Anda di halaman 1dari 4

KERTAS KERJA PENYELESAIAN KASUS PPh Badan II

PT. Waras
Rekonsiliasi Laba Rugi Riskal Tahun 2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
Koreksi
No. Uraian Komersial Fiskal
Positif Negatif
1 2 3 4 5 6
A Penjualan 300.000.000 300.000.000
Potongan Penjualan 30.000.000 10.000.000 20.000.000
Retur Penjualan
Penjualan Neto 270.000.000 280.000.000
B Harga Pokok Penjualan
Pembelian Lokal 50.000.000 50.000.000
Potongan Pembelian 0 0
Pembelian Neto 50.000.000 50.000.000
Impor Bahan Baku 87.500.000 625.000 86.875.000
Pembelian dan Impor Bahan baku 137.500.000 137.875.000
Pembelian Awal Bahan 7.500.000 7.500.000
Persediaan Akhir Bahan 12.500.000 12.500.000
Pemakaian Bahan 132.500.000 131.875.000
Upah Kerja 10.000.000 135.000 9. 865.000
Beban Produksi Tidak Langsung 10.625.000 1.970.000 8.655.000
Penyusutan Mesin Pabrik 7.500.000 703.125 8.203.125
Penyusutan Gedung Pabrik 1.000.000 3.000.000 4.000.000
Beban Produksi 161.625.000 162.598.000
Barang Dlm Proses Awal Tahun 2.125.000 2.125.000
Barang Dlm Proses Akhir 1.750.000 1.750.000
Barang Jadi 162.000.000 162.273.152
Persediaan Awal Barang Jadi 7.500.000 7.500.000
Pemakaian Sendiri 0 750.000 750.000
Persediaan Akhir Barang Jadi 5.750.000 500.000 6.250.000
Harga Pokok Penjualan 163.750.000 164.223.125
C Laba Bruto Usaha (AB) 106.250.000 115.776.875
D Beban Usaha
1. Gaji Pegawai 22.500.000 25.000 22.475.000
2. Frige Benefit 3.750.000 2.250.000 1.500.000
3. Perjalanan Dinas 15.000.000 2.250.000 12.500.000
4. Promosi 22.500.000 22.500.000
5. Royalty 15.000.000 15.000.000
6. PPh Pasal 26 Royalty 1.500.000 1.500.000
7. Penel & Pengembangan 2.500.000 500.000 2.000.000
8. Pendidikan Pegawai 250.000 250.000
9. Entertaiment 2.500.000 1.000.000 1.500.000
10. Sumbangan 250.000 250.000
11. ATK & Supplies 1.500.000 1.500.000
12. Kerugian Pemusnahan Barang 750.000 125.000 625.000
13. Penyusutan Komputer 281.250 281.250.00
14. Program Aplikom 93.750 140.625 234.375
15. Penyusutan HP 12.500 1.562 10.938 10.938
16. Biaya HP 60.000 30.000 30.000
17. Peny. Kend.Operasi (Klp.II) 500.000 237.500 262.500
18. Pemeliharaan Kendaraan 200.000 200.000
19. Penyusutan Sedan (Klp.I) 375.000 255.417 119.583
20. Pemeliharaan Sedan 250.000 125.000 125.000
21. Penyusutan Inventaris (Klp.I) 75.000 75.000
22. Penyusutan Inventaris (Klp.II) 125.000 15.625 140.625
23. Retribusi Daerah 250.000 250.000
24. PBB Pabrik 125.000 125.000
25. Kerugian Piutang 1.125.000 750.000 375.000
26. Profesional Fee (Jasa) 250.000 250.000
27. PPh Pasal 23 ditanggung persh 18.750 18.750
28. Biaya Bunga 7.500.000 7.500.000
29. Sewa Ruangan 675.000 675.000
30. Beban Lainnya 83.750 38.750 45.000
Total Beban Usaha 100.000.000 90.549.271
E Laba Neto Usaha (CD) 6.250.000 25.227.604
F Penghasilan Diluar Usaha
1. Jasa Giro Neto 20.000 20.000
2. Komisi Neto 470.000 9.591 479.591
3. Sewa Ruangan Neto 225.000 225.000
4. Sewa Kendaraan Neto 24.250 495 24.745
5. Keuntungan Penjualan Saham BEI 1.237.500 1.237.500
6. Laba Kurs 365.000 365.000
Total Penghasilan Diluar Usaha 2.341.750 869.336
G Laba Neto Sebelum Pajak 8.591.750 26.096.940

Jawaban soal yang dapat disarankan atas Kasus PPh Badan II ( PT. Waras)

I. Koreksi Soal
a. Terdapat kesalahan Beban Usaha No. 14, Program Umum Aplikom seharusnya “Program
Aplikom”
b. Beban lainnya sebesar Rp. 83.750.000, seharusnya “Rp. 83.750”

