SISTEM ETIKA
OLEH :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Pancasila Sebagai Sistem Etika dalam Konteks Historis, Sosiologis, dan
Politis ...............................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
duakata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, tentu saja pancasila
memuat aturan aturan dan larangan larangan. Pancasila sarat akan nilai nilai seperti nilai
ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena itu, secara
normatif, Pancasila dapat dijadikan acuan atas tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan
sebagai persperktif kajian atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Nilai dan norma
tersebut bersifat universal, dapat ditemukan dimanapun dan kapanpun, sehingga memberikan ciri
khusus ke-Indonesiaan karena merupakan komponen yang terdapat dalam Pancasila.
Nilai, norma, dan moral adalah konsep konsep yang saling berkaitan. Ketiganya akan
memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai sistem etika dalam kaitannya
dengan Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari penjabaran segala norma, baik norma
hukum, norma moral, maupun norma kenegaraan lainnya. Nilai-nilai Pancasila tersebut
kemudian dikembangkan dalam masyarakat secara praktis atau kehidupan nyata sehingga
menjadi norma yang pada akhirnya menjadi pedoman dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
1. Untuk mencari tahu konsep dan urgensi Pancasila sebagai system etika
2. Untuk mengetahui bagaimana Pancasila sebagai system etika dalam konteks
historis, sosiologis, dan politis.
3. Untuk mengetahui dinamika dan tantangan Pancasila sebagai system etika
BAB II
PEMBAHASAN