Tujuan
Mengetahui cara mendiagnosa tumor paru dan dapat melakukan penatalaksanaan serta follow up
yang tepat sasaran pada pasien tumor paru.
Manfaat:
Mendiagnosa sedini mungkin penyakit tumor paru.
Mengintervensi progresifitas dan komplikasi penyakit tumor paru.
Mengetahui penanganan yang tepat pada pasien tumor paru.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
ANATOMI PARU
SISTEM LIMFATIK PARU
HISTOLOGI PARU
FISIOLOGI PARU
Secara faal fungsi dari paru adalah melakukan
pernafasan, atau bernafas normal. Frekuensi
pernafasan normal yang ada adalah 16x/menit
DEFINISI TUMOR
Tumor merupakan jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor
penyebab tumor yang menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas
pertumbuhannya
Dasar
Morfologi diagnosis
Tumor patologik
tumor
TUMOR JINAK PARU DAN TUMOR GANAS PARU
Tumor jinak dapat mendesak jaringan organ sekitarnya, namun biasanya tidak berinfiltrasi merusak
jaringan sekitarnya, juga tidak bermetastasis, sehingga bahayanya relatif kecil.
Tumor ganas sering kali tumbuh dengan pesat, bersifat invasif (menginfiltrasi jaringan sekitarnya) dan
bermetastasis, bila tidak mendapatkan terapi yang efektif biasanya membawa kematian
Tumor Ganas berasal dari epitel karsinoma
TERMINOLOGI TUMOR
Onkogen dan
Kontak
Merokok Polusi Udara superesor
Industrial
onkogen
PENGGOLONGAN STADIUM TUMOR PARU
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan dengan hasil radiologi dan bronkoskopi
tetapi sitologi sputum atau bilasan bronkus positif(ditemukan sel ganas)
T2 Ukuran terbesar tumor primer >3 cm tetapi kurang sama dengan 7 cm, invasi
intrabronkus dengan jarak lesi kurang sama dengan 2cm dari distal karina,
berhubungan dengan atelectasis atau pneumonitis obstruktif pada daerah
hilus atau invasi ke pleura visera.
T2a Ukuran tumor primer >3cm tetapi kurang sama dengan 5cm
T2b Ukuran tumor primer >5cm tetapi kurang sam dengan 7cm
T3 Ukuran tumor primer >7cm atau tumor menginvasi dinding dada termasuk
sulkus superior, diafragma, nervus phrenikus, menempel pleura
mediastinum, pericardium. Lesi intrabronkus kurang kurang sama dengan
2cm distal karina tanpa keterlibatan karina. Berhubungan dengan atelektasis
atau pneumonitis obstruktif di paru. Lebih dari satu nodul dalam satu lobus
yang sama dengan tumor primer.
M1a Metastasis ke paru kontralateral, nodul di pleura, efusi pelura ganas, efusi
pericardium
M1b Metastasis jauh ke organ lain(otak, tulang, hepar, atau KGB leher, aksila, suprarenal,
dll
MANIFESTASI KLINIS TUMOR PARU
Gejala paling sering adalah Batuk (Tumor Mengenai beberapa percabangan bronkial)
GEJALA INVASI KELUAR DAN METASTASIS TUMOR
GANAS PARU
Sindroma
obstruksi Sindrom Sindroma
vena cava horner Pancoast
superior
GEJALA PENYERTA KARSINOMA PARU
berdasarkan analisis gabungan dan manifestasi klinis dan hasil berbagai teknik pencitraan, tapi
diagnosis pasti final harus diambil dari bukti sitologi atau histopatologi.
Paliatif
Kemoterapi(CAMP)
Rawat Rumah
Terapi Lain(Gen)
Suportif
Small Cell Lung Cancer Non Small Cell Lung Cancer
PROGNOSIS
Dengan adanya perubahan terapi dalam 15-20 Karsinoma Skuamosa paska pembedahan
tahun belakangan ini harapan hidup rata-rata kemungkinan hidup 5 tahun, 30%
(median survival time) yang tadinya <3bulan
meningkat menjadi 1 tahun
limited disease harapan hidup rata-rata naik keberhasilan tindakan bedah, 70% pada occult
menjadi 1-2 tahun, sedangkan 20% dari jumlah carcinoma; 35-40% pada stadium I; 10-15%
tersebut tetap hidup dalam 2 tahun pada stadium II dan kurang dari 10% pada
stadium III.
30% meninggal karena komplikasi dari Tumor 75% karsinoma skuamosa meninggal akibat
komplikasi torakal, 25% karena ekstra torakal,
2% di antaranya meninggal karena gangguan
sistem saraf sentral.
70% meninggal karena karsinomatosis 40% adenokarsinoma dan karsinoma sel besar
meninggal akibat komplikasi torakal, 55%
karena ekstra torakal.
50% karena metastasis ke otak 15% adenokarsinoma dan karsinoma sel besar
bermetastasis ke otak dan 8-9% meninggal
karena kelainan saraf sentral
PENCEGAHAN