontrak, memiliki beberapa kekurangan antaralain :
 Mahal
 Membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing
 Seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat
mengirimkan produk bermutu tepat waktu.

Penggunaan karyawan paruh waktu


Terutama di sector jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak
terampil. Praktik ini umum dilakukan direstoran, toko eceran, dan supermarket.

2. PILIHAN PERMINTAAN

 Mempengaruhi permintaan.
Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan permintaan
melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan diskon. Contoh, Perusahaan penerbangan dan hotel
telah lama menawarkan diskon akhir pekan.
STRATEGI PERENCANAAN AGREGAT
 Tunggakan Pesanan Selama Periode Permintaan Tinggi
Tunggakan pesanan merupakan pesanan yang diterima perusahaan namun tidak
mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu.

 Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musimyang berbeda)


Sebuah teknik pelancar masalah aktif yang secara luas digunakan para pengusaha
manufaktur adalah mengembangkan sebuah produk yang merupakan perpaduan dari
barang counterseasonal.

3. PILIHAN CAMPURAN

 Strategi Perburuan
Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap
periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut.

 Strategi Penjadwalan Bertingkat


Sebuah rencana agregat dimana produksi harian tetap sama dari periode ke periode.
Keuntungan dan Kerugian Masing-Masing Strategi Perencanaan Agregat
Pilihan Keunggulan Kerugian Beberapa Komentar
Mengubah tingkat persediaan Perubahan sumber daya manusia terjadi secara Biaya penyimpanan persediaan dapat meningkat. Diterapkan terutama untuk produksi dan operasi, bukan jasa
bertahap atau tidak ada perubahan produksi secara Kekurangan persediaan dapat menyebabkan
tiba-tiba kehilangan pernjualan

Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan Menghindari biaya alternative lain Biaya perekrutan, PHK, dan pelatihan mungkin Digunakan di mana jumlah angkatan kerja besar
merekrut atau memberhentikan karyawan berjumlah besar.

Meragamkan tingkat produksi melalui waktu Menyesuaikan fluktuasi musiman  tanpa biaya Upah lembur mahal; karyawan lelah; mungkin tidak Memungkinkan fleksibilitas dalam rencana agregat
lembur atau waktu kosong perekrutan / pelatihan dapat memenuhi permintaan

Subkontrak Membolehkan adanya fleksibilitas dan Kehilangan pengendalian mutu; mengurangi Diterapkan terutama dalam penentuan produksi
memuluskan output perusahaan keuntungan; kehilangan bisnis di masa datang

Menggunakan karyawan paruh waktu Lebih murah dan lebih fleksibel daripada Biaya perputaran karyawan/ pelatihan tinggi; sulit Baik untuk pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan di
karyawan penuh waktu membuat penjadwalan wilayah dengan jumlah tenaga kerja sementara yg bnyak

Mempengaruhi permintaan Mencoba untuk menggunakan kapasitas berlebih; Ketidakpastian permintaan, sulit untuk Menciptakan ide-ide pemasaran, sering digunakan overbook
diskon menarik pelanggan baru menyesuaikan permintaan pada pasokan ssecara ( permintaan melebihi pasokan) dalam beberapa jenis usaha
tepat

Tunggakan pesanan selama periode permintaan Dapat menghindari lembur, menjaga kapasitas Pelanggan harus mau menunggu, tetapi kehendak Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan
tinggi tetap konstan baik akan hilang

Perpaduan produk dan jasa counterseasonal Sumber daya yang dimanfaatkan secara penuh; Mungkin membutuhkan keahlian atau peralatan Sangat berisiko untuk menemukan produk atau jasa dengan pola
memungkinkan tenaga kerja stabil diluar keahlian perusahaan permintaan yang berlawanan
PROSES PERENCANAAN AGREGAT
 Rencana Jangka Pendek
Merupakan rencana kurang dari tiga bulan yang menyangkut job
assignment, ordering, Job scheduling. Short Range Plans ditetapkan oeh
Manajer Operasi bersama dengan supervisor dan operator.

 Rencana Jangka Menengah


Merupakan rencana atara 3 sampai 18 bulan, menyangkut rencana
penjualan, rencana produksi, rencana inventory, anggaran tenaga kerja dan
sebagainya. Intermediate range plans ditetapkan oleh Manajer Operasi.

