Skizofrenia Paranoid
Pembimbing:
dr. Hj. Meutia Laksminingrum, Sp.KJ
Disusun Oleh:
Ajeng Aryuningtyas Dewanti
112016069
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS BANGSAL JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT : RSJ PROVINSI JAWA BARAT
I IDENTITAS PASIEN:
Nama (inisial) : Ny.HSN
Tempat & tanggal lahir : Lembang, 05-10-1985 (32 tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Status Perkawinan : Belum Menikah
2
Alamat : Kp. Karamat No. 58 RT 02 / RW 06, Kel/Desa
Cikahuripan, Kec. Lembang, Kab. KBB
A. KELUHAN UTAMA
Pasien sering marah-marah (agresivitas verbal) dan sulit tidur (insomnia).
4
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
2013 - 2017
Gejala
Normal
5
3. Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja, hanya membantu kakaknya dalam mengasuh anak kakak
pasien.
4. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam serta sebelum mengalami gangguan pasien cukup aktif
beribadah, selalu menjalankan sholat 5 waktu.
5. Kehidupan Sosial
Sejak ayah kandung pasien meninggal, pasien berubah secara drastis dalam
perilaku sehari – hari
E. RIWAYAT KELUARGA
Keterangan:
: Laki-laki : Perempuan : Pasien
: Meninggal dunia
6
III. STATUS MENTAL (Perawatan hari ke 10)
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan Umum
Pasien seorang wanita berusia 32 tahun dengan postur tubuh normal, dan sesuai
dengan usianya, pasien berbadan sedang, warna kulit sawo matang, berambut
pendek. Kuku cukup bersih, mengenakan pakaian seragam RSJ. Kontak verbal dan
visual cukup.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum wawancara : Pasien tidur di ranjang.
Selama wawancara : Pasien duduk di kursi selama wawancara. Pasien
menjawab pertanyaan dengan kooperatif. Selama wawancara, kontak mata
cukup adekuat, pasien tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak diperlukan.
Namun sedikit menghindar dari perbincangan.
Setelah wawancara: Pasien kembali duduk di atas ranjang
4. Sikap terhadap Pemeriksa
Kooperatif
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Lancar, spontan, volume sedang dan artikulasi sedikit
tidak jelas.
b. Gangguan berbicara : Tidak ada
7
g. Ekspresi : Tampak waspada
h. Dramatisasi : Tidak ada
i. Empati : Ada
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Ada (Halusinasi auditorik, visual)
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada
8
10. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (pasien dapat makan, mandi, dan
berpakaian sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktivitas : Pasien berbicara hanya menjawab ketika pertanyaan
diajukan
Kontinuitas : Relevan
Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : Ada (Ada keinginan untuk pulang ke rumah)
Waham : Ada (Waham curiga: pasien merasa orang-orang
disekelilingnya ingin menyakitinya).
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Gagasan rujukan : Tidak ada
Gagasan pengaruh : Tidak ada
Idea of suicide : Tidak ada
9
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
4. Nadi : 82x/menit
5. Suhu badan : 36,3 0C
6. Frekuensi pernapasan : 22x/menit
7. Bentuk tubuh : Normal
8. Sistem kardiovaskular : Dalam batas normal
9. Sistem respiratorius : Dalam batas normal
10. Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal
11. Sistem musculo-skeletal : Dalam batas normal
12. Sistem urogenital : Dalam batas normal
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status internus tidak ditemukan kelainan.
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak Dilakukan
2. Tanda rangsang meningeal: Tidak Dilakukan
Refleks fisiologis : (+) normal
Refleks patologis : Tidak Dilakukan
3. Mata : Tidak Dilakukan
4. Pupil : Tidak Dilakukan
5. Oftalmoscopy : Tidak Dilakukan
6. Motorik : Tidak Dilakukan
7. Sensibilitas : Tidak Dilakukan
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak Dilakukan
9. Fungsi luhur : Baik
10. Gangguan khusus : Tidak ada
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemukan kelainan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah sewaktu.
