Week 8, Sesi 12
1. Hiring cost : Biaya yang digunakan untuk penambahan tenaga kerja yang terdiri
dari peningkatan biaya iklan, proses seleksi dan pelatihan.
2. Firing cost : Biaya yang timbul karena pemberhentian tenaga kerja seperti biaya
pembayaran pesangon untuk karyawan yang diberhentikan. Biaya ini muncul
apabila permintaan produk turun, yang berakibat pada menurunnya tingkat
produksi.
3. Overtime and undertime cost : Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk
meningkatkan output produksi, tetapi konsekuensinya perusahaan harus
mengeluarkan ongkos tambahan lembur dan menurunkan produktivitas karena
kelelahan. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai
kelebihan tenaga kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa
dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak selamanya
efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan
dianggap menanggung ongkos menganggur yang besarnya merupakan perkalian
antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan
lainnya.
4. Inventory and backorder cost : Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi
timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekuensi dari
kebijaksanaan persediaan bagi perusahaan adalah timbulnya ongkos penyimpanan
(inventory cost/holding cost) yang berupa ongkos tertahannya modal, pajak,
3. CEO Lucky Enterprise, Billy, memproyeksikan kebutuhan permintaan agregat
perusahaan selama 8 bulan kedepan sebagai berikut:
Februari 1.600 18 89
Maret 1.700 21 81
April 1.800 21 86
Mei 2.000 22 91
Juli 1.800 21 86
Agustus 1.800 21 86
Sumber Referensi:
Lecture Note week 8
Jay Heizer (2017) Operations Management: Sustainability and supply chain management.
12th
Edition. Pearson Education. Chapter 13.