Anda di halaman 1dari 40

Pertemuan ke-10

OLEH
Prof. Dr. Drs. Hj. Rusdiah Iskandar, Ak., CA
Salmah Pattisahusiwa, SE., M.Si., Ak., CA.,
CSRS., CSRA
SAHAM DAN VALUASINYA

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat


menjelaskan:

 Arus kas yang berkaitan dengan saham

 Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penilaian


saham

 Kareteristik saham biasa dan saham istimewa

 Pasar saham dan mekanisme transaksi saham di bursa

2
Pengertian Saham

 Saham merupakan surat berharga yang


diterbitkan emiten yang menyatakan bahwa
pemilik saham mempunyai hak kepemilikan atas
aset-aset perusahaan.

 Imbalan yang bisa diterima investor saham:


1. Hak kepemilikan
2. Dividen
3. Capital gain

3
HAK-HAK INVESTOR SAHAM

 Hak (istimewa) yang dimiliki investor saham:

1. Hak kepemilikan (control of the firm)


Tercermin dalam voting right yang dimiliki investor.
Makin besar kepemilikan, makin besar hak pemegang
saham untuk mengontrol perusahaan.

2. Preemptive right
Hak investor saham untuk didahulukan dalam
pembelian ‘saham baru’ yang diterbitkan oleh
perusahaan.

4
TUJUAN PENILAIAN SAHAM

 Saham merupakan aset finansial yang dapat


dijadikan investasi.
 Penilaian saham dilakukan untuk menentukan
apakah saham yang akan dibeli atau dijual akan
memberikan tingkat return yang sesuai dengan
return yang diharapkan.
 Nilai saham dibedakan menjadi: nilai buku, nilai
pasar dan nilai intrinsik

5
Pendekatan Penilaian Saham Biasa

Penilaian saham biasa lebih sulit dibandingkan dengan


penilaian obligasi,karena:
 Arus kas yang dihasilkan saham biasa tidak pernah
dapat diketahui terlebih dahulu.
Saham biasa tidak punya jangka waktu jatuh
tempo.
 Tidak ada cara yang mudah untuk menentukan barapa
tingkat keuntungan yang disayaratkan pasar.
Arus Kas Investasi Saham

Contoh:
Anda mempertimbangkan membeli satu lembar saham pada hari ini dan
merencanakan untuk menjual kembali saham tersebut satu tahun kemudian
dengan harga Rp7.000,- Anda memprediksi saham tersebut akan
membayarkan dividen pada akhir tahun sebesar Rp1.000,- per saham. Jika
Anda mensyaratkan tingkat keuntungan sebesar 25% atas investasai saham
tersebut, berapa harga saham yang bersedia Anda bayar ?

Nilai sekarang = (Rp 1.000,- + Rp 7.000)/(1 + 0,25) = Rp6.400,-

Dengan demikian Rp6.400,- adalah merupakan nilai saham tersebut pada


hari ini.

Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:


P0 = (D1 + P1) / (1 + r )
Pendekatan Dividen Tetap
(zero growth dividend)

Pendekatan ini menganggap bahwa besar dividen kas yang


dibayarkan perusahaan tetap setiap tahunnya. Berdasarkan
pendekatan ini, maka nilai atau harga saham dapat dihitung
dengan rumus :
P0 = D/r
Sebagai contoh, perusahaan Global mempunyai kebijakan
pembayaran dividen yang tetap setiap tahun sebesar Rp1.000,-
per saham. Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar
20%, berapa nilai saham tersebut ?
P0 = Rp1.000/0,20
= Rp5.000,- per saham.
Pendekatan Dividen Dengan Pertumbuhan
Tetap (constant growth dividend)

Pendekatan ini beranggapan bahwa, suatu perusahaan


membayarkan dividen kas setiap tahunnya mengalami
pertumbuhan yang tetap (g). Jika misalnya D0 merupakan
besarnya dividen yang baru dibayarkan perusahaan, maka
dividen pada tahun yang akan datang D1, adalah:
D1 = D0 x ( 1 + g )
Dividen dua tahun yang akan datang D2 adalah :
D2 = D1 x ( 1 + g )
= [ D0 x ( 1 + g ) ] x ( 1 + g )
= D0 ( 1 + g )2
Dengan demikian secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Dt = D0 ( 1 + g )t
Jika D0 adalah dividen yang baru dibayar, dan g adalah
tingkat pertumbuhan dividen yang tetap, maka nilai saham
dapat dihitung dengan cara:

D1 D2 Dn
Po = ------------ + ------------- + + ------------
( 1 + r )1 ( 1 + r )2 (1 + r)n