 Rencana Jangka Panjang


Merupakan perencanaan lebih dari setahun yang menyangkut perencanaan
produk baru, biaya perluasan dan sebagainya. Long Range Plans ditetapkan
oleh manajer.
Metode Perencanaan Agregat
Banyak metode yang telah dikembangkan untuk perencanaan
agregat ini tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu:
a. Dengan pendekatan Optimasi :
• progamma linier
• aturan HMMS (Linier Decision Rule)
• search Decision Rule, dll
 
b. Dengan pendekatan Heuristik :
• metode grafik
• metode koefisien manajemen
• metode parametric, dll
1. Metode grafik dan diagram (graphical and charting
techniques)

Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan digunakan. Pada
dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variable secara bersamaan agar
perencana dapat membandingkan permintaan yang diproyeksikan dengan kapasitas
yang ada.
 
Tahapan dalam metode ini adalah: 
2. Tentukan permintaan pada tiap periode.
3. Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan
subkontrak untuk tiap periode
4. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian
karyawan serta biaya penahanan persediaan.
5. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja
dan tingkatan persediaan.
6. Kembangkan rencana alternative dan amati biaya totalnya.
2. Metode Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan

Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak


dikembangkan diantaranya:
1.Metode Transportasi Dalam Program Linear
Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas
operasi untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat
dapat dirumuskan dalam format program linear.

2. Linear Decision Rule


Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk
mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga kerja sepanjang
Contoh Perhitungan Metode Grafik dan Diagram

1. Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi (Pt) rata-


rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan.

2. Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik


permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu. Identifikasikan periode –
periode tempat terjadinya kekurangan barang (back order) dan periode-periode
adanya kelebihan barang (inventory).

3. Tentukan strategi yang akan digunakan untuk menanggulangi kekurangan dan


kelebihan   barang tersebut.

4. Hitung ongkos yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang
memberikan ongkos terkecil.
Contoh berikut ini akan memberikan gambaran metode grafis ini.
Perusahaan ABC telah meramalkan permintaan akan produknya secara
agregat yang dapat diliihat pada Tabel sebagai berikut :
Periode Permintaan Kumulatif Permintaan
1 220 220
2 170 390
3 400 790
4 600 1.390
5 380 1.770
6 200 1.970
7 130 2.100
8 300 2.400

Histogram dan kumulatif permintaan di atas menggambarkan bagaimana permintaan


menyimpang dari rata-rata kebutuhan. Dengan menggunakan strategi murni
beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu :
Alternatif 1  : Mengendalikan jumlah tenaga kerja
 
Alternatif ini melibatkan penambahan dan pengurangan jumlah tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan. Laju produksi akan sama dengan permintaan. Biaya rencana ini
yaitu Rp 138.000,-

Periode Permintaan Biaya Penambahan Biaya Pengurangan Biaya Total


Tenaga Kerja Tenaga Kerja

1 220 - - -

2 170 - 500 500

3 400 23.000 - 23.000

4 600 20.000 - 20.000

5 380 - 33.000 33.000

6 200 - 27.000 27.000

7 130 - 10.500 10.500

8 300 17.000 - 17.000

Total 138.000
Alternatif 2 : Mengendalikan jumlah persediaan
Jika perusahaan tidak ingin melakukan perubahan jumlah tenaga kerja,maka strategi yang
dapat dilakukan yaitu memproduksi dengan laju rata rata permintaan dan fluktuasi
permintaan dipenuhi menggunakan persediaan. Rencana ini dihitung pada tabel berikut dan
berdasarkan perhitungan di bawah, kekurangan maksimum sebesar 270 unit terjadi pada
periode 5. Karena adanya ketidakpastian dalam peramalan maka kekurangan ini dipenuhi
mulai dari periode pertama. Biaya rencana total Rp.96.500,-,

Periode Permintaas Kumulatif Kecepatan Kumulatif Persediaan Penyesuaian Biaya


Permintaan Produksi Produksi Persediaan Persediaan
(270 unit)

1 220 220 300 300 80 350 17.500


2 170 390 300 600 210 480 24.000
3 400 790 300 900 110 380 19.000
4 600 1.390 300 1.200 -190 80 4.000
5 380 1.770 300 1.500 -270 0 0
6 200 1.970 300 1.800 -170 100 5.000
7 130 2.100 300 2.100 0 270 13.500
8 300 2.400 300 2.400 0 270 13.500
Total 96.500
Alternatif 3: Subkontrak
 
Perusahaan menginginkan memproduksi sejumlah permintaan minimum dan sisa permintaan
dipenuhi dengan subkontrak.Biaya rencana total Rp.108.000,-

Periode Permintaan Kecepatan Produksi Subkontrak Biaya Total

1 220 130 90 7.200

2 170 130 40 3.200

3 400 130 270 21.600

4 600 130 470 37.600

5 380 130 250 20.000

6 200 130 70 5.600

7 130 130 0 0

8 300 130 170 13.600

Total 108.300
4.       Alternatif 4 : Strategi Hibrid
 
Strategi hibrid dilakukan dengan menggabungkan beberapa strategi murni dengan
kebijaksanaan sebagai berikut :
1. Laju produksi konstan sebesar 200 unit/3 bulan dan dimungkinkan untuk melakukan
lembur sebesar 25 % jika permintaan melebihi laju produksi.
2.Jika dengan lembur belum terpenuhi, penambahan-pengurangan tenaga kerja akan
dilakukan.
Perhitungan setiap langkah kebijaksanaan diatas dapat dilhat pada tabel berikut,:
Periode Permintaan Produksi Kebutuhan Produksi Kebutuhan Biaya Biaya Biaya Total
jam tambahan jam jam normal persediaan lembur perubahan Biaya
normal setelah jam lembur + jam tenaga
normal lembur kerja

1 220 200 20 50 -30 1.500 1.000 0 2.500


2 170 200 -30 - -30 3.000 0 0 3.000
3 400 200 200 50 150 0 1.000 9.000 10.000
4 60 200 400 50 350 0 1.000 26.000 27.000
5 380 200 180 50 30 0 1.000 33.000 34.000
6 200 200 0 - - 0 0 19.500 19.500
7 130 200 -70 - -70 3.500 0 0 3.500
8 300 200 100 50 50 1.000 1.000 0 2.000
Total 101.500
Strategi Biaya Total

Mengendalikan jumlah tenaga kerja 138.000

Mengendalikan jumlah persediaan 96.500

Subkontrak 108.300

Strategi Hibrid 101.500

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel diatas, biaya rencana total Rp 101500,-. Jika
dilakukan analisa, alternative 2 yaitu mengendalikan jumlah persediaan ternyata lebih
murah dibandingkan melakukan penambahan pengurangan tenaga kerja, subkontrak,
maupun strategi hibrid. Berdasarkan hasil diatas, beberapa kombinasi strategi murni masih
dapat dilakukan. Walaupun metode grafik tidak memberi solusi optimum, tetapi sangat
membantu sebagai pegangan untuk melakukan operasi harian.
Contoh Perencanaan Agregat Metode Tabular ( model
transportasi )
 
Metode transportasi digunakan untuk model program linier. Berikut ini akan
dibahas suatu kasus menggunakan model transportasi dengan data-data :

Permintaan:
Periode 1 2 3 4

Permintaan 500 800 1700 900


Kapasitas :
Pasokan Yang Ada

Periode Jam Normal Jam Lembur Subkontrak

1 700 250 500

2 800 250 500

3 900 250 500

4 500 250 500

•Persediaan Awal : 100 unit


•Persediaan akhir yang diinginkan : 150 unit
•Biaya lembur : Rp 125/unit
•Biaya Subkontrak : Rp 150/unit
•Biaya jam Normal : Rp 100/unit
•Biaya Persediaan : Rp20/unit/periode
Penyelesaian :
Keterangan :
1. Total Cost : 400(100) + 300 (140) + 800(100) + 250(145) + 900(100) + 250(125) +
500(100) + 350(125) = 445.750
2. Yang diproduksi adalah :
Periode Rencana Produksi Permintaan

1 700 500

2 1.050 800

3 1.150 1.700

4 1.250 900

Berarti yang diproduksi ≠ ∑ Permintaan


System produksi tidak Back Order sehingga kebutuhan pada periode I tidak mungkin
dipenuhi oleh periode 2.
Jadwal produksi induksinya adalah :
Kwartal I = 700 unit
II = 1.050 unit
III = 1.150 unit
IV = 1.250 unit
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai