Anda di halaman 1dari 32

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Peningkatan populasi lansia di Indonesia yang dapat menimbulkan permasalahan
terkait aspek medis, psikologis, ekonomi, dan sosial. Lanjut Usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Indonesia
tahun 2008 yang dipakai untuk pencatatan Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia di Puskesmas
yaitu: usia pra lansia 45-59 tahun, lanjut usia (Lansia) 60-69 tahun dan usia lanjut risiko
tinggi usia 70 tahun atau lanjut usia berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan.1,2
Berdasarkan data WHO tahun 2010, dari penduduk dunia sebesar 6,9 milyar terdapat
759 juta berusia 60 tahun ke atas (11%) dan 105 juta berusia 80 tahun keatas (1,5%). Hasil
Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah
penduduk lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan data dari Depkes RI, jumlah populasi
Lansia di Indonesia tahun 2010 mencapai 24 juta atau 9,77%. Secara global populasi lansia
diprediksi terus mengalami peningkatan. Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat
lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia setelah tahun 2100.1,2
Struktur ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya rata-rata
Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia. Tingginya UHH merupakan salah satu
indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan.
Sejak tahun 2004 - 2015 memperlihatkan adanya peningkatan Usia Harapan Hidup di
Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi tahun 2030-2035 mencapai 72,2
tahun. Dengan terjadinya peningkatan umur harapan hidup karena peningkatan taraf hidup
dan keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan dengan akibat meningkatkatnya
populasi penduduk lansia.1,3
Hasil proyeksi penduduk 2010-2035, Indonesia akan memasuki periode lansia
(ageing), dimana 10% penduduk akan berusia 60 tahun ke atas di tahun 2020. Adapun
sebaran penduduk lansia menurut provinsi pada tahun 2015, dimana provinsi dengan
persentase lansia tertinggi adalah DI Yogyakarta (13,4%) dan terendah adalah Papua

1
(2,8%). Sedangkan DKI Jakarta dan Jawa Barat menunjukan angka prevalensi 6,5% dan
8,3%. Bila dilihat dari jenis kelamin, penduduk lansia yang paling banyak adalah
perempuan.1
Sekitar 80% Lansia mengalami kondisi kronis yang dihubungkan dengan penyakit
degeneratif. Menurut Riskesdas tahun 2013, 10 penyakit terbanyak yang diderita lansia di
Indonesia adalah hipertensi, artritis, stroke, PPOK, DM, kanker, penyakit jantung koroner,
batu ginjal, gagal jantung, dan gagal ginjal. Dapat dilihat bahwa penyakit kronis dan
degeneratif masih menempati urutan yang tingi dalam penyakit yang diderita lansia. Angka
kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan
penduduk. Angka kesakitan tergolong sebagai indikator kesehatan negatif. Semakin rendah
angka kesakitan menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik. Angka
kesakitan penduduk lansia tahun 2014 sebesar 25,05% artinya bahwa dari setiap 100 orang
lansia terdapat 25 orang di antaranya mengalami sakit. Bila dilihat perkembangannya dari
tahun 2005-2014, derajat kesehatan penduduk lansia mengalami peningkatan yang ditandai
dengan menurunnya angka kesakitan pada lansia.1,4,5,6
Program-program kesehatan yang ada saat ini belum cukup memberikan perhatian
terhadap kondisi lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Salah satu contohnya adalah
masih kurangnya bentuk pembinaan, pemeriksaan, pengobatan, dan penyuluhan kepada
kelompok lansia ini. Sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan dan pembinaan
kesehatan terhadap lanjut usia tersebut yang mulai diberikan pada pra lanjut usia (usia 45-59
tahun).1,7

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Berdasarkan data dari Depkes RI, jumlah populasi Lansia di Indonesia tahun 2010
mencapai 24 juta atau 9,77%.
1.2.2 Hasil proyeksi penduduk 2010-2035, Indonesia akan memasuki periode lansia (ageing),
dimana 10% penduduk akan berusia 60 tahun ke atas di tahun 2020.
1.2.3 Sekitar 80% Lansia mengalami kondisi kronis yang dihubungkan dengan penyakit
degeneratif. Menurut Riskesdas tahun 2013, 10 penyakit terbanyak yang diderita lansia di
Indonesia adalah hipertensi, artritis, stroke, PPOK, DM, kanker, penyakit jantung
koroner, batu ginjal, gagal jantung, dan gagal ginjal.

2
1.2.4 Program-progr am kesehatan yang ada saat ini belum cukup memberikan perhatian
terhadap kondisi lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Salah satu contohnya adalah
masih kurangnya bentuk pembinaan, pemeriksaan, pengobatan, dan penyuluhan kepada
kelompok lansia ini.
1.2.5 Cakupan pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas Wanakerta tahun 2017 mencapai 59%
dimana target pelayanan kesehatan usia lanjut adalah sebesar 70%.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program Upaya Kesehatan Kelompok
Usia Lanjut di Puskesmas Wanakerta, Karawang pada periode Januari sampai dengan
Desember 2017 menggunakan pendekatan sistem.