Do (1 + g)1 Do (1 + g)2 Do(1+g)n


Po = ---------------- + -------------- + + -------------
(1 + r )1 (1 + r )2 (1 + r)n
Selama tingkat pertumbuhan (g) lebih kecil dari tingkat
diskonto (r), maka nilai sekarang dari serangkaian arus
kas dapat ditulis lebih sederhana sebagai berikut:

D0 x (1 + g ) D1
P0 = ------------------- = -----------
(r–g) (r – g)
Contoh
Anggap dividen kas yang baru dibayarkan, D0 = Rp 230,
tingkat keuntungan yang disyaratkan r = 13 % dan tingkat
pertumbuhan dividen yang tetap sebesar g = 5%.
Berdasarkan informasi tersebut, maka nilai atau harga saham
adalah:
P0 = D0 x (1 + g)/(r – g)
= Rp 230 x (1 + 0,05)/(0,13 – 0,05)
= Rp 230 x 1,05/0,08
= Rp 3.019
Dengan menggunakan dividend grorwth model, dapat pula
digunakan untuk menghitung harga saham pada suatu saat
tertentu.

Dt x (1 + g) Dt +1
Pt = ------------------ = -----------
r –g r–g
Contoh, jika ingin mengetahui harga saham pada tahun kelima, (P 5).
Pertama, dihitung dividen pada tahun kelima (D 5). Karena dividen kas yang
dibayarkan sekarang Rp230,- dengan tingkat pertumbuhan tetap 5% per
tahun, maka dividen pada tahun kelima adalah:
D5 = Rp 230 x (1 + 0,05)5
= Rp 230 x 1,2763 = Rp 293,5
Dengan demikian harga saham pada tahun kelima adalah :
P5 = D5 x (1 + 0,05)/(0,13 – 0,05)
= Rp 293,5 x 1,05 / 0,08 = Rp 3.852
Pertumbuhan Dividen Yang Tidak Tetap
(Nonconstant growth dividend)

Contoh, pertimbangkan suatu perusahaan yang sekarang


tidak membayar dividen. Diperkirakan perusahaan baru
membayar dividen pertama kali pada tahun kelima, sebesar
Rp500,- per saham. Diharapkan dividen kemudian tumbuh
sebesar 10% dalam waktu yang tidak terbatas. Tingkat
keuntungan yang disyaratkan atas saham perusahaan
tersebut sebesar 20%.
Berapa harga saham perusahaan tersebut sekarang ?.
P4 = D4 x (1 + g)/(r – g)
= D5/(r – g)
= Rp500/(0,20 – 0,10)
= Rp5.000,-
Jika saham bernilai Rp5.000 pada tahun keempat, maka dapat
dihitung nilai sekarang saham perusahaan tersebut dengan
mendiskontokan harga saham pada tahun keempat dengan 20%

P0 = Rp5.000/(1 + 0,20)4
= Rp5.000/2,0736
= Rp2.411
Persoalan perhitungan nilai saham berdasarkan pendekatan
pertumbuhan dividen yang tidak tetap adalah, jika dividen pada
beberapa tahun pertama tidak nol.
Contoh, misalkan suatu saham diperkirakan akan membayarkan dividen kas sebagai
berikut:

Tahun Dividen yang diharapkan


1 Rp100,-
2 Rp200,-
3 Rp250,-

Setelah tahun ketiga dividen yang dibayarkan dianggap mengalami tingkat


pertumbuhan yang tetap sebesar 5% per tahun. Jika tingkat keuntungan yang
disyaratkan 10%, berapa nilai saham tersebut hari ini ?.

P3 = D3 x (1 + g)/(r – g)
= Rp250 x (1 + 0,05)/(0,10 – 0,05)
= Rp250 x 1,05/0,05
= Rp5.250
Selanjutnya dapat dihitung nilai total saham sebagai nilai sekarang
dari dividen pada tiga tahun pertama ditambah dengan nilai
sekarang harga saham pada tahun ketiga (P3 ) , sebagai berikut:

D1 D2 D3 P3
P0 = -------------- + -------------- + ------------- + -------------
(1 + r)1 (1 + r)2 (1 + r )3 (1 + r)3

Rp 100,- Rp 200,- Rp 250,- Rp 5.250,-


= ------------ + -------------- + ----------- + -------------
(1 + 0,10)1 (1 + 0,10)2 (1 + 0,10)3 (1 + 0,10)3

= Rp 4.388,-
Komponenen Tingkat Keuntungan yang
Disyaratkan ( Required rate of return )

