Anda di halaman 1dari 9

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Human papillomavirus (HPV) adalah virus deoxyribonucleic acid
(DNA). untaian ganda yang menular secara seksual dan menginfeksi
permukaan kulit dan mukosa epitel (Kahn, 2009). Infeksi HPV pada genitalia
merupakan infeksi yang sering terjadi dan bersifat asimtomatik (Rusmil,
2008). Terdapat100 tipe HPV yang telah diketahui. Beberapa diantaranya
berperan dalam terbentuknya lesi prakanker, kanker leher rahim, dan kutil
kelamin (WHO, 2007). Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh
seseorang untuk memberikan perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat
penting untuk mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat
membahayakan wanita.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu HPV ?
2. Apa itu vaksin HPV ?
3. Apa saja manfaat dari vaksin HPV ?
4. Apa saja syarat pemberian vaksin HPV ?
5. Apa saja jenis-jenis dari vaksin HPV ?
6. Kapan jadwal pemberian vaksinasi HPV yang tepat ?
7. Bagaimana cara kerja dari vaksin HPV ?
8. Bagaimana efektivitas vaksinasi HPV ?
9. Bagaimana efek samping dari vaksin HPV ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang HPV
2. Untuk mengetahui tentang vaksin HPV
3. Untuk mengetahui manfaat dari vaksin HPV
4. Untuk mengetahui syarat pemberian vaksin HPV
5. Untuk mengetahui jenis-jenis dari vaksin HPV
6. Untuk mengetahui Kapan jadwal pemberian vaksinasi HPV yang tepat
2

7. Untuk mengetahui cara kerja dari vaksin HPV


8. Untuk mengetahui efektivitas vaksinasi HPV
9. Untuk mengetahui efek samping dari vaksin HPV
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian HPV


Human Papilloma Virus merupakan penyebab kanker serviks 99,7%. Virus
ini berukuran kecil berdiameter kurang lebih 55nm. HPV (Human Papilloma
Virus) juga disebut wart virus (virus kutil). Terdapat 100 tipe HPV yang telah
diidentifikasi. Empat puluh tipe tersebut menyerang wilayah genital. Dari 40
tipe tersebut, 13 diantaranya merupakan tipe onkogenik dan dapat
menyebabkan kanker serviks atau lesi prakanker pada permukaan serviks.
Sedangkan tipe lain disebut sebagai tipe risiko rendah yang lebih umum
menyebabkan kutil kelamin (genital wart). Tipe 16, 18, 31, 33 dan 35
menyebabkan perubahan sel-sel pada vagian atau serviks yang awalnya
menjadi displasia dan selanjutnya berkembang menjadi kanker serviks.
Secara global, HPV tipe 16 bersamaan dengan tipe 18 dapat menyebabkan
70% dari seluruh kejadian kanker serviks.
HPV ditularkan melalui aktivitas seksual terutama pada usia yang dini dan
melakukan dengan banyak pasangan seksual, selain itu dapat juga melalui
sentuhan kulit di wilayah genital tersebut (skin to skin contact). Sebagian
besar infeksi HPV menghilang melalui respon imun alamiah, setelah melalui
masa beberapa bulan hingga dua tahun. Meski demikian, kanker serviks dapat
berkembang apabila infeksi akibat HPV tipe onkogenik tidak menghilang.
Perkembangan dari infeksi HPV onkogenik menjadi kanker serviks dapat
terjadi apabila terjadi infeksi yang menetap pada beberapa sel yang terdapat
pada serviks (sel epitel pipih atau lonjong di zona transformasi serviks).
Selsel ini sangat rentan terhadap infeksi HPV dan ketika terinfeksi, akan
berlipat 18 ganda, berkembang melampaui batas wajar dan kehilangan
kemampuannya untuk memperbaiki abnormalitas genetiknya. Hal ini akan
mengubah susunan sel dalam serviks. Virus HPV akan bercampur dengan
sistim peringatan yang memicu respon imun yang seharusnya menghancurkan
sel normal yang terinfeksi oleh virus. Perkembangan sel yang tidak normal
pada epitel serviks akan berkembang menjadi prakanker yang disebut
4

Cervical intraepithelial Neoplasia (CN). Apabila memperhatikan infeksi HPV


onkogenik yang persisten, maka ditemukan tiga pola utama pada prakanker.
Dimulai dengan infeksi pada sel serta perkembangan sel-sel abnormal yang
dapat berlanjut menjadi intraepithelial Neoplasia dan pada akhirnya menjadi
kanker serviks.