1.3.2. Tujuan Khusus


1.3.2.1. Diketahuinya frekuensi pertemuan kelompok lansia per tahun di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017
1.3.2.2. Diketahuinya jumlah kehadiran kader pada setiap pertemuan kelompok lansia di
wilayah kerja periode Januari sampai dengan Desember 2017
1.3.2.3. Diketahuinya cakupan penimbangan dan pengukuran tinggi badan lansia di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017.
1.3.2.4. Diketahuinya cakupan pemeriksaan kesehatan berkala pada lansia di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017
1.3.2.5. Diketahuinya cakupan pemeriksaan laboratorium pada lansia di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017
1.3.2.6. Diketahuinya cakupan penyuluhan pada lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017
1.3.2.7. Diketahuinya frekuensi kegiatan rujukan pada lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017
1.3.2.8. Diketahuinya jenis kegiatan sektor terkait di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta
periode Januari sampai dengan Desember 2017

3
1.3.2.9. Diketahuinya sumber pendanaan yang berasal dari masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017.

1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator
1.4.1.1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menempuh
pendidikan.
1.4.1.2. Memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program Upaya Kesehatan
Kelompok Usia Lanjut melalui strategi Puskesmas Santun Lansia di Puskesmas dalam
lingkup wilayah kerjanya.
1.4.1.3. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Puskesmas khususnya
pada Pelayanan Upaya Kesehatan Kelompok Usia Lanjut dan merangsang cara berpikir
kritis dan ilmiah.

1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi


1.4.2.1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan.
1.4.2.3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas yang
menghasilkan dokter yang berkualitas.

1.4.3. Bagi Puskesmas Wanakerta


1.4.3.1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program Puskesmas
khususnya pada Pelayanan Upaya Kesehatan Kelompok Usia Lanjut disertai dengan
usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya.
1.4.3.2. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
Puskesmas Santun Lansia sehingga memenuhi target cakupan program.
1.4.3.3. Memberikan masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program Puskesmas Santun Lansia secara optimal.

4
1.4.4. Bagi Masyarakat
1.4.4.1. Memperbaiki program sehingga pelayanannya menjadi lebih baik bagi masyarakat.
1.4.4.2. Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat meningkatkan
kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan mengikuti program Puskesmas Santun
Lansia.

1.5. Sasaran
Seluruh penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra Lansia),
berusia 60-69 tahun (Lanjut usia), lansia risiko tinggi yang berusia ≥ 70 tahun atau ≥ 60
tahun dengan masalah kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta periode
Januari sampai dengan Desember 2017.

5
Bab II
Materi dan Metoda

2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan
Puskesmas mengenai program Pelayanan Kesehatan Kelompok Usia Lanjut di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017 yang dilaksanakan
oleh 10 posyandu lansia dari 10 desa binaan Puskesmas Wanakerta, yang berisi kegiatan :
1. Frekuensi kegiatan posyandu lansia
2. Jumlah kehadiran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
3. Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
4. Pemeriksaan kesehatan berkala
5. Pemeriksaan laboratorium
6. Penyuluhan
7. Kegiatan rujukan
8. Pencatatan dan pelaporan

2.2. Metoda
Evaluasi Program ini dilaksanakan dengan cara membandingkan cakupan program pelayanan
kesehatan kelompok usia lanjut terhadap target yang sudah direncanakan selama periode Januari
sampai dengan Desember 2017 dengan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
diinterpretasikan dengan pendekatan sistem. Data dibandingkan dengan tolok ukur yang telah
ditentukan dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga ditemukan masalah pada program
pelayanan kesehatan kelompok usia lanjut. Apabila masalah yang ditemukan banyak, maka
dilakukan prioritas masalah. Pemecahan masalah diberikan dalam bentuk usulan dan saran
berdasarkan penyebab dari masing-masing unsur keluaran, dengan menggunakan pendekatan
sistem.

6
Bab III
Kerangka Teoritis

3.1. Bagan Teori Pendekatan Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan
oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga, sarana,
dana dan metode.
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan
non fisik
5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut

7
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem

3.2. Tolok Ukur


Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik, dan
dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program Upaya
Kesehatan Kelompok Usia Lanjut.

8
Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan, diambil dari:
- Data geografis UPTD Puskesmas Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten
Karawang tahun 2017.
- Data demografis wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta, Kecamatan Teluk Jambe
Barat, Kabupaten Karawang tahun 2017.
- Laporan profil UPTD Puskesmas Wanakerta tahun 2017
- Laporan tahunan UPTD Puskesmas Wanakerta tahun 2017.
- Laporan profil promosi kesehatan UPTD Puskesmas Wanakerta tahun 2017.
- Laporan Bulanan kegiatan kesehatan usia lanjut di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017

