https://sites.google.com/site/operasiproduksi/strategi-perencanaan-agregat
Ketika membuat sebuah rencana agregat, manajer produksi harus menjawab beberapa
pertanyaan:perlukah persediaan digunakan untuk mengantisipasi perubahan permintaan selama
perioda perencanaan? Perlukah perubahan diakomodasi dengan memvariasikan jumlah tenaga
kerja? Perlukah para pekerja paruh waktu dikaryakan, atau perlukah lembur dan waktu kosong
menyerap fluktuasi? Perlukah para subkontraktor digunakan pada pesanan yang berubah-ubah
sehingga kestabilan tenaga kerja dapat terjaga? Perlukah harga atau faktor lain diubah untuk
mempengaruhi permintaan? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas akan berkaitan
dengan strategi perencanaan agregat. Berikut adalah jenis-jenis strategi perencanaan agregat:
1. Srategi Murni
Strategi yang disusun dengan hanya memanipulasi salah satu variabel. Strategi inii terdiri dari
dua golongan yakni (1) pilihan kapasitas dimana perusahaan berusaha untuk mengubah
permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan dan (2) pilihan permintaan. di
mana perusahaan berusaha untuk memuluskan perubahan pola permintaan selama perioda
perencanaan Beberapa tipe strategi yang termasuk strategi murni adalah sebagai berikut.
2. Strategi hibrid
Gabungan beberapa strategi murni dimana lebih dari satu variabel yang dimanipulasi. Pendek
kata, strategi hibrid merupakan strategi dengan mengkombinasi berbagai pilihan untuk
mengembangkan sebuah rencana.Walaupun setiap pilihan dari lima pilihan kapasitas dan tiga
pilihan permintaan dapat menghasilkan sebuah perencanaan agregat yang efektif, beberapa
kombinasi di antara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkin lebih baik.
Banyak manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan telah diteliti benar oleh
bagian pemasaran dan pilihan yang layak itu digabungkan dengan peramalan permintaan.
Kemudian manajer produksi membuat rencana agregat berdasarkan pada peramalan itu.
Bagaimanapun, dengan menggunakan lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manajer
produksi masih memiliki banyak kemungkinan rencana. Rencana tersebut dapat terdiri, pada
satu sisi, sebuah strategi perburuan dan di sisi lainnya, sebuah strategi penjadwalan bertingkat.
Tentu saja bisa berada di antara keduanya.
Contoh :
PT. Gemah Ripah dalam periode Januari-Juni memiliki prakiraan permintaan dan data-data
produksi sbb :
Februari 700 18
Maret 800 21
April 1200 21
Mei 1500 22
Juni 1100 20
Pertanyaan : Tentukan alternatif strategi yang mesti dipilih oleh manajemen PT. Gemah Ripah
tersebut !
Pembahasan:
Jumlah produksi per bulan diperoleh dari perkalian antara jumlah hari kerja dengan jumlah
tenaga kerja dengan rata-rata produksi TK / hari. Contoh jumlah produksi bulan Januari = 22 X 8
X 5 = 880 unit dan seterusnya. Kekurangan produksi 20 unit dipenuhi dengan Sub kontrak.
Biaya yang timbul :
a. Biaya Tenaga Kerja = 8 X 124 X Rp 20.000,00 = Rp 19.840.000,00
b. Biaya Persediaan = 60 X Rp 1.000,00 = Rp 60.000,00
c. Biaya Sub kontrak = 1300 X Rp 5.000,00 = Rp 6.500.000,00
Jumlah = Rp 26.400.000,00
Kesimpulan :
Manajemen sebaiknya memilih alternatif 3 yaitu Strategi Sub kontrak dengan menggunakan TK
tetap sebanyak 8 orang karena biayanya termurah.
2. Metoda Matematika.
Pendekatan Matematika dalam perencanaan agregat dapat menggunakan berbagai metoda
antara lain : Metoda Transportasi, Linear Programming dan sebagainya. Kelebihan Metoda ini
adalah dapat menghasilkan rencana yang optimal dalam meminimalkan biaya dan lebih
fleksibel.
1. Jenis Penjadwalan
Teknik penjadwalan dapat digolongkan dalam 2 kategori, yaitu :
2. Tujuan Penjadwalan
• Meminimalkan waktu proses.
• Meminimalkan waktu tunggu pelanggan / konsumen.
• Meminimalkan tingkat persediaan.
• Penggunaan yang efektif dan efisien atas fasilitas, personil dan peralatan.
3. Pembebanan ( Loading )
Merupakan pengalokasian pekerjaan pada pusat-pusat kerja (work centers) sehingga biaya
proses dapat diminimalkan, waktu kosong dapat ditekan dan pemenuhan waktu dapat dilakukan
sebaik mungkin. Metoda yang biasa dipakai untuk membagi pekerjaan pada pusat-pusat kerja,
salah satunya adalah Gantt Chart (bagan Gantt) berasal dari Henry Gantt penemu tehnik ini.
Bagan ini dapat menunjukkan beban kerja maupun waktu kosong dari tiap bagian atau mesin
sehingga personil dari pusat kerja yang bebannya longgar dapat membantu pusat kerja yang
bebannya berlebihan.
FCFS ( First Come First Served ). Pekerjaan yang datang lebih dulu diproses
lebih dulu pula.
SPT ( Shortest Processing Time ). Pekerjaan yang selesainya cepat diproses
lebih dulu.
EDD ( Earliest Due Date ). Pekerjaan yang harus selesai paling awal
diproses lebih dulu.
LPT ( Longest Processing Time ). Pekerjaan yang memrlukan waktu proses
yang lama dan penting diproses lebih dulu.
Dalam beberapa hal scheduling perusahaan jasa berbeda dengan scheduling manufaktur,
misalnya :
Titik berat skeduling perusahaan jasa pada pengaturan tenaga kerja (SDM) sedang
perusahaan manufaktur pada bahan (material.
Perusahaan Jasa tidak memiliki persediaan, sedang manufaktur mutlak perlu persediaan.
Perusahaan Jasa merupakan labor intensif dan permintaan tenaga kerjanya memiliki
variabel yang tinggi.
Sistem layanan jasa mencoba membandingkan antara fluktuasi permintaan pelanggan dengan
kemampuan yang dimiliki untuk melayani permintaan tersebut. Dalam usaha jasa masing-
masing menerapkan skedul yang berbeda dalam melayani pelanggannya, misalnya :
Hal tersebut dapat diartikan sebagai usaha meminimalkan waktu tunggu pelanggan (waiting
time) dan menghindari pembatalan janji (disappointment) dari pelanggan sehingga jasa yang
tidak terisi (kosong) tidak berlebihan. (Hendra Poerwanto G)