Perlu kiranya sedikit dijelaskan implikasi dari dividend growth


model terhadap tingkat keuntungan yang disyaratkan.
P0 = D1/(r – g)

Jika ditulis kembali, untuk menghitung r, akan diperoleh :


r – g = D1/P0
r = D1/P0 + g

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan,


r, mempunyai dua komponen, yaitu:
Pertama, D1/P0, merupakan besarnya dividend yield.
Kedua, komponen tingkat pertumbuhan dividen, g,yang dapat
diartikan sebagai capital gains yield.
Contoh, anggap saham suatu perusahaan dijual hari ini dengan harga Rp
2.000 per saham. Dividen tahun pertama sebesar Rp100 per saham dan
diperkirakan akan tumbuh sebesar 10% per tahun. Berapa tingkat
keuntungan saham perusahaan tersebut ?
Berdasarkan dividend growth model, total tingkat pendapatan adalah :
r = Dividend yield + Capital gains yield
r = D1/P0 + g
r = Rp100/Rp2.000 + 10%
= 5% + 10%
= 15%
Hal ini berarti saham tersebut mempunyai tingkat pendapatan yang diharapkan
sebesar 15%.
Dengan menggunakan tingakat pendapatan yang disyaratkan sebesar 15%, dapat
dihitung harga saham tersebut pada tahun pertama, P1, sebagai berikut:
P1 = D1 x (1 + g)/(r – g)
= Rp100 x (1 + 0,10)/(0,15 – 0,10)
= Rp110/0,05 = Rp2.200
Ciri-ciri Saham Biasa dan Saham Istimewa

Ciri-ciri saham biasa


Hak pemegang saham
 Pada umumnya hanya pemegang saham biasa yang memiliki hak untuk
memilih direksi.
 Direksi biasanya dipilih pada rapat umum pemegang saham, Secara idial
biasanya satu saham, satu suara, (one share one vote) bukan satu pemegang
saham satu, suara (one shareholder, one vote). Mekanisme pemilihan dapat
berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perbedaan yang
penting adalah apakah hak suara diberikan secara komulatif (comulative
voting) atau secara langsung (straight voting).
 Comulative voting, memungkinkan partisipasi pemegang saham minoritas,
yaitu pemegang saham yang memiliki jumlah saham sedikit. Comulative
voting, merupakan prosedur yang mana pemegang saham dapat memberikan
semua hak suaranya untuk satu anggota dewan direksi. Sementara straight
voting, merupakan prosedur yang mana pemegang saham dapat memberikan
semua hak suaranya bagi masing-masing anggota dewan direksi.
Nilai saham biasa suatu perusahaan secara langsung berhubungan
dengan hak-hak umum pemegang saham. Selain hak suara dalam
pemilihan direksi, pemegang saham biasanya juga mempunyai hak-
hak berikut:

1. Hak untuk memperoleh secara proporsional dividen yang


dibayarkan
2. Hak untuk memperoleh secara proporsional sisa aktiva setelah
dikurangi dengan utang jika perusahaan dilikuidasi
3. Hak untuk memberikan suara pada rapat pemegang saham yang
membahas masalah-masalah yang sangat penting, seperti merjer.
Di samping itu, kadang-kadang pemegang saham mempunyai hak
untuk memperoleh secara proporsional saham baru yang dijual
perusahaan. Hak ini disebut dengan preemtive rights.
Preemtive Right

Preemtive right merupakan hak istimewa pemegang


saham untuk mempertahankan proporsi kepemilikan
perusahaan dengan membeli secara proporsional
saham biasa baru atau sekuritas yang dapat
dikonversikan menjadi saham biasa dengan porsi
kepemilikan saham yang telah ada.
Subscription right, merupakan hak jangka pendek untuk membeli
sejumlah tertentu atau bagian dari sekuritas yang diterbitkan
perusahaan. Dalam penawaran saham biasa subscription right
memberikan opsi kepada pemegang saham untuk membeli
tambahan saham sesuai dengan syarat penawaran (terms of
offering).
Value of Rights

Harga pasar teoritis satu hak setelah penawaran hak diumumkan tetapi
ketika saham masih dijual dengan hak (rights-on) :

R0 = P0 - [(R0) (N) + S ]

