Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

HPV adalah virus yang menyerang kulit dan membrane mukosa manusia antara lain mulut, cervix, vagina, uretra dan anus manusia. Ada lebih dari 100 strain virus HPV, namun sekitar 30 strain yang menyebabkan infeksi genital. Lima sampai enam juta orang Amerika terinfeksi HPV genital tiap tahunnya. Dua puluh juta orang Amerika sekarang terinfeksi HPV, dan 80 juta lainnya telah terinfeksi sebelumnya. Ini berarti 75% orang Amerika yang telah aktif secara seksual telah terinfeksi HPV.1 HPV dapat menyebabkan beberapa penyakit, antara lain penyakit kondiloma akuminata atau yang dikenal juga dengan genital warts, dan yang paling sering yaitu kanker serviks.2,3 Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bahkan menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, kanker jenis ini menempati urutan ke-2 sebagai kanker yang sering menjangkiti kaum hawa. Lebih dari 250.000 wanita meninggal akibat kanker serviks pada tahun 2005, dan yang terbanyak terjadi di negara berkembang.4 Diprediksikan akan terjadi peningkatan kematian mencapai 25% hingga 10 tahun ke depan. Pada tahun 2005 terdapat lebih dari 500.000 kasus baru kanker serviks dengan lebih dari 90% terdapat di negara berkembang. Jika diabaikan, kanker serviks yang invasif hampir selalu berkibat fatal.4 Namun, dengan ditemukan dan diperkenalkannya vaksin baru melawan Human Papilloma Virus (HPV), virus yang menyebabkan kanker serviks, setidaknya memberikan harapan baru bagi kesehatan wanita. Vaksin terbaru yang dipatenkan terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang telah menyebabkan 70% seluruh kanker serviks, vaksin ini juga efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan hampir 90%. Vaksin ini dan vaksin HPV lainnya masih dalam tinjauan di beberapa negara di seluruh dunia dan akan menawarkan kesempatan baru untuk mengurangi kanker serviks, yang merupakan kanker pembunuh wanita nomor 2.4

BAB II PEMBAHASAN
A. Human Papilloma Virus

Human Papilloma Virus adalah HPV adalah jenis virus yang cukup lazim. Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur. Kutil-kutil ini pada umumnya tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah sekitar alat kelamin sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat kelamin dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat melalui sentuhan atau penggunaan barang secara bersama).5 Dengan mikroskop elektron virus, HPV berbentuk ikosahedral dengan ukuran 55 nm, memiliki 72 kapsomer dan 2 protein kapsid, yaitu L1 dan L2. Virus DNA ini dapat bersifat mutagen. Infeksi HPV telah dibuktikan menjadi penyebab lesi prakanker, kondiloma akuminatum, dan kanker. Terdapat 138 strain HPV yang sudah diidentifikasi, 30 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual.5 Ada lebih dari seratus virus yang dikenal sebagai virus papilloma manusia (human papilloma virus/HPV). HPV dapat menyebabkan kanker leher rahim karena dapat membuat pertumbuhan sel menjadi tidak normal (dengan cara virus masuk ke dalam inti sel di leher rahim dan mengubah bentuk sel sehingga sel menjadi mudah rapuh dan pertumbuhannya menjadi tidak beraturan).5 Virus ini terdiri dari puluhan genotype, dan dapat menyerang berbagai bagian tubuh seperti jari dan tangan, telapak kaki, wajah, genital. Tipe Human papillomavirus cukup beragam. Dari 100 tipe HPV, hanya 30 di antaranya yang berisiko kanker serviks. Adapun tipe yang paling berisiko adalah HPV 16, 18, 31, dan 45. Sedangkan tipe 33, 35, 39, 51, 52, 56, 58, 59, dan 68 merupakan tipe berisiko sedang. Dan yang berisiko rendah adalah tipe 6,11, 26, 42, 43, 44, 53, 54, 55, dan 56. Dari tipe-tipe ini, HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab 70% kanker rahim yang terjadi, sedangkan HPV tipe 6 dan 11 merupakan penyebab 90% kandiloma akuminata jinak dan Papilloma laring pada anak-anak. Infeksi HPV memiliki keterkaitan dengan lebih dari 99% kasus kanker serviks di seluruh dunia.5

Berbagai jenis HPV menyebabkan kutil umum pada tangan atau kaki. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kutil kelamin pada penis, vagina dan dubur. Jenis HPV lain dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal yang disebut displasia. Displasia dapat berkembang menjadi kanker dubur pada laki-laki dan perempuan, dan kanker leher rahim (cervical cancer), atau kanker penis.2,3,5 Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus antara lain, kanker servik, kanker vulva dan vagina, kanker anal, kondiloma akuminata, respiratori papillomatosis berulang.6