10
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Ny. HSN berusia 32 tahun datang dengan keluhan sering marah-marah
(agresivitas verbal) tanpa sebab dan kembali mengurung diri di kamar serta jarang
tidur (insomnia). Pasien juga sering berbicara sendiri dengan sosok yang diakuinya
teman yang selalu mengikuti pasien (halusinasi visual). Selain itu, pasien juga sering
berbicara sendiri dan bicaranya kacau (autistik) dan mondar mandir ketakutan (agitasi)
di dalam kamarnya sambil berteriak-teriak ketakutan karena tetangganya akan
menyakitinya. Pasien juga selalu merasa yakin bahwa para tetangganya akan selalu
menyakitinya (waham curiga) sehingga ia sering mengurung dirinya sendiri. Pasien
mengaku kepada kakak pasien bahwa pasien mendengar suara bisikan dan suara
teriakan dari luar rumahnya (halusinasi auditorik). Pasien juga sangat susah diminta
untuk keluar dari kamarnya sehingga dirinya jarang mandi dan akhirnya kakak pasien
beserta suaminya membawa pasien ke IGD RSJ Provinsi Jawa Barat.
Kakak pasien mengatakan penyebab terjadinya kejadian seperti ini muncul
setelah ayah kandung pasien meninggal dunia tahun 2012. Kakak pasien mengatakan
bahwa pengobatan dan jadwal kontrol pasien memang tidak berjalan secara teratur
karena pasien sangat susah untuk minum obat dan diajak kembali ke RSJ. Menurut
kakak pasien, selama rawat jalan pasien menjadi lebih baik karena sudah tidak bicara
sendiri dan mengurung diri sendiri namun pasien masih ketakutan sehingga belum bisa
beraktivitas normal dan belum bekerja.
Pada pemeriksaan, sikap pasien selama wawancara cukup kooperatif dan tidak
ada gerakan-gerakan tambahan yang tidak diperlukan. Pasien terdapat halusinasi
auditorik, visual, dan waham curiga. Konsentrasi pasien cukup baik dengan tilikan
pasien derajat VI. Tidak terdapat kelainan pada status interna dan status neurologis.
Diagnosis Kerja:
F20 Skizofrenia, pasien ini dapat didiagnosis skizofrenia karena terdapat
- Halusinasi auditorik, visual
- Waham curiga
- Gejala-gejala berlangsung lebih dari 1 bulan
- Adanya penarikan diri secara sosial
12
F20.0 Skizofrenia Paranoid
- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
- Pada pasien terdapat waham curiga, halusinasi visual dan auditorik, serta gejala-
gejala negatif.
- Diagnosis paranoid untuk pertama kali ditegakkan bila terdapat halusinasi
auditorik seperti mengancam pasien atau memberi perintah, atau tanpa kalimat
hanya seperti dentuman maupun siulan. Terdapat juga halusinasi somatisasi,
seksual, pembauan, maupun gustatorik. Terdapat juga waham dikendalikan,
dipengaruhi, ataupun dikejar-kejar. Pada pasien terdapat halusinasi visual,
auditorik dan waham curiga.
Diagnosis Banding:
F25.1 Skizoafektif tipe depresi
- Kategori ini dipakai pada keadaan di mana afek depresif ataupun perilaku
menonjol dan pada episode yang sama sedikitnya harus ada 1 gejala khas
skizofrenia sesuai dengan pedoman diagnostik skizofrenia
- Disingkirkan dengan : Pada pasien, gejala skizofrenia lebih menonjol
daripada perilaku depresifnya
F22.0 Waham menetap
- Kategori ini meliputi serangkaian dengan gangguan waham-waham yang
berlangsung lama, sebagai satu-satunya klinik yang menonjol. Waham tersebut
harus lebih dari 3 bulan dan bersifat pribadi. Tidak boleh adanya penyakit otak,
tidak boleh ada halusinasi auditorik, tidak ada riwayat skizofrenia.
- Disingkirkan dengan : Pada pasien terdapat halusinasi visual dan auditorik.
Aksis II :
Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III :
Tidak ditemukan adanya gangguan pada kondisi medik umum
Aksis IV :
Adanya masalah dengan keluarga ( ayah pasien meninggal )
Aksis V :
Skala GAF 60-51 gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang
13
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : WD : F20.0 Skizofrenia Paranoid
DD: F25.1 Skizoafektif tipe depresi
F22.0 Waham menetap
Aksis II : Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental.