Keterangan:
R0 = harga pasar satu hak ketika saham diperjulabelikan
dengan hak
P0 = harga pasar per saham yang diperjulabelikan dengan hak
S = harga per saham dengan hak (subscription price)
N = jumlah hak yang diperlukan untuk membeli satu lembar
saham.
Dengan menyusun kembali persamaan di atas, sehingga menjadi:
P0 – S
R0 = ---------------
Contoh

jika harga pasar saham “right-on” adalah Rp1.000 per saham, dan harga
subscription Rp900 per saham, dan dibutuhkan empat hak untuk membeli
perlembar tambahan saham , maka harga pasar teoritis hak adalah:
Rp1.000 – Rp900
R0 = ----------------------- = Rp20
4+1
Catatan bahwa harga pasar per lembar saham dengan right-on terdiri atas nilai
satu hak.
Jika sampai dengan tanggal ex-right, maka harga pasar saham teoritis akan
mengalami penurunan, Nilai teoritis dari satu saham ketika sampai dengan
tanggal ex-right (Px) adalah:
(P0)(N) + S
Px = ----------------
N+1
Berdasarkan contoh yang telah dikemukakan, besarnya harga pasar teoritis
ketika sampai dengan tanggal ex-right adalah:
(Rp1.000)(4) + Rp900
Px = ---------------------------- = Rp980
4+1
Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa, secara teoritis
right tidak memberikan tambahan nilai bagi pemegang saham, baik
bagi pemegang saham yang menggunakan haknya atau pun bagi
yang menjual haknya.
Perhatikan, nilai saham sebelum tanggal ex-right Rp1.000. Setelah
tanggal ex-right nilai sahamnya Rp980 per lembar. Penurunan
harga pasar saham ini persis sama dengan nilai dari right , yaitu
Rp20.
Dengan demikian, secara teoritis pemegang saham tidak
memperoleh tambahan manfaat dari penawaran right. Right hanya
mencerminkan tingkat pengembalian dari modal.
Nilai teoritis dari right ketika saham dijual ex-right (Rx)
adalah:
Px – S
Rx = -------------
N
Berdasarkan contoh yang telah dikemukakan, jika harga
pasar saham per lembar Rp980 ketika ex-right, maka nilai
teoritis right adalah:
Rp980 – Rp900
Rx = ---------------------- = Rp20
4
Dividend

Beberapa karakteristik yang penting dari dividen meliputi :

 Dividen yang diumumkan oleh dewan direksi perusahaan, bukan


merupakan kewajiban perusahaan. Besar kecilnya dividen tergantung
pada pertimbangan bisnis dari dewan direksi.

 Dividen yang dibayarkan perusahaan, bukan merupakan biaya bagi


perusahaan. Dividen tidak bisa dikurangkan untuk maksud pajak
perusahaan, karena dividen dibayarkan dari laba setelah pajak.

 Dividen yang diterima masing-masing pemegang saham, merupakan


pendapatan yang bagi pemegang saham dan sepenuhnya dikenakan pajak
pendapatan pribadi. Dividen yang diterima oleh perusahaan atas
kepemilikan saham pada perusahaan lain, sebesar 70% dibebaskan pajak,
sedangkan sisanya 30% dikenakan pajak.
Ciri-ciri saham Istimewa

 Saham istimewa memiliki hak istimewa di atas saham biasa dalam


pembagian dividen dan pembagian sisa hasil penjualan aktiva jika
perusahaan dilikuidasi.
 Dividen saham istimewa dibayarkan lebih dahulu sebelum dividen saham
biasa.
 Dividen saham istimewa jumlahnya tetap dan bersifat komulatif.
 Saham istimewa merupakan ekuitas ditinjau dari sudut hukum dan
pajak.
 Pemegang saham istimewa biasanya tidak mempunyai hak suara.
 Saham istimewa memiliki ciri yang berada antara utang dan ekuitas.
Saham istimewa memiliki ciri seperti utang karena saham istimewa
memiliki dividen yang tetap, sedangkan memiliki ciri seperti ekuitas
karena dividen saham istimewa tidak bisa dipakai untuk menurangi
pendapatan kena pajak.
Penilaian Saham Preferen(saham
istimewa)

 Saham yg memberikan sejumlah dividen yang tetap


jumlahnya dalam waktu yang tak terbatas
 Karena saham preferen tidak mempunyai tanggal jatuh
tempo, maka penilaian saham preferen merupakan suatu
perpetuitas.

PV = D
k
PV = Nilai saham preferen
D = dividen tahunan per lembar saham preferen
k = tingkat return/pengembalian yang disyaratkan pada saham
preferen
29
Contoh:
Microsoft mempunyai saham preferen dengan tingkat
deviden yang dibayarkan sebesar Rp 1.500,00 tiap tahun.
Tingkat pengembalian yang diinginkan investor adalah
14%. Berapa nilai saham preferen tersebut?

