Anda di halaman 1dari 4

PENTINGNYA PEMBERIAN VAKSIN HPV PADA REMAJA

 Penderita Kanker Serviks di Indonesia

Pada tahun 2014, WHO menyatakan sebanyak 58 kasus baru kanker


serviks terjadi setiap harinya, 26 wanita meninggal setiap hari karena kanker
serviks. Di Indonesia, satu jam satu wanita terbunuh karena kanker leher
rahim. Kanker mulut rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis
kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human papillomav Virus atau HPV adalah
virus yang dapat menyebabkan tumbuhnya kutil di berbagai bagian tubuh.
Virus ini hidup pada sel-sel kulit dan memiliki lebih dari 100 jenis yang
teridentifikasi. Saat ini sudah diketahui ada 120 type HPV.

Dari banyaknya jenis HPV, ada dua jenis virus HPV yang beresiko paling
tinggi menyebabkan kanker, yaitu HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini
yang menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks. Banyak wanita tidak
menyadari telah terinfeksi, karena HPV jenis ini tidak menimbulkan gejala.
Penting untuk menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski banyak
wanita yang terinfeksi tidak mengalami kanker. Dan 30 sampai dengan 40
type HPV diketahui menyerang area kelamin. HPV type 6 dan 11 adalah type
yang berisiko rendah, karena tidak menyebabkan kanker hanya menimbulkan
“ ANOGENITAL WARTS” atau kutil/ jengger ayam pada area kelamin,
diantaranya pada kulit penis, mulut vagina dan anus.

 Faktor-Faktor Dalam Infeksi HPV

Terdapat sejumlah faktor yang berpotensi meningkatkan risiko


seseorang untuk terkena virus ini. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:

1. 85% Rute Seksual


a. Sering Berganti Pasangan → Berhubungan seks dengan lebih dari
satu pasangan.
b. Alat Kelamin Manual
c. Alat Kelamin Oral

2. 10-15% Rute Non Seksual


a. Berbagi Pemakaian Barang Pribadi → Handuk, saputangan, dan kaus
kaki.
b. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah → Mengidap HIV/AIDS atau
menjalani kemoterapi.
c. Kulit yang Rusak → Luka terbuka.
d. Tidak Menjaga Kebersihan → Ke kamar mandi umum tanpa
mengenakan alas kaki.
e. Transmisi vertical → Ibu kepada bayinya.

 Manfaat Pemberian Vaksin HPV

Vaksinasi HPV merupakan upaya pencegahan primer yang diharapkan


akan menurunkan terjadinya infeksi HPV risiko tinggi, menurunkan kejadian
karsinogenesis kanker serviks dan pada akhirnya menurunkan kejadian
kanker serviks uterus. Infeksi HPV tipe 16 dan 18 ditemukan pada 70-80%
penderita kanker serviks, sehingga sejumlah itu pula yang diharapkan dapat
menikmati proteksi terhadap kanker serviks uteri. Pemberian vaksin
dilaporkan memberi proteksi sebesar 89%, karena vaksin tersebut dilaporkan
mempunyai cross protection dengan tipe lain.

 Efektifitas Vaksin HPV

Pada penelitian didapatkan bahwa vaksin bivalen HPV 16/18 VLP sangat
efektif menurunkan angka kejadian infeksi HPV dan infeksi menetap HPV
16/18 pada individu yang sudah mendapat vaksinasi lengkap. Efektifetas
vaksin dihubungkan dengan infeksi menetap HPV 16 dan 18, abnormalitas
dari pemeriksaan sel serviks yang dihubungkan dengan infeksi HPV 16 dan 18
dan angka kejadian CIN yang dihubungkan dengan infeksi HPV 16 dan 18.
Vaksin HPV 16/18 VLP ini akan merangsang produksi antibodi yang kadarnya
masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar antibodi yang dihasilkan
oleh tubuh sebagai respons alami dari infeksi virus HPV, respons kekebalan
tubuh yang ditimbulkan memiliki daya perlindungan yang lebih lama jika
dibandingkan dengan respons kekebalan tubuh yang ditimbulkan oleh infeksi
alami HPV. Vaksin bivalen HPV 16 dan 18 sangat aman dan sangat baik untuk
memberikan perlindungan terhadapa infeksi HPV pada populasi yang rutin
dilakukan pemeriksaan rutin serviks maupun yang tidak rutin melakukan
pemeriksaan.

 Pentingnya Vaksinasi HPV


Pemberian vaksinasi HPV sangat penting karna vaksin membantu
memberikan perlindungan dan pencegahan utama penyakin terkait HPV.
PAPDI, IDAI, HOGI, PERDOKSI menganjurkan pemberian vaksinasi HPV
untuk anak diatas 10 tahun. Vaksin yang dapat diberikan adalah Vaksin
HPV Bivalen 0,1,6 bulan; Vaksin HPV Quadrivalen 0,2,6 bulan. Respon
antibody terhadap natural infection 50% wanita tidak membentuk antibody
setelah infeksi HPV. Setelah natural infection kadar serum antibody
menjadi rendah, kadar antibody yang rendah tidak bisa melindungi
terhadap infeksi HPV berikutnya.
 Reaksi Vaksinasi
1. Gangguan pada lokasi penyuntikan, berupa nyeri, kemerahan,
pembengkakan. Kejadian indurasi dan parestesia lokal pada lokasi
penyuntikan sangat jarang terjadi.
2. Gangguan pada sistem saraf, diantaranya nyeri kepala dan pusing.
3. Gangguan pada sistem pencernaan berupa mual, muntah, diare, dan
nyeri perut.
4. Gangguan pada kulit dan jaringan subkutan berupa gatal, ruam kulit,
dan urtikaria.
5. Gangguan pada sistem otot, rangka dan jaringan ikat diantaranya
mialgia dan arthralgia.

Anda mungkin juga menyukai