4.2.Data Umum
4.2.1. Data Geografis
UPTD Puskesmas Wanakerta terletak di Desa Wanakerta Kecamatan Telukjambe Barat,
yang merupakan Puskesmas Induk dengan luas wilayah 6.107 Ha yang terdiri dari tanah darat
4.064 Ha dan pesawahan 2.043 Ha.
Secara administratif UPTD Puskesmas Wanakerta Kecamatan Telukjambe Barat berbatasan
dengan :
 Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Wadas
 Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pangkalan
 Sebelah Timur : Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciampel
 Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Bekasi
UPTD Puskesmas Wanakerta berjarak ± 5 KM dari Kantor Kecamatan Telukjambe Barat dan
± 15 KM dari Kantor Pemerintahan Daerah Kabupaten Karawang dengan waktu tempuh ± 30
Menit menggunakan kendaraan roda empat. UPTD Puskesmas Wanakerta mempunyai wilayah
kerja terdiri dari 10 desa, 20 dusun, 40 RW dan 112 RT dengan jarak desa terjauh 7,5 KM dari
Puskesmas Wanakerta dengan waktu tempuh ± 45 Menit dengan kendaraan roda empat dan ± 30
Menit dengan kendaraan roda dua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

9
TABEL 1.
DATA DESA DENGAN KETERJANGKAUAN PELAYANAN KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS WANAKERTA

JARAK KE BIAYA (Rp)


JUMLAH WAKTU
NO DESA PUSKESMAS MOBIL
RT/RW (MENIT) OJEG
(KM) UMUM
1 Wanajaya 10 / 4 1.5 10 2.000 5.000
2 Wanakerta 14 / 5 0 0 0 0
3 Wanasari 9/4 2 10 2.000 5.000

4 12 / 4 4 15 3.000 10.000
Karangmulya
5 Mulyajaya 9/4 4,5 20 - 15.000
6 Mekarmulya 8/4 7 30 - 15.000
7 Parungsari 9/2 7,5 45 - 20.000
8 Karangligar 15 / 4 6 30 - 15.000
9 Margamulya 12 / 4 5 25 3.000 10.000
10 Margakaya 14 / 5 6 30 4.000 10.000
Puskesmas 112 / 40 - - - -
Sumber : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Wanakerta Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dilihat waktu tempuh terlama adalah wilayah desa
Parungsari yaitu selama 45 menit dengan biaya menggunakan ojeg sebesar Rp. 20.000.
Kesepuluh desa tersebut dapat dicapai dengan menggunakan kendaaraan roda dua atau roda
empat. Keterjangkauan pelayanan kesehatan salah satunya dapat dilihat dari geografis
wilayah dan kemudahan transportasi.

B. DATA DEMOGRAFI
1. Data Sasaran Riil

TABEL 2 . DATA SASARAN RIIL UPTD PUSKESMAS WANAKERTATAHUN 2017


JML BALITA
PRA
NO NAMA DESA PENDUDUK JUMLAH BUMIL BULIN BUFAS BAYI (1-5 WUS PUS
L P TAHUN) SEKOLAH

1 Wanajaya 5580 130 126 126 126 396 134 1660 1525
2 Wanakerta 4554 106 114 114 114 364 64 1128 1267
3 Wanasari 4464 93 71 71 71 345 115 1500 1310
4 Karangmulya 6345 154 158 158 158 497 118 1903 1713
5 Mulyajaya 4182 92 92 92 91 294 98 1560 1422
6 Mekarmulya 3997 84 85 85 85 313 53 1332 1079

10
7 Karangligar 5272 68 79 79 79 396 156 1586 1832
8 Parungsari 4377 133 134 134 132 429 87 1268 1210
9 Margamulya 4547 102 91 91 90 343 75 1832 1227
10 Margakaya 5159 109 114 114 114 396 144 1210 1370
JUMLAH 24774 24328 48477 1071 1064 1064 1060 3773 1044 14979 13265

2. Jumlah penduduk Pralansia dan Lansia


Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

Pra Lansia 1753 1869 3622

Lansia 1843 1883 3726

Total 3596 3676 7348

TABEL 3. DATA SASARAN PROYEKSI UPTD PUSKESMAS WANAKERTA TAHUN 2017

JML
PRA
NO NAMA DESA PENDUDUK JUMLAH BUMIL BULIN BUFAS BAYI BALITA
L P SEKOLAH

1 Wanajaya 2850 2705 5555 153 146 146 139 405 184
2 Wanakerta 2615 2483 5098 141 134 134 128 372 194
3 Wanasari 2578 2447 5025 139 132 132 126 366 161
4 Karangmulya 3573 3392 6966 192 184 184 175 508 210
5 Mulyajaya 2369 2249 4618 127 122 122 116 337 148
6 Mekarmulya 2252 2138 4389 121 116 116 110 320 174
7 Karangligar 3086 2930 6016 166 158 158 151 439 198
8 Parungsari 2483 2357 4840 134 128 128 121 353 162
9 Margamulya 2466 2341 4807 133 127 127 121 351 180
10 Margakaya 2850 2705 5555 153 146 146 139 405 202
JUMLAH 27122 25749 52871 1459 1393 1393 1327 3855 1814

11
2. Data Agama yang dianut
Agama yang dianut sebagian besar penduduk di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Wanakerta Kecamatan Telukjambe Barat adalah islam sebanyak 99,5 %,
Kristen Protestan 0,45, Katolik 0,05 % dan Hindu 0,05 %.
3. Mata Pencaharian
Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta
Kecamatan Telukjambe Barat sebagian besar adalah Wiraswasta/serabutan atau
sebanyak 67%.
4. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta
Kecamatan Telukjambe Barat sebagian besar adalah tamat Sekolah Dasar (SD) atau
sebanyak 36,8%.
5. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta
Kecamatan Telukjambe Barat sebagian besar adalah :
 Pondok Pesantren (PonPes) :5
 Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) : 23
 Taman Kanak / RA :5
 Sekolah Dasar (SD) : 28
 Madrasah Ibtidiyah (MI) :2
 Sekolah Menengah Pertama / Mts :5
 Sekolah Menengah Atas / SMK :3

C. DATA KHUSUS
1. Data Sarana Kesehatan
UPTD Puskesmas Wanakerta selain sebagai puskesmas Perawatan dan Poned di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Wanakerta, juga terdapat sarana pelayanan kesehatan
swasta sebagai mitra dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
diantaranya :

12
TABEL 4
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS WANAKERTA
TAHUN 2017

KETERANGAN
NO JENIS SARANA KESEHATAN PEMERINTAH SWASTA

1 Puskesmas Pembantu 2 - Aktif 1


2 Poskesdes 10 -
3 Polindes 5 -
4 Pusling 9 -
5 Ambulan / Pusling 1 -
6 Pos Bindu 10 -
7 Posyandu 57 -

8 Klinik Swasta / Pondok Bersalin - -

9 Balai Pengobatan 1 1

BP Sore : - Dokter Umum 3 5


10 - - Perawat 7 12
- - Bidan 19 4

11 Pengobatan Tradisional - -
12 Apotek 1 2
13 Toko Obat - 1
2. Sarana Non Medis

- Loket pendaftaran khusus lansia : tidak ada


- Balai pengobatan khusus lansia : tidak ada
- Ruang konseling khusus lansia : tidak ada
- Loket obat khusus lansia : tidak ada
- Ruang pelayanan rujukan khusus lansia : tidak ada
- Buku pencatatan kegiatan : ada
- Alat peraga penyuluhan : ada
- Spanduk/leaflet/brosur/pamflet : tidak ada
-

13
2. Data Tenaga Kesehatan
TABEL 5
JUMLAH KETENAGAAN / KARYAWAN
UPTD PUSKESMAS WANAKERTA

JUMLAH
NO JENIS TENAGA
PNS PTT SUKWAN
1 Dokter Umum 1 1
2 Dokter Gigi 1 - -
3 Sarjana Kesehatan 6 - -
4 Akademi Perawat 4 - 2
5 SPK 3
6 Bidan (Akademi) 14 4 12
7 Perawat Gigi 1 - -
8 Ahli Gizi 1 - -
9 Sanitarian 1 - -
10 Juru Imunisasi 1 - -
11 Petugas Obat 1 - -
12 Portir - - 1
13 Petugas Kebersihan - - 2
JUMLAH 30 9 13

3. Dana

 Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) : Ada


a) Metode
 Frekuensi kegiatan posyandu lansia
Frekuensi pertemuan posyandu lansia dijadwalkan secara teratur minimal 1x
perbulan untuk setiap desa.
 Jumlah kehadiran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
Penghitungan dan pencatatan jumlah kader yang hadir pada setiap kegiatan
posyandu lansia
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan

14
Penimbangan berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan jarum
merek “Camry” yang sudah ditera terlebih dahulu. Penimbangan dilakukan
dengan menggunakan baju tipis dan tanpa alas kaki. Pengukuran tinggi badan
dilakukan dengan menggunakan microtoise merek “GEA” yang sudah ditera
terlebih dahulu. Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan cara lansia berdiri
tegak tanpa alas kaki dan kemudian alat ukur ditarik kebawah sampai menyentuh
puncak kepala. Setelah dilakukan pembacaan pada kedua pengukuran, dilakukan
penghitungan menentukan indeks masa tubuh dan kemudian diinterpretasikan.
 Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan dengan dengan cara melakukan
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan status mental, dan mencatat keluhan
lansia pada saat datang ke puskesmas atau pada saat hadir di kegiatan Posyandu
lansia yang dilakukan 1 bulan sekali di setiap desa.
 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan dilakukan atas indikasi pada lansia yang datang ke Puskesmas
ataupun Posyandu lansia yang dilakukan di setiap desa.
 Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan di dalam gedung Puskesmas ataupun di luar gedung saat
pelaksanaan Posyandu lansia dengan topik yang berhubungan dengan penyakit-
penyakit yang sering diderita oleh lansia dan bagaimana cara lansia memperbaiki
kualitas hidup dalam rangka menghindari penyakit-penyakit tersebut.
● Kegiatan Rujukan
Memberikan pelayanan rujukan di puskesmas yang dapat dilakukan secara
vertikal dari tingkat pelayanan dasar ke tingkat pelayanan spesifik di rumah sakit,
atau secara horizontal ke sarana tingkat pelayanan yang mempunyai sarana lebih
lengkap.
● Pencatatan dan pelaporan
Dilakukan dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP2TP).
Pencatatan dilakukan setiap kali selesai kegiatan posyandu lansia dan pelaporan
dilakukan setiap bulan, dimana laporan tersebut kemudian disampaikan ke

15
pengelola SP2TP puskesmas, untuk dilakukan rekapitulasi dan kemudian hasilnya
dilakukan untuk evaluasi.