2.2 Imunisasi Vaksin Human Papilloma Virus (HPV )


Imunisasi merupakan suatu pemindahan atau transfer antibodi secara aktif.
Sedangkan vaksinasi: adalah pemberian vaksin atau antigen yang dapat
merangsang pembentukan imunisasi atau antibody dari system imun didalam
tubuh. Menurut Maharani (2012) bahwa imunisasi vaksin Human Papilloma
Virus adalah salah satu upaya pencegahan primer untuk mencegah kanker
serviks, yang dapat meningkatkan sistem imun untuk mengenali dan
menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh sebelum terjadi infeksi.
Pengembangan vaksin HPV dimulai dari seorang peneliti kanker bernama
IH Frazer dari Department of Medicine, Princess, Alexandra Hospital,
Woolloongabba, Queensland, Australia, dengan mekanisme merangsang
antibodi untuk merespons kekebalan tubuh terhadap HPV.
Vaksinasinasi Human Papilloma Virus merupakan upaya pencegahan
primer yang diharapkan akan menurunkan terjadi infeksi HPV risiko tinggi,
menurunkan kejadian karsinogenesis kanker serviks dan pada akhirnya
menurunkan kejadian kanker serviks uterus (Andrijono, 2007).

2.3 Manfaat Vaksin HPV


Manfaat vaksin HPV ini tidak sama pada tiap-tiap orang, tergantung dari
seberapa besar paparan dari HPV yang telah terjadi. Bagi yang belum pernah
terpapar HPV, vaksin ini akan memberikan 100% proteksi terhadap infeksi
HPV 16 dan 18.

2.4 Syarat Pemberian Vaksinasi HPV


a) Dianjurkan pada saat seseorang yang belum melakukan aktivitas seksual.
Jika sudah pernah melakukan maka diharuskan melakukan pemeriksaan
pap’s smear.
5

b) Kondisi fisik sehat dan baik.


c) Dimulai vaksin HPV pada anak umur 9 tahun
d) Vaksinasi HPV juga direkomendasikan untuk wanita sejak usia 26 tahun
dan lelaki sejak usia 21 tahun, yang belum melengkapi vaksinasi HPV
atau baru akan mulai vaksinasi dengan 3 dosis lengkap.
e) Vaksinasi juga dianjurkan bagi pria sejak usia 22 hingga 26 tahun, yang :
1) Homo seksual (sex with men)
2) Yang menderita keadaan kelainan sistim imunologi tubuh
(immunocompromised) termasuk penderita penyakit HIV, atau
karena penyakit ataupun karena pengobatan steroid.
f) Vaksin HPV tidak direkomendasikan untuk wanita hamil.

2.5 Jenis-jenis Vaksin HPV


a) Jenis pertama yaitu Cervarix. Umumnya digunakan untuk mencegah
kanker serviks dan prakanker serviks. Vaksin jenis ini akan mencegah
infeksi HPV-16 dan HPV-18 yang secara umum sebagai penyebab kanker
serviks.Vaksin HPV ini hanya ditujukan untuk wanita.
b) Jenis kedua yaitu Gardasil. Digunakan untuk mencegah kanker dan pra
kanker serviks, vulva, vagina dan anus. Selain mencegah infeksi yang
disebabkan HPV-16, HPV-18, juga menangkal infeksi HPV-6 dan HPV-
11 sebagai penyebab kutil kelamin. Untuk laki-laki, penggunaan vaksin
ini dapat dilakukan pada usia 9-26 tahun.
c) Jenis terakhir yaitu Gardasil 9. Cakupan pencegahan infeksi HPV dari
vaksin ini lebih luas dari Gardasil sebelumnya, yaitu termasuk HPV-31,
HPV-33, HPV-45, HPV-52, dan HPV-58 yang terkait erat sebagai
penyebab kanker serviks. Untuk laki-laki, Gardasil 9 dapat digunakan
untuk usia 9-26 tahun.

2.6 Jadwal Pemberian Vaksin HPV


a) Kedua jenis vaksin HPV ini terdiri 3 dosis lengkap, dengan interval waktu
pemberian dosis ke2 diberikan dengan selang waktu 1 – 2 bulan setelah
6

pemberian dosis ke1, dan dosis ke3 diberikan dengan selang waktu atau
jedah 6 bulan setelah pemberian dosis ke1.
b) Jadwal untuk jenis vaksin HPV4 (Gardasil) adalah 0, 2 dan 6 bulan
c) Jadwal untuk jenis vaksin HPV2 (Cervarix) adalah 0, 1 dan 6 bulan

2.7 Cara kerja Vaksin HPV


Vaksin HPV bekerja seperti imunisasi lain. Para peneliti berhipotesis
bahwa komponen permukaan yang unik dari HPV dapat membuat respon
antibodi yang mampu melindungi tubuh terhadap infeksi, dan komponen ini
dapat digunakan untuk membentuk dasar vaksin.
Komponen permukaan HPV dapat berinteraksi satu sama lain untuk
membentuk Virus-Like Partikel (VLP) yang tidak menular, karena mereka
tidak memiliki DNA. Namun, VLP ini dapat menempel pada sel-sel dan
merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang dapat
mencegah papillomavirus menginfeksi sel dimasa mendatang.
Meskipun vaksin HPV dapat membantu mencegah infeksi HPV masa
depan, mereka tidak bisa membantu menghilangkan infeksi HPV yang ada.
Artinya mereka hanya berfungsi untuk mecegah terjadinya kanker serviks
bukan untuk mengobati.

