Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok ke-3

Week 8, Sesi 12

Tugas Kelompok ke-3


Week 8, Sesi 12
Disiapkan oleh: Team 1
Luthfi Fadhillah - 2201863335
Putra Arifin Scheunemann - 2201863804 
Sofia Yulva - 2201864845
Fitri Megasari - 2201865482

1. Dalam melakukan perencanaan agregat, terdapat pilihan strategi campuran yang


dapat digunakan yaitu strategi perburuan dan strategi penjadwalan bertingkat.
Jelaskan kedua strategi tersebut! 
Perencanaan Agregat juga dikenal sebagai penjadwalan agregat adalah suatu pendekatan
yang memiliki tujuan untuk memenuhi permintaan yang diharapkan dan meminimalisir
biaya selama jangka waktu perencanaan menengah. Perencanaan agregat dapat digunakan
dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan
menyesuaikan tingkat produksi, jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan
lembur, tingkat subkontrak dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan
penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang mengutamakan
masalah mencocokan produktivitas dengan permintaan yang fluktuatif. Maka dari itu
perencanaan agregat termasuk dalam rencana jangka menengah. 
Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:
1. Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output.
2. Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah secara
agregat
3. Metode untuk menentukan biaya-biaya terkait
4. Model yang mengkombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan
penjadwalan dapat disusun untuk periode perencanaan.
Dalam menyusun strategi perencanaan agregat Manajer Operasi dapat menerapkan
strategi yang fokus pada kapasitas dimana perusahaan berusaha untuk menyerap fluktuasi
permintaan lewat perubahan tingkat persediaan, merubah jumlah tenaga kerja, merubah
tingkat produksi, subkontrak atau menggunakan pekerja paruh waktu. Di lain sisi
perusahaan juga dapat fokus pada sisi permintaan dengan mempengaruhi permintaan,
menerapkan strategi backordering atau menyediakan campuran produk yang sangat
variatif. 

MGMT6159 - Operational Management-R2


Manajer Operasi biasanya fokus pada masalah kapasitas dan umumnya memiliki dua
strategi utama, yaitu:
 Strategi Perburuan 
Strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output pada setiap
periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. 
Contoh : Manajer produksi dapat memanipulasi jumlah tenaga kerja atau dapat
merubah output dengan overtime, waktu kosong, pekerja paruh waktu atau
subkontrak. 
 Strategi Penjadwalan Bertingkat 
Strategi penjadwalan bertingkat adalah sebuah rencana agregat yang
produksi sehari-hari tetap sama dari periode ke periode. 
Contoh : Perusahaan otomotif biasanya berusaha mempertahankan produksi pada
tingkat output yang seragam dan mungkin membiarkan persediaan barang naik
atau turun sebagai penyangga diantara produksi dan permintaan atau menemukan
pekerjaan alternatif bagi karyawan.
=> Strategi Campuran 
Namun bagi perusahaan yang tidak puas dengan kedua strategi utama tersebut dapat
menerapkan strategi campuran yang berusaha untuk meminimalisir biaya produksi
dengan memanipulasi dua atau lebih variabel yang dapat dikontrol dari sisi permintaan
maupun kapasitas untuk menyusun rencana produksi yang optimal. 

2. Jelaskan biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat! 

1. Hiring cost : Biaya yang digunakan untuk penambahan tenaga kerja yang terdiri
dari peningkatan biaya iklan, proses seleksi dan pelatihan. 
2. Firing cost : Biaya yang timbul karena pemberhentian tenaga kerja seperti biaya
pembayaran pesangon untuk karyawan yang diberhentikan. Biaya ini muncul
apabila permintaan produk turun, yang berakibat pada menurunnya tingkat
produksi. 
3. Overtime and undertime cost : Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk
meningkatkan output produksi, tetapi konsekuensinya perusahaan harus
mengeluarkan ongkos tambahan lembur dan menurunkan produktivitas karena
kelelahan. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai
kelebihan tenaga kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa
dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak selamanya
efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan
dianggap menanggung ongkos menganggur yang besarnya merupakan perkalian
antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan
lainnya.
4. Inventory and backorder cost : Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi
timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekuensi dari
kebijaksanaan persediaan bagi perusahaan adalah timbulnya ongkos penyimpanan
(inventory cost/holding cost) yang berupa ongkos tertahannya modal, pajak,

MGMT6159 - Operational Management-R2


asuransi, kerusakan bahan dan ongkos sewa gudang. Kebalikan dari kondisi di
atas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan,
tetapi sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk ongkos kehabisan
persediaan. Ongkos kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa besar
permintaan tetapi tidak dapat dilayani karena produk yang diminta tidak tersedia.
Kondisi ini pada sistem MTO (Make To Order = Memproduksi Berdasarkan
Pesanan) akan mengakibatkan jadwal penyerahan pesanan terlambat, sedangkan
pada sistem MTS (Make To Stock = Memproduksi Untuk Memenuhi Persediaan)
akan mengakibatkan beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekecewaan
pelanggan karena tidak tersedianya barang yang diinginkan akan diperhitungkan
sebagai kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan
sebagai ongkos kehabisan persediaan. Ongkos kehabisan persediaan ini sama
nilainya dengan ongkos pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia
menunggu. 
5. Subcontract Cost : Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas produksi
perusahaan, maka perusahaan dapat mensubkontrakan kelebihan permintaan yang
tidak bisa ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari
kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana mungkin biaya
mensubkontrakan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya
resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor, maupun kualitas yang
tidak sesuai dengan standar perusahaan. 

 
3. CEO Lucky Enterprise, Billy, memproyeksikan kebutuhan permintaan agregat
perusahaan selama 8 bulan kedepan sebagai berikut: 

Bulan Permintaan Hari kerja dalam sebulan Permintaan per Hari


Januari 1.400 21 67

Februari 1.600 18 89

Maret 1.700 21 81

April 1.800 21 86

Mei 2.000 22 91

Juni 2.000 20 100

Juli 1.800 21 86

Agustus 1.800 21 86

TOTAL 14.100 165

MGMT6159 - Operational Management-R2


Berdasarkan data yang ada, buatlah plot permintaan dengan grafik. Hitung rata-rata kebutuhan
per hari dan tunjukkan juga didalam grafik.
Jawab: 
Tingkat produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan rata-rata selama jangka waktu 8
bulan (Januari - Agustus) dihitung sebagai berikut:
total permintaan yang diharapkan 14.100
Kebutuhan Tingkat Produksi (rata-rata permintaan) = = =
total hari kerja 165
85,45 ≈ 86

Sumber Referensi: 
Lecture Note week 8 
Jay Heizer (2017) Operations Management: Sustainability and supply chain management.
12th
Edition. Pearson Education. Chapter 13.

MGMT6159 - Operational Management-R2

Anda mungkin juga menyukai