4.2.2. Proses
a) Perencanaan
 Frekuensi kegiatan posyandu lansia
Pada setiap awal bulan dijadwalkan pelaksanaan kegiatan posyandu lansia di
setiap desa.
 Jumlah kehadiran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
Jumlah kader pada setiap kegiatan posyandu lansia minimal 3 orang pada setiap
kegiatan posyandu lansia.
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Dilakukan 1 bulan sekali oleh petugas posyandu lansia atau kader di masing-
masing posyandu lansia pada pukul 09.00 – 11.00.
 Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah, status mental, dan
pencatatan keluhan lansia oleh petugas posyandu lansia atau kader di masing-
masing posyandu lansia pada pukul 09.00 – 11.00.
 Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan laboratorium di puskesmas setiap hari kerja pukul 08.00-
12.00 atau pemeriksaan gula darah sewaktu di posyandu lansia setiap bulan atas
indikasi pada pukul 09.00-11.00.
 Penyuluhan
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan lansia oleh petugas
posyandu lansia atau kader di masing-masing posyandu lansia pada pukul 09.00 –
11.00. Materi penyuluhan yang disampaikan meliputi penyakit-penyakit yang
sering diderita oleh lansia, cara hidup sehat pada lansia, makanan yang dianjurkan
dan dipantang, dan masalah kesehatan lainnya.
● Kegiatan Rujukan
Memberikan pelayanan rujukan di puskesmas yang dapat dilakukan secara
vertikal dari tingkat pelayanan dasar ke tingkat pelayanan spesifik di rumah sakit,

16
atau secara horizontal ke sarana tingkat pelayanan yang mempunyai sarana lebih
lengkap.
● Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan setiap selesai kegiatan posyandu lansia pukul 11.00-12.00
oleh petugas posyandu lansia atau kader. Pelaporan dilakukan akhir bulan oleh
petugas program Upaya Kesehatan Kelompok Usia Lanjut di Puskesmas
Wanakerta, pukul 08.00 – 12.00.

b) Pengorganisasian
Pengorganisasian tertulis dan pembagian tugas dalam melaksanankan program Upaya
Kesehatan Kelompok Usia Lanjut di UPTD Puskesmas Wanakerta, Karawang.

Struktur Organisasi Upaya Kesehatan Kelompok Usia Lanjut


Puskesmas Wanakerta 2017

Kepala Puskesmas
Guruh Sapta, SKM

Kepala Sub Bagian Tata


Usaha

Koordinator
Program

Kader
Posbindu

c) Pelaksanaan
 Frekuensi kegiatan posyandu lansia
Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan,
yaitu dilakukan 1 bulan sekali untuk setiap desa.
 Jumlah kehadiran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia

17
Jumlah kader pada setiap kegiatan posyandu lansia adalah 3 orang pada setiap
desa.
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Dilakukan 1 bulan sekali oleh petugas posyandu lansia atau kader di masing-
masing posyandu lansia pada pukul 09.00 – 11.00.
 Pemeriksaan kesehatan berkala
Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah dan pencatatan
keluhan lansia oleh petugas posyandu lansia atau kader di masing-masing
posyandu lansia pada pukul 09.00 – 11.00.
 Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan laboratorium di puskesmas setiap hari kerja pukul 08.00-
12.00 atau pemeriksaan gula darah sewaktu di posyandu lansia setiap bulan atas
indikasi pada pukul 09.00-11.00.
 Penyuluhan
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan lansia oleh petugas
posyandu lansia atau kader di masing-masing posyandu lansia pada pukul 09.00
– 11.00.
● Kegiatan Rujukan
Kegiatan rujukan selalu diusahakan untuk dilakukan, namun pasien sering kali
menolak untuk dirujuk dengan beberapa alasan antara lain; masalah biaya,
transportasi, pendamping, dan sebagainya.
● Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan setiap selesai kegiatan posyandu lansia pukul 11.00-12.00
oleh petugas posyandu lansia atau kader. Pelaporan dilakukan akhir bulan oleh
petugas program Upaya Kesehatan Kelompok Usia Lanjut di UPTD Puskesmas
Wanakerta, pukul 08.00 – 12.00.
d) Pengawasan
 Pencatatan dan pelaporan
- Bulanan dan triwulanan
 Rapat
- Rapat evaluasi bulanan dilakukan pada akhir bulan

18
4.2.3. Keluaran
a) Frekuensi posyandu lansia : 120 kali dalam 1 tahun
b) Kehadiran kader saat posyandu lansia : 3 orang tiap desa
c) Cakupan Pelayanan Kesehatan
Cakupan Penimbangan :
Jumlah lansia yang ditimbang : 2.726 orang
Jumlah semua lansia : 7.348 orang

Jumlah lansia yang ditimbang


Cakupan Penimbangan = X100%
Jumlah semua lansia

2.726
= 7.348 X 100% = 37,09%
Cakupan Pemeriksaan kesehatan
Jumlah lansia yang diperiksa : 2.726 orang
Jumlah semua lansia : 7.348 orang