Jawab:
PV = D = 1.500 = Rp 10.714,29
K 0,14

30
Pasar Saham (Bursa Efek)

 Perusahaan yang membutuhkan dana dalam bentuk ekuitas atau modal sendiri
dapat diperoleh melalui penerbitan saham.
 Saham yang diterbitkan perusahaan dapat dijual secara langsung kepada pemilik
dana, seperti teman, anggota keluaraga (private placemen), atau dijual kepada
masyarakat luas melalui pasar saham (go public).
 Pasar saham juga disebut bursa efek atau pasar modal, terdiri dari pasar primer
atau pasar perdana (primary market) dan pasar skunder (scondary market).
 Di dalam pasar primer atau pasar untuk saham yang baru pertama kali
diterbitkan oleh emiten, dijual kepada investor melalui penjamin emisi.
 Proses penawaran saham di pasar perdana juga dikenal dengan istilah initial
public overing (IPO).
 Harga jual saham yang ditawarkan di pasar perdana disebut dengan harga
perdana.
 Penetapan harga perdana didasarkan pada hasil analisis berbagai faktor, salah
satunya adalah informasi yang diperoleh ketika dilakukan penjajagan pasar (road
show) oleh emiten bersama penjamin emisi.
Dealers dan Brokers

 Dealeradalah agen yang membeli atau menjual saham


dari persediaan atau portofolio sahamnya sendiri

 Broker,merupakan agen yang mengatur transaksi


antara para investor. Broker melakukan pembelian dan
penjualan secara bersamaan untuk kepentingan pihak
investor, dan tidak memiliki persediaan saham.
Mekanisme Perdagangan Saham
di Bursa
Satuan Perubahan Harga (Fraksi)

Besar kecilnya perubahan harga saham tergantung pada fraksi


harga masing-masing saham. Fraksi dan jenjang maksimum
perubahan harga berlaku
Auto Rejection

Adapun batasan auto rejection yang berlaku saat ini:

 Harga penawaran jual atau penawaran beli


saham lebih kecil dari Rp50,- (lima puluh rupiah);

 Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih


dari 20% (duapuluh perseratus) di atas acuan harga atau
10% (sepuluh perseratus) di bawah acuan harga.
Acuan harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran
tertinggi atau terendah yang dimasukkan ke JATS ditentukan sebagai
berikut:
1. Menggunakan harga pembukaan (opening price) yang terbentuk pada
sesi pra-pembukaan atau
2. Menggunakan harga penutupan (closing price) di pasar reguler pada
hari bursa sebelumnya (previous price) apabila opening price tidak
terbentuk.
3. Dalam hal perusahaan tercatat melakukan tindakan korporasi, maka
selama 3 (tiga) hari bursa berturut-turut setelah berakhirnya
perdagangan saham yang memuat hak (periode cum) di pasar reguler,
acuan harga di atas menggunakan previous price dari masing-masing
pasar (reguler atau tunai).
Pasar Reguler

Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke


dalam JATS diproses oleh JATS dengan memperhatikan:

1. Prioritas harga (price priority)


Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas
terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah,
sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah
memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang
lebih tinggi.

2. Prioritas waktu (timepriority)


Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga
yang sama, JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli
atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.
Pasar Negosiasi

Perdagangan efek di pasar negosiasi dilakukan melalui


proses tawar menawar secara individual (negosiasi
secara langsung) antar:

1. anggota bursa atau


2. nasabah melalui satu anggota bursa atau
3. nasabah dengan anggota bursa atau
4. anggota bursa dengan KPEI
Latihan Soal

1. Sebuah saham membayarkan dividen per share Rp 2000,00


dan diperkirakan deviden akan tumbuh konstan 5% per
tahun hingga seterusnya. Jika tingkat pengembalian yang
disyaratkan investor adalah 20% per tahun, berapakah nilai
intrinsik saham tersebut!
2. Sebuah saham diperkirakan membayarkan dividen tiap tahun
sebesar Rp 1.500,00, tingkat pengembalian yang disyaratkan
adalah 16%. Hitung nilai intrinsik saham tersebut!
3. PT. A saat ini membayar dividen sebesar Rp 1.600,00 per
lembar untuk saham biasanya. Perusahaan memperkirakan
akan menaikkan dividennya 20% per tahun dalam empat
tahun pertama kemudian dividen tumbuh 10% per tahun
setelahnya hingga seterusnya. Jika return yang diharapkan
investor adalah 16%, berapakah nilai intrinsik saham
tersebut?
39
Terima Kasih
Atas
Perhatian

40

Anda mungkin juga menyukai