B. Vaksinasi HPV

Dengan diketahuinya infeksi HPV sebagai penyebab kanker serviks , maka terbuka peluang untuk menciptakan vaksin dalam upaya pencegahan kanker serviks. Pada penelitian didapatkan bahwa vaksin bivalen HPV 16/18 VLP sangat efektif menurunkan angka kejadian infeksi HPV dan infeksi menetap HPV 16/18 pada individu yang sudah mendapat vaksinasi lengkap HPV ada wanita muda. Efektifitas vaksin juga sangat tinggi pada wanita yang tidak mendapatkan protokol vaksin secara lengkap.6 Vaksin bivalen HPV 16 dan 18 sangat aman dan ditoleransi oleh wanita yang mendapatkan vaksin tersebut. Vaksin HPV ini sangat baik untuk memberikan perlindungan terhadapan infeksi HPV pada populasi yang rutin dilakukan pemeriksaan rutin serviks maupun yang tidak rutin melakukan pemeriksaan. Pada negara yang sudah menjalankan program pemeriksaan rutin serviks secara berkala dengan benar, vaksin ini juga memiliki efektifitas yang sangat tinggi terhadap upaya pencegahan abnormalitas dari hasil pemeriksaan sel serviks yang dihubungkan dengan infeksi HPV tipe 16 dan 18.6

C. Sasaran dan Waktu Pemberian Vaksin Vaksin profilaksis akan bekerja efisien bila vaksin tersebut diberikan sebelum individu terpapar infeksi HPV. Vaksin mulai dapat diberikan pada wanita usia 10 tahun. Berdasarkan pustaka vaksin dapt diberikan pada wanita usia 10-26 tahun (rekomendasi FDA-US), penelitian memperlihatkan vaksin dapat diberikan sampai usia 55 tahun. Infeksi HPV yang menyerang organ genitalia biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, dan

imunisasi diberikan untuk melakukan perlindungan terhadap sejumlah besar penyakit yang dihasilkan oleh infeksi virus tersebut. Selain itu vaksin diberikan pada usia tersebut maka respon kekebalan tubuh yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan bila diberikan setelah pubertas, baik pada wanita maupun pada pria. Vaksinasi pada pria belum menghasilkan efektifitas yang memuaskan.6

D. Sediaan dan Komposisi

Terdapat dua jenis vaksin HPV L1 VLP yang sudah dipasarkan melalui uji klinis, yakni Cervarik dan Gardasil6 : a. Cervarix Adalah jenis vaksin bivalen HPV 16/18 L1 VLP vaksin yang diproduksi oleh Glaxo Smith Kline Biological, Rixensart, Belgium. Pada preparat ini, Protein L1 dari HPV diekspresikan oleh recombinant baculovirus vector dan VLP dari kedua tipe ini diproduksi dan kemudian dikombinasikan sehingga menghasilkan suatu vaksin yang sangat merangsang sistem imun . Preparat ini diberikan secara intramuskuler dalam tiga kali pemberian yaitu pada bulan ke 0, kemudian diteruskan bulan ke 1 dan ke 6 masingmasing 0,5 ml. b. Gardasil Adalah vaksin quadrivalent 40 g protein HPV 11 L1 HPV ( GARDASIL yang diproduksi oleh Merck) Protein L1 dari VLP HPV tipe 6/11/16/18 diekspresikan lewat suatu rekombinant vector Saccharomyces cerevisiae (yeast). Tiap 0,5 cc mengandung 20g protein HPV 6 L1, 40 gprotein HPV 11 L1, 20 g protein HPV18 L1. Tiap 0,5 ml mengandung 225 amorph aluminium hidroksiphosphatase sulfat. Formula tersebut juga mengandung sodium borat. Vaksin ini tidak mengandung timerasol dan antibiotika. Vaksin ini seharusnya disimpan pada suhu 20 80 C.

E. Dosis dan Cara Pemberiannya

Vaksin ini diberikan intramuskuler 0,5 cc diulang tiga kali, produk Cervarix diberikan bulan ke 0,1 dan 6 sedangkan Gardasil bulan ke 0, 2 dan 6 (Dianjurkan pemberian tidak melebihi waktu 1 tahun). Pemberian booster (vaksin ulangan), respon antibody pada pemberian vaksin sampai 42 bulan, untuk menilai efektifitas vaksin diperlukan deteksi respon antibodi.6
4

Bila respon antibodi rendah dan tidak mempunyai efek penangkalan maka diperlukan pemberian Booster. Vaksin profilaksis akan bekerja efisien bila vaksin tersebut diberikan sebelum individu terpapar infeksi HPV. Infeksi HPV yang menyerang organ genitalis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan, dan imunisasi siberikan untuk melakukan perlindungan terhadap sejumlah besar penyakit yang dihasilkan oleh infeksi virus tersebut.6 Sebagai target populasi dari imunisasi ini adalah wanita sebelum puber dan usia remaja. Hal ini disebabkan pada usia usia tersebut dimulainya aktivitas seksual seseorang. Sebaiknya vaksiniasi secara rutin diberikan untuk wanita umur 11 12 dengan dosis pemberian. Serial vaksin bisa dimulai saat wanita tersebut berumur 9 tahun. Selain itu vaksin juga direkomendasikan untuk diberikan pada umur 13 26 tahun yang tidak mendapat pengulangan vaksin atau tidak mendapatkan vaksin secara lengkap.6 Idealnya vaksin diberikan sebelum usia yang rentan kontak dengan HPV yaitu wanita yang akan memasuki usia seksual aktif sehingga wanita yang mendapat vaksinasi tersebut bisa merasakan keuntungan dari pemberian vaksin. Selain itu apabila vaksin siberikan pada usia tersebut, respons kekebalan tubuh yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan bila diberikan setelah pubertas. Vaksin dikocok lebih dahulu sebelum dipakai dan diberikan secara muskuler sebanyak 0,5 dan sebaiknya disuntikkan pada lengan (otot deltoid).6

F. Efek Samping & Kontraindikasi

Vaksin HPV mempunyai beberapa efek samping. Efek samping yang paling umum terjadi adalah sakit kepala. Selain itu, efek samping yang biasa muncul setelah penggunaan vaksin HPV antara lain demam, mual, pusing, nyeri di tempat injeksi, bengkak, eritema, gatal, dan memar.7 Vaksin HPV tidak dapat digunakan pada perempuan yang sedang hamil. Bila digunakan pada perempuan yang sedang hamil, maka dapat mengakibatkan terjadinya abortus spontan, kematian janin, dan kelainan congenital.7,8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Kanker serviks merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita di negaranegara sedang berkembang. Virus HPV merupakan karsinogen kanker serviks, infeksi HPV tipe 16 dan 18 paling banyak dijumpai pada penderita kanker serviks. Vaksinasi HPV merupakan bagian dari pencegahan primer yang masih baru, dan diharapkan dapat menurunkan kejadian kanker serviks uteri. Vaksinasi HPV dapat diberikan dengan mudah oleh semua tenaga kesehatan, terutama paling baik diberikan pada wanita yang belum pernah melakukan kontak seksual.

B. Saran

1. Meningkatkan pengetahuan atau penyuluhan terhadap masyarakat tentang kelompok resiko tinggi terkena kanker serviks, diantaranya:

Tingkatkan kebersihan/hygiene pada umumnya, yang khusus kebersihan genital antara lain khitan bagi kaum pria. Merawat infeksi mulut rahim yang ditemukan pada pap smear dengan baik. Meningkatkan sosialisasi tentang vaksinasi HPV dan penyuluhan pentingnya melakukan vaksinasi HPV.

2. Meningkatkan pemeriksaan Pap smear pada wanita kelompok resiko tinggi (high risk group).

DAFTAR PUSTAKA
1. The Medical Institute. Human Papilloma Virus. Diunduh dari:

http://wellnessproposals.com/health-care/handouts/sexual-health/hpv.pdf 2. Wiknjosastro GH. Genital Warts. Dalam: Ilmu Kebidanan. Ed.4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Jakarta, 2008: 930. 3. Wiknjosastro GH. Serviks Uteri. Dalam: Ilmu Kandungan. Ed.2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Jakarta, 2007: 380-90. 4. Depkes. Vaksin HPV Untuk Perangi Kanker Serviks. Diunduh dari

http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/873-vaksin-hpvntukperangi-kanker-serviks.html. 5. Sisilia Rani. Human Papilloma Virus. Diunduh dari:

http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/sisilia-rani-thoma0781141411.pdf. 6. Harry Gondo. Vaksin Human Papilloma Virus. Diunduh dari:

http://fk.uwks.ac.id/archieve/jurnal/Vol20Edisi%20Khusus%20Desember%202011 /VAKSIN%20HUMAN%20PAPILOMA%20VIRUS.pdf 7. CDC. HPV Vaccine Gardasil. Diunduh dari:

http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/vis/downloads/vis-hpv-gardasil.pdf 8. MERCK & CO.,INC. Gardasil. Diunduh dari:

http://www.merck.com/product/usa/pi_circulars/g/gardasil/gardasil_pi.pdf

Anda mungkin juga menyukai