Cakupan Pemeriksaan Jumlah lansia yang diperiksa X 100%


Kesehatan = Jumlah semua lansia
2.726
= X 100% = 37,09 %
7348

Cakupan Pemeriksaan Laboratorium atas Indikasi


Jumlah lansia yang melakukan pemeriksaan lab (per tahun) : 0 orang
Jumlah seluruh lansia : 7.348 orang
Jumlah lansia yang melakukan pemeriksaan
Cakupan lab= lab X 100%
Jumlah seluruh lansia
0
X 100% =0%
7.348
*(data pemeriksaan labororium dalam gedung/puskesmas tidak berdasarkan usia)

19
Cakupan Penyuluhan
Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan :2.726 orang
Jumlah seluruh pra lansia dan lansia : 7.348 orang
Frekuensi penyuluhan (per tahun) : 12 kali

Jumlah lansia yang mendapat


penyuluhan X100%
Cakupan Penyuluhan =
Jumlah seluruh lansia
2.726
= X 100% = 37,09%
7.348

d) Kegiatan Rujukan : tidak ada data


e) Jenis kegiatan lintas sektoral : ada, tidak rutin dilakukan

4.2.3.1. Lingkungan
a) Fisik :
- Lokasi : Lokasi posyandu lansia mudah dijangkau oleh para lansia dengan
sarana transportasi yang ada (sepeda motor). Terdapat akses jalan yang bisa
dilalui sepeda motor dan terletak di jalan-jalan besar yang mudah dijangkau.
Walaupun sebagian jalan masih berlubang-lubang dan masih banyak jalan
yang belum diaspal (berbatu-batu) tetapi tidak mempengaruhi pelaksanaan
program secara signifikan.
- Iklim : Iklim tidak mempengaruhi pelaksanaan program
- Fasilitas kesehatan lain : Tersedia fasilitas kesehatan lain dan dapat bekerja
sama dengan baik
b) Non Fisik
- Tingkat pendidikan masyarakat yaitu mayoritas penduduk dengan pendidikan
SD 36,8% dan tidak/belum pernah sekolah 25%, sehingga kesadaran akan
pentingnya menjaga kesehatan di usia tua kurang.
- Agama mayoritas yaitu Islam sebesar 99,5%.

20
4.2.3.2. Umpan Balik
- Terdapat pencatatan dan pelaporan setiap bulan, sesuai dengan waktu dan dibagi
berdasarkan usia yang akan dapat digunakan sebagai masukan untuk perencanaan
program Upaya Kesehatan Kelompok Usia Lanjut selanjutnya.
- Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya untuk monitoring dan
mengevaluasi program yang telah dijalankan

4.2.3.3. Dampak
a) Dampak Langsung : diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan lansia dan
mewujudkan lansia yang mandiri.
b) Tidak Langsung : diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup

21
Bab V

Pembahasan

5.1 Masalah Menurut Variabel Keluaran


No. Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah

1 Cakupan >60% 37,09% (+) 22,91%


penimbangan

2 Cakupan >60% 37,09% (+) 22,91%


pemeriksaan
kesehatan

3 Cakupan >60% 0% (+) 60%


pemeriksaan
laboratorium

4 Cakupan .>60% 37,09% (+) 22,91%


penyuluhan

5 Kegiatan >2 jenis - (+)


Rujukan

22
5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah

1 Sarana dan Loket pendaftaran, Tidak ada (+)


prasarana balai pengobatan,
loket obat, ruang
konseling dan ruang
rujukan khusus lansia

2 Sarana Medis Ada Ada, namun masih


kurang untuk
melakukan
pemeriksaan dengan
jumlah yang banyak.

3 Alat Peraga Ada Ada


Penyuluhan

4 KMS Lansia Ada Ada, tapi tidak (+)


didistribusikan dengan
baik

5 Pemeriksaan Dilakukan Tidak terdapat alat (+)


laboratorium pemeriksaan pemeriksaan
laboratorium berkala laboratorium
setiap 3 bulan pada sederhana pada saat
lansia posyandu lansia

23
5.3 Masalah Menurut Variabel Proses
No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1 Perencanaan Terdapat perencaan Tidak ada perencanaan (+)


tertulis mengenai tertulis menurut 10 tahapan
kegiatan posyandu program penyehatan.
lansia

2 Pengorganisasian Terdapat pengaturan, Tidak terdapat pembagian (+)


pembagian tugas yang tugas secara tertulis pada
teratur struktur dalam
melaksanakan tugasnya
dan petugas lansia hanya 1
orang
3. Pelaksanaan

3.1 Frekuensi Posyandu Dilakukan satu kali Rutin dilakukan setiap


lansia dalam 1 bulan di setiap desa
desa
3.2 Penyuluhan Dilakukan di setiap Dilakukan penyuluha n di
desa satu kali dalam 1 setiap desa satu kali dalam
bulan 1 bulan
Dilakukan kegiatan
penyuluhan di luar
gedung dan kunjungan
rumah bagi lansia yang
tidak datang ke
pertemuan

24
Bab VI
Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program Upaya Kesehatan Kelompok


Usia Lanjut di Puskesmas Wanakerta periode Januari sampai dengan Desember 2017, sebagai
berikut:
Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya):
A. Cakupan penimbangan sebesar 37,09% dari target > 60% (masalah sebesar 22,91%)
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,09% dari target > 60% (masalah sebesar 22,91%)
C. Cakupan pemeriksaan lab 0% dari target > 60% (masalah sebesar 60%)
D. Cakupan penyuluhan 37,09% dari target > 60% (masalah sebesar 22,91%)
E. Tidak terdapat kegiatan rujukan dari target >2 jenis
F. Tidak ada pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat dari target >50% (besar masalah
50%)
Masalah menurut unsur lain (penyebab lain) :
 Dari Masukan:
- Sarana dan prasarana yang kurang jumlahnya dalam menangani pasien di posyandu
lansia.
- Pemeriksaan laboratorium tidak dicatat menurut usia
 Dari Proses:
- Tidak terdapat pembagian tugas secara tertulis pada struktur dalam melaksanakan
tugasnya dan petugas lansia hanya 1 orang.
- Kurang rutinnya kegiatan lintas sektor terkait yang diharapkan dapat membuat lansia
tertarik untuk datang.
 Dari Umpan balik:
- Pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan program upaya kesehatan lansia yang
digunakan sebagai masukan kurang lengkap.

25
Bab VII
Prioritas Masalah

Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :


A. Cakupan penimbangan sebesar 37,09% dr target > 60% (masalah sebesar 22,91%)
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,09 %dari target > 60% (masalah sebesar 22,91)
C. Cakupan pemeriksaan lab 0% dari target > 60% (masalah sebesar 60%)
D. Cakupan penyuluhan 37,09 % dari target > 60% (masalah sebesar 22,91%)
E. Tidak terdapat kegiatan rujukan dari target >2 jenis
F. Tidak ada pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat dari target >50% (besar masalah
50%)

Prioritas Masalah :
Masalah
No. Parameter
A B C D E F
1 Besarnya masalah 4 5 5 5 2 3

2. Berat ringannya akibat yang 3 4 4 5 2 2


ditimbulkan

3. Keuntungan sosial bila masalah 3 5 5 5 4 4


selesai
4. Teknologi yang tersedia 5 4 2 4 3 4
5. Sumber daya yang tersedia 4 4 2 4 2 2
Total 19 22 18 23 13 15
Keterangan derajat masalah :
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
1 = Sangat kurang penting
Yang menjadi prioritas masalah adalah :
A. Cakupan penyuluhan 37,09 % dari target >60% (masalah sebesar 22,91%)
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,09% dari target >60% (masalah sebesar 22,91%)

26
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

A. Kurangnya cakupan penyuluhan: 37,09% >60%


Penyebab:
 Tidak adanya perencanaan yang jelas dan pembagian tugas yang terstrukur.
 Belum dilakukan pendataan, pemetaan, dan gap.
 Belum dilakukan monitoring terhadap kegiatan posyandu lansia.
 Kurang mendapat respon yang baik terkait kegiatan lintas sektoral berdasarkan
penggolongan usia yang dapat mengundang lansia datang.
 Tidak adanya alat peraga untuk penyuluhan, oleh karena itu biasa dilakukan spontan oleh
petugas posyandu lansia atau kader.
Penyelesaian Masalah :
 Membuat perencanaan dan pembagian tugas yang jelas dan terstruktur. Perencanaannya
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pendataan : data didapatkan dari data proyeksi atau data real. Data
proyeksi dapat didapatkan dari data di kecamatan atau kelurahan atau data BPS. Data
real didapatkan dari jumlah kms lansia. Oleh karena itu kms lansia harus segera
disebarkan kepada seluruh lansia.
Penanggung jawab : 1 petugas lansia dari puskesmas.

2. Melakukan pemetaan : pemetaan dilakukan menurut dusun, desa, dan terakhir


kecamatan. Setelah itu dilakukan pemetaan menurut usia, mulai dari pralansia, lansia
dan resiko tinggi.
Penanggung jawab : 1 kader tiap desa. Kader yang dimaksud adalah kader yang

nantinya akan bertugas di meja pendaftaran kegiatan posyandu lansia. (kader dicatat

namanya.)

3. Analisa GAP : Dalam melakukan analisa gap harus mengetahui target dan cakupan
tahun lalu dari kegiatan masing-masing. Setelah mengurangi target dengan cakupan
tahun lalu, didapatkan gap. Gap tersebut dicatat tiap kegiatan dan dilakukan

27
perencanaan pemenuhan target. Karena gap dalam kegiatan lansia ini cukup besar,
dilakukan pemenuhan target melalui kegiatan selama beberapa tahun (multiyear)
Penanggung jawab : 1 petugas lansia yang sama dengan yang melakukan pendataan.