Aksis III : Tidak ada gangguan pada kondisi medik umum
Aksis IV : Adanya masalah dengan keluarga ( ayah pasien meninggal )
Aksis V : Skala GAF 60-51 gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang
IX. PROGNOSIS
Faktor yang memperbaiki Faktor yang memperburuk
Skor 3 4
X. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik
2. Psikologi/psikiatrik : Agresivitas verbal, halusinasi auditorik, visual, waham curiga,
tilikan derajat 6
3. Sosial/keluarga : Putus obat, Ayah pasien meninggal dunia
14
XI. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
R/ Haloperidol 5 mg tab No. XIV
S2 dd tab I pc
---------------------------- (sign)
R/ Triheksilfenidil 2 mg tab No.XIV
S1 dd tab I pc
---------------------------- (sign)
2. Psikoterapi
a. Terapi individual
Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai penyakitnya.
Memberikan informasi pada pasien mengenai pentingnya minum obat
dan kontrol secara teratur.
b. Terapi kelompok
Menyarankan pasien untuk mengikuti setiap kegiatan di Rumah Sakit
Jiwa bersama dengan rekan lainnya agar terjalin sosialisasi yang baik.
Memotivasi pasien untuk bersosialisasi dengan orang yang ada di
sekitarnya.
c. Terhadap keluarganya
Memberi penjelasan tentang keadaan penyakit pasien untuk mendukung
proses penyembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya.
Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang
diberikan pada pasien dan pentingnya pasien agar dipantau kontrol dan
minum obat secara teratur untuk mencegah rawat jalan yang tidak
teratur.
3. Tindak lanjut
Kontrol tiap bulan bila telah dipulangkan dari Rumah Sakit Jiwa
Obat diminum secara teratur
15
Lampiran Wawancara dengan Ny. HSN di Bangsal Merpati
Kamis, 05 Oktober 2017, jam 11.00 WIB
D : selamat siang bu, saya ibu saya Ajeng dokter muda disini, boleh ngobrol-ngobrol
bentar bu?
P : buat apa?
D : ngobrol-ngobrol aja bu sebentar, bisa ga bu?
P : yaudah.
D : ibu namanya siapa?
P : Hana
D: Ibu ingat tanggal lahir ibu?
P: ingat dok, hari ini saya ulang tahun
D: wah selamat ulang tahun ya bu, jadi sekarang ibu perasaannya gimana sekarang?
P : Sudah membaik
D: ibu tau sekarang lagi dimana?
P: Di rumah sakit jiwa kan dok
D : sekarang lagi mau apa bu?
P : habis rehab
D : ibu sudah berapa lama disini?
P : lupa, udah lama
D : yang bawa ibu ke sini siapa bu?
P : kakak saya
D : kenapa kok dibawa kesini bu?
P : saya marah-marah dan susah tidur
D : kenapa ga bisa tidur? Lagi ada yang dipikirin bu?
P : ga, ga bisa tidur aja, sekarang mah udah enak
D : ibu kenapa marah-marah?
P: soalnya tetangga saya mau nyakitin saya, jadi saya takut
D : nyakitin gimana bu?
P: gak tau tuh mereka, makanya saya dikamar aja dan teriak-teriak biar mereka gak
nyakitin saya
D: apa ibu ada mendengar sesuatu?
P: iya diluar rumah saya ada yang suka teriak-teriak, pas saya lihat tidak ada orang,
sama suka ada yang berbisik ditelinga saya
D: siapa bu?
16
P: temen saya namanya sandi
D: sandi sekarang ada dimana?
P: sandi ada dimana ajai kutin saya terus
D: oh gitu, sandi itu nyata gak? Apa ibu bisa memegangnya?
P: dia ada kok dok
D: coba ibu pegang saya, saya nyata kan? Kalo sandi bisa dipegang seperti ibu pegang
saya?
P: bisa dok, nih saya pegang (sambil seperti memegang orang)
D: oh iya ibu disini nyaman?
P: iya lumayan tapi saya pengen pulang
D: oh gitu baik kalo gitu ibu harus istirahat dan minum obat teratur ya biar cepat pulang
P: iya baik dok
17