2.8 Efektivitas Vaksinasi HPV


Vaksin HPV sangatlah efektif dalam mencegah infeksi dengan jenis HPV
target yang akurat sebelum seseorang terpapar oleh virus (sebelum kontak
seksual). Dalam sebuah percobaan yang melibatkan Gardasil dan Cervarix,
kedua vaksin ini menyediakan hampir 100 % perlindungan terhadap infeksi
leher rahim dengan HPV tipe 16 dan 18 dan perubahan sel leher rahim pun
dapat terlindungi. Gardasil 9 sama efektifnya dengan Gardasil dalam
pencegahan penyakit yang disebabkan oleh 4 jenis HPV (6, 11, 16, dan 18)
berdasarkan respon antibodi sejenis pada para peserta penelitian. Hasil dari
penelitian ini yaitu Gardasil 9 97 % efektif dalam mencegah penyakit leher
rahim, vulvar, dan pintu rahim yang disebabkan oleh 5 tambahan jenis HPV
(31, 33, 45, 52, dan 58) sebagai target.
Perlindungan terhadap jenis-jenis HPV telah ditemukan sejak 8 tahun
silam dengan Gardasil kurang lebih 9 tahun lalu dengan Cervarix. Durasi
perlindungan oleh Gardasil 9 masih belum diketahui. Penelitian jangka
7

panjang masih dilakukan untuk membantu para peneliti memahami durasi


total dari perlindungan vaksin HPV ini.
Sebuah percobaan klinis dari vaksin Gardasil pada pria mengindikasikan
bahwa ia bisa mencegah perubahan sel-sel di area rektum dan anus yang
disebabkan oleh infeksi menetap dan kutil kelamin. Analisis data dari peserta
wanita dalam penelitian klinis Cervarix ditemukan bahwa vaksin ini bisa
melindungi wanita terhadap infeksi HPV 16 dan 18 di anus dan bagian mulut.

2.9 Efek Samping Vaksin HPV


Efek samping Vaksin HPV yang paling umum yaitu:
a) Rasa nyeri singkat di tempat suntikan, eritema/kemerahan, bengkak. Ini
merupakan masalah yang biasa terjadi dengan efek samping vaksin
lainnya.
b) Pada sebagian kecil orang yang memiliki tingkat alergi berlebihan
terhadap efek samping vaksin ditakutkan akan terjadinya sinkop atau
pingsan sementara waktu.
c) Sakit kepala, pireksia, mual, fatigue (kelelahan)
8

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Human Papilloma Virus merupakan penyebab kanker serviks 99,7%. Virus
ini berukuran kecil berdiameter kurang lebih 55nm. HPV (Human Papilloma
Virus) juga disebut wart virus (virus kutil). Terdapat 100 tipe HPV yang telah
diidentifikasi. HPV ditularkan melalui aktivitas seksual terutama pada usia
yang dini dan melakukan dengan banyak pasangan seksual, selain itu dapat
juga melalui sentuhan kulit di wilayah genital tersebut (skin to skin contact).
Sebagian besar infeksi HPV menghilang melalui respon imun alamiah,
setelah melalui masa beberapa bulan hingga dua tahun.
Vaksinasinasi Human Papilloma Virus merupakan upaya pencegahan
primer yang diharapkan akan menurunkan terjadi infeksi HPV risiko tinggi,
menurunkan kejadian karsinogenesis kanker serviks dan pada akhirnya
menurunkan kejadian kanker serviks uterus (Andrijono, 2007).
Manfaat vaksin HPV ini tidak sama pada tiap-tiap orang, tergantung dari
seberapa besar paparan dari HPV yang telah terjadi. Bagi yang belum pernah
terpapar HPV, vaksin ini akan memberikan 100% proteksi terhadap infeksi
HPV 16 dan 18.

DAFTAR PUSTAKA
Heffner, Linda J. dan Danny J. Schust. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga.

Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.

Adekanle, D. A., Adeyemi, A. S. & Afolabi, A. F., 2011, Knowledge, Attitude


9

and Cervical Cancer Screening Among Female Secondary School

Teacher in Osogbo, Southwest Nigeria, Academic Journal of CancerResearch, 4, pp. 24-


28.

National Cancer Institute, 2014, General Information About Cervical Cancer,


http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/cervical/Patient/page1

Anda mungkin juga menyukai