 Pelaksanaan kegiatan sebaiknya dilakukan melalui kegiatan lintas sektoral terlebih


dahulu. Kemudian setelah itu dilakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan.
Kegiatan dibuat berdasarkan pemetaan jenis usia. Misalnya: pada usia pra lansia
dilakukan kegiatan bermain bulutangkis, pada usia lansia dilakukan senam lansia, dsb.
 Hasil dari kegiatan dicatat dan dilaporkan sebagai umpan balik ke operator program.
 Melakukan penyuluhan tentang kesehatan lansia baik secara pribadi maupun kelompok di
puskesmas ataupun di posyandu lansia secara menyeluruh.
 Melengkapi kegiatan kunjungan rumah bagi lansia yang tidak mendapat penyuluhan
dengan data tertulis.
 Mengadakan pelatihan kader agar dapat membantu melakukan penyuluhan.

B. Kurangnya cakupan pemeriksaan kesehatan: 37,09%  >60%


Penyebab:

 Tidak adanya perencanaan yang jelas dan pembagian tugas yang terstruktur.
 Sarana dan prasarana pemeriksaan kesehatan di luar gedung yang masih kurang untuk
mendukung kegiatan posyandu lansia.
Penyelesaian Masalah :

 Perencanaan, pembagian tugas, pelaksanaan dan pencatatan hasil sama dengan


penyelesaian masalah penyuluhan.
 Pada pelaksanaan posyandu lansia, sebaiknya dilakukan dengan sistem 5 meja yaitu:
- Meja 1 : Pendaftaran (Penanggung jawab: kader yang melakukan pemetaan)
- Meja 2 : Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. (Penanggung jawab :
1 kader lainnya)
- Meja 3 : Pemeriksaan kesehatan mulai dari pengukuran tekanan darah, pemeriksaan
status mental, dan pemeriksaan fisik. (Penanggung jawab: 1 kader terlatih atau petugas
puskesmas, atau dokter puskesmas)

28
- Meja 4 : Pemeriksaan laboratorium hb dan glukosa urin (Penanggung jawab: 1 petugas
laboratorium)
- Meja 5 : Konseling (Penanggung jawab : 1 petugas puskesmas)
 Menambah sarana dan prasarana pemeriksaan kesehatan di luar gedung, seperti
menambah jumlah sfigmomanometer, stetoskop, dan alat pemeriksaan gula darah
sewaktu.
 Menyediakan sarana pemeriksaan laboratorium untuk screening lansia yaitu pemeriksaan
Hb dan glukosa urin.

29
Bab IX
Penutup

9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program cakupan kegiatan upaya kesehatan kelompok usia lanjut
yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di UPTD Puskesmas Wanakerta , Kabupaten
Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2017, dapat disimpulkan bahwa hasil
pencapaian program upaya kesehatan kelompok lansia di Puskesmas Wanakerta yang belum
mencapai target yang telah ditentukan antara lain:
A. Cakupan penimbangan sebesar 37,09% dr target > 60% (masalah sebesar 22,91%)
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan 37,09 %dari target > 60% (masalah sebesar 22,91%)
C. Cakupan pemeriksaan lab 0% dari target > 60% (masalah sebesar 60%)
D. Cakupan penyuluhan 37,09% dari target > 60% (masalah sebesar 22,91%)
E. Tidak terdapat kegiatan lintas sektoral dari target >2 jenis
F. Tidak ada pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat dari target >50% (besar masalah
50%)

Dari data tersebut, yang menjadi prioritas masalah, adalah:


A. Cakupan penyuluhan sebesar 37,09% dari target >60% (Besar masalah 22,91%)
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan sebesar 37,09% dari target >60% (Besar masalah
22,91%)

9.2. Saran
Saran untuk Puskesmas Wanakerta:
 Membuat perencanaan yang jelas dan terstruktur.
 Menyusun pembagian tugas dan tanggung jawab secara jelas dan tertulis mengenai
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia, rincian tugas, serta membuat jadwal kegiatan
posyandu lansia dan topik penyuluhan secara teratur.
 Menambah sarana dan prasarana pemeriksaan kesehatan di luar gedung, seperti
menambah jumlah sfigmomanometer, stetoskop, dan alat pemeriksaan gula darah
sewaktu.

30
 Menyediakan alat peraga penyuluhan agar para petugas posyandu lansia dan kader
mempunyai pedoman dan topik untuk melakukan penyuluhan.
 Melengkapi laporan kegiatan upaya kesehatan kelompok usia lanjut terutama kegiatan
kunjungan rumah bagi lansia yang tidak mendapat penyuluhan dengan data tertulis dan
digunakan sebagai pembahasan di lokakarya bulanan.

31
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Data dan Informasi. Situasi lanjut usia (lansia) di Indonesia. Kementrian Kesehatan
RI. Jakarta; 2016.
2. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut Usia
2004. Pemerintah Propinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan.
3. Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia bagi petugas Kesehatan. Direktorat bina
kesehatan komunitas ditjen bina kesehatan masyarakat kementrian kesehatan RI.
Jakarta:Departemen Kesehatan RI. 2010.
4. Nugroho, Wahjudi. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC; 2000.
5. Stanley. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2007.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan analisis lanjut usia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
7. Darmojo RB. Demografi dan epidemiologi populasi lanjut usia. Dalam: Martono H,
Pranarka K, editor. Buku ajar Beodhi-Darmojo Geriatri. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. h.35-54.

32

Anda mungkin juga menyukai