II. Catatan Perhitungan (dalam ribuan)


1. Harga impor Bahan Baku = CIF (kurs Realisasi)+ Bea Masuk + Biaya Impor (disertai bukti)
Harga impor Bahan Baku = Rp. 77.500.000 + Rp. 7.500.000 + Rp. 1.875.000 = Rp. 86.875.000

2. Dasar penyusutan mesin pabrik kelompok 3 yaitu:


Hasil revaluasi aset pada ajhir tahun 2009 dengan harga perolehan Rp. 75.000.000
Harga perolehan setelah revaluasi Rp. 75.000.000
Penyusutan (12,5% x Rp. 75.000.000) Rp. 9.375.000
Harga sisa buku fiskal (HSBF) Rp. 65.625.000
Penyusutan tahun 2011 = 12,5% x Rp. 65.625.000 = Rp. 8.203.125

3. Dasar penyusutan gedung pabrik yaitu hasil revaluasi dengan harga perolehan Rp. 80.000.000
Harga perolehan setelah revaluasi Rp. 80.000.000
Penyusutan tahun 2011 = 5% x Rp. 80.000.000 = Rp. 4.000.000

4. Sesuai Pasal 6 huruf I yang diperkenankan untuk dibebankan adalah sumbangan bencana
nasional. Pemakaian sendiri harus dicatat karena menambah harga pokok penjualan. Tetapi
karena disumbangkan untuk bencana alam tidak dapat dibebankan sehingga koreksi kembali.

5. Metode Locom tidak diperkenankan digunakan untuk menetapkan nilai persediaan.

6. Program Aplikasi Komputer khusus yang pembebanannya melalui amortisasi sesuai


kelompok 1 (Kep. 536/Pj/2002) amortisasi tahun 2011 = 9/12 x 50% x Rp. 625.000 =
Rp. 234.375 (perhatikan koreksi akun)

7. Beban penyusutan HP = 50%[7/12 x 50% x Rp. 75.000.000] = Rp. 10.938 (Pembulatan)

8. Penyusutan Kendaraan Operasional kelompok 2 (Metode Saldo Menurun)


Harga perolehan tahun 2010 = Rp. 1.400.000
Penyusutan tahun 2010 [25% x Rp. 1.400.000] = Rp. 350.000
NSBF = Rp. 1.050.000
Penyusutan tahun 2011 = [25% x Rp. 1.050.000] = Rp. 262.500

9. Penyusutan Sedan untuk pegawai tertentu kelompok 2 (Metode Saldo Menurun)


Harga perolehan tahun 2010 = Rp. 1.120.000
Penyusutan tahun 2010 = 7/12 [25% x Rp. 1.120] = Rp. 163.333
NSBF = Rp. 956.667
Penyusutan tahun 2011 = 50%[25% x Rp. 956.667] = Rp. 119.583

10. Penyusutan Inventaris (kelompok 1) dengan dasar penyusutan inventaris hasil revaluasi yang
dimulai tahun 2010
Harga perolehan setelah revaluasi = Rp. 300.000
Penyusutan tahun 2010 = [50% x Rp. 300.000] = Rp. 150.000
NSBF = Rp. 150.000
Penyusutan tahun 2011 = 50% x Rp. 150.000 = Rp. 75.000

11. Dasar Penyusutan Inventaris kelompok 2. Hasil revaluasi dimulai sejak 1 Januari 2010
Harga perolehan setelah revaluasi = Rp. 750.000
Penyusutan tahun 2010 = [25% x Rp. 750.000] = Rp. 187.500
NSBF = Rp. 562.500
Penyusutan tahun 2011 = [25% x Rp. 562.500] = Rp. 140.625

12. Komisi dimaksud diterima atas jasa perantara sebagai jasa lain dikenai PPh Pasal 23 dengan
100
tarif 2%. Bruto = x Rp. 470.000.000 = Rp. 478.591.000
98
100
13. Sewa Kendaraan Terutang PPh Pasal 23 dengan tarif 2%. Bruto = x Rp. 24.250.000.000 =
98
Rp. 24.745.000

14. Pasal 4 ayat (1) huruf “I”. Keuntungan selisih kurs mata uang asing diakuinya berbasis pada
sistem pembukuan yang dianut secara taat asas sesuai PSAK. Karena soal tidak menjelaskan,
maka hal tersebut diasumsikan memenuhi syarat Undang-undang PPh.

Perhitungan PPh Terutang :


Total Penghasilan Kena Pajak Rp. 26.096.940.000
Total Peredaran Bruto Rp. 3.000.000.000
PPh Terutang = 25% x Rp. 26.096.940.000 = Rp. 6.542.325.000
Pasal 31 e Undang-undang PPh memberikan batasan yaitu Wajib Pajak yang mendapatkan
fasilitas tarif pajak yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai